Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PERAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN GEOGRAFI TINGKAT SMA DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PENYUSUNAN BAHAN AJAR Salma Huraini; Darwin Parlaungan Lubis; M Taufik Rahmadi
GEOGRAPHY : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Vol 8, No 2 (2020): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/geography.v8i2.2589

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) eksistensi MGMP Geografi tingkat SMA (2) partisipasi MGMP Geografi tingkat SMA dalam penyusunan bahan ajar, dan (3) peran MGMP Geografi tingkat SMA dalam meningkatkan profesionalisme guru terhadap penyusunan bahan ajar. Penelitian ini dilakukan di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Penentuan subjek penelitian menggunakan random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi ke lapangan, wawancara, angket dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) eksistensi MGMP saat ini termasuk kategori kurang baik dengan persentase 53,31% pada Kota medan dan 46,68% pada Kabupaten Deli Serdang (2) Partisipasi MGMP termasuk dalam kategori kurang baik dengan persentase 46,67% pada Kota Medan dan 53,34% pada Kabupaten Deli Serdang (3) Peran MGMP Geografi dalam meningkatkan profesionalisme guru terhadap penyusunan bahan ajar termasuk kedalam kategori kurang baik dengan persentase di 50% pada Kota Medan dan 50% pada Kabupaten Deli Serdang. Abstract: This study aims to determine (1) the existence of a high-level Geography MGMP (2) the participation of a high-level Geography MGMP in the preparation of teaching materials, and (3) the role of a high-level Geography MGMP in improving teacher professionalism in the preparation of teaching materials. This research was conducted in Medan City and Deli Serdang Regency, North Sumatra Province. The data analysis technique used is descriptive qualitative. The population in this study were all teachers who are members of MGMP Medan City and Deli Serdang Regency. Determination of the sample using random sampling with a total sample of 30 people. Data collection techniques used in this study were field observations, interviews, questionnaires and documentation studies. The results showed that (1) the existence of high school level MGMP in Medan City and Deli Serdang Regency is currently classified as inadequate with a percentage of 53.31% in Medan City and 46.68% in Deli Serdang Regency (2) MGMP participation is included in unfavorable category with a percentage of 46.67% in Medan City and 53.34% in Deli Serdang Regency (3) Role of Geography MGMP in improving teacher professionalism in the preparation of teaching materials is included in the category of unfavorable with a percentage at 50% in Medan City and 50 % in Deli Serdang Regency.
PEMETAAN ZONA NILAI TANAH (ZNT) DI KELURAHAN TITI KUNING KECAMATAN MEDAN JOHOR KOTA MEDAN (Mapping of Land Value Zones in Sub District Titi Kuning Medan Johor Districts Medan City) Ernawati Sibarani; Darwin Parlaungan Lubis; M Taufik Rahmadi
Jurnal Sains Informasi Geografi Vol 4, No 1 (2021): Edisi Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31314/j sig.v4i1.725

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Zona nilai tanah berdasarkan transaksi jual beli di Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor. (2) Mengetahui klasifikasi zona nilai tanah berdasarkan NJOP di Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor. (3) Mengetahui zona nilai tanah berdasarkan NIR di Kelurahan Titi Kuning. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor, Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tanah yang ada di wilayah Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan simple random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara teknik observasi dan kuesioner. Penelitian ini menggunaan teknik overlay peta untuk mengolah data. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa: (1) Berdasarkan hasil yang telah diolah, nilai jual objek pajak Kelurahan Titi Kuning dibagi menjadi 3 zona. Zona terendah dengan rentang harga Rp 537.000,00 – Rp 1.537.000,00. Zona sedang dengan rentang harga Rp 1.537.000,00 – Rp 2.640.000,00. Zona tertinggi dengan rentang harga Rp 2.640.000,00 – Rp 4.605.000,00., (2) Harga NPW yang sudah dipetakan menjadi 3 zona, yaitu Zona terendah dengan rentang harga Rp 2.000.000,00 – Rp 5.000.000,00. Zona sedang dengan rentang harga Rp 5.000.000,00 – Rp 8.000.000,00. Zona tertinggi dengan rentang harga Rp 8.000.000,00 – Rp 15.000.000,00., (3) Zona Nilai Tanah yang dihasilkan pada akhir penelitian ini dipetakan menjadi 3 zona, yaitu Zona terendah dengan rentang harga Rp 1.395.000,00 – Rp 3.860.000,00. Zona sedang dengan rentang harga Rp 3.860.00000 – Rp 7.386.000,00. Zona tertinggi dengan rentang harga Rp 7.386.000,00 – Rp 11.492.000,00. Perubahan selisih harga pasar dengan harga NJOP terendah adalah sebesar Rp1.395.000,00 atau sekitar 30,29%, sedangkan untuk kenaikan harga tertinggi adalah sebesar Rp 11.492.000,00 atau sekitar 841,92%. Kata kunci: Pemetaan, Zona Nilai Tanah, NJOP, Medan Johor
Analisis Penerapan Case Method dan Team Based Project Dalam Kebijakan Jurusan di Universitas Negeri Medan Ali Nurman; Eni Yuniastuti; Mbina Pinem; Nurmala Berutu; M Taufik Rahmadi; Tria Maulia; M Rizky Pratama Ginting; Dilvia Saqina
Publikauma : Jurnal Administrasi Publik Universitas Medan Area Vol. 10 No. 2 (2022): PUBLIKAUMA, DESEMBER 2022
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/publika.v10i2.8348

Abstract

Pembelajaran case method dan team-based merupakan salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) yang diterapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 3/M/2021. Pembalajaran case method dan team-based adalah pembelajaran yang dibebankan kepada mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis (critical thinking) mahasiswa, memecahkan masalah, mencari solusi, dan menumbuhkan kemampuan berkomunikasi. Pembelajaran ini juga bermanfaat untuk dosen sebagai tenaga pengajar untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian penerapan case method dan team-based project dalam pembelajaran berdasarkan kebijakan Jurusan. Penelitian ini menggunakan merupakan penelitian pendekatan deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi angkatan 2020-2022 berjumlah 454 dan sampe penelitian sebenyak 215 mahasiswa. Pengumpulan data menggunakan kuisioner (angket) yang disebarkan kepada mahasiswa melalui google form. Hasil penelitian yaitu implementasi case method dan team-based di Jurusan Pendidikan Geografi masih belum berjalan secara maksimal, hal ini dikarenakan beberapa faktor yaitu kurangnya pemahaman mahasiswa dalam tujuan penerapan penugasan case method dan team-based, langkah-langkah penugasan case method dan team-based yang dilampirkan dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS) masih belum jelas, dan kurangnya partisipasi mahasiswa dalam penugasan case method dan team-based.  Kebijakan Jurusan dalam penerapan case mmethod dan team-based project masih belum efektif dikarenakan mahasiswa masih belum mengetahui tujuan dan manfaat dalam penerapan case method dan team-based project.
Analisis Konsep Tipologi Permukiman Penduduk di Bantaran Sungai Deli Kelurahan Sukaraja Kecamatan Medan Maimun M Taufik Rahmadi; Friska Adelia Sari; Triva Ulfami; Aulia Wardani
JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Vol 10, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpg.v10i1.14463

Abstract

Tipologi merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengambil suatu kebijakan pada kegiatan perencanaan. Konsep tipologi kawasan permukiman di bantaran sungai memerlukan pemahaman tentang penggunaan lahan, perumahan dan permukiman serta permasalahan yang terjadi di kawasan bantaran sungai. Tujuan Penelitian untuk mengetahui tipologi permukiman penduduk di sekitar bantaran Sungai Deli Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun.  Dalam hal ini, ditemukannya faktor yang mempengaruhi penduduk, untuk tinggal di sekitar bantaran sungai, serta permasalahan yang terjadi di sekitar bantaran sungai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dan analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipologi permukiman penduduk membentuk di sepanjang bantaran sungai membentuk pola linier dengan alur sungai sebagai porosnya, rumah-rumah dibangun dengan posisi menghadap ke sungai dengan bentuk tipologi permukiman rumah lanting/rumah terapung (raft houses) dan rumah panggung/rumah tiang (pillar houses). Penataan pemukiman di bantaran sungai sangat mempertahankan pola massa bangunan seperti yang ada karena kurangnya keterbatasan lahan. Tetapi, dengan penghentian pembangunan baru ke arah sungai dan penghentian pertumbuhan permukiman baru pada sisi bantaran sungai dilakukan untuk meminimalisir banjir yang akan masuk di kawasan permukiman bantaran sungai.Kata Kunci : Tipologi, Bantaran Sungai, Permukiman, Penduduk, Banjir 
Analysis of Spatial Patterns Based on Land Use in Stabat District, Langkat Regency, North Sumatra Afiati Zata Dini; Charles Faucould Nahampun; Dafa Rizky Prayoga; Darwin Parlaungan Lubis; M Taufik Rahmadi; Sendi Permana
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 23, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v23i1.51482

Abstract

The increase in human activity and development causes changes in land use, especially in urban areas such as Stabat District, the largest sub-district area as well as the densest population in Langkat Regency; of course, it cannot avoid the phenomenon, so this study aims to analyze the spatial pattern of the Stabat District area which is reviewed based on land use changes. Through digitization. This study uses a mixed approach with a sequential/staged method that combines or expands from quantitative methods at an early stage with qualitative descriptive method findings at a later stage. The results found are that almost all of the Stabat sub-districts are plantation areas because they are crossed by the main river and many tributaries, which are one of the factors on the periphery of plantation and agricultural land. There have been several changes in land use for five consecutive years from 2017-2021. Make that land use in Stabat District is dominated by land use as an open area or RTHK (City-scale Green Open Space), and the regional pattern of Stabat District uses a linear or elongated village pattern. This can be seen from the arrangement of residential areas and public facilities scattered on the main highway in Stabat District, which is also a Sumatran crossing connecting Aceh Province with North Sumatra Province.
Distribution analysis of coral reefs for development of marine tourism in Weh Island, Aceh, Indonesia Tumiar Sidauruk; M Taufik Rahmadi; Sugiharto Sugiharto; Ayu Suciani; Rima Meilita Sari; Eni Yuniastuti
Depik Vol 11, No 2 (2022): August 2022
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (884.437 KB) | DOI: 10.13170/depik.11.2.25919

Abstract

One of the most attractive ecosystems to be used as tourist destinations is coral reefs. The coral reef ecosystem on Weh Island, Aceh, Indonesia is one of the coastal ecosystems that have a strategic role in ecological and economic development. One of the ecological and economic development efforts can be done through marine tourism. This study aims to analyze the distribution of coral reefs to develop marine tourism in Weh Island. This study uses Landsat 8 OLI image data and field observations. The technique used in this research is the image data analysis technique using multispectral classification. The results showed that the coral reefs on Weh Island in 2020 amounted to 13,136,000 Ha. Therefore, the development of marine tourism must create tourism zones to maintain the sustainability of coral reef ecosystems.
Analysis of the utilization of landsat 8 oli imagery for mapping the distribution of coral reefs in Pulau Weh Sabang M Taufik Rahmadi; Sugiharto Sugiharto; Mbina Pinem; Ayu Suciani
Depik Vol 10, No 2 (2021): August 2021
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.998 KB) | DOI: 10.13170/depik.10.2.20966

Abstract

As one of the largest archipelagic countries globally, Indonesia has diverse natural resources, one of which is the coral reef ecosystem. Coral reef ecosystems are spread across almost all Indonesian waters, and Pulau Weh Sabang is one distribution area. This study aims to determine the distribution of coral reef ecosystems and test landsat 8 oli imagery accuracy in mapping coral reef ecosystems. The method used in this research is the nearest neighbour algorithm object-based classification method. The results showed that the coral reef ecosystem in Pulau Weh Sabang was divided into two classes: a healthy coral reef ecosystem class with 277.38 hectares and a medium condition coral reef ecosystem class with an area of 710.01 Ha.Keywords:Landsat 8 oliMappingDistributionCoral reefWeh Island 
Pemetaan Prediksi Tingkat Bahaya Tsunami di Kabupaten Tapanuli Tengah M. Rizky Ptatama Ginting; Fanni Grasella Purba; Sabila Martin Dalimunte; M Taufik Rahmadi; Darwin Parlaungan Lubis; Sendi Permana
Geo-Image Journal Vol 12 No 2 (2023): Vol 12 No 1 (2023): Geo-Image : Spatial - Ecological - Regional
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/geoimage.v12i2.68467

Abstract

Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan kabupaten yang ada di Sumatera Utara dan berada pada koordinat 1°11’00” - 2°22’00” Lintang Utara dan 98°07’00” - 98°12’00” Bujur Timur. Berdasarkan letak geografisnya, Kabupaten Tapanuli Tengah terletak di pesisir pantai barat Sumatera dengan panjang garis pantai 200 km dan wilayahnya sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera serta sebagian lainnya di pulau-pulau kecil. Tapanuli tengah adalah kabupaten yang memiliki wilayah pesisir yang potensial akan tetapi potensi tersebut juga memiliki resiko bencana yang cukup tinggi salah satunya adalah bencana tsunami di daerah pesisir. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menganalisis tingkat bahaya tsunami di Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai upaya mitigasi secara preventif. Penelitian ini dalam prosesnya menggunakan metode Sistem Informasi Geografis berupa overlay pembobotan dan skoring yang hasilnya dideskripsikan melalui pendekatan spasial. Hasil penelitian menujukkan bahwa Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki tingkat bahaya dari rendah hingga tinggi dengan dominasi pada wilayah administrasi kecamatan yang berada di Pesisir Kabupaten Tapanuli Tengah dan berbatasan langsung dengan garis pantai. Secara keseluruhan, zonasi bahaya tsunami sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik Kabupaten Tapanuli Tengah yang memiliki ketinggian lahan rendah dan morfologi wilayah yang cukup landai. Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui implikasi dari penelitian adalah Memaksimalkan upaya pengurangan dampak negatif yang ditimbulkan akibat bencana tsunami dari segi potensi bahaya dan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bagi seluruh komponen yang berada pada wilayah terdampak bencana tsunami.
Analysis of the utilization of landsat 8 oli imagery for mapping the distribution of coral reefs in Pulau Weh Sabang M Taufik Rahmadi; Sugiharto Sugiharto; Mbina Pinem; Ayu Suciani
Depik Vol 10, No 2 (2021): August 2021
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.10.2.20966

Abstract

As one of the largest archipelagic countries globally, Indonesia has diverse natural resources, one of which is the coral reef ecosystem. Coral reef ecosystems are spread across almost all Indonesian waters, and Pulau Weh Sabang is one distribution area. This study aims to determine the distribution of coral reef ecosystems and test landsat 8 oli imagery accuracy in mapping coral reef ecosystems. The method used in this research is the nearest neighbour algorithm object-based classification method. The results showed that the coral reef ecosystem in Pulau Weh Sabang was divided into two classes: a healthy coral reef ecosystem class with 277.38 hectares and a medium condition coral reef ecosystem class with an area of 710.01 Ha.Keywords:Landsat 8 oliMappingDistributionCoral reefWeh Island 
Distribution analysis of coral reefs for development of marine tourism in Weh Island, Aceh, Indonesia Tumiar Sidauruk; M Taufik Rahmadi; Sugiharto Sugiharto; Ayu Suciani; Rima Meilita Sari; Eni Yuniastuti
Depik Vol 11, No 2 (2022): August 2022
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.11.2.25919

Abstract

One of the most attractive ecosystems to be used as tourist destinations is coral reefs. The coral reef ecosystem on Weh Island, Aceh, Indonesia is one of the coastal ecosystems that have a strategic role in ecological and economic development. One of the ecological and economic development efforts can be done through marine tourism. This study aims to analyze the distribution of coral reefs to develop marine tourism in Weh Island. This study uses Landsat 8 OLI image data and field observations. The technique used in this research is the image data analysis technique using multispectral classification. The results showed that the coral reefs on Weh Island in 2020 amounted to 13,136,000 Ha. Therefore, the development of marine tourism must create tourism zones to maintain the sustainability of coral reef ecosystems.