Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Pengaruh Tingkat Kelembaban Terhadap Kinerja Pemisah (PMS) 150 kV Pada Gardu Induk Muliadi Muliadi; Syukri Syukri; Teuku Murisal Asyadi
Jambura Journal of Electrical and Electronics Engineering Vol 4, No 1 (2022): Januari - Juni 2022
Publisher : Teknik Elektro - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.483 KB) | DOI: 10.37905/jjeee.v4i1.12201

Abstract

Pemisah (PMS) adalah peralatan sistem tenaga listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah rangkaian listrik dalam keadaan tanpa beban. PMS dioperasikan pada saat pekerjaan pemeliharaan untuk melokalisir tegangan rangkaian agar aman dari sisa tegangan yang timbul setelah diputuskan. Posisi switchyard PMS 150 kV dalam instalasi akan lebih efektif dan efisien jika pengoperasiannya dapat dilakukan dari jarak jauh di panel kontrol dengan menggunkan remote sehingga dapat mempercepat proses normalisasi sistem dan juga akan memberikan rasa aman kepada operator gardu induk dalam mengoperasikan PMS. Pada saat mengoperasikan PMS, kegagalan dapat disebabkan oleh kerusakan elektrikal dan mekanikal. Kerusakan elektrikal dan mekanikal pada box PMS 150 kV dapat disebabkan oleh tingkat kelembaban yang tidak sesuai SNI 0225:2011 yaitu melebihi dari +5 s.d. 85 % RH. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh tingkat kelembaban terhadap kinerja PMS dan untuk meurunkan tingkat kelembaban pada PMS 150 kV pada GI Banda Aceh. Adapun metode yang digunakan yaitu dengan melakukan observasi, pengujian, dan pengukuran langsung ke lapangan pada pukul 06:00 WIB, 10:00 WIB, dan 20:00 WIB. Selanjutnya, data-data hasil pengukuran yang didapatkan sebelum dilakukan usaha perbaikan dibandingkan dengan data hasil pengukuran setelah usaha perbaikan. Hasilnya didapatkan bahwa sebelum dilakukan perbaikan tingkat kelembaban di box PMS melebihi dari 85% RH, dan setelah dilakukan perbaikan tingkat kelembaban turun dibawah 85% RH dan sudah sesuai dengan SNI 0225:2011. Kinerja PMS pada semua bay sudah menjadi baik karena tidak ada lagi kerusakan pada peralatan kontrol seperti kontaktor, limit switch, dan kapasitor.The separator (PMS) is an electric power system equipment that functions as an electrical circuit separator switch in a no-load state. PMS is operated during maintenance work to localize the circuit voltage to be safe from the residual voltage that arises after being disconnected. The position of the 150 kV PMS switchyard in the installation will be more effective and efficient if the operation can be carried out remotely at the control panel using a remote so that it can speed up the system normalization process and will also provide a sense of security to substation operators in operating PMS. When operating the PMS, failure can be caused by electrical and mechanical damage. Electrical and mechanical damage to the 150 kV PMS box can be caused by humidity levels that do not match SNI 0225:2011, which is more than +5 to 85 % RH. The purpose of this study was to determine the effect of humidity levels on PMS performance and to reduce humidity levels at 150 kV PMS at the Banda Aceh GI. The method used is by conducting observations, testing, and direct measurements to the field at 06:00 WIB, 10:00 WIB, and 20:00 WIB. Furthermore, the measurement data obtained before the repair effort was compared with the measurement data after the repair effort. The results showed that before the repair the humidity level in the PMS box was more than 85% RH, and after the repair, the humidity level fell below 85% RH and was by SNI 0225:2011. PMS performance in all bays has become good because there is no more damage to control equipment such as contactors, limit switches, and capacitors. 
Penentuan Parameter Weibull untuk Mendapatkan Densitas Daya Angin di Kawasan Blang Bintang Aceh Besar Muliadi Muliadi; Teuku Murisal Asyadi
Jambura Journal of Electrical and Electronics Engineering Vol 3, No 2 (2021): Juli - Desember 2021
Publisher : Teknik Elektro - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.964 KB) | DOI: 10.37905/jjeee.v3i2.10385

Abstract

Angin adalah salah satu sumber daya energi yang dapat dikonversikan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik dalam mode on grid dan off grid. Pada daerah dengan karakteristik angin yang tepat, energi angin mungkin sudah dapat bersaing dengan pembangkit listrik lainnya, tetapi pada beberapa daerah yang tidak memiliki potensi angin yang cukup analisa kecepatan angin perlu dilakukan minimal satu tahun. Dalam penelitian ini, data kecepatan angin diperoleh dari BMKG Blang Bintang Aceh Besar. Selanjutnya semua data dianalisis dengan menggunakan metode numerik yang berbeda untuk mendapatkan parameter fungsi distribusi Weibull bentuk k dan skala c, kecepatan angin rata-rata (Vw), dan potensi energi atau densitas daya angina (Pw) di kawasan Blang Bintang Aceh Besar. Hasilnya, parameter Weibull yang dihitung dengan menggunakan metode empiris dan metode momen dapat menunjukkan hasil yang lebih baik daripada metode grafik. Nilai Vw dan Pw dengan menggunakan metode momen didapatkan masing-masing sebesar 4,60 m/s dan 76,154 Watt/m2. Nilai tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan hasil dari menggunakan metode grafik dan empiris yaitu masing-masing Vw sebesar 4,24 m/s dan 4,59 m/s serta Pw sebesar 60,986 W/m2 dan 75,649 W/m2.The wind is one of the convertible energy sources to meet the needs of electric energy in on-grid and off-grid modes. In areas with the right wind characteristics, wind energy may already be able to compete with other power plants, but in some areas that do not have sufficient wind potential, wind speed analysis needs to be carried out for at least one year. In this study, wind speed data were obtained from BMKG Blang Bintang Aceh Besar. Furthermore, all data were analyzed using different numerical methods to obtain the parameters of the Weibull distribution function of shape k and scale c, average wind speed (Vw), and potential energy or wind power density (Pw) in the Blang Bintang Aceh Besar area. As a result, the Weibull parameter calculated using the empirical method and the moment method can show better results than the graph method. The values of Vw and Pw using the moment method were obtained respectively 4.60 m/s and 76.154 Watt/m2. This value is greater when compared to the results using graphical and empirical methods, namely Vw of 4.24 m/s and 4.59 m/s, respectively, and Pw of 60.986 W/m2 and 75.649 W/m2. 
Analisa Pembebanan Transformator Distribusi 20 kV Pada Penyulang LS5 Gardu LSA 249 Syukri Syukri; Teuku Murisal Asyadi; Muliadi Muliadi; Firwan Moesnadi
Jambura Journal of Electrical and Electronics Engineering Vol 4, No 2 (2022): Juli - Desember 2022
Publisher : Teknik Elektro - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.604 KB) | DOI: 10.37905/jjeee.v4i2.14500

Abstract

Jaringan sistem distribusi tenaga listrik merupakan media untuk mendistribusikan energi listrik baik kepada industri, maupun pelanggan rumah tangga. Bertambahnya pertumbuhan penduduk maka pengguna atau pelanggan energi listrik juga bertambah sehingga dapat berdampak terhadap pembebanan pada setiap transformator distribusi. Apabila pembebanan pada setiap transformator meningkat maka dapat menyebabkan kelebihan beban (overload), ketidakseimbangan beban dan rugi-rugi daya (losses) serta kerusakan terhadap transformator. Oleh sebab itu, untuk menjaga agar transformator distribusi dapat beroperasi dengan baik maka PLN telah menetapkan standar pembebanan pada transformator distribusi yaitu tidak boleh melebihi 80%. Tujuan penelitian ini yaitu untuk melakukan pengukuran pembebanan pada transformator distribusi Gardu LSA 249 dan menganalisis terjadinya rugi-rugi daya yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan beban. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan clamp meter dan eart tester untuk mendapatkan nilai arus dan tegangan serta nilai tahanan dari grounding. Selanjutnya, dilakukan perhitungan pembebanan transformator, ketidakseimbangan beban, serta rugi-rugi daya pada Penyulang LS5 Gardu LSA 249. Hasilnya, pengukuran dari ketidakseimbangan beban yang terjadi ketika pagi hari sebesar 15 %, siang hari sebesar 26 %, dan malam hari sebesar 22%. Rugi-rugi daya yang diakibatkan oleh adanya arus yang mengalir melalui netral transformator ketika pagi hari 0,0088 kW dengan 0,02 %,  siang hari sebesar 0,06291 kW dengan 0,15 %, dan malam hari sebesar 0.02462 kW dengan 0,061%. The electric power distribution system network is a medium for distributing electrical energy to both industry and household customers. With increasing population growth, users or customers of electrical energy also increase so that it can have an impact on the load on each distribution transformer. If the load on each transformer increases, it can cause overload, load imbalance and power losses and damage to the transformer. Therefore, to ensure that the distribution transformer can operate properly, PLN has set a standard loading on the distribution transformer, which should not exceed 80%. The purpose of this study is to measure the load on the LSA 249 substation distribution transformer and analyze the occurrence of power losses caused by load imbalances. Measurements are made using a clamp meter and an earth tester to get the current and voltage values as well as the resistance value from grounding. Furthermore, the calculation of transformer loading, load imbalance, and power losses at the LS5 Substation LSA 249 feeder. As a result, the measurement of the load imbalance that occurs in the morning is 15%, during the day is 26%, and at night is 22%. Power losses caused by the current flowing through the transformer neutral in the morning were 0.0088 kW with 0.02%, during the day 0.06291 kW with 0.15%, and at night 0.02462 kW with 0.061%.
Analisis Tingkat Keandalan Pada Jaringan Express Feeder SUTM A3CS Sebagai Incoming Baru Fauzi Fauzi; Subhan Subhan; Muliadi Muliadi; Syukri Syukri; Teuku Murisal Asyadi; Arief Setya Budi
Jambura Journal of Electrical and Electronics Engineering Vol 5, No 1 (2023): Januari - Juni 2023
Publisher : Teknik Elektro - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjeee.v5i1.17006

Abstract

Salah satu parameter dalam penyaluran energi listrik adalah mutu dan kehandalan yang harus memenuhi standar. Pada praktiknya, Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan terus memperbaiki dan meningkatkan mutu dan kehandalan jaringan listrik guna memberikan pelayanan terbaik bagi setiap pelanggan. Langkah yang diambil salah satunya yang dilakukan oleh Unit Layanan Pelanggan (ULP) Panton Labu, yaitu dengan membangun jaringan baru agar dapat melayani beban yang semakin meningkat. Pembangunan jaringan baru dilakukan supaya dapat memperbaiki tegangan sistem melalui pembagian beban penyulang serta meningkatkan kehandalan dalam mempermudah manuver ketika terjadi gangguan. Kondisi kelistrikan ULP. Panton Labu disuplai dari Gardu Induk (GI) Panton Labu terdiri dari 2 Trafo Daya (TD) yang masing masing berkapasitas 30 MVA. Beban puncak GI. Panton Labu adalah sebesar 14,5 MW untuk TD 1 dan 6,5 MW untuk TD 2. GI. Panton Labu salah satunya mensuplai Gardu Hubung (GH) Panton Labu melalui penyulang PL 05. Namun, sebelumnya hanya terdapat 1 incoming yang masuk ke GH. Panton Labu, padahal pada TD 2 GI. Panton Labu masih terdapat 3 kubikel cadangan (spare) yang belum termanfaatkan dan juga pada kubikel di GH. Panton Labu sudah terdapat couple bus dan 1 kubikel cadangan. Hal ini disebabkan karena belum adanya jaringan express feeder yang menyuplai dari GI. Panton Labu ke GH. Panton Labu sehingga apabila terjadi gangguan pada suplai utama penyulang PL 05 maka akan terjadi padam diseluruh kubikel GH. Panton Labu. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan nilai SAIDI dan SAIFI sebelum dan setelah pembangunan express  feeder SUTM A3CS 3x240 mm2 sebagai incoming baru. Hasilnya, Mutu tegangan pada GH Panton Labu sebelumnya sebesar 20,4 kVterjadi perbaikan menjadi 20,7 kV. Rekonfigurasi express feeder SUTM 3x240 mm2 sebagai incoming baru dapat mengurangi durasi padam dengan indeks keandalan rata rata nilai SAIDI pada ULP. Panton Labu turun dari 12,558 menit/pelanggan menjadi 6,205 menit/pelanggan. One of the parameters in the distribution of electrical energy is the quality and reliability that must meet the standards. In practice, the State Electricity Company (PLN) will continue to improve and increase the quality and reliability of the electricity network to provide the best service for each customer. One of the steps the Panton Labu Customer Service Unit (ULP) takes is to build a new network to serve the increasing load. The construction of a new network is carried out to improve the system voltage by sharing the feeder load and increasing reliability in facilitating maneuvers when disturbances occur. ULP electrical conditions. Panton Pumpkin is supplied from the Panton Pumpkin Substation (GI) consisting of 2 Power Transformers (TD), each with a capacity of 30 MVA. GI peak load. Panton Pumpkin is 14.5 MW for TD 1 and 6.5 MW for TD 2. GI. One is Panton Labu supplying the Panton Labu Switching Station (GH) via a PL 05 feeder. However, previously there was only 1 incoming to GH. Panton Pumpkin, even though at TD 2 GI. Panton Pumpkin still has 3 spare cubicles that have not been utilized and also in cubicles at GH. Panton Pumpkin already has a couple of buses and 1 extra cubicle. This is because there is no express feeder network that supplies from GI. Panton Pumpkin to GH. Panton Pumpkin so that if there is a disturbance to the main supply of the PL 05 feeder, there will be blackouts throughout the GH cubicles. Pumpkin Pantone. The purpose of this study is to obtain SAIDI and SAIFI values before and after the construction of the A3CS A3CS 3x240 mm2 express feeder as a new incoming. As a result, the voltage quality at the previous Panton Pumpkin GH was 20.4 kV, an improvement became 20.7 kV. Reconfiguring the SUTM 3x240 mm2 express feeder as a new incoming can reduce the blackout duration with the reliability index of the average SAIDI value on the ULP. Panton Pumpkin decreased from 12,558 minutes/subscriber to 6,205 minutes/subscriber..
Metode Maximum Power Point Tracking (MPPT) dan Boost Converter Menggunakan Fuzzy Logic Controller (FLC) pada Modul Surya Teuku Murisal Asyadi; Ira Devi Sara; Suriadi Suriadi
Jurnal Rekayasa Elektrika Vol 17, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.142 KB) | DOI: 10.17529/jre.v17i1.17863

Abstract

Solar modules have current and voltage characteristics that are non-linear, so efforts must always be made to work at the maximum power point so that no energy is wasted. The characteristics of the solar module will change depending on the level of radiation and temperature which causes the output power of the solar module to fluctuate and become unstable. To reduce oscillations in the output power of the solar module, the Fuzzy Logic Control (FLC) method used using the boost converter. Several studies have been done to maximize the output power of solar panels, one of which is by using namely by using Maximum Power Point Tracking (MPPT). This study aims to obtain the maximum power point in a set of solar modules arranged in series and parallel through the performance of the FLC method. In tracking the maximum power point during normal operation, the fuzzy method works together with a boost converter. Fuzzy-based MPPT was tested on a solar module under several radiation and temperature conditions using Matlab / Simulink software. The Fuzzy design method shows better results compared to other methods. The results obtained show the advantages of the FLC method in terms settling time, power loss, and oscillation at the point of the operating system.
Penentuan Kapasitas Transformator Sisip Untuk Mengatasi Beban Lebih Pada ULP Merduati Kota Martunis Martunis; Muliadi Muliadi; Syukri Syukri; Teuku Murisal Asyadi; Misswar ABD
Jurnal Teknik Elektro dan Komputasi (ELKOM) Vol 5, No 2 (2023): ELKOM
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/elkom.v5i2.11051

Abstract

Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah membuat sistem distribusi dalam wilayah kerja Unit Layanan Pelanggan (ULP) Merduati Kota semakin meningkat juga pengguna energi listrik (pelanggan) di wilayah tersebut. Gardu Hubung (GH) yang berada di wilayah kerja ULP Merduati Kota terdiri dari 66 buah GH dengan kapasitas trafo yang berbeda-beda mulai dari 50 kVA sampai dengan 1250 kVA dan tegangan operasi pada sisi primer dan sekunder trafo sebesar 20 kV/ 400 V. Berdasarkan data pembebanan yang direkap oleh PT. PLN (Persero) ULP Merduati Kota, pada penyulang BA. 30 terdapat beberapa GH atau transformator dengan pembebanan yang sudah melampaui kapasitas maksimum transformator standar PLN yaitu 80%, GH yang dimaksud adalah GH BAR009-00, GH BAR010-00, GH BAR 017-00, dan GH BAT083-00. Beban lebih yang terjadi pada semua GH tersebut dapat menyebabkan panas yang berlebih pada isolasi belitan transformator yang apabila dibiarkan dalam jangka waktu lama akan menyebabkan kerusakan pada transformator sehingga pelayanan terhadap pelanggan yang berada dalam jaringan GH tersebut menjadi terganggu. Oleh sebab itu perlu dilakukan metode untuk mengatasi beban lebih yang terjadi pada beberapa GH tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menentukan kapasitas trasformator distribusi sisip untuk mengatasi beban lebih yang terjadi pada GH BAR009-00, GH BAR010-00, GH BAR 017-00, dan GH BAT083-00. Adapun metode yang digunakan yaitu dengan melakukan perhitungan matematis. Hasilnya, GH BAR009-00 dan GH BAT083-00 memiliki pembebanan berlebih (overload) paling tinggi yaitu masing-masing sebesar 12,54% dan 15,06% dan GH BAR010-00 dan GH BAR 017-00 masih dalam persentase kecil yaitu masing-masing sebesar 1,50% dan 3,12%. Persentase pembebanan yang paling tinggi terjadi pada GH BAT083-00 jika dibandingkan dengan GH BAR009-00, GH BAR010-00 dan GH BAR 017-00, yaitu sebesar 94,93%. Kapasitas trasformator yang ideal untuk mengurang terjadinya beban lebih pada transformator khususnya pada GH BAT083-00 adalah 160kVA dan 200kVA.
Perbaikan Tegangan Ujung Pada Jaringan Distribusi 20 kV Di GH Tangse ULP Beureunuen Subhan Subhan; Fauzi Fauzi; Teuku Murisal Asyadi; Syukri Syukri; Muliadi Muliadi
Jurnal Teknologi Terpadu Vol 11, No 1 (2023): JTT (Jurnal Teknologi Terpadu)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32487/jtt.v11i1.1570

Abstract

Jaringan sistem distribusi tenaga listrik merupakan media untuk mendistribusikan energi listrik baik ke industri, maupun pelanggan rumah tangga. Bertambahnya pertumbuhan penduduk maka pengguna atau pelanggan energi listrik juga bertambah sehingga dapat berdampak terhadap pembebanan pada setiap transformator distribusi. Kondisi jaringan distribusi yang tidak optimal akan mengakibatkan pelayanan yang kurang efektif, karena akibat terjadinya jatuh tegangan. Permasalahan yang dihadapi sekarang adalah ketika beban puncak tegangan yang sampai pada GH Tangse sebesar 17,9 kV dengan keadaan SG-11 yang menyuplai untuk 2 penyulang yaitu penyulang kota tangse dan penyulang geumpang dengan beban puncak 2,4 MW dan memiliki 70,72 kms dari GI Sigli. Penambahan Incoming SG-14 dan pengalihan beban pada Incoming SG-14 maka mampu mencukupi suplai beban yang ada pada 2 penyulang kota tangse dan penyulang geumpang, tegangan terima pada Gardu Hubung Tangse menjadi baik dan menaikkan tegangan dari 17,900  kV menjadi 19,760 kV pada SG-11 dengan melakukan perhitungan menggunakan software E-tap.
Metode Maximum Power Point Tracking (MPPT) dan Boost Converter Menggunakan Fuzzy Logic Controller (FLC) pada Modul Surya Teuku Murisal Asyadi; Ira Devi Sara; Suriadi Suriadi
Jurnal Rekayasa Elektrika Vol 17, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17529/jre.v17i1.17863

Abstract

Solar modules have current and voltage characteristics that are non-linear, so efforts must always be made to work at the maximum power point so that no energy is wasted. The characteristics of the solar module will change depending on the level of radiation and temperature which causes the output power of the solar module to fluctuate and become unstable. To reduce oscillations in the output power of the solar module, the Fuzzy Logic Control (FLC) method used using the boost converter. Several studies have been done to maximize the output power of solar panels, one of which is by using namely by using Maximum Power Point Tracking (MPPT). This study aims to obtain the maximum power point in a set of solar modules arranged in series and parallel through the performance of the FLC method. In tracking the maximum power point during normal operation, the fuzzy method works together with a boost converter. Fuzzy-based MPPT was tested on a solar module under several radiation and temperature conditions using Matlab / Simulink software. The Fuzzy design method shows better results compared to other methods. The results obtained show the advantages of the FLC method in terms settling time, power loss, and oscillation at the point of the operating system.
Analisis Sistem Kerja Pompa Pada PDAM Tirta Daroy Banda Aceh Teuku Murisal Asyadi; Muliadi
Aceh Journal of Electrical Engineering and Technology Vol. 1 No. 1 (2021): Desember 2021
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Iskandarmuda Jl. Kampus Unida No.15, Surien, Kec. Meuraxa, Kota Banda Aceh, Aceh 23234 Propinsi Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55616/ajeetech.v1i1.156

Abstract

Air bersih merupakan kebutuhan mutlak yang sangat dibutuhkan mayarakat dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat dikatakan bahwa air bersih sudah merupakan kebutuhan yang sangat besar untuk sebuah rumah didalam masyarakat. Dengan bertambahnya jumlah penduduk di Kota Banda Aceh maka mengakibatkan kebutuhan akan air bersih menjadi meningkat dari tahun ke tahun. Pada setiap daerah terdapat sebuah perusahaan pemerintah yang melayani kebutuhan air bersih yaitu Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirta Daroy Banda Aceh. Dimana perusahaan ini lah yang melakukan pengolahan air sungai menjadi air bersih sehingga dapat dikonsumsi. Pada PDAM terdapat pompa water intake yang berfungsi untuk menyedot air sungai kemudian mengubahnya menjadi air bersih yang selanjutnya di distribusikan pada masyarakat. Dalam penelitian ini membahas tentang persoalan head pompa dan daya pompa. Dimana hasil perhitungan nilai head pompa sebesar 5,62 m serta perbedaan perhitungan nilai daya pompa sebesar 1 kW dari standar pompa. Dalam penelitian ini didapat masih banyak kekurangan kebutuhan air bersih dimasyarakat. Kekurangan air ini terjadi karena banyak instalasi pipa yang bocor akibat galian C dan terjadi pencurian air karena kurangnya pengawasan dari petugas PDAM. Untuk mengatasi permasalahan ini maka penulis menyarankan agar dapat menambahkan beberapa unit pompa intake dengan kapasitas yang lebih besar dari pompa yang telah dioperasikan saat ini agar mampu memenuhi air bersih. Sehingga kekurangan air bersih dapat teratasi dengan baik sesuai dengan kebutuhannya.
Analisa Sistem Kelistrikan Pada Kapal Motor Penumpang Tanjung Burang Teuku Murisal Asyadi; Muliadi; Syukri; Teuku Sufriadi Ramadhani; Mujibul Ikhsan
Aceh Journal of Electrical Engineering and Technology Vol. 2 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Iskandarmuda Jl. Kampus Unida No.15, Surien, Kec. Meuraxa, Kota Banda Aceh, Aceh 23234 Propinsi Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55616/ajeetech.v2i1.258

Abstract

Kapal KMP. Tanjung Burang adalah kapal transportasi yang melayani rute Banda Aceh – Sabang, Sistem penyaluran tenaga listrik kapal KMP.  Tanjung Burang menggunakan mesin pembangkit khusus yang tahan terhadap goncangan di lautan dalam jangka waktu lama. Pembangkit listrik pada kapal KMP.Tanjung Burang berfungsi untuk menjalankan semua beban listrik yang dibutuhkan kapal seperti motor penarik pintu kapal, alat navigasi, penerangan, dan kebutuhan yang lainnya untuk kegiatan transportasi dan penyebrangan Banda Aceh - Sabang. Pembangkit yang digunakan adalah dua buah generator dimana satu buah generator bantu kanan dengan daya sebesar 80 kVA, satu generator bantu kiri dengan daya sebesar 80 kVA dengan masa kerja masing-masing selama 12 jam. Oleh sebab itu kapal KMP. Tanjung Burang sangat membutuhkan analisa terhadap jumlah daya terpasang, kapasitas pengaman yang digunakan dan luas penampang kabel yang digunakan agar sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL). Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan jumlah daya terpasang,, kapasitas pengaman , dan luas penampang kabel yang digunakan pada kapal KMP. Tanjung Burang agar sesuai dengan PUIL. Hasilnya, daya yang terpasang pada kapal KMP. Tanjung Burang adalah 51 kVA, kapasitas pengaman dipanel 1 adalah 32 Amp dan kapasiatas pengaman di panel 2 adalah 80 Amp. Untuk luas penampang kabel pada panel 1 adalah 2,5 mm2  dan luas penampang kabel pada panel 2 adalah 10 mm2 . Semua sistem kelistrikan pada kapal KMP. Tanjung Burangrancangannya sudah sesuai dengan standart PUIL.