Paulus Hariyono
Program Studi Arsitektur Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

DAMPAK SPASIAL KEHADIRAN KAMPUS UNIVERSITAS DIPONEGORO 01 KAWASAN TEMBALANG SEMARANG (The Spatial Impact of the College Attendance at Diponegoro University Area of Tembalang Semarang) Prasetyo, Yonathan; Hariyono, Paulus
Tesa Arsitektur Vol 12, No 1 (2014)
Publisher : Unika Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suatu lokasi bila terdapat fasilitas umum seperti pendidikan tinggi akan memiliki multiplier effect. Gejala ini terjadi pada perpindahan kampus Universitas Diponegoro (Undip) dari Pleburan ke Tembalang Semarang pada sekitar tahun 2010. Di lokasi kampus yang baru, di Tembalang yang semula sepi, kehadiran Undip antara lain memberikan dampak spasial yang signifikan. Gejala ini menarik untuk diteliti. Oari gambaran terse but, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kehadiran kampus Undip di Tembalang dari aspek spasial. Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif-analitis. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan kondisi pertumbuhan spasial pada zona 1, 2, 3, dan 4. Kata kunci: dampak kehadiran kampus, spasial.
PERAN BALKON PADA RUMAH SUSUN DAN APARTEMEN (Role of Balcony of Flats and Apartments) Septyadinda AD, Lucky; Sari, Ilga Kumala; Hariyono, Paulus
Tesa Arsitektur Vol 11, No 1 (2013)
Publisher : Unika Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Green space management in flats and aparlments was a hard and complicated thing to implement. Therefore, there was hardly to find people utilizing the parls of flats and apartments as green spaces. Flats and aparlments are considered as verlical buildings having minimal land so that they often unconcern with the needs of green spaces although such spaces were ve/} necessa/}. This study was intended to learn the use of the balconies of the flats and aparlments to be alternative green open spaces. The problem arising was how a balcony was possibly to be used as a medium of open green space. The study applied three approaches. First was literatures study that was done to obtain seconda/} data. Second was comparative study by comparing several flats and apartments and the third was a case study by solving the cases of buildings balconies that could be associated with the issues. An analysis was then conducted to find a solution of the existing problems. The findings of the study showed: firstly, greening could be done on the balcony to reduce excessive heat. Secondly, a balcony having greene/} would certainly add the aesthetic value. The balcony utilization for greening in flats and apartments could be a good alternative. Keywords: balcony, flats, aparlements ABSTRAK Pengelolaan ruang hijau pada rumah susun dan apartemen merupakan suatu hal yang rumit untuk diterapkan. Karena itu jarang sekali ada pengelola yang memanfaatkan bag ian-bag ian dari rumah susun dan apartemen sebagai ruang hijau. Rumah susun dan apartemen dianggap bangunan vertikal yang minim lahan sehingga sering terlupakan ruang hijau yang sangat penting. Penelitian ini ingin mempelajari pemanfaatan balkon rumah susun dan apartemen untuk digunakan sebagai altematif ruang terbuka hijau. Permasalahan yang muncul adalah seberapa jauh balkon dapat digunakan sebagai media ruang hijau terbuka. Penelitiaan menggunakan tiga pendekatan, yaitu pertama, studi literatur yang dilakukan untuk mendapatkan data-data sekunder. Kedua, studi banding dengan membandingkan beberapa rumah susun dan apartemen. Ketiga, studi kasus, dengan memecahkan kasuskasus balkon pada bangunan yang ada yang berhubungan dengan permasalahan terkait, kemudian mencari jalan keluar dengan analisis. Temuan penelitian menunjukkan, pertama, penghijauan dapat dilakukan di balkon untuk menanggulangi panas yang berlebihan. Kedua, balkon dengan penghijauan menambah nilai estetika. Pemanfaatan balkon untuk penghijauan pada rumah susun dan apartemen merupakan alternatif yang baik. Kata Kunci : balkon, rumah susun, apartemen.
EKSISTENSI RUMAH ARSITEKTUR CINA DI JALAN GANG BARU PECINAN (Existence of Chinese Architecture’s House in the Gang Baru Street Chinatown) Grahadi, Christian; Hariyono, Paulus
Tesa Arsitektur Vol 12, No 2 (2014)
Publisher : Unika Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Chinese architecture in the Chinatown of Semarang need special attention because of the peculiarities inherent to the building. Gang Baru had chosen as the object of research based on the consideration that this area is the famous Chinese settlement as well as a Chinese traditional market. Along with the development of the area and globalization, indigenous or traditional settlements have started to be abandoned slowly by society. It also happens in settlements in the Gang Baru street. This study aims to show the original as well as the change of the architecture in Gang Baru in terms of spatial patterns and materials that are used. The method used is observation, interview, and literature study as material analysis. The result showed that the spatial pattern of three objects of Chinese houses have the same typology, in which each building extends to the rear and the ground floor in a two storye building is used for activities such as for trade and work space. While on the second floor is used for living. The house which used mostly for working space has experienced changing especially in the layout and function. Keywords: chinese architecture, spatial pattern ABSTRAK Arsitektur rumah tinggal Cina di daerah Pecinan, Semarang, merupakan salah satu arsitektur yang perlu perhatian khusus karena terdapat kekhasan yang melekat pada bangunan dan merupakan salah satu kawasan yang sangat dikenal di Pecinan sebagai pasar tradisional. Seiring dengan berkembangnya zaman dan globalisasi, permukiman asli atau tradisional mulai perlahan-lahan ditinggalkan oleh masyarakat. Hal ini juga terjadi pada permukiman di jalan Gang Baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan arsitektur bangunan di Gang Baru dari segi pola tata ruang dan material yang digunakan. Metode yang digunakan yaitu pengamatan, wawancara, dan melakukan studi literatur sebagai bahan analisis. Dari pengamatan yang telah dilakukan, ditemukan bahwa pola tata ruang tiga objek rumah tinggal memiliki tipologi yang sama, yaitu memanjang ke belakang dan merupakan bangunan dua lantai. Lantai satu digunakan untuk kegiatan di luar rumah tangga seperti berdagang dan ruang kerja. Sedangkan pada lantai dua digunakan untuk rumah tinggal. Rumah yang digunakan untuk ruang kerja kantor banyak mengalami perubahan tata ruang dan fungsi
Strategi Pengembangan Yogyakarta Menuju Kota Metropolitan Hariyono, Paulus
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 8, No 2 (2006)
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v8i2.20153

Abstract

Abstract: The Globalization of economy and informational technology has positioned the city of Yogyakarta to be swept within the current globalization. The phenomenon is felt stronger when Yogyakarta is crowned as the city of tourism, education, culture, and history. The effect of the twenty-first century's globalization area is marked with the urbanization power of centrifugal strength, which overthrows itself to the outer area of the heart of Yogyakarta City. This effect gestures the need of making an expansion to the city area, although land is limited. To solve this problem, an innovative strategy of building an urban agglomeration for Yogyakarta as a metropolitan city is devised.                       ·  Abstrak: Globalisasi ekonomi dan teknologi informasi mendudukkan Kota Yogyakarta ikut dilanda arus globalisasi. Pengaruh ini semakin kuat dengan predikat Yogyakarta sebagai kota pariwisata, pendidikan, budaya, dan bersejarah. Gejala globalisasi pada abad ke-21 ini ditandai dengan kekuatan urbanisasi yang menyerupai gaya sentrifugal yang melanting keluar pusat kota. Gejala ini mengisyaratkan perlunya perluasan kota. Sementara itu lahan Kota Yogyakarta sangat terbatas. Untuk mengatasi problematika ini, dilakukan terobosan inovatif dengan merancang Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta sebagai kota metropolitan. 
KONSEP TAMAN KOTA PADA MASYARAKAT JAWA MASA KINI Hariyono, Paulus
Local Wisdom : Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal Vol 2, No 3 (2010): September 2010
Publisher : Merdeka Malang University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/lw.v2i3.1380

Abstract

Tulisan ini berangkat dari persoalan semakin menyusutnya taman kota dari waktu ke waktu; bahkan terjadi rebutan lahan taman kota oleh berbagai pihak untuk kepentingan masing-masing pihak, seperti sektor privat dan sektor publik, masyarakat strata atas, menengah dan bawah, kelompok kepentingan ekonomi dan pengambil kebijakan publik. Persoalan perebutan lahan taman kota disebabkan secara tradisional pada masyarakat Jawa tidak terdapat konsep tentang taman kota secara Barat sebagai fungsi estetika kota. Akibatnya, masing-masing pihak merasa lahan taman kota dapat diubah fungsi menurut kepentingannya. Penelitian ini mengambil kasus masyarakat kota Semarang yang mewakili masyarakat Jawa Tengah bagian Utara; dan masyarakat Yogyakarta yang mewakili masyarakat Jawa Tengah bagian Selatan.
Strategi Pengembangan Yogyakarta Menuju Kota Metropolitan Hariyono, Paulus
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 8, No 2 (2006)
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v8i2.20153

Abstract

Abstract: The Globalization of economy and informational technology has positioned the city of Yogyakarta to be swept within the current globalization. The phenomenon is felt stronger when Yogyakarta is crowned as the city of tourism, education, culture, and history. The effect of the twenty-first century's globalization area is marked with the urbanization power of centrifugal strength, which overthrows itself to the outer area of the heart of Yogyakarta City. This effect gestures the need of making an expansion to the city area, although land is limited. To solve this problem, an innovative strategy of building an urban agglomeration for Yogyakarta as a metropolitan city is devised.                       ·  Abstrak: Globalisasi ekonomi dan teknologi informasi mendudukkan Kota Yogyakarta ikut dilanda arus globalisasi. Pengaruh ini semakin kuat dengan predikat Yogyakarta sebagai kota pariwisata, pendidikan, budaya, dan bersejarah. Gejala globalisasi pada abad ke-21 ini ditandai dengan kekuatan urbanisasi yang menyerupai gaya sentrifugal yang melanting keluar pusat kota. Gejala ini mengisyaratkan perlunya perluasan kota. Sementara itu lahan Kota Yogyakarta sangat terbatas. Untuk mengatasi problematika ini, dilakukan terobosan inovatif dengan merancang Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta sebagai kota metropolitan.Â