Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PROFIL ASAM LEMAK MINYAK SAWIT SETELAH PROSES PENGGORENGAN IKAN Harikedua, Silvana Dinaintang; Harikedua, Vera T
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.6.1.2018.19538

Abstract

The fatty acid profile of palm oil is presented in this work. The palm oil (control) was rich in palmitic acid (39.01%) and oleic acid (44.50%). The results indicated that fish frying process for about 60 minutes was given little differences fatty acid profiles compared to control palm oil. The major fatty acid in the palm oil after frying fish was palmitic acid (41. 13%) and oleic acid (42.62), and developed the existenceof palmitoleic acid (0.28%), which is not found in control palm oil.
KOMPOSISI IODIUM PADA PRODUK MANISAN RUMPUT LAUT Mongi, Eunike Louisje; Harikedua, Silvana Dinaintang; Montolalu, Lita ADY
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.3.2019.24367

Abstract

Rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii digunakan sebagai bahan baku dalam penelitian ini. Rumput laut ini dipotong dengan ukuran 5 dan 15 cm. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat seberapa banyak nutrisi iodium yang hilang selama proses pengolahan manisan pada 2 ukuran potong rumput laut yang berbeda. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola percobaan faktorial 1x2, kombinasi perlakuan diulang sebanyak 2 kali sehingga diperoleh 4 satuan percobaan. Uji ortogonal kontras digunakan untuk melihat apakah ada perbedaan antara dua jenis ukuran potong. Pengamatan dilakukan selama proses pencucian, perendaman dan terhadap produk manisan. Tahapan pengamatan sebagai berikut: pencucian (rumput laut dan air cucian), 3 kali perendaman (rumput laut dan air rendaman) dan dalam bentuk produk manisan. Analisa data menunjukkan bahwa proses pencucian dan perendaman mempengaruhi komposisi iodium pada rumput laut. Kadar iodium K. alvarezii mengalami penurunan selama proses pencucian dan perendaman juga pada pengolahan manisan. Hasil uji ortogonal kontras menunjukkan ukuran potong tidak berpengaruh terhadap kadar iodium manisan rumput laut. Secara umum, proses pengolahan manisan rumput laut tidak menyebabkan kehilangan komponen nutrisi iodium yang berarti. Kappaphycus alvarezii were used as a raw material of this research. Those were sliced into two different sizes, 5 cm and 15 cm, in order to determine how much nutrition was lost for the two different size and as well as how slice size that affected iodine composition in the final seaweed sweet product. The completely random design with a 1 by 2 factorial experimental pattern, treatment combinations were repeated two times with total of 4 experimental units. To compare the composition of iodine in two size of seaweed used an orthogonal contrast test was performed. The sequence of observation were followed: washing (seaweed and washing water), 3 times of soaking (seaweed and soaking water), and the production of seaweed sweet. Analysis in iodine content in K. alvarezii 1.2% respectively and then showed a decrease after the final soaking process, i.e. 0.45% and 0.7% respectively. This means that more iodine composition was split into the washing water by K. alvarezii 0.7% respectively. The result of analysis variance on iodine content did not find an interaction between two seaweed slice sizes. Orthogonal contrast test showed that there slice size had no effect on sweet iodine content. Seaweed have the necessary characteristics to be used as raw material for processed seaweed products, especially because of their iodine composition. Changes in the composition of iodine during preparation processes do not constitute significant nutrition component losses.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK AIR REBUSAN DAUN MANGROVE SEGAR Sonneratia alba DI DESA WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA Linggama, Gisella Aisyah; Montolalu, Lita ADY; Salindeho, Netty; Taher, Nurmeilita; Harikedua, Silvana Dinaintang; Makapedua, Daisy Monica; Damongilala, Lena Jeane
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.2.2019.23612

Abstract

The purpose of this study was to determine the antibacterial activity in the extracts of Sonneratia alba mangrove leaf inhibiting Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. The infusion extraction method was used to extract fresh leaves. Fresh leaves was boiled for 40 and 50 minutes then was boiled again with small fire continued with dried in an oven with a temperature of 75–80°C. The ananlysis was conducted to  an extract  of 5% and 10%, positive control (chloramphenicol), and negative control (aquades). The disc diffusion Kirby and Bauer method which has been modified was performed in these samples. The results showed that antibacterial activity from extracts of fresh mangrove leaf  was shown against both tested bacteria and explained the broad spectrum antibacterial compounds.Keyword: Sonneratia alba, antibacterial, infusion.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri yang terdapat pada ekstrak air rebusan daun mangrove Sonneratia alba dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Metode ekstraksi infusa digunakan untuk mengekstrak daun mangrove segar. Caranya yaitu daun direbus selama 40 dan 50 menit setelah itu direbus kembali dengan air api kecil kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 75–80°C. Pengujian dilakukan pada konsentrasi ekstrak 5% dan 10%, kontrol positif (kloramfenikol), dan kontrol negatif (akuades). Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar (disc diffusion Kirby and Bauer) yang telah dimodifikasi. Hasil yang diperoleh yaitu ekstrak air rebusan daun mangrove segar memiliki sifat antibakteri terhadap kedua bakteri uji sehingga senyawa antibakteri dari ekstrak air rebusan daun mangrove dikategorikan berspektrum luas.Kata kunci: Sonneratia alba, antibakteri, infusa.
KARAKTERISTIK SURIMI YANG DIBUAT DARI HASIL PENCUCIAN DAGING IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis L) DENGAN AIR DINGIN (± 4ºC) Saliada, Farnis; Onibala, Hens; Taher, Nurmeilita; Harikedua, Silvana Dinaintang; Pandey, Engel Victor
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.5.2.2017.14913

Abstract

This research intended to study the effect of washing period of skipjack (Katsuwonus pelamis L) meat with cold water to the chemical and physical properties of surimi. The functional properties of surimi was tested either by  physical or chemical analysis. In this study we measured folding test, texture and fat content. A complete randomized design were designated for this study with washing period as a treatment ( 0, 1, 2, 3, or 4 min). The average value of folding test were 2.2, 2.6, 3.0, 3.8 and 4.6, respectively. There is an increment of folding test value as the washing period increased. The average value of the texture analysis were 3.0, 3.8, 4.4, 5.1 and 5.9. Likewise, the longer the washing time, the firmer the texture. However, as the washing period increased, the fat content of surimi tend to decrease.
KANDUNGAN FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL RUMPUT LAUT SEGAR (Turbinaria sp., Gracilaria sp., dan Halimeda macroloba) Soamole, Hasri H; Sanger, Grace; Harikedua, Silvana Dinaintang; Dotulong, Verly; Mewengkang, Hanny Welly; Montolalu, Roike Iwan
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.6.3.2018.21259

Abstract

Rumput laut atau dikenal dengan nama seaweed merupakan salah satu organisme laut yang berpotensi sebagai sumber bioaktif, pangan dan obat-obatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar air dan kandungan senyawa bioaktif seperti, alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid, tanin dan saponin pada tiga jenis rumput laut segar Turbinaria sp., Gracilaria sp., dan Halimeda macroloba. Rumput laut yang dijadikan sampel didapatkan dari daerah Minahasa Utara (pulau Nain). Ekstraksi senyawa bioaktif dilakukan dengan metode maserasi (perendaman) dengan pelarut teknis (etanol), dan perbandingan (1:2 b/v), selama 48 jam pada suhu ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan air pada ketiga jenis rumput laut ini bervariasi yaitu 75,6% untuk Turbinaria sp. 90,6% untuk Gracilaria sp. dan 72,7% untuk Halimeda macroloba. Dari penelitian ini juga menunjukkan ketiga jenis rumput laut mengandung senyawa bioaktif seperti; alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid, saponin dan tanin. Dari hasil penelitian pada ketiga jenis rumput laut tersebut dapat disimpulkan bahwa tiga jenis rumput laut tersebut dapat digunakan sebagai pangan fungsional, obat-obatan dan industri makanan karena memiliki senyawa bioaktif.
APLIKASI AIR KELAPA SEBAGAI ADITIF ALAMI BAGI PENINGKATAN MUTU PRODUK CAKALANG ASAP (CAKALANG FUFU) KHAS SULAWESI UTARA Wonggo, Djuhria; Mongi, Eunike Louisje; Harikedua, Silvana Dinaintang
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.6.1.2018.19521

Abstract

Diseminasi produk teknologi ke masyarakat dengan aplikasi air kelapa sebagai aditif alamiah bagi peningkatan mutu produk cakalang asap (cakalang fufu) khas Sulawesi Utara bertujuan supaya dihasilkan produk ikan asap (fufu) yang bermutu dan aman dikonsumsi serta menjadikan mitra kerja pada kelompok percontohan bagi kelompok pengolah ikan lainnya. Target luaran adalah: tersedianya 3 bak beton dengan 3 fungsi berbeda (bak penampungan dan pencucian ikan, bak perendaman dan bak penampungan limbah); Adanya rumah pengasapan yang lebih memadai sehingga ada efisiensi penggunaan bahan bakar dari pengolah; Serta adanya produk ikan asap dengan mutu yang lebih baik dan harga yang lebih kompetitif. Ini ditandai dengan adanya tekstur yang lebih kompak, warna yang lebih menarik tanpa penambahan pewarna, citarasa yang khas ikan asap, serta penurunan kadar histamin. Untuk pencapaian tujuan tersebut maka metode yang digunakan adalah survei, penyuluhan, pelatihan termasuk didalamnya perbaikan fisik usaha pengasapan ikan, pendampingan dan evaluasi. Hasil pengamatan dan pengalaman di lapangan, para pengusaha pengolah ikan fufu mempunyai kebiasaan yang perlu dilestarikan dan juga ada hal-hal membutuhkan waktu yang cukup untuk mengubah kebiasaan yang selama ini mereka lakukan dimana kebiasaan ini tidak perlu ditiru. Teknologi yang ditransfer ke masyarakat belum sepenuhnya diterima, dan hal ini membutuhkan waktu untuk penyuluhan yang teratur dan berkelanjutan.
PENENTUAN MUTU IKAN TANDIPANG (Dussumieria acuta C.V) ASAP KERING SELAMA PENYIMPANAN SUHU KAMAR Kaparang, Rita; Harikedua, Silvana Dinaintang; Suwetja, I Ketut
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.1.1.2013.4138

Abstract

Ikan japuh (Dussumieria acuta C.V) dikenal dengan nama lokal tandipang merupakan salah satu jenis ikan yang dihasilkan dari proses pengeringan yang dikombinasikan dengan pengasapan. Produk ini memberikan citarasa tersendiri yang lezat, gurih dengan aroma yang khas disebabkan oleh proses pengasapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan mutu ikan tandipang asap kering selama penyimpanan. Hasil yang di dapat bahwa nilai kadar air tertinggi adalah 15,70 % pada ikan tandipang asap kering yang disimpan 40 hari. Sedangkan nilai kadar air terendah adalah 15,20 % pada ikan tandipang asap kering tanpa penyimpanan. Untuk nilai pH tertinggi adalah 6,63 pada ikan tandipang asap kering yang disimpan 40 hari dan nilai pH terendah adalah 6,06 pada ikan tandipang asap kering tanpa penyimpanan. Nilai TVB yang tertinggi adalah 96,60 mg N/100 gr sampel pada ikan tandipang asap kering yang disimpan selama 40 hari dan nilai TVB-N terendah adalah 64,80 mg N/100 gr sampel pada ikan tandipang asap kering tanpa penyimpanan. Nilai uji hedonik nilai tertinggi adalah 7,17 pada ikan tandipang asap kering tanpa penyimpanan, sedangkan nilai terendah adalah 6,47  pada ikan tandipang asap kering penyimpanan selama 40 hari. Proses pengasapan dan pengeringan dapat mempertahankan mutu ikan tandipang asap kering sampai pada penyimpanan selama 40 hari dengan kadar air, pH dan TVB yang rendah serta tingkat kesukaan panelis terhadap produk masih disukai panelis selama penyimpanan 40 hari.
PROTEIN GELS: A MINI REVIEW Harikedua, Silvana Dinaintang
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.1.2019.19523

Abstract

The use of gelatin as food additive for gelling properties was discussed in this review. Three products (i.e. gel dessert, yoghurt, and surimi) were selected as the main focus of this mini review since they characterized 3 different protein gelation system. The mechanism of gelatin gelation in water system was described by gel dessert, the gelation of casein in dairy product was presented by yoghurt, and the gelation of sarcoplasmic protein in meat system was exemplify by surimi. Overall, the mechanism of gelation mainly contributed by the networking of protein-protein which is strengthen by the intermolecular bond and intramolecular bond.
EKSTRAKSI KARAGINAN RUMPUT LAUT MERAH (Kappaphycus alvarezii) DENGAN PERLAKUAN PERENDAMAN DALAM LARUTAN BASA Panggabean, Jessica E; Dotulong, Verly; Montolalu, Roike Iwan; Damongilala, Lena Jeane; Harikedua, Silvana Dinaintang; Makapedua, Daisy Monica
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.6.3.2018.20642

Abstract

Semi-refined carrageenan are a type of carrageeanan product that have a low level of purity because it still contains a small amount of selulose within the carageenan. The purpose of this study is to find out the effect of the concentration of both NaOH and KOH towards rendemen, and the physical and chemical charactheristic of semi refined carrageenan made from kappaphycus alvarezii seaweed,  and also to minimize the use of chemical product on SRC production process. The method used in this study is steaming method. The results are the rendemen from NaOH is 10% and KOH 14%. This proves that the concentration of alkali affects the amount of rendemen. The higher the amount of alkali used, the higher the amount of rendemen obtained.  Water content obtained from the NaOH samples are 3,75%; while those from the KOH samples are 5%.  The ash content of semi-refined carrageenan obtain from NaOH samples are 55,42% and KOH are 55,27%. For the pH level on semi-refined carrageenan obtain from the NaOH samples are 8,06; and KOH are 8,69. The alkali concentration  greatly affects the amount of rendemen that is obtained because a higher concentration of alkali during the alkalization process will result in higher pH level, therefore the extration ability of alkali are increased.
EFEK PEMBEKUAN-PELELEHAN BERULANG TERHADAP MUTU SENSORI IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis L) Tatontos, Sandra Jenspiten; Harikedua, Silvana Dinaintang; Mongi, Eunike Louisje; Wonggo, Djuhria; Montolalu, Lita ADY; Makapedua, Daisy Monica; Dotulong, Verly
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.2.2019.23611

Abstract

Freezing technique is an effective method in storage fishery products. However, the process of freezing and thawing can cause damage to fish meat. Freeze-thaw cycle can results in protein denaturation,  the loss of water holding capacity and decrease in sensory quality (odor, texture, color). This study aims to determine the effect of the freeze-thaw cycle on skipjack sensory quality. Samples were frozen for 24 hours at -24.2ºC and thawed for 24 hours at refrigerator temperature ± 2,4ºC. Freeze-thaw is done repeatedly, 1 time, 2 times, 3 times and 4 times. The results of the study showed that the more we repeated the freezing-thawing cycle, the  less the sensory quality. score average from panelist assesment The results of this study indicates that after 4 times the freeze-thaw cycle treatment decreased the sensory quality of skipjack significantlyKeyword: Freez-thaw cycle, sensory quality. Teknik pembekuan adalah metode pengolahan dan penyimpanan yang efektif untuk produk hasil perikanan. Proses pembekuan juga dapat menyebabkan kerusakan pada daging ikan seperti terjadinya denaturasi protein, penurunan mutu sensori (aroma, tekstur, warna). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari pembekuan dan pelelehan secara berulang terhadap kualitas sensori ikan cakalang. Pembekuan dilakukan selama 24 jam pada suhu freezer -24,2ºC dan pelelehan dilakukan selama 24 jam pada suhu lemari es ± 2,4ºC. alur pembekuan-pelelehan dilakukan secara berulang, 1 kali, 2 kali, 3 kali dan 4 kali. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa semakin banyak proses pembekuan-pelelehan yang dilakukan maka nilai mutu sensori. Penelitian ini menunjukkan bahwa setelah 4 kali perlakuan pembekuan-pelelehan terhadap ikan cakalang terjadi penurunan pada penampakkan sensori.Kata kunci: Pembekuan-pelelehan berulang, mutu sensori.