p-Index From 2019 - 2024
2.842
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Dedikasi JURNAL EMBA : JURNAL RISET EKONOMI, MANAJEMEN, BISNIS DAN AKUNTANSI JURNAL SISTEM KOMPUTER HUMANIKA Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Prosiding KOMMIT Prosiding PESAT PRISMA FISIKA Jurnal Entropi Journal of Aquaculture Management and Technology Jurnal Ilmu Perpustakaan Jurnal Sistem Komputer AL KAUNIYAH Manajemen Sumber Daya Manusia Jurnal Teknik Elektro Sainteknol : Jurnal Sains dan Teknologi Jurnal Hortikultura Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurnal Dinamika Hukum Jurnal Komunikasi Hukum AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Buletin Kebun Raya JURNAL IQTISAD: Reconstruction of Justice and Welfare for Indonesia Jurnal Penelitian Pendidikan PADJADJARAN Jurnal Ilmu Hukum (Journal of Law) Jurisprudence Law and Justice JURNAL BIOLOGI INDONESIA Indonesian Journal of Chemical Science Jurnal EMT KITA Majalah Ilmiah Material, Komponen dan Konstruksi Hasanuddin Law Review Jurnal Bina Mulia Hukum Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia Agrin : Jurnal Penelitian Pertanian OLDI (Oseanologi dan Limnologi di Indonesia) Varia Justicia Indonesian Journal of Primary Education Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education JOURNAL OF PRIVATE AND COMMERCIAL LAW Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jurnal Riset Bisnis dan Investasi Metalurgi Jurnal Seni Tari Jurnal Abdi: Media Pengabdian Kepada Masyarakat Jurnal Al-Dirayah Tsamratul Fikri (TF) Mathematics and Applications (MAp) Journal Journal of Islamic Law Studies
Claim Missing Document
Check
Articles

Karakterisasi Pisang Hibrid Tetraploid ‘GRNK’ Hasil Persilangan Pisang Triploid ‘Goroho’ dengan Pisang Iiar Diploid Musa acuminata Colla var. nakaii Nasution Poerba, Yuyu S.; Martanti, Diyah; Handayani, Tri; Witjaksono, Witjaksono
JURNAL BIOLOGI INDONESIA Vol 13, No 2 (2017): JURNAL BIOLOGI INDONESIA
Publisher : Perhimpunan Biologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2794.062 KB) | DOI: 10.14203/jbi.v13i2.3393

Abstract

ABSTRACTThe use of tetraploid banana in triploid banana breeding has been conducted through 4x x 2x crossing and/or its reciprocals, 2x x 4x crossing. However, the availability of tetraploid banana is naturally very limited, therefore artificially induced tetraploid banana is needed. The present research is aimed to generate tetraploid banana plants by crossing triploid banana ‘Goroho’ as female parent with wild diploid banana, Musa acuminata var. nakaii Nasution as male parent, and to characterize the tetraploid hybrid. 94 crossings were made by pollinating stigma of Pisang Goroho with polen of M. acuminata var. nakaii. Embrios resulted from hybridization were in vitro rescued and propagated. Hybrid plantlets were then acclimatized in the green house and seedlings were planted in the field for two cycles of banana reproduction. Ploidy identification, morphology and molecular characteristics were also conducted for two cycles of banana reproduction. Results of the experiment showed that 9 hybrid seeds were produced from 94 pollinations. However, only 2 hybrid embryos grew and developed into shoots and from two shoots only one shoot was survived. The one shoot were then in-vitro propagated to produce 21 hybrids planted in the field. After being evaluated for two plant reproductive cycles, all hybrid plants were tetraploids (2n=4x=44). The hybrid plants had drooping leaves, bigger fruit diameter compared to both parents, and blunt fruit tip. DNA (RAPD) profiles of tetraploid hybrid showed that 37.5% of the bands were from female parent, 37.5% from male parents, and 25% from both parents. The tetraploid hybrid ‘GRNK’ is expected to be useful in triploid banana breeding in the future.Key Words: Hybrid banana, tetraploid, Goroho, Musa acuminata Colla var. nakaii Nasution
PENERAPAN METODE SIMULASI PADA MATERI PEMBELAJARAN PRESS CONFERENCE GUNA MENINGKATKAN SOFT SKILL DAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMKN 3 BANDUNG TINGKAT 11 (AP4) Handayani, Tri
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 17, No 2 (2017): BAHASA, BUDAYA DAN PEMBELAJARAN
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpp.v17i2.8243

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah hasil dari metode simulasi yang digunakan dalam proses pembelajaran. Adapun judul dari PTK ini adalah Penerapan Metode Simulasi pada Materi Pembelajaran Press Conference Guna Meningkatkan Soft Skill dan Mutu Pembelajaran di SMKN 3 Bandung Program Studi Administrasi Perkantoran Tingkat 11 (AP 4). Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi, dari refleksi pada siklus 1, selanjutnya disusun siklus 2 yang merupakan perbaikan dari kekurangan-kekurangan pada siklus 1 dengan kompetensi dasar yang sama namun diberikan peningkatan pemahaman materi dari guru. Pada siklus 1 nilai tertinggi 84 nilai terendah 73 nilai rata-rata siswa sebesar 81,33, Pada siklus 2 nilai tertinggi 85 nilai terendah 80 rata-rata siswa sebesar 83,33, jadi 85–73 : 73 x 100 % = 16,44% terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebesar 16,44% . Dengan demikian metode simulasi pada materi press conference ini bisa dijadikan alternatif pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan siswa dalam melaksanakan simulasi, Dari proses simulasi tersebut terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 16,44%.
KESIAPAN INFRASTRUKTUR HUKUM DALAM PENERBITAN SUKUK (SURAT BERHARGA SYARIAH) SEBAGAI INSTRUMEN PEMBIAYAAN DAN INVESTASI UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN PASAR MODAL SYARIAH INDONESIA Abubakar, Lastuti; Handayani, Tri
Jurnal Jurisprudence Vol 7, No 1 (2017): Vol. 7, No. 1, Juni 2017
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jurisprudence.v7i1.4348

Abstract

Pasar Modal Syariah merupakan bagian dari pasar modal Indonesia yang mempunyai peran penting sebagai alternatif pembiayaan bagi dunia usaha dan pemerintah, serta sarana bagi pemilik modal untuk memperoleh return melalui instrumen-intrumen investasi yang ditawarkan di pasar modal. Salah satu instrumen pasar modal syariah yang mempunyai potensi besar dalam menyerap dana masyarakat pasca krisis  adalah Sukuk (surat berharga syariah). Indonesia dianggap memiliki potensi besar untuk menjadi pasar sukuk, mengingat populasi muslim yang besar serta besarnya pinjaman lintas negara. Namun demikian, pertumbuhan sukuk sebagai alternative pembiayaan dan investasi belum berkontribusi secara signifikan dalam mendorong pertumbuhan pasar modal syariah serta pembangunan ekonomi nasional secara umum. Salah satu isu strategis dalam pengembangan sukuk Indonesia adalah kesiapan infratruktur hukum yang belum optimal, sehingga dalam praktik masih menimbulkan mispersepsi terhadap sukuk yang seringkali dipadankan dengan obligasi, mengakibatkan sukuk belum dianggap sebagai instrumen alternatif yang menarik baik bagi dunia usaha maupun investasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa regulasi sukuk di Indonesia masih bersifat parsial dan tersebar dalam berbagai aturan, sehingga mengakibatkan rendahnya pemahaman pelaku usaha dan investor terhadap kerangka hukum sukuk, serta jaminan kepastian hukum bagi pemegang sukuk. Regulasi sukuk yang terintegrasi merupakan syarat utama untuk memberikan jaminan dan kepastian hukum bagi pelaku usaha dan investor.  Indonesia, khususnya regulator perlu mengupayakan keberagaman jenis sukuk baik akad maupun underlying assets nya agar investor dapat memilih jenis-jenis sukuk yang sesuai dengan harapan. Selain itu, diperlukan kebijakan yang bersifat top down dari pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sukuk negara dengan membuat kebijakan bagi BUMN untuk berinvestasi pada sukuk.
ADAPTASI DAN PRODUKSI KLON-KLON KENTANG HARAPAN DI DATARAN MEDIUM MAJALENGKA Handayani, Tri; Kurniawan, Helmi; Sofiari, Eri
Agrin : Jurnal Penelitian Pertanian Vol 18, No 1 (2014): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2014.18.1.215

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji daya hasil dan adaptasi klon-klon kentang harapan introduksi di dataran medium. Penelitian dilakukan di Desa Sukasari Kidul, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka dengan ketinggian 600 m dpl.  Materi yang ditanam sebanyak 11 klon introduksi dan 2 varietas kentang (Granola dan MB 17). Hasil pengujian menunjukkan semua klon dan varietas yang ditanam memperlihatkan pertumbuhan vegetatif yang baik. Penyakit yang terdeteksi di lapangan antara lain layu bakteri Ralstonia solanacearum, penyakit akibat virus (mosaik), dan kudis. Sedangkan hama yang muncul di lapangan adalah trips dan penggorok daun Liriomyza huidobrensis.  Klon-klon  CIP-391846.5; CIP-395192.1 dan CIP-396311.1 mempunyai produksi ubi di atas 350 gram per tanaman. Klon-klon tersebut mampu beradaptasi di dataran medium Majalengka dan berpotensi untuk dilanjutkan dalam uji daya hasil lanjutan.Kata kunci:  daya hasil, Solanum tuberosum L., suhu tinggi ABSTRACTThe objective of this trial was to evaluate the yield and adaptation of potato clones at medium altitude. The trial was carried out in Sukasari Kidul, Argapura Sub-district, Majalengka, West Java at 600 m asl. The material were planted as many as 13 advance clones and varieties of potatoes. The result showed that all the clones have good vegetative growth. The disease was detected in the field were bacterial wilt (Ralstonia solanacearum), viral diseases (mosaic), and scab, while pests in the field were trips and Liriomyza huidobrensis. Clones CIP-391846.5; CIP-395192.1 and CIP-396311.1 have the tuber production above 350 grams per plant. Those clones are potential to continue in the advanced yield trials. Key words:  yield, Solanum tuberosum L., high temperature
Potensi Makroalga di Paparan Terumbu Karang Perairan Teluk Lampung Handayani, Tri
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Oseanologi dan Limnologi di Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teluk Lampung merupakan daerah strategis yang berkembang cukup pesat. Kondisi ini akan memberikan tekanan terhadap ekosistem pesisir sebagai muara dari seluruh aktivitas daerah di sekitarnya. Makroalga yang merupakan salah satu komponen di ekosistem pesisir juga turut mendapat tekanan. Untuk itu, perlu diketahui kekayaan spesies, potensi, dan sifat hidup makroalga yang ada di perairan Teluk Lampung. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2009, di delapan lokasi, yaitu Piabung, Klagian, Pancur, Limbungan, Puhawang Barat, Puhawang Timur, Puhawang Kecil, dan Kalangan. Sampel makroalga diperoleh dengan metode transek kuadrat. Parameter yang diamati adalah spesies, biomassa, substrat, dan sifat hidup makroalga. Sebanyak 27 spesies makroalga berhasil diidentifikasi yang terdiri dari tiga divisio dan 17 genus. Divisio Chlorophyta sebanyak sembilan spesies, Ochrophyta sebanyak sembilan spesies dan Rhodophyta sebanyak sembilan spesies. Sembilan belas spesies merupakan makroalga yang memiliki nilai ekonomis penting. Jumlah spesies makroalga tertinggi ditemukan di Pancur, sedangkan terendah di Kalangan.Genus yang mendominasi lokasi penelitian adalah Halimeda dan Caulerpa. Biomassa rata-rata tertinggi diPancur 675,5 g/m2, sedangkan di Kalangan tidak ditemukan makroalga. Substrat dasar didominasi oleh pasir. Kondisi substrat dasar berpengaruh terhadap jumlah spesies dan sifat hidup makroalga. Secara umum, sumber daya makroalga di perairan Teluk Lampung tidak berpotensi untuk dikembangkan, sedangkan Sargassum di Pancur memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai bibit.
Regulasi Pengelolaan Likuiditas Bank melalui Kewajiban Penerapan Net Stable Funding Ratio (NSFR) sebagai Upaya Menciptakan Perbankan yang Sehat Handayani, Tri; Abubakar, Lastuti
Varia Justicia Vol 14 No 1 (2018): Vol 14 No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.507 KB) | DOI: 10.31603/variajusticia.v14i1.2039

Abstract

Pengalaman krisis tahun 2008 menunjukkan bahwa permodalan yang kuat tidak menjamin Bank mampu bertahan menghadapi krisis. Kesulitan yang dihadapi sebagian besar Bank pada saat itu disebabkan antara lain oleh ketidakmampuan Bank dalam memenuhi standar terkait prinsip dasar pengukuran dan penerapan manajemen risiko likuiditas. Oleh karena itu kerangka Basel III yang dikeluarkan oleh Basel Committee on Banking Supervision (BCBS) menyempurnakan kerangka permodalan yang ada (Basel II). Berdasarkan ketetntuan Basel III setiap Bank diwajibkan memenuhi Net Stable Funding Ratio (NSFR) yang diharapkan dapat memperkuat sisi kesehatan dan daya tahan individual bank dalam menghadapi krisis. Sebagai tindak lanjut kewajiban penerapan NSFR, OJK telah menerbitkan POJK No: 50/POJK.03/2017 Tentang Kewajiban Pemenuhan Rasio Pendanaan Stabil Bersih yang bertujuan mengurangi risiko likuiditas terkait sumber pendanaan untuk jangka waktu yang lebih panjang dengan mensyaratkan bank untuk mendanai aktivitas dengan sumber dana stabil yang memadai dalam rangka memitigasi risiko kesulitan pendanaan pada masa depan. tulisan ini akan mengkaji dan mengalisis aspek hukum terkait kewajiban pemenuhan NSFR sebagai upaya pengelolaan likuiditas Bank dan implikasi yuridisnya terhadap pengawasan Bank sebagai upaya menciptakan perbankan yang sehat. Penelitian bersifat deskriptif analitis, yaitu membuat pencandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengani fakta-fakta. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normative dengan pendekatan Undang – Undang (Statue approach) dan pendekatan konsep (Conceptual Approach). Kewajiban pemenuhan NSFR sebagai upaya pengelolaan likuiditas ini merupakan bagian dari pengawasan mikroprudensial yang menjadi kewenangan OJK, yang juga berkaitan dengan kebijakan makroprudensial yang menjadi kewenangan Bank Indonesia. Dalam hal Bank mengalami kesulitan likuiditas, maka Bank Indonesia sebagai lender of the last resort.
Respon Tanaman Jewawut [Setaria italica (L.) P. Beauv.] terhadap Kondisi Cahaya Rendah Ridwan, Ridwan; Handayani, Tri; Witjaksono, Witjaksono
JURNAL BIOLOGI INDONESIA Vol 14, No 1 (2018): JURNAL BIOLOGI INDONESIA
Publisher : Perhimpunan Biologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1020.759 KB) | DOI: 10.14203/jbi.v14i1.3656

Abstract

ABSTRACTMillet [Setaria italica (L.) P. Beauv.] is one of the potential cereal crops to be developed in supporting food diversification program. The purpose of this study was to investigate the response of millet to low light (shade) condition. The experiment was conducted in the field with nested design that consisted of two factors that are, 1) Accession from Buru Island which are yellow seed and red seed; and 2) Shading nets that consisted of 0%, 40%, and 70% shade. Shade factor was designed as main plot, while accession factor was designed as sub plot. Growth (growing percentage, plant height, leaf number, leaf area, and plant dry weight), yield (panicle length and panicle weight), photosynthetic pigments (chlorophyll a, chlorophyll b, and carotenoid), and stomata density of the millet were observed. The result showed that the growth and yield of both accession were decreased by the increase of shading. However, yellow seed millet tended to be more tolerant than red seed millet with optimizing photosynthetic capacity through enhancing leaf area, leaf longevity, and enhancing antenna pigments such as chlorophyll b and carotenoid.Keywords: Growth, millet, photosynthetic pigments, shading, yield
Strengthening Indonesian Banking Industry to Comply with ASEAN Banking Integration Framework Concerning Reciprocity and Gap-Reduction Principles Handayani, Tri; Abubakar, Lastuti; W, Supraba Sekarwati; Nurlinda, Ida
PADJADJARAN Jurnal Ilmu Hukum (Journal of Law) Vol 5, No 2 (2018): PADJADJARAN JURNAL ILMU HUKUM (JOURNAL OF LAW)
Publisher : Faculty of Law, Padjadjaran University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.008 KB)

Abstract

AbstractIndonesia maintains the commitment to strengthen economic growth and to promote financial stability in the ASEAN region. However, the differences of the economic growth among the ASEAN members become an obstacle for the ASEAN Banking Integration Framework (ABIF). The ABIF promotes the gap-reduction to enhance the ASEAN members’ capacity to get benefits from the integration framework. However, some countries make some exceptions for the ABIF agenda. One of the benefits of ABIF is that Indonesia Banks can have access to broader market. To get the access, Indonesia has to fulfill as Qualified ASEAN Banks (QABs). One of the criteria is sufficient capital of banks. QABs requires bilateral agreement between state parties and promote the reciprocity and gap reduction principles. For instance, according to a schedule of specific commitment for banking sector, Indonesia and Malaysia had launched commercial presence on July 2017. One of the Indonesian Bank that comply with the criteria of QABs is PT. Bank Mandiri (Persero). It has established a branch office in Malaysia by the end of 2017. Thus, it proves that the Indonesian banking industry is ready to compete in the ASEAN Market.AbstrakIndonesia berkomitmen untuk tetap memperkuat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan stabilitas keuangan di wilayah ASEAN. Namun demikian, perbedaan pertumbuhan ekonomi diantara Negara-negara anggota ASEAN menjadi hambatan terlaksananya ASEAN Banking Integration Framework (ABIF). ABIF pada dasarnya dibentuk dengan tujuan untuk mengurangi kesenjangan dan meningkatkan kapasitas Negara-negara anggota ASEAN sehingga mendapatkan manfaat dari ABIF, walaupun beberapa negara masih dikecualikan dari beberapa agenda yang disepakati dalam ABIF. Pelaksanaan ABIF didasarkan pada perjanjian bilateral. Berdasarkan schedule of specific commitment Indonesia dan Malaysia meluncurkan kegiatan komersial banking pada July 2017. Salah satu Bank dari Indonesia yang memenuhi kriteria QABs adalah PT. Bank Mandiri (Persero) dan akan mengoperasikan kantor cabang penuh di Malaysia pada akhir 2017. Dengan demikian, merupakan suatu bukti bahwa industri perbankan Indonesia sudah siap menghadapi persaingan di Pasar ASEAN. DOI: https://doi.org/10.22304/pjih.v5n2.a5 
Moringa oleifera Distribution in Java and Lesser Sunda Islands which is Attributed with Annual Rainfall Riastiwi, Indira; Damayanto, I Putu Gede P.; Ridwan, Ridwan; Handayani, Tri; Leksonowati, Aryani
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 10, No 3 (2018): December 2018
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1518.894 KB) | DOI: 10.15294/biosaintifika.v10i3.16115

Abstract

Moringa (Moringa oleifera Lam.) is a cultivated plant that reported have many benefits. Indonesian people have utilized moringa as a vegetable widely but it is never used as functional food. The distribution data of moringa in Indonesia is needed to develop moringa as an additional nutrient for functional food. The aim of the research was to draw up the distribution map of moringa in Java and Lesser Sunda Islands (LSI). In addition, this distribution map was also attributed with average annual rainfall to know the preference of moringa to life depend on the rainfall. This research has been conducted with four approaches: collecting specimens, direct observation of living plant, direct observation of specimen herbarium and literature study. All data were analyzed and arranged into the distribution maps of moringa in Java and the LSI attributed with annual rainfall. The result showed that moringa in entire Java mostly distributed in the area of Jakarta, West Java, Central Java, Yogyakarta, the north part of East Java, Madura and Kangean. While, moringa in LSI distributed in the southern part of Bali, Lombok, Sumbawa, Kupang, Flores, Sumba and Alor. The average annual rainfall of 1500-2000 mm is the most ideal condition for moringa plants to grow well. This map and information can be utilized by the stakeholders to determine the most appropriate place for moringa cultivation and their development as as a functional food.
EVALUASI PENYEBAB KEGAGALAN DAN PERBAIKAN STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA DENGAN BENTANG 54 m = EVALUATION OF THE CAUSES OF FAILURE AND REPAIR OF 54 M SPAN TRUSS BRIDGE STRUCTURE Handayani, Tri
Material Komponen dan Konstruksi Vol 13, No 1 (2013)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.533 KB)

Abstract

In this paper the evaluation and repair of a bridge failure are presented. The method is of analytical bridge evaluation, which consists of in-situ visual inspection, measurement of the bridge dimensions and quality test of the steel material. The data were used as input in structure modeling using SAP 2000 in order to calculate the required strength (Ru) of each structural members. Calculation were done to obtain the design strength (ØRn) of structural members and connections.The bridge components are in a safe condition if its design strength is greater than or equal to the required strength or ØRn ≥ Ru, If not, the bridge is categorized as failed and then a repair method and strengthening shall be be performed. The result showed that all of structural members and connections are in a safe condition. Bridge failure is caused by such factors as less precise execution in the field, combination of a large bolt holes and tightening bolts that have not reached the minimum tensile strength.The proposed bridge repair method is to provide two pieces of plates. The plates were welded at the end of the rod and drilled at the position of the existing bolt holes in order to avoid the bolt shifting.Keywords : bridge failure, bridge evaluation, required strength, design strength, , repaired method  AbstrakPada makalah ini disajikan evaluasi dan perbaikan dari kasus kegagalan sebuah jembatan. Metode yang digunakan adalah evaluasi jembatan secara analitis yang terdiri dari pemeriksaan secara visual di lapangan, pengukuran dimensi jembatan dan pengujian mutu bahan baja. Data tersebut sebagai input dalam pemodelan struktur dengan SAP 2000 dan diperoleh kuat perlu (Ru) masing-masing batang. Perhitungan juga dilakukan terhadap kuat rencana (ØRn) baik batang maupun sambungan. Komponen jembatan dikatakan aman jika kuat rencana lebih besar atau sama dengan kuat perlu atau ØRn ≥ Ru. Kemudian dilakukan penentuan kegagalan jembatan serta metode perbaikannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua batang dan sambungan aman sehingga penyebab kegagalan jembatan bukan karena kekuatan batang maupun sambungannya melainkan faktor pelaksanaan di lapangan yang tidak tepat yaitu kombinasi antara adanya lubang baut yang besar dan pengencangan baut yang belum mencapai gaya tarik minimumnya. Metode perbaikan jembatan yang diusulkan adalah dengan memberi dua buah pelat penguat yang dilas pada ujung batang dan dilubangi sesuai dengan posisi lubang baut yang ada agar tidak terjadi pergeseran baut.Kata kunci : kegagalan jembatan, evaluasi jembatan, kuat perlu, kuat rencana, , metode perbaikan