p-Index From 2019 - 2024
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Rona Teknik Pertanian
Yossi A. Pakpahan
Universitas HKBP Nommensen

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pembuatan Mi Kering Komposit Rumput Laut Labu Kuning Sebagai Pangan Fungsional Hotman Manurung; Rosnawyta Simanjuntak; Yossi A. Pakpahan; Samse Pandiangan
Rona Teknik Pertanian Vol 12, No 2 (2019): Volume 12, No. 2, Oktober 2019
Publisher : Department of Agricultural Engineering, Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/rtp.v12i2.14717

Abstract

Pembuatan mi kering komposit bertujuan untuk meningkatkan nilai gizi mi terutama komponen pangan fungsional dengan melakukan subtitusi sebagian tepung terigu dengan tepung rumput laut dan tepung labu kuning.Penelitian dilakukan dengan tiga tahap. Tahap ke 1 pembuatan tepung rumput laut dan tepung labu kuning.Tahap ke 2 pembuatan mi kering komposit, dan tahap ke 3 analisis kimia, dan uji fisik mi kering.Metode percobaan menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan perbandingan (%)  tepung rumput laut dan tepung labu kuning yang terdiri  atas 4 taraf (t=4): P0= 30:0; P1= 20:10: P2= 10:20; dan P3=0:30. Dilakukan dengan 3 ulangan.Tepung rumput laut dan tepung labu kuning mengandung komponen pangan fungsional (iodium, serat, dan karoten) masing-masing 27,05 ppm, 5,65%, dan 12,32 ppm pada tepung rumput laut dan 0,10 ppm, 9,69%, dan 397,20 ppm pada tepung labu kuning. Iodium dan karotenoid pada tepung terigu tidak terdeteksi, sedangkan serat hanya 0,29%. Komposisi kimia mi kering adalah:  air 6,75-7,99%; protein 7,32-11,24%; iodium 0,03-7,39 ppm; serat 1,01-2,11%; dan karoten 1,69-80,25 ppm. Waktu optimum pemasakan rata-rata 3,50 menit dan KPAP antara 14,42-20,72. Mi yang memenuhi SNI 01-2974-1996 adalah mi kering R10L20 dan R0L30. Mi R10L20 dapat dijadikan makanan fungsional karena sangat potensial sebagai sumber karoten dan sumber iodium.Making Composite Dry Noodles Of Seaweed (E.Cottonii)  Pumpkin Flour (Cucurbita moschata)  as  Functional Food Composite dry noodle-making aims to improve the nutritional value of noodles, particularly functional food components by performing partial substitution of wheat flour with seaweed and wheat flour pumpkin. Research carried out by three stages. The first stage is to manufacture seaweed flour and flour pumpkin. The second stage is to make dry noodle by using seaweed flour and flour pumpkin as the wheat substituer and third stage is to analyze the component of dry noodle. Methods of experimental research with completely randomized design with treatment ratio (%) for seaweed flour and flour pumpkin which consisting of 4 levels (t = 4).  R30L0 = 30: 0; R20L10 = 20:10: R10L20 = 10:20; and R0L30 = 0: 30. It is done with three time repetitions.Flour seaweed and flour pumpkin contain functional food components (iodine, fiber, and carotenoids) respectively 27.05 ppm, 5.65%, and 12.32 ppm in flour seaweed and 0.10 ppm, 9.69%, and 397.20 ppm in flour pumpkin. Iodine and carotenoid of rice flour undetected, and the fiber was only 0.29%.The chemical compositions of dry noodles are:,6.75-7.99% moisture content; protein content of 7,32-11,24%; 0.03 -7.39 ppm iodine content; 1.01-2.11% crude fiber; and 1.69-80.25 ppm carotene.The optimum cooking time is average of 3.50 minutes and KPAP between 14.42-20.72%. Noodles that meet SNI 01-2974-1996 are R10L20 and R0L30 dry noodles. The noodles  R10L20 is very potential as a source of carotene and iodine.