Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Socialization of Tempe for Household Industry Making in Indigenous Papua Communities in Malanu Malaimsimsa District, Sorong City, West Papua Ibrahim Ibrahim
Pelita Eksakta Vol 1 No 02 (2018): Pelita Eksakta Vol. 1 No. 2
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/pelitaeksakta/vol1-iss2/29

Abstract

The Socialization of Tempe production on Papua ethnic aimed to give some information of microorganism benefits in housing industry; to socialize the process of making Tempe; and to give suggestion to the society in order to use some certain microorganism in making their business. This study used library research; gave some information about the advantage of microorganism in making Tempe, how to product Tempe in housing scale. By the end of the presentation, it showed that most of Papua ethnic had no any experiences in making Tempe. It can be seen by their enthusiasm in attending the socialization and in learning how to make Tempe. Keywords — Socialization, Tempe Production, Papua Ethnic
WOMEN LEADERSHIP ON PUBLIC INSTITUTION IN MUSLIM MINORITY SOCIETY OF WEST PAPUA Ismail Suardi wekke; Ibrahim Ibrahim
PALASTREN Jurnal Studi Gender Vol 12, No 2 (2019): PALASTREN
Publisher : STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/palastren.v12i2.6520

Abstract

This article focuses on the leadership style, role, and construction of West Papuan women's leadership in politics and education.This research applied case study method.The results show that West Papuan women have several roles in empowering society in different ways.This is indicated by the large number of women in West Papua occupying important positions in the government in West Papua.In addition, education field shows that West Papuan women made many breakthroughs and led several educational institutions in West Papua.In fact, it can be concluded that the role of West Papuan women, both in politics and in education,is not a complement of men, but partners of men in leading and building West Papua.
PHATIC FUNCTION IN THE NOVEL “A PORTRAIT OF THE ARTIST AS A YOUNG MAN” BY JAMES JOYCE Yusniati Sabata; Ibrahim -
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 4 No. 1 (2018): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v4i1.5735

Abstract

Abstract: This study examined the language function occurred in the novel “A Portrait of the Artist as a Young Man” by James Joyce formulated by Jackobson. The aims of the study were to identify and to examine the phatic function that occurs in conversation. This study employed descriptive qualitative methods. Data were collected through the source of the data namely the novel “A Portrait of the Artist as a Young Man” by James Joyce formulated by Jackobson. There are five steps used as the techniques of collecting data, they are (1) read the novel, (2) identified the utterances, (3) collected the phatic function, (4) counted the phatic function, and (5) examined the purpose of the utterances. Triangulation technique was also used to collect the data. This study found nine functions of language as the result of this study, those were, emotive, directive, phatic, poetic, referential, metalinguistic, contextual, emotive and directive, and referential and poetic functions. The purpose of the phatic function that found in conversation namely, opening the channel of communication such as greeting, checking that it is working, asking the social reasons, maintaining the contact of communication, and show a farewell expression.Keywords: Phatic Function, Novel, James Joyce
FAKTOR SOSIAL YANG BERPENGARUH TERHADAP PERGESERAN BAHASA LOWA Ibrahim Ibrahim; Ruslan Ruslan; Muhammad Nur Ashar Asnur; Yusniati N. Sabata; Muhammad Syahrul Kahar
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 5 No. 2 (2019): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v5i2.9542

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor sosial dan faktor sosial yang dominan berpengaruh terhadap pergeseran bahasa Lowa terhadap pergeseran bahasa Lowa. Pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara yaitu, dengan menggunakan kuesioner, wawancara, dan observasi. Data penelitian terdiri atas data primer dan data sekunder. Hasil penelitian ini diperoleh data bahwa ada tiga faktor sosial yang memengaruhi pergeseran Bahasa Lowa meliputi: (1) Faktor jenis kelamin; (2) Faktor umur); (3) Faktor Tingkat Pendidikan. Adapun faktor yang paling dominan memengaruhi pergeseran Bahasa Lowa yakni faktor umur. Bahasa Lowa sudah sangat jarang digunakan oleh anak-anak maupun anak muda, penutur bahasa Lowa umumnya adalah masyarakat yang berusia tua. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kondisi bahasa Lowa sudah berada di ambang kepunahan (nearly extinct).
Seminar Greenschool: Sekolah Peduli Lingkungan Hijau untuk Siswa SMA/SMK dan SMP Muhaiminah Akib; Irnawati Irnawati; Ibrahim Ibrahim
Abdimas: Papua Journal of Community Service Vol. 1 No. 2 (1): July 2019
Publisher : LP3M Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/pjcs.v1i2.524

Abstract

Program Pengabdian kepada Masyarakat dalam bentuk seminar dengan tema “Greenschool: Sekolah Peduli Lingkungan Hijau Untuk Siswa SMA/SMA dan SMP di Kelurahan Malagusa Distrik Aimas Kabupaten Sorong” di aula SMA Negeri 2 Kabupaten Sorong bertujuan agar  memberikan pengetahuan kepada siswa SMA/SMK dan SMP tentang perlunya kesadaran untuk menjaga lingkungan sekitar dari kerusakan yang dapat mereka mulai dari lingkungan sekolah. Dengan demikian, siswa dapat memberikan kontribusi dalam terbentuknya sekolah hijau (greenschool) di sekolah mereka masing-masing. Metode yang digunakan untuk mendukung keberhasilan program adalah (a) Ceramah dan Tanya Jawab. Metode ini dipilih untuk membangkitkan motivasi siswa untuk menjaga lingkungan yang dimulai dari lingkungan sekolah dan mejelaskan materi yang bersifat teoritik terkait dengan peraturan pemerintah tentang sekolah Adiwiyata dan langkah-langkah pengelolaan sampah yang benar. (b) Demontrasi. Metode ini dipilih untuk menjelaskan bagaimana pengeloaan sampah yang benar dan perbedaan antara sampah yang dapat didaur ulang dan tidak dapat didaur ulang lagi. Selain itu, penggunaan tempat minum yang tepat untuk menghindari banyaknya sampah yang dihasilkan dari tempat minuman kemasan sekali pakai. Adapun hasil yang dapat dicapai setelah pelaksanaan PKM ini adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan PKM ini berlangsung baik dan lancar serta mendapat apresiasi yang tinggi dari pemerintah daerah. (2) Kegiatan PKM dalam bentuk seminar ini mampu meningkatkan motivasi dan kesadaran siswa dalam menjaga lingkungan sekolah sehingga terwujud sekolah peduli lingkungan (greenschool). (3) Kegiatan PKM yang diselenggarakan dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan siswa tentang greenschool.
SOSIALISASI PEMBUATAN TEMPE SKALA INDUSTRI RUMAH-TANGGA PADA MASYARAKAT ASLI PAPUA DI KELURAHAN MALANU DISTRIK MALAIMSIMSA KOTA SORONG PAPUA BARAT Ibrahim Ibrahim; Sukmawati Sukmawati
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 3 (2018): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.808 KB) | DOI: 10.31604/jpm.v1i3.83-88

Abstract

Sosialisasi pembutan tempe pada masyarakat asli Papua bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang peranan menguntungkan mikroorgansime dalam bidang industri pangan, memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pembuatan tempe pada skala industri rumah tangga secara sederhana, dan mendorong masyarakat agar dapat menerapkan prinsip-prinsip pemanfaatan mikroorganisme dalam bidang industri pangan sebagai bekal dalam berwirausaha. Metode yang digunakan dalam kegiatan sosialisasi adalah dengan melakukan studi pustaka mengenai kerangka pemecahan masalah, memberikan solusi kepada masyarakat mengenai peranan menguntungkan mikroorganisme khususnya jamur dalam bidang industri pangan, serta presentasi materi prosedur cara kerja pembuatan tempe. Melalui presentasi materi dan tanya jawab dengan mitra, dapat disimpulkan bahwa masyarakat asli papua masih awam dalam pembuatan tempe. Hal tersebut dibuktikan dengan semangat dan atusiasme masyarakat.Kata Kunci: Sosialisasi, Pembuatan Tempe, Masyarakat Asli Papua
Pemberdayaan Masyarakat Papua Di Distrik Bikar Kabupaten Tambrauw Melalui Pemberantasan Buta Aksara Muhammad Syahrul Kahar; Ibrahim Ibrahim; Achmad Rusdi; Sukmawati Sukmawati
CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2019): Agustus
Publisher : Ilin Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.405 KB) | DOI: 10.31960/caradde.v2i1.275

Abstract

Tujuan dari Program ini yaitu untuk mengetahui peningkatan pengetahuan masyarakat setelah diberikan pembelajaran pemberantasan buta aksara. Pendekatan dalam pelaksanaan secara deskriptif kualitatif dengan subyek adalah warga masyarakat Distrik bikar kampung Werbes. Teknik pengumpulan dan analisis data dilakukan dengan metode pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Hasil pelaksanaan menunjukkan bahwa program pemberantasan buta aksara secara keseluruhan berjalan secara efektif dan efisien. Hal ini di lihat dari peningkatan pengetahuan masyarakat baik dalam aspek membaca, menulis dan berhitung. Pencapaian ini bisa dilihat pada persentase ketercapaian masyarakat mencakup aspek membaca 90%, menulis 93% dan berhitung 80% terhadap keterlaksanaan program dengan tingkat kehadiran warga belajar tergolong cukup tinggi yakni 67%, hal terbukti dari keikutsertaan warga belajar ketika pelaksanaan pembelajaran. Kesimpulan yang diperoleh yaitu terdapat peningkatan kemampuan membaca, menulis dan berhitung masyarakat setelah diberikan pendampingan selama pelaksanaan KKN PPM. Maka dari pemerintah daerah perlu terus melakukan pendampingan yang lebih intensif untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui berbagai pendekatan, sehingga berdampak pada peningkatan kehidupan sosial masyarakat itu sendiri.
Persepsi Masyarakat Tentang Pendidikan Menengah Di SMA Negeri 2 Kota Sorong Dg Pabalik; Ibrahim Ibrahim
Jurnal Noken: Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 4 No. 2 (2019): June 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/jn.v4i2.470

Abstract

Persepsi masyarakat terhadap pendidikan menengah, khususnya SMAN 2 Kota Sorong Kota Sorong sangat bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi masyarakat tentang pendidikan menengah di Kota Sorong, khususnya SMAN 2 Kota Sorong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana metode pengumpulan data yang digunakan ialah: (1) wawancara mendalam, (2) observasi partisipasi, dan (3) dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan metode analisis data kualitatif Moleong. Hasil Penelitian ini menunjukkan :  Pertama, Kualitas pembelajaran dan lulusan, pola kepemimpinan, kemampuan guru, kerja sama dan keterjangkauan lokasi sekolah merupakan pembentuk persepsi masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan menengah, Kedua, Makna pendidikan menengah mengarah pada  kebutuhan kerja dan melanjutkan studi. Ketiga, Karakteristik pendidikan menengah adalah untuk menumbuhkan kemampuan dalam soft skills dan life skills; Keempat, Siswa memiliki peluang lebih besar untuk berprestasi bila sekolah memiliki kondisi sosial ekonomi lebih baik. Sebaliknya, siswa  cenderung berprestasi lebih rendah dari yang semestinya, bila sekolah memiliki kondisi sosial ekonomi lebih lemah; Kelima, Pendidikan masyarakat yang rendah menunjukkan kualitas sumber daya manusia yang rendah dan  merugikan secara individu maupun Negara. Berdasarakan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa persepsi masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan menengah ditentukan oleh kualitas pembelajaran, kualitas lulusan, pola kepemimpinan, kemampuan guru, kerja sama dan aksesibilitas 
PENERAPAN METODE TOTAL PHYSICAL RESPONS (TPR) UNTUK MENINGKTKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS KELAS X8 SMA NEGERI 2 WATAMPONE Heriyanti Heriyanti; Ibrahim Ibrahim; Taslim Taslim
Qalam : Jurnal Ilmu Kependidikan Vol. 6 No. 2 (2017): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/jq.v6i2.217

Abstract

AbstrakBerdasarkan hasil observasi dilapangan penulis menemukan salah satu masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar yaitu siswa menganggap bahwa pelajaran Bahasa Inggris sulit dipahami dan membosankan, sehingga kurang menarik minat untuk mempelajarinya, serta kebiasaan para guru yang selalu monoton dalam ruangan sehingga para siswa kurang aktif dan kurang komunikatif dalam proses pembelajaran bahasa inggris.Metode TPR (Total Physical Response) sebagai sebuah metode pengajaran bahasa yang dibangun di sekitar koordinasi ucapan dan tindakan telah dipilih sebagai metode pembelajaran yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan pemahaman bahasa inggris siswa dalam mata pelajaran bahasa inggris khususnya materi imperative dalam prosedure teks. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan sebagai proses pengkajian bersiklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, serta Refleksi. Berdasarkan hasil penelitian, Hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas X 8 Watampone melalui pembelajaran metode pembelajaran TPR mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari nilai rata – rata 58,28 meningkat menjadi 78,15 dari skor ideal yang yang mungkin mencapai yaitu 100 dan berada pada kategori penelitian tinggi ( setelah dilaksanakannya Penelitian Tindakan Kelas pada siklus II ). Peningkatan kehadiran siswa juga meningkat dari 97,3% menjadi 99,34%. Persentase rata – rata jumlah siswa yang siswa yang bekerja sama 91,36% meningkat menjadi 98,64% siswa, persentase rata-rata siswa yang aktif 91,36% meningkat menjadi 98,02% siswa, persentase rata – rata siswa yang menggunakan  ketetapan kata  90,13% meningkat menjadi 994,73% siswa, persentase rata – rata siswa yang mengunakan ketetapan tata bahasa kalimat 82,89% meningkat menjadi 99,34% siswa, persentase rata – rata siswa yang memiliki ketetapan dalam menggunakan tindak tutur 90.13% meningkat menjadi 99,34%  siswa, siswa yang  memiliki ketetapan dalam merespon tindak tutur 90,13% meningkat menjadi 99,34% siswa.
Perbedaan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Siswa Ditinjau dari Tipe Kepribadian Introvert dan Extrovert Balqis Husain; Ibrahim Ibrahim
Qalam : Jurnal Ilmu Kependidikan Vol. 7 No. 2 (2018): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.147 KB) | DOI: 10.33506/jq.v7i2.371

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar bahasa inggris siswa ditinjau dari tipe kepribadian introvert dan extrovert pada siswa SMA di Kabupaten Pulau Morotai. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA di Kabupaten Pulau Morotai, yang tersebar lima kecamatan. proses penentuan sampling dilakukan dengan menggunakan table Krejchie-Morgan, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 174 dari jumlah keseluruhan populasi adalah 323 siswa. Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua instrument yaitu:1) Questioner untuk mengukur tipe kepribadian siswa. 2) Dokumentasi  hasil belajar siswa selama satu semester. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa 10% siswa dengan tipe kepribadian introvert maupun extrovert belum mampu mencapai criteria minimum KKM pada mata pelajaran bahasa inggris. Siswa dengan kepribadian introvert maupun extrovert tidak memiliki perbedaan terhadap capaian hasil belajar pada mata pelajaran Bahasa Inggris.Â