Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN ABU SEKAM PADI DAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KEKUATAN BETON MUTU K - 500 Djaka Suhirkam
PILAR Vol. 7 No. 1 (2012): PILAR 07032012
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa ini perkembangan beton sangat pesat, sehingga kriteria mengenai beton juga berubah sesuai dengan perkembangan jaman dan kemajuan tingkat mutu beton yang dapat dicapai. Karena itu banyak sekali bangunan yang menggunakan beton sebagai bahan utamanya, apalagi bangunan tingkat tinggi atau bangunan yang mempunyai bentang lebar akan membutuhkan beton yang mempunyai kekuatan tekan yang tinggi.  Kekuatan tekan beton dipengaruhi oleh kualitas bahan pembentuknya, kepadatan dan rasio air semen, sehingga pengaruh kadar air dalam pembuatan beton mutu tinggi sangat penting. Dengan demikian menggunakan bahan tambah Superplasitcizer yang dapat mengurangi penggunaan air diharapkan meningkatkan kekuatan tekan beton tetapi memudahkan dalam pekerjaannya.Penggunaan bahan tambah mineral ( additive ) untuk mendapatkan beton mutu tinggi saat ini sudah merupakan bahan yang penting. Bahan tambah mineral merupakan bahan tambah yang mengandung pozzollan. Pozzollan adalah bahan tambah yang kandungan utama silika dan alumina . Abu sekam padi yang mempunyai kandungan silika yang tinggi dapat dimasukkan sebagai  pozzollan.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan abu sekam padi sebagai pengganti sebagian semen terhadap kuat tekan dan kuat tarik beton mutu  K – 500 . Dalam penetilian ini persentase pemakaian abu sekam padi sebesar  2,5 % ; 5% ; 7,5 % dan 10 % terhadap semen. Benda uji beton berbentuk kubus berukuran ( 15x15x15 ) cm untuk kuat tekan dan benda uji berbentuk silinder berukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm digunakan untuk uji kuat tarik belah .Dari hasil pengujian didapatkan hasil bahwa kuat tekan dan kuat tarik pada beton yang menggunakan abu sekan padi kekuatannya meningkat bila dibandingkan dengan beton normal ( beton tanpa abu sekam padi ).
PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI TERHADAP KEKUATAN BETON K-400 Djaka Suhirkam; A Latif
PILAR Vol. 8 No. 1 (2013): PILAR 08032012
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan bahan tambah mineral ( additive ) didalam campuran beton saat ini sudah merupakan bahan yang penting, hal ini dimaksudkan untuk menaikkan kekuatan tekan beton yang dihasilkan . Bahan tambah mineral merupakan bahan tambah yang mengandung pozzollan. Pozzollan adalah bahan tambah yang mempunyai kandungan utamanya adalah silika dan alumina . Pozzolan yang banyak mengandung silica dan alumina salah satunya adalah dari Abu sekam padi, karena Abu sekam padi mempunyai kandungan silika yang tinggi .Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh abu sekam padi sebagai pozzolan yang dipakai sebagai pengganti sebagian semen terhadap kekuatan beton, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruhnya. Penelitian dilakukan di laboratorium Bahan Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri sriwijaya untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari abu sekam padi sebagai pengganti sebagian semen terhadap kuat tekan dan kuat tarik beton pada beton mutu K - 400. Dalam penetilian persentase penggantian pemakaian abu sekam padi terhadap semen adalah 2,5 % ; 5% ; 7,5 % dan 10 % . Dalam penetilian ini benda uji beton mempunyai bentuk kubus berukuran ( 15x15x15 ) cm untuk kuat tekan dan untuk kuat tarik beton benda uji berbentuk silinder yang mempunyai ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm digunakan untuk uji tarik  belah .Dari percobaan di laboratorium didapat suatu hasil kuat tekan dan kuat tarik belah beton yang menggunakan abu sekam padi lebih besar bila dibandingkan dengan beton normal. Lebih besar persentase penggunaan abu sekam padi kekuatannya lebih meningkat.
BETON MUTU K-400 DENGAN PENAMBAHAN ABU SEKAM PADI DAN SUPERPLASTISIZER Djaka Suhirkam; Dafrimon Dafrimon
PILAR Vol. 10 No. 1 (2014): PILAR 10032014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton adalah suatu bahan material menyerupai batu yang dihasilkan dari campuran bahan – bahan dengan perbandingan tertentu dari semen , agregat halus ( pasir ) , agregat kasar ( koral/split ) dan air tanpa atau dengan bahan tambah . Campuran tersebut akan mengeras pada suatu cetakan yang sesuai dengan keinginan. Semen dengan air akan bereaksi secara kimiawi dengan mengikat partikel dari agregat agregat menjadi suatu masa yang sangat padat. Dalam mempermudah pekerjaan perlu penambahan air yang melampaui jumlah air yang dibutuhkan untuk beraksi, penambahan ini diperlukan supaya campuran pasta beton dapat mengisi celah – celah dan membungkus tulangan dengan sempurna. Bila hal ini dilaksanakan maka kemungkinan kekuatan beton akan menurun, karena faktor air semennya terlalu berlebih. Kekuatan beton dipengaruhi oleh kualitas bahan pembentuk beton, kepadatan dan FAS, sehingga jumlah air yang digunakan dalam pembuatan beton sangat menentukan kekuatannya. Untuk menanggulanginya digunakan bahan tambah Superplasticizer yang dapat mengurangi penggunaan air, tetapi akan meningkatkan kekuatan tekan beton serta memudahkan dalam pelaksanaannya.Untuk meningkatkan kekuatan beton perlu dilakukan penambahan bahan tambah mineral dalam campuran beton. Bahan tambah yang dimaksud adalah bahan tambah yang berupa material yang mengandung pozzolan yang halus dengan komposisi banyak mengandung silika. Salah satu material yang mengandung pozzolan yang banyak mengandung silika adalah abu sekam padi yang halus.Abu sekam padi sebagai pozzolan digunakan untuk pengganti sebagian semen apakah akan mempengaruhi terhadap kekuatan beton. Untuk itu dilakukan penelitian di Laboratorium Bahan untuk mengetahui sejauh mana pengaruhnya bila sebagian semen diganti dengan abu sekam padi pada beton K – 400 . Dalam penelitian ini persentase semen yang diganti dengan abu sekam padi sebesar 2,5% , 5% , 7,5% , dan 10% dengan menggunakan superplastizicer sebesar 0,6% terhadap air yang digunakan. Dalam penelitian menggunakan benda uji kubus untuk kuat tekan dan benda uji silinder untuk kuat tarik.Hasil kuat tekan dan kuat tarik beton yang menggunakan abu sekam padi dan superplastizicer hasilnya lebih basar bila dibandingkan dengan beton normal. Lebih besar persentase penggunaan abu sekam kekuatannya lebih meningkat .
PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG AKIBAT PEMBEBANAN SIKLIK Raja Marpaung; Djaka Suhirkam; Lina Flaviana Tilik
PILAR Vol. 10 No. 2 (2014): PILAR 0902014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam percobaan eksperimantal ini pemodelan struktur dibuat dalam bentuk kantilever dengan pembebanan diujung bebasnya. Percobaan ini dilakukan dengan sistem pembebanan siklik . Pembebanan ini dilakukan pada spesimen secara terus menerus sampai spesimen mencapai keruntuhannya. Pengamatan kerusakan, beban kapasitas pada saat retak, leleh, ultimate dan failure didapat melalui hasil data percobaan.Dari hasil percobaan ini semakin besar beban awal pada percobaan siklik, beban puncak yang dicapai swpesimen semakin besar, penurunan beban puncak semakin besar, selieih penurunan disipasi energi kumulatif semakin kecil dan tingkat kerusakannya semakin berat.Pada percobaan siklik 1 disipasi energi lebih kecil dari percobaan 2 dan 3 dan disipasi energy pada percobaan 2 lebih kecil dari percobaan 3, hal ini disebabkan pada pembebanan siklik selalu mengalami pengulangan yang menguntungkan bagi specimen guna memberikan perlawanan terhadap pembebanan sewaktu perubahan beban pada setiap siklusPada saat kondisi leleh, specimen tidak menunjukkan kerusakan yang berarti. Retak yang terjadi belum melebar dan sebagian besar retak tersebut hanya berupa retak rambut. Pada saat ultimate, kerusakan yang terjadi pada beban tekan 5 δy, menunjukkan retak menyeluruh sepanjang tinggi balok dan selimut beton telah hancur. Pada akhir percobaan, kerusakan specimen lebih berat, beton mengalami kehancuran pada daerah pangkal balok sehingga kekuatan beton tidak lagi dapat menahan beban.
ASPAL PANAS JENIS AC – WC DENGAN CAMPURAN LIMBAH KARBIT SEBAGAI FILLTER Djaka Suhirkam; Raja Marpaung; Lina Flaviana
PILAR Vol. 11 No. 1 (2015): PILAR 05032015
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aspal merupakan bahan pokok yang digunakan untuk pelapisan permukaan pada jalan raya yang berfungsi untuk pelapisan aus pada jalan yang berhubungan langsung dengan roda kendaraan yang melaluinya. Akan tetapi bila hanya digunakan aspal saja sebagai lapisan aus akan menimbulkan biaya mahal, sehingga perlu adanya campuran didalam penggunaan dalam lapisan ausnya. Campuran yang biasa digunakan adalah pasir, abu batu, limbah karbit dan beberapa bahan yang lainnya digunakan untuk filter. Kita mengetahui bahwa limbah karbit mempunyai kandungan kapur yang cukup besar sehingga baik sekali digunakan untuk mendapatkan Kadar Aspal Optimum ( KAO ).Salah satu jenis lapisan permukaan pada jalan raya adalah aspal panas jenis AC – WC untuk permukaan lentur dengan menggunakan campuran agregat menerus ( Continous grades ). Disini dicoba dengan  limbah karbit sebagai campuran aspal panas untuk konstruksi perkerasan jalan sehingga mendapatkan KAO yang diinginkan. Dalam penelitian ini dilalukan di laboratorium dengan menggunakan alat Marshall.Percobaan dengan alat ini digunakan untuk mengetahui tentan nilai kadar aspal optimum, stabilitas. Keleleha, VIM, VMA, VFA dan MQ pada campuran aspat panas jenis AC – WC yang mengandung limbah karbit atau yang tidak mengandung limbah karbit. Dari hasil pengujian didapat bahwa nilai KAO dengan campuran limbah karbit 0% sebesar 5,47% , 25% sebesar 5,7% , 50% sebesar 5,9% , 75% sebesar 5,61% dan 100% sebesar 5,55% . Sehingga dari hasil tersebut bahwa penggunaan limbah karbit sebesar 50% pada campuran aspal jenis AC – WC yang terbaik.   
TINJAUAN DISAIN STRUKTUR JEMBATAN BETON PRATEGANG DARI SISI ABUTMEN ( 25-30 ) Royhan Fadlan; Amirul Syah; Djaka Suhirkam; Agus Subrianto
PILAR Vol. 14 No. 2 (2019): Pilar: September 2019
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTPrestressed Concrete Bridge of Keramasan Section in Palembang, South Sumatra Province, is part of the Kayu Agung - Palembang - Betung Toll Road to connect the toll road section separated by the river. The bridge has  total length 1153 m and width 12.7 m in one direction and is supported by 2 abutments and 22 piers. However, in the following design, we only review the design along the 200 m length of the bridge or from abutment to pier 2. The bridge has 6 girders for each span with 2.25 m distance between girders. The main girder of this bridge uses PC-I shape with post-tensioned method using 50 Mpa grade concrete. For floor slabs using in-situ reinforced concrete, so there will be a composite action between precast beams and concrete slab. Based on the results of borlog testing, hard soil is at a depth of 64 meters. So we use pile foundation which carrying capacity of a combination of end bearings and friction. This bridge design refers to RSNI T - 02 - 2005 and RSNI - T - 03 - 2004. The design results are 25 cm slab thickness, 2.1 m girder height, and 60 cm diameter of piles varying amounts of abutments and pillars.Keywords : Dedign, bridge, Prestressed Concrete Girder, Abutment, PierABSTRAKJembatan Beton Prategang Keramasan Ruas pada Tol Kapalbetung Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan, merupakan bagian dari Ruas Tol Kayu Agung – Palembang – Betung untuk menghubungkan trase jalan tol yang terpisahkan oleh sungai keramasan. Jembatan ini memiliki panjang total sepanjang 1153 m dan lebar 12,7 m untuk satu arahnya serta ditopang oleh 2 abutmen dan 22 pilar jembatan. Namun dalam perencanaan berikut ini, kami hanya meninjau disain sepanjang 200 m panjang jembatan atau dari abutmen sampai pilar 2. Jembatan ini memiliki 6 gelagar mamanjang untuk tiap bentangnya dengan jarak antar gelagar 2,25 m. Struktur utama dari jembatan ini berupa Balok Prategang I (PCI), dengan metode pasca-tarik dan mutu beton K-500. Untuk pelat lantai mengunakan konstruksi beton bertulang dengan metode insitu, sehingga akan terjadi aksi komposit antar-balok pracetak dan pelat cor di tempat. Sedangkan untuk konstruksi kepala jembatan juga direncakan menggunakan beton bertulang dengan metode insitu. Dilihat dari hasil pengujian borlog, tanah keras berada pada kedalaman 64 meter. Letak tanah keras yang relatif dalam, maka digunakan pondasi tiang pancang dengan daya dukung kombinasi end bearing dan friction. Perencanaan jembatan ini mengacu pada RSNI T – 02 – 2005 dan RSNI – T – 03 – 2004. Hasil disain adalah tebal pelat 25 cm, tinggi gelagar 2,1 m, dan menggunakan tiang pancang diameter 60 cm dengan jumlah bervariasi pada abutmen dan pilar.Kata-kata kunci : Disain, Jembatan, Balok Beton Prategang, Abutmen, Pilar
Model Rancangan Zero Runoff Sistem (ZROS) Integrasi Bangunan Penampung Hujan dan Sumur Resapan Radius Pranoto; Ricky Ravsyan A; Anggi Nidya S; Djaka Suhirkam
Rona Teknik Pertanian Vol 15, No 1 (2022): Volume No. 15, No. 1, April 2022
Publisher : Department of Agricultural Engineering, Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/rtp.v15i1.23395

Abstract

Abstrak. Sebagian besar wilayah Indonesia memiliki potensi curah hujan yang tinggi rata-rata berkisar 2000 - 4000 mm/tahun.  Curah hujan merupakan salah satu sumber air bersih yang ekonomis dan bisa dimanfaatkan secara langsung. Namun sebaliknya, hujan juga akan merugikan dan menimbulkan masalah, seperti; genangan, banjir, longsor, erosi, sarang penyakit jika tidak dikelola dan dikendalikan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk merancang model zero runoff sistem (ZROS) integrasi antara sarana detensi hujan dan sumur resapan air hujan (SRAH) untuk mengendalikan limpasan hujan dari atap gedung di lingkungan Kampus Politeknik Negeri Sriwijaya. Dari pengujian dperoleh nilai permeabilitas tanah  sebesar 1,874 cm/jam atau sekitar 0,45 m/hari. Simulasi dilakukan menggunakan data hujan harian tahun 2007-2018 pada beberapa dimensi model ZROS integrasi bak penampung (kapasitas 4,5 m – 12 m3) dan SRAH (kedalaman 2 m dan diameter 0,57 m – 0,7 m). Diketahui model ZROS integrasi bak penampung (kapasitas 4,5 m3) dan sumur resapan air hujan (kedalaman 2 m dan diameter 1,4 m) mampu mereduksi debit limpasan hingga 100 % (zero runoff) dari bidang tadah hujan per 100 m2. Rancangan model ZROS integrasi terdiri dari bak penampung segiempat terbuat dari beton atau pasangan batu bata dan sumur resapan air hujan berbentuk silinder dengan dasar dan dinding porous (dinding terbuat pasangan batu bata atau tanah kosong).Desain Model of Zero Runoff System (ZROS) Rainwater Storage Building and Well Recharge IntegratedAbstract. Most of the region of Indonesia has the potential for high rainfall with an average of 2000 - 4000 mm/year. Rainwater is one source of clean water that’s economical cost and could be used directly. On the other hand, the rain will be detrimental and cause many problems, such as; puddles, floods, landslides, erosion, and nests of disease if not managed and controlled properly. The purpose of this study was to design a zero runoff system (ZROS) model integration between rain detention facilities and rainwater infiltration wells to control rain runoff from the roof of the building on the Sriwijaya State Polytechnic Campus. From the test, the soil permeability value is 1,874 cm/hour or about 0,45 m/day. The simulation was carried out using daily rainfall data for 2007-2018 on several dimensions of the ZROS model integration of the reservoir (capacity 4,5 – 12 m3) and infiltration wells (depth 2 m and diameter 0,57 m– 0,7 m). The results show that the ZROS model of the integration of the reservoir (capacity 4,5 m3) and rainwater infiltration wells (depth 2 m and diameter 1,4 m) were able to reduce runoff up to 100% (zero runoff) from rainfed area per 100 m2. The design of the integrated ZROS model consists of a rectangular reservoir made of concrete or masonry and a cylindrical infiltration well with a porous base and walls (walls made of masonry or vacant soil).