Puja Friska Devi Pardede
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Implementasi Pendidikan Inklusif di SMA Negeri 3 Bukittinggi Puja Friska Devi Pardede; Reno Fernandes
Jurnal Perspektif Vol 3 No 2 (2020): Jurnal Perspektif: Jurnal Kajian Sosiologi dan Pendidikan, Universitas Negeri Pad
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/perspektif.v3i2.237

Abstract

Pendidikan inklusif merupakan sebuah upaya reformasi dalam bidang pendidikan. Sebab, selama ini pendidikan bagi ABK diselenggarakan secara segregasi (pemisah). Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk menganalisis implementasi pendidikan inklusif di SMA Negeri 3 Bukittinggi. Alasan peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 3 Bukittinggi disebabkan karena daerah Bukittinggi merupakan salah satu daerah yang dicanangkan sebagai kota Inklusif pada tahun 2014, tentunya Bukittinggi mendapat pengetahuan lebih dari daerah lain. Setelah dilakukannya deklarasi pada tahun 2014 tersebut, SMA Negeri 3 Bukittinggi baru menerapkan pendidikan inklusif pada tahun 2019, hal inilah yang ingin di teliti oleh peneliti terkait implementasi pendidikan inklusif di SMA Negeri 3 Bukittinggi tersebut. Peneliti menggunakan teori structural fungsional AGIL oleh Robert King Merton untuk menganalisis penelitian ini. Metode yang digunakan ialah pendekatan kualitatif dengan tipe studi kasus serta teknik pemilihan informan ialah teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi dengan teknik analisis data dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menjelaskan, bahwa dalam implementasi pendidikan inklusif di SMA Negeri 3 Bukittinggi masih kurang efektif sebab masih terdapat kendala dalam penerapan pendidikan inklusif seperti kurang memadai kurikulum pendidikan berbasis inklusif, tidak adanya guru pendamping khusus (GPK) dalam mendampingi siswa ABK, kurang pembekalan kepada guru terkait pelaksanaan pendidikan inklusif.