Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMBUATAN MINUMAN FUNGSIONAL DARI MADU DAN EKSTRAK ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn.) Ningrum Dwi Hastuti

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.312 KB) | DOI: 10.35891/tp.v3i1.488

Abstract

Pengolahan rosella menjadi produk olahan memang perlu dikembangkan mengingat nilai jual yang lebih tinggi daripada bentuk segar atau kering (simplisia). Salah satu bentuk pengolahan rosella ini di dasarkan pada prilaku konsumen Indonesia yang memasak rosella dengan air mendidih pada suhu sekitar 100o C. Tujuannya adalah untuk memberikan warna pada minuman, mengurangi rasa asam dari rosella dimana seringkali kurang disenangi oleh konsumen (komunikasi dengan petani rosella, 2009). Namun belum diketahui efek pemanasan dengan cara direbus terhadap aktifitas antioksidan dari kelopak rosella yang diekstrak tanpa pelarut bahan kimia baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Salah satu upaya untuk mempertahankan produk minuman rosella akibat pemanasan agar tetap berpotensi mempertahankan produk minuman rosella akibat pemanasan agar tetap berpotensi sebagai antioksidan alami, maka dikombinasikan dengan antioksidan alami lainnya seprti madu. Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap 1 dilakukan untuk mengetahui pengaruh kombinasi perlakuan dari kombinasi perlakuan dari kondisi bahan baku dan suhu pemanasan pada rosella terhadap aktifitas antioksidan yang akan diaplikasikan pada minuman fungsioanal . penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua factor dengan variable terikat adalah rosella kering ( k1) dan rosella segar (K2), sedangkan variable bebas adalah waktu (T) yang terdiri dari lima level, yaitu 0,5,10,15 dan 20 menit dan tiap perlakuan di ulang tiga kali. Tahap II menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor dengan variable terikat adalah dengan kombinasi perlakuaan terbaik penelitian tahap I, sedangkan variable bebas adalah konsentrasi madu yang terdiri dari tiga level, yaitu 15% v/v, 30% v/v dan 45% v/v. Perbedaan antar perlakuan dianalisis   dengan analisis sidik ragam, bila terdapat perbedaan nyata dilakukan uji DMRT taraf 5%. Kombinasi perlakuan terbaik pada tahap I untuk parameter aktifitas antioksidan dari perlakuan kondisi bahan baku terhadap waktu pemanasan diperoleh dari kombinasi perllakuan kelopak rosella kering yang dipanaskan selama 10 menit. Parameter aktifitas antioksidan pada perlakuaan terbaik tahap I adalah: kemampuan kelopak rosella untuk menangkap radikal bebas DPPH sebesar 75,59%, total fenol sebesar 6,491 mg/g dan total antosianin sebesar 3,862 mg/g. senyawa yang berperan sebagai antioksidan pada kelopak rosella kering yang dipanaskan pada menit ke-10 adalah hydroxyl methyl furfurole pada puncak nomor 10 (41,14%). Sedangkan spectrum inframerah dari kelopak rosella kering yang dipanaska selama 10 menit, dimana memberikan serapan yang paling dominan pada bilangan gelombang 3401,23 cm- 1 (kuat lebar) yang kha untuk regangan gugus OH, bilangan gelombang 1632,63 cm- 1 khas untuk gugus keton (R-CO-R) dan bilangan gelombang 1741,6 cm- 1 (kuat tajam) khas untuk regangan asam karboksilat (RCOOH). Kombinasi perlakuan terbaik pada tahap II untuk parameter organoleptik dari kombinasi ekstrak kelopak rosella kering yang dipanaskan selama 10 menit terhadap berbagai perlakuan konsentrasi madu diperoleh dari kombinasi konsentrasi madu 15% yaitu rerata kesukaan panelis terhadap rasa 7,65 (sangat suka), warna 3,96 (suka) dan aroma 7,4 (sangat suka). Sedangkan parameter aktifitas antioksidannya adalah: kemampun minuman fungsional rosella madu untuk menangkap radikal bebas DPPH sebesar 30,23%, total fenol 0,59 mg/g dan total antisioninsebesar 1,24 mg/g. senyawa yang berperan sebagai antioksidan pada minuman fungsional rosella madu adalah hydroxyl methyl furfurole pada puncak no 1(23,61%) gugus fungsi yang muncul pada minuman fungsional rosella madu seperti alcohol dan aldehida termasuk kedalam kelompok oxygenated.  
NUGGET DAN KERUPUK IKAN TONGKOL SEBAGAI ALTERNATIF USAHA UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT Ningrum dwi Hastuti; Refid Ruhibnur

Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.9 KB) | DOI: 10.35891/agx.v7i1.706

Abstract

Potential outcomes catching tuna by fishermen in the village Suka Bangun Dalam this very nice with abundant results which reached an average of 7tons/day .  The research objective knowledge partners want to know about the diversification of  processed tuna into nuggets andchips .  The methods used are education and training by means of a live demonstration of theprocessed tuna into nuggets and chips .  Achievement on the training of making tuna into nuggets and chips are all participants partners  to make nuggets and chips well and  their packaging. The results showed that 90% of business partners can make products nuggets and chips sword fish well .  
Aktivitas Antioksidan Sirup Buah Karamunting (Rhodomyrtus Tomentosa) dengan Variasi Penambahan Asam Sitrat Encik Eko Rifkowaty; Adha Panca Wardanu; Ningrum Dwi Hastuti
Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Vol 10, No 1 (2018): Vol.(10) No.1, April 2018
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (868.829 KB) | DOI: 10.17969/jtipi.v10i1.9768

Abstract

Karamunting (Rhodomyrtus Tomentosa)merupakan salah satu tanaman yang tumbuh liar di daerah kabupaten Ketapang Kalimatan Barat. Tanaman ini memiliki buah yang terasa manis dan mengandung antioksidan tinggi karena memiliki warna buah masak merah hingga kehitam-hitaman. Buah karamunting belum termanfaatkan secara optimal, sehingga dengan diolah menjadi produk sirup dapat meningkatkan nilai ekonomis secara kualitas maupun secara kuantitas. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan sirup dari buah karamunting dengan variasi penambahan asam sitrat 0, 0,05, 0,1%. Asam sitrat diharapkan mampu meningkatkan ekstraksi kandungan antioksidan sirup buah karamunting. Sirup yang dihasilkan kemudian dilakukan analisa gula reduksi dan antioksidan menggunakan DDPH. Persentase antioksidan tertinggi dilakukan uji lanjutan menggunakan GC-MS. Kandungan antioksidan buah, sirup karamunting variasi penambahan asam sitrat 0%, 0,05%, dan 0,1% dengan pengujian menggunakan DPPH berturut-turut 98,84%, 43,87%, 81,99%, dan 86,47%, sedangkan gula reduksi 0,21%, 3,62%, 4,11%, dan 11,90%. Berdasarkan GC-MS senyawa yang paling dominan dari bahan baku buah karamunting adalah hydroxy methyl furfurole (41,14%), dan senyawa-senyawa yang dihasilkan dari sirup karamunting dengan konsentrasi asam sitrat 0,1%  adalah acetil acid 4,5% dan hydroxy methyl furfurole 3,5%.