Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

SEBARAN DAERAH PENANGKAPAN ALAT TANGKAP SONDONG DI SELAT RUPAT PERAIRAN KOTA DUMAI Sarianto, Deni; Asrina Ikhsan, Suci; Kusuma Haris, Rangga bayu; Djunaidi, Djunaidi
Jurnal Ilmu-Ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol 14, No 1 (2019): Jurnal Ilmu - Ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan
Publisher : Faculty of Fisheries

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1504.086 KB)

Abstract

Selat Rupat merupakan selat perairan penghubung transportasi dari kota Dumai ke pulau Rupat. Aktifitas kapal transportasi yang menggunakan Selat Rupat membuat aktivitaspenangkapan ikan terganggu. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi sumberdaya ikan dengan alat tangkap sondong dan mengkaji sebaran daerah penangkapan ikan dengan alat tangkap Sondong di perairan Kota Dumai. Hasil penelitian menunjukkan hasil tangkapan utama sondong berupa Udang putih (Pennaeus sp) dan  udang merah (Panaeus monodon). Penangkapan  ikan dengan sondong hanya terdapat di kecamatan Sungai Sembilan yaitu pada perairan Tanjung Ketam, Tanjung Bakau Tua sampai tanjung Senapies. Kegiatan dilakukan pada saatair bergerak pasang dan pada saat air bergerak surut dengan kedalaman perairan 1.5 meter sampai 4 meter. Perairan Selat Rupat sudah tidak berpotensial sebagai daerah penangkapan ikan terutama untuk daerah penangkapan sondong dimana perairan ini telah banyak beralih fungsi menjadi tempat berlabuh kapal-kapal niaga. Kata Kunci: Selat Rupat, Sondong, Daerah Penangkapan Ikan
STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BUNGUS, PADANG, SUMATERA BARAT DITINJAU DARI ASPEK PRODUKSI Ikhsan, Suci Asrina; Rosyid, Abdul; Boesono, Herry
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 2: April, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.294 KB)

Abstract

Pengembangan pelabuhan perikanan didasari oleh tujuan untuk mengembangkan produksi perikanan, pemanfaatan sumberdaya laut yang lebih optimal dan menggiatkan perekonomian masyarakat nelayan sehingga pada akhirnya akan mampu meningkatkan pendapatan nelayan sehingga PPS Bungus merupakan salah satu pelabuhan di Sumatera yang bisa untuk dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi fasilitas dasar, fasilitas fungsional, dan fasilitas penunjang, menganalisis tingkat pemanfaatan dan kebutuhan fasilitas dasar, fungsional serta melakukan analisa strategi pengembangan PPS Bungus ditinjau dari aspek produksi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 di PPS Bungus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pengambilan sampel Purposive Sampling serta menggunakan analisa data yaitu tingkat pemanfaatan fasilitas dengan metode pemanfaatan, tingkat kebutuhan dengan metode analisa estimasi dan menentukan strategi kebijakan pengembangan dengan analisis SWOT. Hasil penelitian diperoleh menunjukkan bahwa fasilitas-fasilitas yang ada di PPS Bungus kondisi fisiknya masih baik dan masih layak pakai, dengan tingkat pemanfaatan alur pelayaran 65%, luas kolam pelabuhan 89,77%, dan dermaga 96%. Kekuatan pada analisis SWOT adalah pelabuhan yang strategis, pelayanan yang mudah, fasilitas yang masih layak pakai, jumlah produksi yang meningkat setiap tahunnya, dan kolam pelabuhan secara alami dari teluk. Peluang strategi pengembangan PPS Bungus pangsa pasar yang potensial, merupakan kawasan minapolitan, kawasan PPS Bungus terdapat industri perikanan, dan dekat dengan daerah penangkapan ikan. Hasil analisis SWOT didapatkan hasil penerapan strategi S-O (Strength-opportunity) yang artinya strategi dalam penerapannya menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan suatu peluang. Development of fishing ports based on the purpose developing fishery production, utilization marine resources optimally and strengthening the economy fishing communities that are likely to be able increase the income of fishermen so that Bungus Ocean Fishing Port is one of the ports in Sumatera, which could be developed. This study aims to analyze the condition for basic facilities, functional facilities, and support facilities, analyze the level to utilize and the need for basic facilities, functional and analyze Bungus Ocean Fishing Port development strategy in terms aspects of production. This studied was funded in December 2014 in Bungus Ocean Fishing Port. The methods used in this research is descriptive method with sampling using purposive sampling and data analysis is the level of utilization the facilites with the use of the method, the level of needs analysis estimation method and determine the strategy of development with SWOT analysis. The results obtained indicate that the existing facilities in Bungus Ocean Fishing Port physical condition is still good and still worth taking, the shipping channel utilization rate of 65%, 89.77% harbor expansive pool and dock 96%. The strength of the SWOT analysis is a strategic port, easy service, facilities still worth taking, the amount of production is increasing every year, and a natural harbor. Opportunities of the Ocean fishing Port development strategy has a huge potential market, is Minapolitan, there Bungus Ocean Fishing Port region's fishing industry, and close to the fishing grounds. SWOT analysis results showed the application of SO strategy (Strength-opportunity) which means that the strategy in its application to use force to take advantage of an opportunity.
MODEL KONSEPTUAL PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BUNGUS SEBAGAI PUSAT PENDARATAN IKAN TUNA Suci Asrina Ikhsan; Iin Sholihin; Tri Wiji Nurani
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 8 No 1 (2017): MEI 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3954.33 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.8.81-93

Abstract

Development conceptual model of oceanic fishing port Bungus as landing tuna fish center was a system that involves various actors in development. The research objective had done were evaluation the performance of oceanic fishing port Bungus and create a conceptual models as tuna fish landing centers. Development of oceanic fishing port Bungus with soft system methodology (SSM), which saw the overall problems in fishing ports. The results of this study were four conceptual models to repair problems that occur in the present. The conceptual model was built by three aspects, the study of human resources and institutional aspects, service aspects, and facilities aspects. Implementation the conceptual models that can be done with a variety strategies, involving the entire actors such as government, fishermen and the processing industry.
FAKTOR-FAKTOR KESELAMATAN PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP PURSE SEINE DI KEPULAUAN RIAU Suci Asrina Ikhsan; Rangga Bayu Kusuma Haris; Alif Pasya Maulidanny
JURNAL PERIKANAN TROPIS Vol 8, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jpt.v8i1.3134

Abstract

Safety work on board in connection with capture fisheries specifically has the aim of preventing or reducing accidents and their consequences in the possibility of hazards and risks when carrying out activities on board. The purpose of this study was to describe the fishing operation activities using purse seine fishing gear that can pose risks and identify opportunities for failure and possible consequences that will occur when carrying out fishing activities and to determine the role of safety work on board. The research method used Hierarchical Task Analysis (HTA) to examine every activity involved in the operation of the purse seine fishing gear by dividing each activity into sub-activities carried out in the plan and descriptively utilizing problem-solving procedures investigated by describing the condition of the subject or object. The operation of purse seine fishing gear in Batam City has the potential to cause fatigue, injury, drowning, injury consequences. There are 58 activities out of 8 activity stages in the operation of the purse seine fishing gear with a Total Work Intensity (IKT) value of 557 OA (Activity Person). The value of Primary Work Intensity (IKP) at the hauling stage was the highest (0.317) with a total work intensity of 154 OA.
HANDLING OF PURSE SEINE CAPTURE CATCHING FOR KM. SINAR HARAPAN – 05 IN THE NUSANTARA FISHERIES PORT (PPN) SIBOLGA Suci Asrina Ikhsan; Muhammad Nur Arkham; Anderson Foresta
JURNAL PERIKANAN TROPIS Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jpt.v7i2.2509

Abstract

The handling of catches on ships in connection with capture fisheries in particular has the aim of preventing or reducing spoilage of fish and the possibility of a decline in the quality of the catch resulting in loss of selling prices. The main causes of the decline in the quality of the catch on the ship there are 5 factors namely how to handle, human resources, facilities, equipment, fishing units. Handling of catches on the ship with the puse seine Tangkap tool in PPN Sibolga based on calculations regarding the imbalance and suitability of the 5 factors handling on the purse seine ship namely handling methods, human resources, facilities, equipment and capture units found that the average value of conformity is by 78%, with the quality management policy in KEPMEN-52A/2013 which is an average of 78%, handling factors that can be fairly good.
STUDI PENGOPERASIAN PURSE SEINE DI KM. SUMBER ABADI Roma Yuli Hutapea; Ifan Nur Alwi; Ratu Sari Mardiah; Ratih Purnama Sari; Suci Asrina Ikhsan
Aurelia Journal Vol 3, No 1 (2021): Oktober
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/aj.v3i1.10452

Abstract

Perairan Selat Malaka yang subur memiliki bermacam-macam sumber daya ikan laut diantaranya jenis-jenis udang, ikan demersal dan ikan pelagis. Sumber daya ikan di WPP 571 yang kaya akan ikan pelagis, membuat alat tangkap purse seine cocok untuk dioperasikan sekitar perairan WPP 571. Purse seine merupakan salah satu jenis alat tangkap aktif yang bersifat multi spesies, karena hasil tangkapannya lebih dari satu jenis ikan. Tujuan penelitian ini penulis ingin memahami alat bantu penangkapan purse seine dan alat navigasi di KM. Sumber Abadi dan pengoperasian di KM. Sumber Abadi. Hasil dari data yang didapat dilapangan diketahui daerah penangkapan ikan KM. Sumber Abadi di WPP 571 Selat Malaka. Pengoperasian alat tangkap purse seine secara bertahap, yaitu penurunan alat tangkap (setting) penarikan tali kerut penarikan badan jaring (hauling) penaikan hasil tangkapan (brailing), waktu yang diperlukan untuk satu kali pengoperasian adalah 2 sampai 3 jam. Alat bantu penangkapan purse seine yang ada di atas kapal KM. Sumber Abadi adalah Lampu robot, Gardan, Power block, GPS (Global Position System), Echsouder dan Radio SSB.
STRUKTUR DAN UKURAN LAYAK TANGKAP UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DENGAN ALAT TANGKAP SONDONG DI PERAIRAN DUMAI Roma Yuli F Hutapea; Tyas Dita Pramesthy; Sri Yenica Roza; Suci Asrina Ikhsan; Ratu Sari Mardiah; Ratih Purnama Sari; Shiffa Febyarandika Shalichaty
Aurelia Journal Vol 1, No 1 (2019): Oktober
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/aj.v1i1.8379

Abstract

Kota Dumai merupakan salah satu wilayah di Riau yang memiiki potensi udang, terutama udangputih. Alat tangkap yang biasa digunaka oleh nelayan untuk menangkap udang adalah sondong.Tingginyaaktivitas penangkapan nelayan sondong berdampak pada kelestarian sumber daya udang. Penelitian inibertujuan untuk menentukan struktur dan ukuran udang; menentukan hubungan panjang dan bobot udang;menentukan nisbah kelamin; serta menentukan ukuran layak tangkap udang. Penelitian ini menggunakanmetode purposive sampling. Rata-rata panjang udang jantan dan betina yang tertangkap yaitu 10,4-11,0 cm.Udang jantan yang paling banyak tertangkap berukuran 10 cm dan udang betina berukuran 12 cm. Polapertumbuhan udang jantan adalah allometrik negatif, sedangkan pola pertumbuhan udang betina adalahallometrik positif. Udang jantan yang tertangkap sebanyak 79%, sedangkan udang betina sebanyak 21%.
AKTIVITAS DAN JARINGAN KERJA PEMBUATAN KAPAL PERIKANAN 5 GT DI GALANGAN KAPAL UD. OLIONG KABUPATEN ROKAN HILIR PROVINSI RIAU Muhammad Natsir Kholis; Suci Asrina Ikhsan; Ulley Wulandari
Aurelia Journal Vol 1, No 2 (2020): April
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/aj.v1i2.8947

Abstract

Memproduksi kapal perikanan yang tepat sesuai dengan tujuan tangkapan merupakan salah satu kemajuan bidang perikanan, kunci utamanya manajemen yang baik. Pengusaha galangan kapal harus bisa mengalokasikan waktu seefektif dan seefisien mungkin. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan produksi hasil tangkapan ikan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat aktivitas pembangunan kapal perikanan di UD. Oliong dan mengalisis jaringan kerja proses pembangunannya. Metode yang digunakan yaitu metode survei. Penelitian dilaksanakan pada bulan November-Desember 2017 di UD. Oliong Bagansiapi-api Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua aktivitas galangan kapal UD.Oliong yaitu docking dan pembangunan kapal. Sedangkan jalur kritis jaringan kerja pembangunan kapal 5 GT di galangan kapal UD.Oliong yaitu aktivitas pada kode A, B, C, E, F, H, I, J dan K, dengan waktu penyelesaian efektif 22 hari kerja.
PERSEPSI ABK KAPAL PURSE SEINE KM. SINAR BAYU UTAMA PADA PENERAPAN K3 DI PT. HASIL LAUT SEJATI KOTA BATAM Suci Asrina Ikhsan; Ryan Hidayat; Ratih Purnama Sari; Sri Yenica Roza; Muhammad Nur Arkham
Aurelia Journal Vol 3, No 1 (2021): Oktober
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/aj.v3i1.10514

Abstract

Persepsi awak kapal untuk mencegah kecelakaan memerlukan perhatian lebih serius melalui pengaturan minimum pengetahuan dan keterampilan awak kapal penangkap ikan, standar kapal penangkap ikan, standar alat tangkap ikan, standar pengawakan kapal penangkap ikan, dan standar ketenagakerjaan kapal penangkap ikan. Sistem pembagian kerja kapal perlu adanya proses untuk menempatkan seseorang sesuai dengan kompetensinya. Kerja sama yang diperlukan dalam pengoperasian alat tangkap purse seine ditentukan dengan adanya pembagian tugas masing-masing berdasarkan kemampuan dalam bidangnya masing-masing. Maka dari itu perlu adanya persepsi ABK terhadap penerapan K3 di atas kapal untuk mencegah kecelakaan saat bekerja. Struktur organisasi di atas kapal KM. Sinar Bayu Utama terdiri dari nakhoda, kkm, kepala kerja 1, kepala kerja 2, kepala kerja 3, wakil kepala kamar mesin, dan abk kapal. Persepsi abk kapal KM. Sinar Bayu Utama meliputi tentang prosedur kerja, alat- alat keselamatan, dan penerapan kerja.
SEBARAN DAERAH PENANGKAPAN ALAT TANGKAP SONDONG DI SELAT RUPAT PERAIRAN KOTA DUMAI Deni Sarianto; Suci Asrina Ikhsan; Rangga bayu Kusuma Haris; Djunaidi Djunaidi
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol 14, No 1 (2019): Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan
Publisher : University of PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jipbp.v14i1.3363

Abstract

Selat Rupat merupakan selat perairan penghubung transportasi dari kota Dumai ke pulau Rupat. Aktifitas kapal transportasi yang menggunakan Selat Rupat membuat aktivitaspenangkapan ikan terganggu. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi sumberdaya ikan dengan alat tangkap sondong dan mengkaji sebaran daerah penangkapan ikan dengan alat tangkap Sondong di perairan Kota Dumai. Hasil penelitian menunjukkan hasil tangkapan utama sondong berupa Udang putih (Pennaeus sp) dan  udang merah (Panaeus monodon). Penangkapan  ikan dengan sondong hanya terdapat di kecamatan Sungai Sembilan yaitu pada perairan Tanjung Ketam, Tanjung Bakau Tua sampai tanjung Senapies. Kegiatan dilakukan pada saatair bergerak pasang dan pada saat air bergerak surut dengan kedalaman perairan 1.5 meter sampai 4 meter. Perairan Selat Rupat sudah tidak berpotensial sebagai daerah penangkapan ikan terutama untuk daerah penangkapan sondong dimana perairan ini telah banyak beralih fungsi menjadi tempat berlabuh kapal-kapal niaga. Kata Kunci: Selat Rupat, Sondong, Daerah Penangkapan Ikan