Claim Missing Document
Check
Articles

ASRAMA MAHASISWA DI SEMARANG DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR TROPIS amanda, muhammad; woro, titien; hardiman, gagoek
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2895.727 KB)

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk yang pesat merupakan hal yang selalu mendasari munculnya tuntutan kebutuhan akan tempat tinggal di kota-kota besar. Badan Pusat Statistik mencatat jumlah penduduk Kota Semarang pada tahun 2011 mencapai 1.544.358 jiwa. Tentu saja jumlah tersebut belum termasuk jumlah perpindahan penduduk dari luar kota ke Semarang. Adanya Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang sedang berkembang pesat seperti Universitas Diponegoro (UNDIP) di daerah Tembalang (bagian tenggara Kota Semarang) menjadikan banyaknya jumlah pendatang lebih didominasi oleh kalangan pelajar. Seiring dengan meningkatnya jumlah peminat PTN ini, jumlah migrasi mahasiswa pendatang ke kawasan kampus UNDIP Tembalang-pun dari tahun ke tahun semakin meningkat, sehingga BPS mencatat pada tahun 2011 kecamatan ini sebagai penyumbang jumlah pendatang terbesar di Semarang. Perkembangan yang pesat membuat pembangunan cenderung tidak beraturan di sekitar lingkungan kampus, sehingga lahan yang tersedia tidak mampu dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Harga tanahpun semakin melonjak dan langka. Fenomena ini tentu mendorong minat investasi perusahaan pengembang untuk membuat hunian vertikal baru sekelas apartemen yang saat ini menjadi solusi praktis dari masalah yang ada, serta lebih banyak diminati oleh kalangan mahasiswa di kota-kota besar. Untuk itu diperlukan sebuah kajian yang meninjau lebih dalam mengenai pengertian hunian vertikal untuk mahasiswa, dalam hal ini dinamakan ‘asrama mahasiswa’ untuk kelas menengah keatas yang memiliki fasilitas sekelas apartemen. Dilakukan juga beberapa studi banding mengenai hunian vertikal untuk mahasiswa di beberapa kota besar lain, untuk kemudian disesuaikan dan diterapkan berdasarkan kondisi di kecamatan Tembalang, Semarang. Pendekatan perancangan dilakukan dengan penekanan desain arsitektur tropis menyesuaikan iklim setempat, dengan mempertimbangkan aspek fungsional, kinerja, teknis dan kontekstual bangunan setipe.
SHOPPING MALL DENGAN KONSEP CITY WALK DI SEMARANG wibawanto, deni; hardiman, gagoek; rukayah, siti
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8011.02 KB)

Abstract

Kota Semarang saat ini adalah kota bisnis yang sedang berkembang menuju kota metropolitan. Kota Semarang sebagai pusat pengembangan wilayah menunjang peranan penting baik dalam kegiatan sosial ekonomi maupun pusat distribusi jasa yang melayani kegiatan lokal maupun regional. Karena peran tersebut maka kota Semarang menjadi kawasan komersial kota.. Seiring berkembangnya kegiatan perdagangan dan jasa di kota Semarang maka meningkat pula pembangunan fasilitas dan infrastruktur yang menunjang kegiatan tersebut, yakni berkembangnya pusat-pusat perbelanjaan / mall di kota Semarang. Pada awal tahun 90-an mulai marak dibangun pusat-pusat perbelanjaan (shopping center) yang kemudian seiring perkembangannya dipadukan dengan konsep hiburan (entertaintment), Saat ini di kota Semarang tercatat ada lima mall terbesar untuk skala perkotaan yaitu Citraland mall, Matahari Dept. Store, Dp Mall, Paragon City, dan Java Mall. Dari semua pusat perbelanjaan tersebut konKota Semarang saat ini adalah kota bisnis yang sedang berkembang menuju kota metropolitan. Kota Semarang sebagai pusat pengembangan wilayah menunjang peranan penting baik dalam kegiatan sosial ekonomi maupun pusat distribusi jasa yang melayani kegiatan lokal maupun regional. Karena peran tersebut maka kota Semarang menjadi kawasan komersial kota.. Seiring berkembangnya kegiatan perdagangan dan jasa di kota Semarang maka meningkat pula pembangunan fasilitas dan infrastruktur yang menunjang kegiatan tersebut, yakni berkembangnya pusat-pusat perbelanjaan / mall di kota Semarang. Pada awal tahun 90-an mulai marak dibangun pusat-pusat perbelanjaan (shopping center) yang kemudian seiring perkembangannya dipadukan dengan konsep hiburan (entertaintment), Saat ini di kota Semarang tercatat ada lima mall terbesar untuk skala perkotaan yaitu Citraland mall, Matahari Dept. Store, Dp Mall, Paragon City, dan Java Mall. Dari semua pusat perbelanjaan tersebut konsep – konsep mall yang ditawarkan hampir semuanya mirip, yaitu sangat di dominasi oleh unsur-unsur bangunan mall-nya, walaupun mempunyai fasilitas-fasilitas yang berbeda beda.sep – konsep mall yang ditawarkan hampir semuanya mirip, yaitu sangat di dominasi oleh unsur-unsur bangunan mall-nya, walaupun mempunyai fasilitas-fasilitas yang berbeda beda.
PUSAT KESENIAN WAYANG ORANG SRIWEDARI DI SURAKARTA kusumaningrum, nurul; hardiman, gagoek; rukayah, siti
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.956 KB)

Abstract

Surakarta merupakan kota di Jawa Tengah yang sarat akan budaya dan memiliki beragam potensi kesenian yang mampu menarik para wisatawan baik domestic maupun mancanegara. Dengan slogan pariwisata “Solo The Spirit of Java”, diharapkan kota Solo dapat menjadi pusat pelestarian dan pengembangan kebudayaan Jawa serta menjadi sumber inspirasi bagi daerah-daerah lain yang secara geokultural berada di bawah payung besar kebudayaan Jawa. Salah satu kesenian asli Surakarta adalah Wayang Orang Sriwedar, yaitu seni drama tari yang mengambil cerita Ramayana dan Mahabarata sebagai induk ceritanya. Seni wayang orang merupakan warisan budaya nenek moyang sejak dahulu kala, turun temurun diwariskan dari generasi ke generasi melalui tradisi. Namun seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, mempengaruhi lunturnya kepedulian dan apresiasi masyarakat terhadap seni pertunjukan tradisional wayang orang sebagai warisan luhur budaya bangsa. Pusat Kesenian Wayang Orang Sriwedari tidak hanya sebagai tempat pertunjukan, namun dilengkapi dengan fasilitas yang dapat menunjang kelestarian seni tradisional teater wayang orang dan mengembangkan kesenian tersebut sehingga dapat bersaing dengan seni pertunjukan lainya.
HOTEL RESORT DI PANTAI MANGGAR BALIKPAPAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR TROPIS valdhisa, dishy; murtini, titien; hardiman, gagoek
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.5 KB)

Abstract

Pantai Manggar merupakan pantai kebanggaan masyarakat Kota Balikpapan. Pantai landai berpasir putih ini terletak kurang lebih 15 kilometer sebelah timur Kota. Dihari-hari besar dan hari-hari tertentu diadakan pertunjukan baik budaya ataupun kreatifitas di panggung terbuka ini. Yang sangat disayangkan di kawasan Pantai Manggar ini masih minim sarana-sarana pendukung pariwisata yang dapat memberikan ciri khas seperti layaknya tempat penginapan yang lebih layak seperti hotel resort mengingat tempat wisata ini mengalami peningkatan jumlah wisatawan pada hari libur. Balikpapan memiliki iklim tropis dimana dibutuhkan sebuah bangunan yang multifungsi yang memperhatikan segi penghawaan, pencahayaan dan kriteria lainnya yang berkaitan dengan Arsitektur Tropis.
KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN woro, titien; hardiman, gagoek; islami, matien
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (949.043 KB)

Abstract

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan dan keagaman Islam tertua di Indonesia. Pondok pesantren termasuk pendidikan khas Indonesia yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat dari dulu hingga sekarang. Pada awal berdirinya, bentuk pondok pesantren masih sangat sederhana, dimana kegiatannya hanya diselenggarakan dalam masjid dengan beberapa orang santri. Pada selanjutnya, dibangun pondok-pondok/ asrama disekitar masjid tersebut sebagai tempat tinggal. Berdasarkan Data Statistik Departemen Agama Tahun 2012/2013 jumlah Pondok Pesantren di seluruh Indonesia mencapai 27.230 pondok pesantren (Sumber: pendis.kemenag.go.id). Jumlah ini diprediksi akan terus meningkat mengingat banyaknya alumni pesantren yang kemudian memprakarsai berdirinya pondok pesantren baru. Kabupaten Demak yang dikenal sebagai kota wali dirasakan sangat kental aroma kereligiusan di dalam setiap masyarakatnya. Demak juga merupakan wilayah yang sesuai untuk mengembangkan pondok pesantren. Sebagai salah satu pondok pesantren yang terletak di Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak, Pondok Pesantren Futuhiyyah didirikan oleh KH. Abdurrahman bin Qosidil Haq bin Abdullah Muhajir pada Tahun 1901. (Sumber: www.futuhiyyah.org)
RESORT APUNG DI PULAU PEUCANG TAMAN NASIONAL UJUNG KULON DENGAN PENEKANAN DESAIN EKO ARSITEKTUR rizki, rahmi nur; murtini, titin; hardiman, gagoek
IMAJI Vol 4, No 1 (2015): IMAJI Jurnal Desain Arsitektur
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1739.572 KB)

Abstract

Pulau Peucang memiliki potensi wisata alam yang sangat besar menjadikan Pulau Peucangsebagai salah satu wilayah prioritas pengembangan wisata alam di Taman Nasional Ujung Kulon yangmerupakan kawasan konservasi sehingga keberadaan alam yang berada  dikawasan ini terlindungi.Dari tahun ke tahun jumlah pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon terus meningkat dan sebagianbesar pengunjung Taman Nasional ujung kulon bertujuan untuk rekreasi, sementara itu penginapanyang ada  di  kawasan  Taman Nasional  Ujung Kulon  saat  ini  hanya  terdapat di  Pulau Peucang danPulau Handeuleum dengan total kapasitas ± 58 orang Peningkatan fasilitas resort dengan penekanan desain eko arsitektur menjadi upaya terkiniuntuk menunjang pariwisata di Taman Nasional Ujung Kulon tanpa merusak keberlangsungan alamsekitar. Keberhasilan resort  tersebut  dalam menunjang pariwisata di Taman Nasional Ujung Kulondapat meningkatkan pendapatan asli daerah melalui pendapatan di sektor usaha perhotelan, rumahmakan dan hiburan, transportasi serta pedagangan jasa dan lainnya.Pulau Peucang memiliki potensi wisata alam yang sangat besar menjadikan Pulau Peucangsebagai salah satu wilayah prioritas pengembangan wisata alam di Taman Nasional Ujung Kulon yangmerupakan kawasan konservasi sehingga keberadaan alam yang berada  dikawasan ini terlindungi.Dari tahun ke tahun jumlah pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon terus meningkat dan sebagianbesar pengunjung Taman Nasional ujung kulon bertujuan untuk rekreasi, sementara itu penginapanyang ada  di  kawasan  Taman Nasional  Ujung Kulon  saat  ini  hanya  terdapat di  Pulau Peucang danPulau Handeuleum dengan total kapasitas ± 58 orang Peningkatan fasilitas resort dengan penekanan desain eko arsitektur menjadi upaya terkiniuntuk menunjang pariwisata di Taman Nasional Ujung Kulon tanpa merusak keberlangsungan alamsekitar. Keberhasilan resort  tersebut  dalam menunjang pariwisata di Taman Nasional Ujung Kulondapat meningkatkan pendapatan asli daerah melalui pendapatan di sektor usaha perhotelan, rumahmakan dan hiburan, transportasi serta pedagangan jasa dan lainnya.
BEKASI CYCLING CENTER HAPSARI, YUUSHIINA DINI; Hardiman, Gagoek; Rukayah, R. Siti
IMAJI Vol 4, No 1 (2015): IMAJI Jurnal Desain Arsitektur
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1694.71 KB)

Abstract

Fenomena bersepeda yang telah terjadi di kota besar sekarang ini merupakan kegiatan yang telah menjadi rutinitas dan gaya hidup di kota besar. Tidak hanya peralatan dan orang-orang yang membentuk perkumpulan namun juga telah menjadi gerakan yang menumbuhkan tempat-tempat atau wadah yang dimanfaatkan khalayak umum. Tingkat polusi, pemanasan global dan kemacetan yang semakin tinggi membuat masyarakat kota mencari berbagai alternatif transportasi, salah satunya adalah sepeda. Karena selain baik untuk kesehatan, sepeda juga baik untuk kenyamanan kota, kenyamanan global dan pemeliharaan lingkungan. Sepeda tidak menghasilkan gas karbon monoksida maupun karbon dioksida, tidak mencemari udara maupun lingkungan serta tidak menyebabkan kemacetan lalu lintas. Karena sepeda dioperasikan oleh otot tubuh manusia, maka tidak diperlukan konsumsi bahan bakar. Sepeda telah memberikan kenaikan perhatian terhadap isu-isu global lingkungan hidup, sebagai alat transportasi yang ramah lingkungan dan paling cocok untuk kota besar. Tak heran bila kemudian sepeda mulai dipilih dan digunakan sebagai alternatif di luar penggunaan mobil. Menyikapi fenomena yang terjadi, gerakan ini juga diharapkan dapat berdampak pada penurunan angka penggunaan kendaraan bermotor sehingga mengurangi polusi, efisiensi energi, menuju kota yang lebih bersih, meningkatkan kesehatan manusia maupun lingkungan dan sebagainya. Dari sisi implementasi kebijakan, target awal adalah mengajak warga masyarakat untuk mulai menggunakan alat transportasi sepeda baik untuk sekolah, bekerja maupun kegiatan lainnya yang berjarak dekat. Dan disinilah salah satu tujuan lain dari fasilitas  pengadaan velodrome dengan konsep one stop service sebagai cycling center di Kota Bekasi.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS C DI KABUPATEN SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo-Vernakular Rahmahana, Adelina Noor; Setyowati, Erni; Hardiman, Gagoek
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1174.558 KB)

Abstract

Kesehatan masyarakat merupakan salah satu faktor utama penentu keberhasilan pembangunan nasional.Kualitas dan kuantitas sarana kesehatan yang ada di suatu daerah secara teoritis berbanding lurus dengantingkat kesehatan masyarakatnya. Tingkat hunian yang sangat tinggi berdampak kurang baik dalampeningkatan mutu pelayanan karena sumber daya manusia yang ada tidak mendapatkan kesempatan untukberistirahat sehingga kelelahan dan mengakibatkan tidak cermat dalam melihat kondisi pasien. Sarana danprasarana pun tidak sempat diganti dan dibesihkan karena segera dipergunakan oleh pasien berikutnya. Metode yang digunakan adalah dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai RumahSakit Umum Daerah Kelas C, standar-standar mengenai tata ruang dalam Rumah Sakit Umum Kelas C, studibanding beberapa Rumah Sakit Umum Kelas C, serta mendalami langgam arsitektur neo-vernakular. Tapakyang digunakan adalah tapak yang berada di Desa Klero Kecamatan Tengaran. Selain itu dibahas pulamengenai tata massa dan ruang bangunan, penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yang dalamperancangan “Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C di Kabupaten Semarang”. Konsep perancangan Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C di Kabupaten Semarang mewujudkan bangunankesehatan yang representatif sehingga dapat memberikan alternatif bagi masyarakat dalam pelayanankesehatan. Dengan penekanan desain neo-vernakular diharapkan desain rumah sakit ini dapat seiring denganperkembangan jaman yang modern namun tetap mengadopsi unsur budaya lokal dan sesuai dengan konseprumah sakit di daerah tropis. Dengan beberapa penyesuaian terhadap kebutuhan masyarakat. Bentukbangunan tradisional mempunyai atap yang tinggi dan tritisan yang lebar untuk mengatasi curah hujan danantisipasi terhadap sinar matahari yang melimpah, yang merupakan ciri iklim tropis lembab di Indonesia.
SHOPPING MALL DI KOTA PEKALONGAN (dengan penekanan desain Arsitektur Post Modern) sugianto, heri; setyowati, erni; hardiman, gagoek
IMAJI Vol 2, No 1 (2013): IMAJI
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1370.164 KB)

Abstract

Kota  Pekalongan  merupakan  salah  satu  kota  yang  mengalami  perkembangan  pesat.  Perkembangan  dalam dalam segala bidang  memberikan dampak  semakin meningkatnya  taraf hidup  dan  kebutuhan  masyarakat,  sertadiiringi  dengan  sifat  konsumerisme  semakin  tinggi.  Berdasarkan  fenomena  tersebut,  baik  tuntutan  kebutuhan manusia,  gaya  hidup,  pemanfaatan  lahan  perkotaan,  keberadaan  sebuah  S hopping  Mall  Di  Kota  Pekalongan  . Kajian  ini  diawali dengan mempelajari  tinjauan Shopping Mall,  yang  meliputi pengertian,  jenis-jenis karakteristik fisik  dan  non-fisik,  data  Kota  Pekalongan,  potensi,  serta  kebijakan  rencana  detail  tata  ruang  Kota  Pekalongan.Konsep perancangan ditekankan  pada arsitektur post modern di mana dapat menginterpretasikan  bangunan yang atraktif, rekreatif, dinamis dan elegan untuk sebuah Shopping M all yang melayani kalangan menengah ke atas.
PASAR KLIWON KUDUS DENGAN PENEKANAN DESAIN THOMAS KARSTEN Agustin, Alin Pradita; Hardiman, Gagoek; Rukayah, Siti
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Potensi pasar tradisional di Indonesia sangat besar sebab retribusi dari pasar tradisional cukup besarkontribusinya bagi pendapatan daerah. Akan tetapi perkembangan pasar tradisional tidak mendapat perhatianyang lebih dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Kudus merupakan daerah yang memilikipertumbuhan ekonomi yang sangat pesat. Dalam survei pendataan pasar di Kudus tahun 2010, terdapat 23pasar di Kabupaten Kudus. Peran pasar tradisional di Kabupaten Kudus cukup besar, tidak hanya dalammeningkatkan pendapatan daerah, tetapi berperan langsung terhadap pendapatan pekerja maupun pedagang.Keamanan dan kenyamanan menjadi faktor mutlak yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan suatubangunan yang bersifat publik. Thomas Karsten merupakan sosok arsitek pada zaman kolonial Belanda yangdianggap paling unggul karena mampu membangun pasar yang mempertimbangkan kenyamanan pedagangdengan menggunakan pencahayaan dan penghawaan alami. Kajian ini diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai pasar, pasartradisional, standar-standar mengenai pasar, persyaratan khusus pasar sehat, dan studi banding beberapapasar tradisional karya Thomas Karsen. Dilakukan juga tinjauan mengenai lokasi Pasar Kliwon Kudus danpembahasan konsep perancangan dengan penekanan desain Thomas Karsten. Tapak yang digunakan adalahtapak asli dari Pasar Kliwon Kudus, yang kemudian diperluas sesuai kebutuhan ruang yang ada. Selain itu jugadibahas mengenai penataan massa dan ruang dalam bangunan, penampilan bangunan, struktur, serta utilitasyang dipakai dalam perancangan “Pasar Kliwon Kudus dengan Penekanan Desain Thomas Karsten”. Konsep perancangan ditekankan pada prinsip Thomas Karsten, dimana prinsip desain ditemukanmelalui penelitian arsitektur kecil yang dilakukan pada pasar-pasar karya Karsten. Konsep desain Karstendiaplikasikan secara eksplisit maupun konseptual dalam perancangan bangunan Pasar Kliwon Kudus.