Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP GAMBARAN PATOLOGI ANATOMI DAN HISTOPATOLOGI INSANG IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Eka Janni Haqqawiy; Winaruddin -; Dwinna Aliza; Hamdani Budiman
Jurnal Medika Veterinaria Vol 7, No 1 (2013): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.084 KB) | DOI: 10.21157/j.med.vet..v7i1.2914

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran patologi anatomi  ikan nila dan histopatologi insang ikan nila dengan kondisi kepadatan populasi pada wadah pemeliharaannya di atas normal. Lima puluh ekor ikan nila dibagi atas empat kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol terdiri atas 5 ekor ikan, kelompok I  10 ekor ikan, kelompok II 15 ekor ikan, dan kelompok III 20 ekor ikan. Insang difiksasi dalam larutan Davidson 10% kemudian dilakukan pembuatan sediaan histologi dengan menggunakan pewarnaan hematoksilin dan eosin (HE). Pengamatan histopatologi dilakukan dengan mikroskop cahaya biokuler, kemudian dilakukan pemotretan dengan fotomikrograf. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil pemeriksaan histopatologi ditemukan nekrosis, hiperplasia lamella primer, dan sekunder, serta fusi lamella pada insang ikan nilayang dipelihara dalam padat populasi di atas normal.
21. Physical Quality and Organoleptik of Beef Added with Curry Leaf (Murraya koenigii) Infuse Baida Murliana; Rastina Rastina; Ismail Ismail; Nurliana Nurliana; T. Armansyah TR; Dwinna Aliza
Jurnal Medika Veterinaria Vol 12, No 2 (2018): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.579 KB) | DOI: 10.21157/j.med.vet..v12i2.4232

Abstract

The aims of this research were to compare the physical charateristic of meat with or without the addition of curry leaf and to find out the organoleptic of meat added with curry leaf. This research used complex randomized design method. 500 grams beef sample were cut into square-shape at 2x2x2 cm  and divide into 3 groups and  then added a curry leaf infuse with different concentration of 0%, 25%, and 50%. Then, the meat was boiled at 70-80oC for 45 minutes. The parameters observed were pH, water holding capacity, cooking loss, and organoleptic (colour, taste, and aroma). The result showed that the use of curry leaf infuse in various concentration did not have significant effect on pH, water holding capacity, and cooking lost, but significantly effect (P0,05) on organoleptic value. Fresh meat that was added the curry leaf infuse 50% was well-liked for the colour, taste, and aroma  compare to the meat without the addition of curry leaf infuse.
GAMBARAN HISTOPATOLOGIS HATI IKAN NILA (Oreochromis niloicus) YANG DIBERI CEKAMAN PANAS DAN TEPUNG DAUN JALOH (Salix tetrasperma Roxb) Yakin Ikhwan; Nazaruddin -; Dwinna Aliza
Jurnal Medika Veterinaria Vol 7, No 2 (2013): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.867 KB) | DOI: 10.21157/j.med.vet..v7i2.2950

Abstract

Penelitian  ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian pakan komersil yang disuplementasi tepung daun jaloh (Salix tetrasperma Roxb)  dengan dosis 0, 5, 10, dan 15% terhadap gambaran histopatologi hati ikan nila (Oreochromis niloticus) yang diberi cekaman panas. Hewan percobaan yang digunakan adalah ikan nila gesit dengan berat badan berkisar 35-40 g dan sampel yang digunakan adalah hati ikan nila. Penelitian ini dirancang dengan  rancangan acak lengkap (RAL) pola searah dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Ikan nila pada setiap perlakuan diberi cekaman panas pada suhu 35±1° C selama 4 jam setiap hari. Kelompok kontrol negaif  (K-) tidak diberi cekaman panas  dan tanpa tepung daun jaloh, sedangkan kelompok kontrol positif (K+) diberi cekaman panas saja. Kelompok perlakuan I, II, III (PI, PII, PIII) diberi cekaman panas dan tepung daun jaloh dengan konsentrasi masing-masing   5, 10, dan 15%. Perlakuan dilakukan selama 30 hari secara berturut-turut. Pada hari ke-31 dilakukan pengambilan hati ikan nila untuk pembuatan dan pemeriksaan histopatologi. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varian. Rata-rata jumlah nekrosis pada perlakuan K-; K+; PI; PII; dan PIII secara berturut-turut adalah 10,5; 30,2;20,2;25,6; dan 26,0. Rata-ratajumlah melanomakrofag secara berturut-turut adalah 0; 387,7; 363,7; 381,7; dan 383,0, sedangkan rata-rata jumlah infiltrasi sel radang  secara berturut-turut adalah 78,3; 267,7; 255,0; 264,0; dan 271,0. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pemberian tepung daun jaloh berbeda nyata (P0,05) terhadap tingkat  nekrosis hati ikan nila yang diberi cekaman panas pada suhu 35±1° C, namun tidak berbeda nyata (P0,05)  terhadap jumlah melanomakrofag dan infiltrasi sel radang. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tepung daun j aloh yang disuplementasikan pada pakan komersil dengan dosis 5% (PI), dapat menurunkan tingkat nekrosis, melanomakrofag dan infiltrasi sel radangjaringgan hati ikan nila
GAMBARAN HISTOPATOLOGIS HATI TIKUS (Rattus novergicus) YANG DIINFEKSI Trypanosoma evansi SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BATANG JALOH (Salix tetrasperma Roxb) (Histopathological Changes of Rat (Rattus novergicus) Liver Infected with Trypanosoma evansi and Treated with Willow Tree Bark Extract (Salix tetrasperma Roxb)) Mulya Fahmi; Yudha Fahrimal; Dwinna Aliza; Siti Aisyah; Hamdani Budiman; Muhammad Hambal
Jurnal Medika Veterinaria Vol 9, No 2 (2015): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.557 KB) | DOI: 10.21157/j.med.vet..v9i2.3824

Abstract

This research aimed to determine the effect of willow (Salix tetrasperma Roxb) tree bark extract on histopathological changes of liver of rat (Rattus novergicus) infected with Trypanosoma evansi. Liver of 25 male rat, Wistar strain, were used in this study and all rat were fed with commercial feed ad libitum. This research used completely randomized design (CRD) with 5 treatments, each treatment consisted of 5 replicates. Treatment I was negative control group without any treatment, treatment II were only infected with 103 T. evansi, treatment III, IV, and V were infected with 103 T. evansi and treated with willow tree bark extract with the dose of 30, 45, and 60 mg/kg bw, respectively. The administration of willow tree bark extract was carried out for 3 consecutive days orally using a stomach tube. All rats were sacrificed and necropsied then liver were collected for histopathological examination. Percentage of histophatological changes found in hepatocytes of rat infected with T. evansi after the administration of willow tree bark extract in group P1, P2, P3, P4, and P5 were: normal hepatocytes 96.28%; 0.00%; 8.06%; 40.61%; and 0.00%; hydropic degeneration 0.00%, 44.98%, 58.00%, 38.29%, and 35.04%; fatty degeneration 0.00%, 0.00%, 0.00%, 0.00%, and 8.76%; necrosis 3.72%, 55.02%, 33.94%, 21.10%, and 56.20, respectively. In conclusion, the administration of willow tree bark extract is able to protect rat’s liver from T. evansi infection and the dose of 45 mg/kg bw is more effective than 30 mg/kg bw but the dose of 60 mg/kg bw of willow tree bark extract worsen the liver damage.Key words: histopathology, liver, T. evansi, willow
IDENTIFIKASI PARASIT PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI IRIGASI BARABUNG KECAMATAN DARUSSALAM ACEH BESAR (Identification of Parasites on Nile Tilapia (Oreochromis niloticus) Fish Collected from Barabung Irigation Darussalam Aceh Besar) Nova Lianda; Yudha Fahrimal; Razali Daud; Rusli Rusli; Dwinna Aliza; Mulyadi Adam
Jurnal Medika Veterinaria Vol 9, No 2 (2015): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (42.194 KB) | DOI: 10.21157/j.med.vet..v9i2.3807

Abstract

This study was aimed to identify parasite types that infected Nile tilapia (Oreochromis niloticus) fish collected from Barabung irigation Darussalam, Aceh Besar. A total of 26 Nile tilapia fish were collected from Barabung irigation then examined for the presence of ectoparasite and endoparasite at Parasitology Laboratory, Veterinary Medicine Faculty, Syiah Kuala University Banda Aceh. The ectoparasite examination was conducted by observed the external body part of fish macroscopically and microscopically. While endoparasite examination was conducted by observed the inner surface of digestive track. The results showed that four types of parasites were found namely Dactylogyrus sp., Gyrodactylus sp., Camallanus sp., and P. nagpurensis. Overall,73.1% Nile tilapia fish was infested by Dactylogyrus sp., 11.3% was infested by Gyrodactylus , 10 % was infested by Camallanus, and 5% was infested with P. nagpurensis.Key words: endoparasite, ectoparasite, tilapia fish
EFEK PEMBERIAN MINYAK JELANTAH TERHADAP GAMBARANHISTOPATOLOGIS HATI TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) Siti Aisyah; Hamdani Budiman; Dessy Florenstina BR. G; Dwinna Aliza; M Nur Salim; Ummu Balqis; T. Armansyah
Jurnal Medika Veterinaria Vol 9, No 1 (2015): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.665 KB) | DOI: 10.21157/j.med.vet..v9i1.2989

Abstract

Penelitian ini bertujuan mempelajari gambaran histopatologi hati tikus putih (Rattus norvegicus) akibat mengonsumsi minyak jelantah.  Duapuluh ekor tikus berumur 3 bulan dengan bobot badan ±250 g dibagi atas 4 kelompok perlakuan dan setiap kelompok terdiri at as 5 ekor. Perlakuan K1 (minyak goreng curah), K2, K3, dan K4 (minyak jelantah 3x, 6x, dan 9x pemakaian). Perlakuan dilakukan selama 60 hari, dan pada hari ke 61 dilakukan eutanasia yang dilanjutkan dengan nekropsi. Hati tikus diambil dan difiksasi dalam larutan buffered neutral formaline 10%untuk diproses sediaan histopatologis dan diwarnai dengan hematoksilin dan eosin (HE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hati berwarna coklat kehitaman, bengkak, dan ditemukan nodul multi fokal dengan konsistensi padat. Secara histopatologi terjadi peningkatan kongesti, degenerasi cloudy swelling, dan nekrosis sel
PENAMBATAN MOLEKULER KURKUMIN DAN ANALOGNYA PADA ENZIM SIKLOOKSIGENASE-2 Teuku Adelin; Frengki -; Dwinna Aliza
Jurnal Medika Veterinaria Vol 7, No 1 (2013): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.296 KB) | DOI: 10.21157/j.med.vet..v7i1.2916

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengamati interaksi molekuler inhibisi enzim siklooksigenase-2 oleh kurkumin dan beberapa senyawa analognya  secara in silico. Penelitian ini menggunakan tujuh senyawa obat yaitu kurkumin, analog 1, 2, 3, 4, etodolak, dan asam arakidonat. Senyawa penambatan yang digunakan adalah 1PXX yang didapat dari situs protein data bank (PDB). Senyawa agonis yang digunakan adalah asam arakidonat, senyawa antagonis etodolak, sedangkan senyawa ujinya yaitu kurkumin, analog 1, 2, 3, dan 4. Semua senyawa di-docking menggunakan aplikasi ArgusLab 4.0.1. proses docking dilakukan dengan metode ArgusDock. Hasil analisis menunjukkan bahwa energi bebas Gibs (ΔG) kurkumin, analog 2, dan 3 lebih kecil dari pada asam arakidonat. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kurkumin, analog 2, dan 3 mampu menghambat ikatan asam arakidonat.
GAMBARAN HISTOPATOLOGI INSANG IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIPELIHARA DALAM TEMPERATUR AIR DI ATAS NORMAL Luky Wahyu Sipahutar; Dwinna Aliza; Winaruddin -; Nazaruddin -
Jurnal Medika Veterinaria Vol 7, No 1 (2013): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.182 KB) | DOI: 10.21157/j.med.vet..v7i1.2912

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran histopatologi insang ikan nila yang dipelihara dalam temperatur air di atas normal. Dalam penelitian ini digunakan 12 sampel ikan nila yang dibagi atas 4 kelompok. Kelompok I adalah perlakuan kontrol dengan temperat ur air 28° C, sedangkan ikan pada kelompok II, III, dan IV dipelihara masing-masing pada temperatur 30, 32, dan 34° C selama 6 jam, mulai dari jam 09.0015.00  WIB. Kemudian insang sampel difiksasi dalam larutan Davidson 10% selanjutnya dilakukan pembuatan sediaan histologi dengan menggunakan pewarnaan humatoksilin dan eosin (HE). Pengamatan histopatologi dilakukan dengan mikroskop cahaya biokuler, kemudian dilakukan pemotretan dengan fotomikrograf. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil pemeriksaan histopatologi terhadap insangikan nila ditemukan adanya epitelium terlepas, hiperplasia lamella primer, hiperplasia lamella sekunder, nekrosis, dan fusi lamella pada insang ikan nila yang  dipelihara dalam temperatur air di atas normal.
KADAR MALONDIALDEHID (MDA) PADA JARINGAN HATI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIBERI CEKAMAN PANAS DAN PAKAN SUPLEMENTASI TEPUNG DAUN JALOH (Salix tetrasperma Roxb) Vara Tassa Sutari; Sugito -; Dwinna Aliza; Asmarida -
Jurnal Medika Veterinaria Vol 7, No 1 (2013): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.591 KB) | DOI: 10.21157/j.med.vet..v7i1.2917

Abstract

Penelitian  ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian pakan komersil yang disuplementasi tepung daun jaloh (Salix tetrasperma Roxb) terhadap kadar malondialdehid ikan nila (Oreochromis niloticus) yang diberi cekaman panas. Sampel yang digunakan adalah dua belas ekor ikan nila dengan berat badan 35-40 g. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola searah dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan P0 (kontrol) diberi cekaman panas (35±1° C) dan pakan tanpa tepung daun jaloh, sedangkan P1, P2, dan P3 diberi cekaman panas (35±1° C)  dan  pakan yang disuplementasikan tepung daun jaloh masing-masing 5, 10, dan 15%. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varian. Rata-rata kadar malondialdehid P0; P1; P2; dan P3  masing-masing adalah 19,28±4,20; 12,18±2,71; 16,94±1,58; dan 21,28±9,42 µg/g sampel. Pemberian tepung daun jaloh 5-15% tidak berpengaruh (P0,05) terhadap kadar malondialdehid hati ikan nila yang diberi cekaman panas.
EFEK PENINGKATAN SUHU AIR TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU, PATOLOGI ANATOMI, DAN HISTOPATOLOGI INSANG IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) Dwinna Aliza; Winaruddin -; Luky Wahyu Sipahutar
Jurnal Medika Veterinaria Vol 7, No 2 (2013): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.112 KB) | DOI: 10.21157/j.med.vet..v7i2.2953

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui efek peningkatan suhu terhadap perubahan perilaku, patologi anatomi, dan histopatologi insang ikan  nila. Penelitian ini menggunakan 12 sampel ikan nila yang dibagi atas 4 kelompok. Kelompok I adalah perlakuan kontrol dengan suhu air 28°C, ikan pada kelompok II, III, IV dipelihara pada suhu 30° C, 32° C, dan 34° C selama 6 jam, mulai dari jam 09.00 sampai 15.00 Wib. Perubahan perilaku diamati setiap satu jam selama 6 jam perlakuan. Kemudian insang sampel diambil lalu difiksasi dalam larutan Davidson 10% dilanjutkan dengan pembuatan sediaan histopatologi menggunakan pewarnaan haematoksolin dan eosin (HE). Pengamatan histopatologi  dilakukan dengan mikroskop cahaya biokuler, kemudian dilakukan pemotretan dengan fotomikrograk. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Beberapa perubahan perilaku berupa pergerakan pasif, menurunnya refleks, dan gerakan operculum terjadi lebih cepat pada ikan nila kelompok II, III, dan IV.  Pada pemeriksaan patologi anatomi insang ikan nila didapati perubahan berupa over mucus, perubahan struktur insang, dan perubahan warna. Sementara hasil pemeriksaan histopatologi terhadap insang ikan nila ditemukan adanya epitelium terlepas, hiperplasia lamella primer, hiperplasia lamella sekunder, nekrosa, dan fusi lamella.