Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Penambahan H2O2 dan Variasi Massa Fe3O4-Kitosan Beads dalam Mendegradasi Zat Warna Methylene Blue di Bawah Sinar UV Kokom Komariah; Tien Setyaningtyas; Kapti Riyani
Chimica et Natura Acta Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/cna.v10.n1.40339

Abstract

Methylene blue (MB) merupakan salah satu zat warna yang banyak digunakan di industri tekstil. MB merupakan zat warna kationik yang beracun dan memiliki daya serap paling tinggi. Pengurangan kadar MB yang terkandung dalam limbah cair berwarna dapat dilakukan menggunakan metode Advance Oxidation Processes AOPs yang menggunakan radikal hidroksil (•OH) dalam mendegradasi limbah cair yang berwarna. Salah satu teknologi AOPs yang banyak digunakan adalah katalis heterogen Fenton karena biayanya yang terjangkau, mudah digunakan kembali dan tidak menghasilkan lumpur padat. Pada penelitian ini dilakukan aplikasi penggunaan Fe3O4-kitosan beads dalam mendegradasi MB  pada sistem foto-Fenton di bawah sinar UV. Penelitian  ini meliputi proses sintesis Fe3O4-Kitosan beads, penentuan massa Fe3O4-kitosan beads, volume H2O2 1% yang digunakan dan watu penyinaran optimum dalam mendegradasi MB. Hasil penelitian menunjukkan massa Fe3O4-kitosan beads optimum yang digunakan yaitu 0,5 gram, volume H2O2 1% optimum yaitu 0,4 mL dan waktu penyinaran optimum yaitu 4 jam. Efektivitas degradasi MB pada kondisi optimum yaitu sebesar 72,14% dan nilai degradasi kombinasi adsorpsi dan kerja fotokatalitik mencapai 98,93%. Berdasarkan penelitian katalis heterogen Fenton yang dikomposisikan ke dalam Fe3O4-Kitosan beads efektif dalam mendegradasi zat warna MB.
Penurunan Kadar Metilen Biru Dalam Limbah Batik Sokaraja Menggunakan Sistem Fe2O3-H2O2-UV Dian Windy Dwiasi; Tien Setyaningtyas; Kapti Riyani
Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan Vol 13, No 1 (2018): Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan (June, 2018)
Publisher : Chemical Engineering Department, Syiah Kuala University, Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.849 KB) | DOI: 10.23955/rkl.v13i1.10572

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai penurunan kadar zat warna metilen biru pada limbah cair batik Sokaraja dalam sistem Fe2O3-H2O2-UV. Dalam penelitian ini dilakukan beberapa perlakuan antara lain penentuan berat Fe2O3 optimum, konsentrasi H2O2 optimum, pH optimum, waktu optimum, dan efektivitas sistem AOP optimum. Dari hasil penelitian diperoleh kondisi optimum reaksi antara lain yaitu berat Fe2O3 sebanyak 0,5 gram, konsentrasi H2O2 sebesar 50 ppm, pH optimum pada pH 2, waktu kontak 10 jam, dan sistem AOP optimum pada sistem Fe2O3-H2O2-UV dengan persentase penurunan metilen biru sebesar 63 %.
Studi Adsorpsi Ion Ni(II) Menggunakan Crosslink Kitosan Tripolifosfat Mardiyah Kurniasih; Kapti Riyani; Tien Setyaningtyas; Ira Sufyana
Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan Vol 13, No 2 (2018): Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan (December, 2018)
Publisher : Chemical Engineering Department, Syiah Kuala University, Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.301 KB) | DOI: 10.23955/rkl.v13i2.11725

Abstract

Kitosan adalah polisakarida alami. Kitosan memiliki gugus amino dan hidroksi sehingga memungkinkan untuk memodifikasi kitosan secara kimia untuk memperluas aplikasi. Modifikasi kitosan dengan agen crosslinker dapat meningkatkan kapasitas adsorpsinya. Tripolifosfat merupakan agen crosslinker yang non toksik. Kitosan bersifat polikationik dan tripolifosfat bersifat polianionik sehingga dapat berinteraksi membentuk crosslink kitosan tripolifosfat. Tujuan dari penelitian ini yaitu mensintesis crosslink kitosan tripolifosfat dan studi adsorpsi ion Ni(II). Kitosan diperoleh dari deasetilasi kitin. Crosslink kitosan tripolifosfat disintesis dengan mereaksikan larutan kitosan dan larutan sodium tripolifosfat pH 3. Studi adsorpsi ion Ni(II) menggunakan crosslink kitosan tripolifosfat dilakukan pada variasi pH, waktu kontak dan perbandingan adsorben dan adsorbat. Variasi perbandingan adsorben dan adsorbat pada larutan Ni(II) digunakan untuk kajian adsorpsi isotermal. Hasil analisis menggunakan FTIR menunjukkan serapan pada daerah bilangan gelombang 1535,34 cm-1 yang menandakan adanya interaksi ion ammonium dan ion fosfat. Crosslink kitosan tripolifosfat dapat menurunkan ion Ni(II) sebanyak 50,536 % dengan kapasitas adsorpsi 8,205 mg/g dan mengikuti pola adsorpsi isotermal Freundlich.  
Adsorpsi Kolesterol Lemak Sapi dengan N-Metil Kitosan Mardiyah Kurniasih; Tien Setyaningtyas; Dwi Kartika; Ende Hopsah Badriyah; Kapti Riyani
Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan Vol 12, No 2 (2017): Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan
Publisher : Chemical Engineering Department, Syiah Kuala University, Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.382 KB) | DOI: 10.23955/rkl.v12i2.9058

Abstract

N-metil kitosan merupakan derivat kitosan. Muatan polikationik N-metil kitosan dapat bereaksi dengan muatan negatif seperti kolesterol. Penelitian ini bertujuan untuk sintesis N-metil kitosan dan mempelajari adsorpsi kolesterol oleh N-metil kitosan. Dalam penelitian ini telah dilakukan sintesis N-metil kitosan dari kitosan yang memiliki derajat deasetilasi sebesar 95% melalui mekanisme reduktif aminasi. Berdasarkan hasil sintesis diperoleh N-metil kitosan dengan kadar air sebesar 5,17%, bobot molekul 130.106,8 g/mol, dan indeks swelling 495,039%. N-metil kitosan kemudian diuji kemampuan adsorpsinya terhadap kolesterol. Studi adsorpsi berupa kinetika dan isoterm adsorpsi juga telah dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian, adsorpsi kolesterol menggunakan N-metil kitosan mengikuti model adsorpsi isoterm Freundlich yang menunjukkan bahwa adsorpsi terjadi pada sistem yang heterogen dan lapisan adsorpsi yang terbentuk bersifat multilayer. N-metil kitosan memiliki kemampuan adsorpsi terhadap kolesterol dalam lemak sapi sebesar 11,61 mg/g pada kondisi adsorpsi terbaik yaitu panjang gelombang maksimum 565,3 nm dengan waktu kontak 40 menit dan perbandingan konsentrasi adsorben dengan adsorbat 1:300.