Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PELATIHAN PENGOLAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN METODA KERANJANG TAKAKURA DI KELURAHAN PANCORAN Madonna, Sandra; Nursetyowati, Prismita
Indonesian Journal of Social Responsibility Vol. 1 No. 01 (2019): June 2019
Publisher : LPkM Universitas Bakrie

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/ijsr.v1i01.5

Abstract

Kelurahan Pancoran merupakan salah satu lokasi padat penduduk di Jakarta selatan. Besarnya jumlah penduduk dan keanekaragaman aktivitas di Kelurahan Pancoran berkontribusi terhadap peningkatan jumlah dan permasalahan dari timbulan sampah. Sampah organik yang berasal dari rumah tangga mendominasi timbulan sampah di Indonesia. Timbulan sampah organik di kelurahan Pancoran berpotensi untuk dikelola dengan baik. Metode Komposting menggunakan keranjang Takakura sangat tepat diperkenalkan sebagai teknologi tepat guna dalam pengolahan sampah organik. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah partisipasi masyarakat yang masih kurang terarah dan terorganisir secara baik, masih minimnya kepudilan masyarakat terhadap permasalahan sampah. Adanya potensi sampah rumah tangga untuk diolah bahkan dapat bernilai ekonomi, namun belum maksimal diterapkan karena masih kurangnya motivasi dan wawasan masyarakat dalam mengelola sampah. Kegiatan Pelatihan Pengelolaan sampah di kelurahan Pancoran telah dilakukan yang dihadiri oleh 20 orang peserta yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dari beberapa perwakilan RT di RW 04 kelurahan Pancoran Jakarta Selatan. Dengan metode penyampaian secara presentasi, praktik pembuatan keranjang Takakura, diskusi dan tanya jawab.  Pelatihan pengolahan sampah skala rumah tangga menggunakan keranjang Takakura diharapkan dapat meningkatkan keterlibatan masyarakat di Kelurahan Pancoran dalam mengelola sampah mereka, dan dapat mensosialisasikan serta memotivasi rumah tangga lain di sekitar sehingga dapat menjadi salah satu contoh kawasan yang bersih, sehat, dan bebas dari sampah.
PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK IBU-IBU PKK DI PERUMAHAN RENY JAYA RT 04 RW 07 KELURAHAN PONDOK PETIR KECAMATAN BOJONG SARI DEPOK Hermiyetti; Madonna, Sandra; Nursetyowati, Prismita
Indonesian Journal of Social Responsibility Vol. 1 No. 02 (2019): December 2019
Publisher : LPkM Universitas Bakrie

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/ijsr.v1i02.11

Abstract

Kelurahan Pondok Petir merupakan kelurahan dengan jumlah penduduk paling besar di Kecamatan Bojongsari, Depok. Penggunaan lahan terbesar di Kelurahan ini adalah untuk perumahan. Perumahan Reny Jaya salah satu perumahan terbesar di Pondok Petir. Besarnya jumlah penduduk dan keanekaragaman aktivitas ini berkontribusi terhadap peningkatan jumlah dan permasalahan sampah. Sampah organik yang berasal dari rumah tangga mendominasi timbulan sampah di Indonesia. Timbulan sampah organik di Kelurahan Pondok Petir berpotensi untuk dikelola dengan baik. Metode Komposting menggunakan keranjang Takakura dan pengolahan minyak jelantah menjadi sabun sangat tepat diperkenalkan sebagai teknologi tepat guna dalam pengolahan sampah organik yang berasal dari rumah tangga. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah partisipasi masyarakat yang masih kurang terarah dan terorganisir secara baik, masih minimnya kepudilan masyarakat terhadap permasalahan sampah. Adanya potensi sampah rumah tangga untuk diolah bahkan dapat bernilai ekonomi, namun belum maksimal diterapkan karena masih kurangnya motivasi dan wawasan masyarakat dalam mengelola sampah. Kegiatan Pelatihan Pengelolaan Sampah telah dilakukan, dihadiri oleh 16 orang peserta yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga di RT 04 RW 07 Kelurahan Pondok Petir, Depok. Dengan metode penyampaian secara presentasi, praktik pembuatan komposter Takakura, pembuatan sabun cuci dari minyak jelantah, serta diskusi dan tanya jawab. Pelatihan pengolahan sampah skala rumah tangga ini diharapkan dapat meningkatkan keterlibatan masyarakat di Kelurahan Pondok Petir dalam mengelola sampah mereka, dan dapat mensosialisasikan serta memotivasi rumah tangga lain di sekitar sehingga dapat menjadi salah satu contoh kawasan yang bersih, sehat, dan bebas dari sampah.
SOSIALISASI DAN PELATIHAN RAIN WATER HARVESTING (RWH) DI SDN MERUYA UTARA 12, 13 PAGI DAN 15 PETANG Fairus, Sirin; Surya Irawan, Diki; Nursetyowati, Prismita
Indonesian Journal of Social Responsibility Vol. 2 No. 1 (2020): Juni 2020
Publisher : LPkM Universitas Bakrie

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/ijsr.v2i1.18

Abstract

Air hujan merupakan salah satu sumber daya air bersih potensial di perkotaan, seperti DKI Jakarta, yang belum dimanfaatkan secara optimal. Terkait hal tersebut, telah dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema Rainwater Harvesting (RWH).  Agenda ini ditujukan untuk memberi edukasi dan pemahaman tentang RWH kepada para guru dan murid SDN Meruya Utara 12, 13 Pagi dan 15 Petang agar dapat melakukan konservasi air hujan dalam rangka penyediaan air bersih. Rangkaian kegiatan terdiri dari sosialisasi dan pemasangan instalasi RWH di sekolah dengan kapasitas total 2000 L, dilanjutkan dengan pelatihan kepada warga sekolah terkait bagaimana prinsip kerja, bagaimana mengoperasikan dan memelihara alat RWH tersebut. Instalasi RWH tersebut terdiri dari 2 buah tangki air bersih dengan masing-masing kapasitas tampung 1000 L yang diletakan di bagian depan sekolah untuk keperluan cuci tangan dan di mushola untuk keperluan berwudhu. Massa air hujan yang tertampung kemudian didistribusikan ke 2 buah tangki filter untuk dilanjutkan masuk ke dalam tangki penyedia air bersih agar siap digunakan pada waktu pada musim kemarau. Setelah alat RWH sudah diuji coba, warga sekolah dapat merasakan manfaat alat pemanen air hujan ini, karena dapat mengurangi volume jatuhnya air hujan yang cukup besar dari atap gedung sekolah dan limpasan air (run off) yang terjadi di area sekolah sehingga menghindari terjadinya banjir. Alat ini ternyata mampu menyediakan air bersih yang relatif lebih jernih dan mencukupi sehingga bisa mengurangi kebutuhan penggunaan air tanah untuk keperluan sehari-hari. Melalui program ini, warga sekolah telah memahami prinsip kerja, cara pengoperasian, pemeliharaan serta dapat merasakan manfaat dari RWH ini.
SOSIALISASI DAN PELATIHAN RAIN WATER HARVESTING (RWH) DI SDN MERUYA UTARA 12, 13 PAGI DAN 15 PETANG Fairus, Sirin; Surya Irawan, Diki; Nursetyowati, Prismita
Indonesian Journal of Social Responsibility Vol. 2 No. 1 (2020): Juni 2020
Publisher : LPkM Universitas Bakrie

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/ijsr.v2i1.18

Abstract

Air hujan merupakan salah satu sumber daya air bersih potensial di perkotaan, seperti DKI Jakarta, yang belum dimanfaatkan secara optimal. Terkait hal tersebut, telah dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema Rainwater Harvesting (RWH).  Agenda ini ditujukan untuk memberi edukasi dan pemahaman tentang RWH kepada para guru dan murid SDN Meruya Utara 12, 13 Pagi dan 15 Petang agar dapat melakukan konservasi air hujan dalam rangka penyediaan air bersih. Rangkaian kegiatan terdiri dari sosialisasi dan pemasangan instalasi RWH di sekolah dengan kapasitas total 2000 L, dilanjutkan dengan pelatihan kepada warga sekolah terkait bagaimana prinsip kerja, bagaimana mengoperasikan dan memelihara alat RWH tersebut. Instalasi RWH tersebut terdiri dari 2 buah tangki air bersih dengan masing-masing kapasitas tampung 1000 L yang diletakan di bagian depan sekolah untuk keperluan cuci tangan dan di mushola untuk keperluan berwudhu. Massa air hujan yang tertampung kemudian didistribusikan ke 2 buah tangki filter untuk dilanjutkan masuk ke dalam tangki penyedia air bersih agar siap digunakan pada waktu pada musim kemarau. Setelah alat RWH sudah diuji coba, warga sekolah dapat merasakan manfaat alat pemanen air hujan ini, karena dapat mengurangi volume jatuhnya air hujan yang cukup besar dari atap gedung sekolah dan limpasan air (run off) yang terjadi di area sekolah sehingga menghindari terjadinya banjir. Alat ini ternyata mampu menyediakan air bersih yang relatif lebih jernih dan mencukupi sehingga bisa mengurangi kebutuhan penggunaan air tanah untuk keperluan sehari-hari. Melalui program ini, warga sekolah telah memahami prinsip kerja, cara pengoperasian, pemeliharaan serta dapat merasakan manfaat dari RWH ini.
Studi Pemanfaatan Limbah Bottom ASH sebagai Adsorben Zat Warna pada Industri Tekstil (Studi Kasus PT. TCI Kabupaten Bandung) Nur Rezky Arifatunnisa; Prismita Nursetyowati; Dyah Marganingrum
Jurnal Reka Lingkungan Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v10i1.35-46

Abstract

ABSTRAKPT. TCI  merupakan industri tekstil yang mengolah benang hingga menjadi kain. Limbah yang dihasilkan dari Indutri tekstil berupa bottom ash dan limbah cair dapat bersifat mutagenik dan karsinogenik apabila dibiarkan terlalu lama di lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan kapasitas adsorpsi bottom ash yang telah disintesis untuk mengadsorpsi zat warna yang terkandung dalam limbah cair industri tekstil PT. TCI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode adsorpsi. Aktivasi bottom ash dilakukan dengan pemanasan pada suhu 500C dan 1000C selama 1 jam. Dalam penelitian ini dilakukan variasi terhadap pH (2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9) dan waktu kontak (15, 30, 45, 60, 90, 120, 150, 180 menit) dengan limbah zat warna sebanyak 150 mL. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sintesis bottom ash dapat digunakan sebagai adsorben untuk menurunkan kadar zat warna pada limbah cair dengan pH dan waktu kontak optimum pada pembakaran 500C dan 1000C masing-masing pH 5 pada menit ke 90 dan pH 6 pada menit ke 180. Proses adsorpsi ini mengikuti jenis isotherm Freundlich dengan presentase adsorpsi optimum 31,804%.Kata Kunci : Adsorpsi, bottom ash, industri tekstil, zat warna. ABSTRACTPT. TCI is a textile industry that processes yarn into fabrics. The waste produced from the textile industry such as bottom ash and dyes wastewater can be mutagenic and carsinogenic if its too long in the environment. This study aims to determine the characterization and adsorption capacity of activated bottom ash to adsorb the liquid waste from PT. TCI. The method of this study is adsorption. The bottom ash activation was done by hydrothermal method at 500C and 1000C for 1 hour respectively. In the adsorption process, variation of pH (2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9) and contact time (15, 30, 45, 60, 90, 120, 150, 180 minutes) was done with 150 mL of dyes wastewater. The result of this study showed that syhnthesized bottom ash can be used as an adsorbent to reduce the dyes on the wastewater. The optimum pH and contact time at the combustion of 500C and 1000C were pH 5 at 90 minutes and pH 6 at 180 minutes respectively. The adsorption followed the Freundlich isotherm process type with the optimum adsorption percentage of 31,804%.Keynote : Adsorption, bottom ash, dyes wastewater, textile industry.
RISK ANALYSIS IN JAKARTA’S WASTE COOKING OIL TO BIODIESEL GREEN SUPPLY CHAIN USING GROUP AHP APPROACH Raden Jachryandestama; Prismita Nursetyowati; Sirin Fairus; Bani Pamungkas
SINERGI Vol 25, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/sinergi.2021.2.014

Abstract

The Jakarta regulation for waste cooking oil (WCO) shows the desired WCO to Biodiesel supply chain through the DKI Jakarta Governor Regulation Number 167 the Year 2016. Still, the implementation of said regulation proved inefficient. The study aims to analyze the risks in the supply chain because the WCO to Biodiesel supply chain is vulnerable to different risks than the typical supply chain and the green supply chain. The method used in this research is the group analytical hierarchy process (G-AHP) approach to create a consensus model between actors of the supply chain. Deep interviews were conducted with six experts to identify the risks and the normal scale was used to quantify their preference. Then, the PriEst software assisted the risk weight calculation, AHP matrix validation, and consensus modelling. The findings show the supply chain is vulnerable to 23 risks, categorized into six risk categories. The three risks that cause the most uncertainties in the supply chain are supply chain design risk, key supplier risk, and financial source risk. Technology risks and asset failure risks are the least concern because most WCO conversion is not done in Indonesia. These findings would be useful for the government to focus its effort on the most critical risks.
Public Reception on the Use of Recycled Ablution Water Deffi Ayu Puspito Sari; Sandra Madonna; Prismita Nursetyowati; Muh Barid Nizaruddin Wajdi
Jurnal Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam Vol 9 No 2 (2018): April 2018
Publisher : IAI Darussalam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.265 KB) | DOI: 10.30739/darussalam.v9i2.224

Abstract

This study aims to determine the perception/opinion of the community against the use of recycled ablution water. The study consisted of five stages: (1) identification of water use patterns, barriers to using recycled water, and factors that may interest respondents using recycled water; (2) Preparation of questionnaires based on identification results; (3) Distribution of questionnaires, interviews and socialization at Masjid and Pesantren Daarut Tauhid; (4) Distribution of questionnaires and interviews at Istiqlal Mosque; (5) Data analysis consisting of validation, reliability, and significance test with SPSS and descriptive analysis. There are 200 respondents who participated in this research. The highest average score of acceptance is 3.47 in the Moral obligation question group. It can be concluded that the community's acceptance of using recycled ablution water depends on a sense of moral responsibility to the environment; the greatest influence to accept the recycled ablution water comes from the family; even though respondents' effort to recycle ablution water is less than 50%, but the willingness to use recycled ablution water is high (89%); even the respondents are willing to use recycled ablution water, but the use is limited for specific activity such as watering the plants and the willingness of to use recycled ablution water for ablution is low (only 4.26%).
Utilization of Household Organic Waste As Solid Fertilizer With Maggot Black Soldier Fly (BSF) As A Degradation Agent Deffi Ayu Puspito Sari; Darmono Taniwiryono; Richa Andreina; Prismita Nursetyowati1; Diki Surya Irawan; Aqil Azizi; Prima Hadi Putra
Agricultural Science Vol. 5 No. 2 (2022): March
Publisher : Faculty of Agriculture, Merdeka University Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55173/agriscience.v5i2.69

Abstract

Household waste still becomes a national problem as it causes air, soil and water pollution and disturbs aesthetics. For this reason, comprehensive and integrated waste management from upstream to downstream needs to be carried out in order to provide economic and health benefits for the community and be safe for the environment. Organic waste processing can be performed using black soldier fly (BSF). BSF is a type of fly that can eat household organic waste, making this fly is widely used as an alternative to processing organic waste, especially from households. This research uses an experimental method of cultivation scale and produces a by-product in the form of solid fertilizer which then compared with the Decree of the Minister of Agriculture of the Republic of Indonesia No. 261 of 2019 concerning Organic Fertilizer, Biological Fertilizer and Soil Improvement. From laboratory tests, the parameters of C-organic, C/N, by-products, pH, macronutrients, heavy metals, micronutrients, and biological analysis met the quality standards.
Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Hasil Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga dengan Bantuan Larva Black Soldier Fly (BSF) Deffi Ayu Puspito Sari; Darmono Taniwiryono; Richa Andreina; Prismita Nursetyowati; Diki Surya Irawan
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.234 KB) | DOI: 10.37637/ab.v5i1.848

Abstract

Saat ini pengolahan sampah organik dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan bantuan lalat tentara hitam (larva black soldier fly-BSF). BSF merupakan jenis serangga yang sangat tepat untuk melakukan penguraian sampah organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengolah sampah organik rumah tangga dengan bantuan BSF yang dapat menghasilkan produk samping berupa pupuk organik cair yang berasal dari leachate yang dihasilkan selama pengolahan. Dalam penelitian ini, sampel dibagi kedalam 10 variasi sampel uji dan dibandingkan dengan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 261 Tahun 2019 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenahan Tanah. Hasil uji laboratorium pupuk organik cair, didapatkan bahwa hanya parameter logam berat, pH, dan Salmonella sp. yang telah memenuhi baku mutu. Perlakuan aerasi mengurangi kandungan E.coli dan Salmonella Sp. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pengomposan dan pemanenan sampel leachate pada sampel pupuk cair yang lebih lama agar hasil yang didapatkan dapat memenuhi baku mutu yang digunakan.
THE EFFECT OF NOISE ON WORK FATIGUE IN AN OIL AND GAS INDUSTRY Okto Hebrani; Sandra Madonna; Prismita Nursetyowati
INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY Volume 1, Number 2, April 2018
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1556.067 KB) | DOI: 10.25105/urbanenvirotech.v1i2.2426

Abstract

Aim: The purpose of this study is to determine the effect of noise on work fatigue at Central Processing Plant (CPP) Gundih Completed. Noise is one of the causes of fatigue in the oil and gas industry. Methodology and Result: Noise is measured using a Sound Level Meter at 45 sampling points spread across two gas processing zones at CCP Gundih in Cepu is Utility zone and Main Process zone. The noise distribution pattern based on noise level in gas processing field of CPP Gundih made using Surfer 11 software. Measurement of fatigue using the Fatigue Measure Measurement Questionnaire and Subjective Self Rating Test questionnaire from Industrial Fatigue Research Comitte Japan. The results of this study prove that the Utility Zone at the sampling point 35 to 45 has a noise level of 74,229 dBa - 106,285 dBa, point 45 has passed the Noise Decree of Kepmenaker No. 51 of 1999, but overall the sampling point in the Utility zone has passed through Kepmenlh no. 48 in 1996. In the Main Process zone at sampling points 6 to 17 and 30 have passed the standard noise level Kepmenaker no. 51 of 1999 with a noise level of 85.967 dBa to 87.155 dBa and 85.146 dBa. Overall there are 4 sampling points that do not pass the standard noise level of Kepmenlh no. 48 of 1996 and Kepmenaker no. 51,1999 points 25, 26,31 and 33. Conclusion, significance and impact study: Noise affects fatigue based on several factors, including noise factor 39%, 32.1% weakening activity factor and physical fatigue factor 28.2%.