Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PRODUKTIVITAS ALAT TANGKAP PANCING ULUR DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Ratih Purnama Sari; Nora Akbarsyah
Aurelia Journal Vol 1, No 2 (2020): April
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/aj.v1i2.8946

Abstract

Sebagian besar nelayan di Nusa Tenggara Barat (NTB) menggunakan pancing ulur (handline) sebagai alat tangkap (Santoso 2016). Jumlah alat tangkap ini mengalami peningkatan dari tahun 2008 hingga tahun 2012. Produksi perikanan pancing ulur juga menghasilkan lebih banyak hasil tangkapan dibandingkan dengan alat tangkap lain. Gejala penangkapan berlebih (over fishing) dapat diatasi dengan memanfaatkan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan. Armada penangkapan ikan yang tersebar di beberapa lokasi perlu mengikuti ketersediaan stok ikan agar dapat diperoleh keuntungan secara ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan membandingkan nilai produktivitas alat tangkap pancing ulur (hand line) yang digunakan di beberapa lokasi wilayah Nusa Tenggara Barat. Produktivitas yang diukur dalam penelitian ini adalah produktivitas alat tangkap pancing ulur. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa peningkatan total hasil tangkapan dari tahun 2009 hingga 2010 adalah sebesar 22,62% yang diikuti dengan peningkatan total trip penangkapan sebesar 30,57%. Jumlah total trip penangkapan terus meningkat hingga tahun 2011 sedangkan total hasil tangkapan menurun menjadi sebesar 27,32% dari tahun 2010. Tren catch per unit effort (CPUE) untuk mengalami peningkatan 65,59% dari tahun 2010 ke 2011 dan mengalami penurunan sebesar 83,84% dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Nelayan meningkatkan jumlah armada penangkapan dengan harapan untuk meningkatkan jumlah hasil tangkapan, tetapi pada hasil nya dititik tertentu penambahan alat tangkap tidak sebanding dengan jumlah hasil tangkapan yang diterima.
STRUKTUR DAN UKURAN LAYAK TANGKAP UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DENGAN ALAT TANGKAP SONDONG DI PERAIRAN DUMAI Roma Yuli F Hutapea; Tyas Dita Pramesthy; Sri Yenica Roza; Suci Asrina Ikhsan; Ratu Sari Mardiah; Ratih Purnama Sari; Shiffa Febyarandika Shalichaty
Aurelia Journal Vol 1, No 1 (2019): Oktober
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/aj.v1i1.8379

Abstract

Kota Dumai merupakan salah satu wilayah di Riau yang memiiki potensi udang, terutama udangputih. Alat tangkap yang biasa digunaka oleh nelayan untuk menangkap udang adalah sondong.Tingginyaaktivitas penangkapan nelayan sondong berdampak pada kelestarian sumber daya udang. Penelitian inibertujuan untuk menentukan struktur dan ukuran udang; menentukan hubungan panjang dan bobot udang;menentukan nisbah kelamin; serta menentukan ukuran layak tangkap udang. Penelitian ini menggunakanmetode purposive sampling. Rata-rata panjang udang jantan dan betina yang tertangkap yaitu 10,4-11,0 cm.Udang jantan yang paling banyak tertangkap berukuran 10 cm dan udang betina berukuran 12 cm. Polapertumbuhan udang jantan adalah allometrik negatif, sedangkan pola pertumbuhan udang betina adalahallometrik positif. Udang jantan yang tertangkap sebanyak 79%, sedangkan udang betina sebanyak 21%.
PERSEPSI ABK KAPAL PURSE SEINE KM. SINAR BAYU UTAMA PADA PENERAPAN K3 DI PT. HASIL LAUT SEJATI KOTA BATAM Suci Asrina Ikhsan; Ryan Hidayat; Ratih Purnama Sari; Sri Yenica Roza; Muhammad Nur Arkham
Aurelia Journal Vol 3, No 1 (2021): Oktober
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/aj.v3i1.10514

Abstract

Persepsi awak kapal untuk mencegah kecelakaan memerlukan perhatian lebih serius melalui pengaturan minimum pengetahuan dan keterampilan awak kapal penangkap ikan, standar kapal penangkap ikan, standar alat tangkap ikan, standar pengawakan kapal penangkap ikan, dan standar ketenagakerjaan kapal penangkap ikan. Sistem pembagian kerja kapal perlu adanya proses untuk menempatkan seseorang sesuai dengan kompetensinya. Kerja sama yang diperlukan dalam pengoperasian alat tangkap purse seine ditentukan dengan adanya pembagian tugas masing-masing berdasarkan kemampuan dalam bidangnya masing-masing. Maka dari itu perlu adanya persepsi ABK terhadap penerapan K3 di atas kapal untuk mencegah kecelakaan saat bekerja. Struktur organisasi di atas kapal KM. Sinar Bayu Utama terdiri dari nakhoda, kkm, kepala kerja 1, kepala kerja 2, kepala kerja 3, wakil kepala kamar mesin, dan abk kapal. Persepsi abk kapal KM. Sinar Bayu Utama meliputi tentang prosedur kerja, alat- alat keselamatan, dan penerapan kerja.
IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR Ratih Purnama Sari; Soraya Gigentika; Tyas Dita Pramesthy
Aurelia Journal Vol 1, No 2 (2020): April
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/aj.v1i2.8948

Abstract

Perairan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan wilayah yang sangat potensial untuk pengembangan sektor perikanan tangkap karena perairan tersebut merupakan wilayah migrasi ikan. Potensi sumberdaya ikan yang tinggi di Kabupaten Lombok Timur seharusnya dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga mendatangkan keuntungan bagi masyarakat nelayan disana. Strategi untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya ikan yaitu dengan menentukan komoditas unggulannya. Metode analisis yang digunakan adalah location quotient (LQ) dan Indeks Spesialisasi (IS). Hasil yang diperoleh adalah ikan setuhuk hitam (Makaira indica), ikan tuna madidihang (Thunnus Albacares), ikan kenyar, ikan tetengkek (Megalaspis cordyla), ikan talang-talang (Scomberoides tala), dan ikan japuh (Dussumeiria spp) merupakan komoditas unggulan dan paling banyak dihasilkan di Kabupaten Lombok Timur, serta mampu menyumbang produksi perikanan di Provinsi NTB. Sedangkan komoditas spesial tidak dimiliki oleh kabupaten ini, namun masih terdapat komoditas yang potensial untuk dikembangkan, yaitu Ikan tuna madidihang (Thunnus Albacares), ikan cakalang (Katsuwonus pelamis), ikan setuhuk hitam (Makaira indica), ikan ekor kuning (Caesio erythrogaster), dan ikan tongkol (Euthynnus affinis).
Analisis Ekonomi dan Kriteria Code of Conduct for Responsible Fisheries alat tangkap bagan perahu di PPI Air Bangis Sumatera Barat Muhammad Nur Arkham; Windri Gunawan; Ratih Purnama Sari; Mathius Tiku; Rangga Bayu Kusuma Haris; Roma Yuli F Hutapea
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol 16, No 2 (2021): Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan
Publisher : University of PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jipbp.v16i2.7117

Abstract

Nagari Air Bangis merupakan sebuah desa yang berada di Provinsi Sumatera Barat. Potensi sumberdaya perikanan yang ada di Air Bangis sangat besar dan banyak yang memiliki usaha perikanan tangkap. Salah satu usaha perikanan tangkap yang terus berkembang adalah alat tangkap bagan perahu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai ekonomi dan menggambarkan dukungan pengembangan alat tangkap bagan perahu berdasarkan CCRF di Perairan Air Bangis, Provinsi Sumatera Barat. Metode pengumpulan data yaitu dengan survey dan observasi secara langsung, sedangkan untuk teknik pemilihan responden menggunakan metode purposive samplaing. Analisis data yang digunakan adalah analisis ekonomi dan kriteria alat tangkap ramah lingkungan berdasarkan code of conduct for responsible fisheries (CCRF). Hasil penelitian menyebutkan bahwa alat tangkap bagan perahu yang dioperasikan oleh nelayan di PPI Air Bangis secara ekonomi menguntungkan dan layak untuk dilanjutkan usahanya dilihat dari nilai R/C rasio sebesar 1,35 dengan keuntungan per tahun sebesar Rp. 442.500.000,00. Dilihat dari segi lingkungan juga menunjukkan bahwa alat tangkap bagan perahu termasuk dalam kategori sangat ramah lingkungan dari hasil penilaian kriteria dengan pendekatan CCRF menunjukkan bobot rata-rata sebesar 31,4.
Studi Penilaian Resiliensi Nelayan Dalam Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang Di Pulau Biawak, Kabupaten Indramayu Muhammad Nur Arkham; Yudi Wahyudin; Perdana Putra Kelana; Rangga Bayu Kusuma Haris; Ratih Purnama Sari
Samakia : Jurnal Ilmu Perikanan Vol 12 No 1 (2021): Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan
Publisher : Faculty of Science and Technology University Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1549.613 KB) | DOI: 10.35316/jsapi.v12i1.855

Abstract

Kegiatan pemanfaatan dan eksploitasi ekosistem terumbu karang yang tidak ramah lingkungan dapat meningkatkan tekanan dan ancaman terhadap sumberdaya tersebut. Tujuan dari penelitian adalah untuk menghitung status resiliensi nelayan terhadap ekosistem terumbu karang. Lokasi penelitian di Pulau Biawak, Kabupaten Indramayu. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan metode wawancara menggunakan kuisioner dan observasi langung. Data sekunder diperoleh melalui kajian pustaka dan analisis berbagai literatur yang terkait dengan penelitian. Analisis indeks resiliensi nelayan dengan merepresentasikan dalam suatu komposit geometri. Hasil analisis indeks resiliensi nelayan (IRN) menunjukkan bahwa nelayan di lokasi studi menunjukkan tingkat resiliensi pada kategori resilien (66,9). Beberapa kegiatan dan program dari stakeholders dengan melibatkan nelayan dalam melakukan upaya transplantasi terumbu karang dapat meningkatkan resiliensi masyarakat dari parameter pengetahuan, adaptasi, persepsi dan ketergantungan.
STUDI PERBANDINGAN SIFAT MEKANIK FIBERGLASS DAN KOMPOSIT SERAT RAMI BERMATRIKS EPOXY APLIKASI KAPAL PERIKANAN Ratih Purnama Sari; Juniawan Preston Siahaan; Hafiz Ziddin; Angger Bagus Prasetiyo; Rizqi Ilmal Yaqin Ilmal Yaqin
Jurnal Ilmiah Teknosains Vol 6, No 2/Nov (2020): JiTek
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1901.461 KB) | DOI: 10.26877/jitek.v6i2/Nov.7031

Abstract

Kapal perikanan di Indonesia umumnya menggunakan kayu sebagai bahan utamanya. Selain kayu bahan yang digunakan untuk pembuatan kapal perikanan yaitu komposit fiberglass. Namun, harga dari bahan komposit fiberglass sangat tinggi. Alternatif yang ditawarkan yaitu dengan pergantian matriks fiberglass dengan serat alam. Salah satu serat alam yang melimpah di Indonesia yaitu serat rami. Perbandingan sifat mekanik pada komposit fiberglass dan serat rami sangat perlu dipelajari. Pembuatan komposit fiberglass dan serat rami pada penelitian ini menggunakan metode hand lay up. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini pada pengujian densitas yaitu pada kompoit fiberglass dan komposit serat rami secara berturut-turut yaitu 1,32 gr/cm3 dan 0,93 gr/cm3. Sedangkan pengujian kekerasan didapatkan nilai secara berturut-turut yaitu sebesar 73,23 shore D  dan 56,64 shore D. Pengujian tarik didapatkan nilai kekuatan tarik pada komposit fiberglass 138,65 MPa, sedangkan nilai kekuatan tarik komposit rami sebesar 25,17 MPa. Sedangkan elongansi komposit fiberglass yaitu 7,45% sedangkan komposit rami yaitu 0,54%. Hasil foto makro patahan pada komposit rami memiliki patahan tidak sempurna sedangkan komposit fiberglas memiliki patahan yang memperlihatkan patahan berpenguat tinggi.
KESESUAIAN UKURAN KONSTRUKSI PURSE SEINE SIBOLGA BERDASARKAN KEBIJAKAN PEMERINTAH Ratu Sari Mardiah; Ratih Purnama Sari; Sri Yenica Roza; Tyas Dita Pramesthy; Erwin Erlangga Siantur
COJ (Coastal and Ocean Journal) Vol. 4 No. 1 (2020): COJ (Coastal and Ocean Journal)
Publisher : Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1667.641 KB) | DOI: 10.29244/COJ.4.1.15-26

Abstract

Distribusi ikan-ikan dari Sibolga ditangkap menggunakan purse seine. Alat tangkap ini sangat popular dikalangan nelayan Sibolga. Konstruksi utama yang terbuat dari jaring dengan mesh size kecil < 1 incisangat menguntungkan nelayan. Tujuan laporan ini untuk mengetahui jenis purseine yang beroperasi diPPN Sibolga dan menganalisis kesesuaian konstruksi purse seine berdasarkan kebijakan pemerintah.Metode yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Pengumpulan data dilakukan dengan carapengukuran terhadap 5 sampel purse seine. Hasil nya adalah jenis purse seine yang beroperasi di PPNSibolga terdiri atas 2 jenis, yaitu purse seine tongkol dan purse seine rapat. Panjang konstruksi purseseine yang digunakan adalah 500 m dengan mesh size 20-30 mm, sedangkan berdasarkan KEPMEN KP No71 Tahun 2016 panjang jaring 300–600 m harus memiliki mesh size ≥ 1 inci. Ukuran mesh size yangdigunakan nelayan PPN Sibolga lebih kecil dan belum sesuai dengan peraturan. Konstruksi lainnyadinyatakan sudah sesuai dengan referensi yang dicantumkan.Kata kunci: konstruksi, purse seine, Sibolga dan ukuran mata jarring
STUDI PENGOPERASIAN DAN KONSTRUKSI PURSE SEINE DI KM MARWAH LAMPULO ACEH UTARA Roma Yuli F Hutapea; Ratu Sari Mardiah; M. Nur Arkham; Ratih Purnama Sari; Wewen Nassa Syaputra
COJ (Coastal and Ocean Journal) Vol. 4 No. 1 (2020): COJ (Coastal and Ocean Journal)
Publisher : Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1421.262 KB) | DOI: 10.29244/COJ.4.1.47-56

Abstract

Aceh merupakan provinsi yang terletak di ujung barat Indonesia. Wilayah perairan Aceh merupakanperairan yang sangat strategis. Alat tangkap yang dominan digunakan oleh nelayan di Aceh adalah pukatcincin. Alasan banyak nelayan menggunakan alat tangkap pukat cincin di Aceh karena wilayah perairanAceh memiliki potensi ikan pelagis yang banyak, dimana target dari pukat cincin ialah ikan pelagis. Tujuanpenelitian ini adalah mengetahui dan memahami konstruksi pukat cincin di KM Marwah Lampulo AcehUtara; serta mengetahui dan memahami pengoperasian alat tangkap pukat cincin di Lampulo, Aceh Utara.Tipe pukat cincin yang digunakan KM Marwah adalah trapesium. Konstruksi pukat cincin dengan jaringberbahan PE (Polyethylene) dengan ukuran mata jaring 1-3 inci. Tali ris atas dengan panjang 600 m danberdiameter 10 mm, sedangkan tali ris bawah berdiameter 12 mm, dengan ukuran panjang 600 m. Selvedgedigunakan untuk pelindung jaring agar tidak mudah robek. Tali kerut berbahan PE (Polyethylene) denganpanjang 650 meter. Tali pemberat berbahan dasar PE (polyethylene). Tali cincin dengan diameter 10 mmdan berbahan dasar PE (polyethylene). Pelampung berbahan dasar PVC sebanyak 6000 buah, dan pemberatberbahan timah, sebanyak kurang lebih 4800 buah. Pengoperasian pukat cincin terdiri atas setting yaituproses persiapan dan penurunan alat tangkap pukat cincin ke perairan, setelah hasil tangkapan terkumpuldan jaring telah membentuk mangkok, kemudian dilanjutkan dengan hauling, yaitu kegiatan penaikan alattangkap ke atas kapal.Kata kunci: Aceh, konstruksi, pengoperasian, pukat cincin
Identifikasi Intensitas Aktivitas Kerja Awak Kapal Purse seine di Perairan Selat Malaka Suci Asrina Ikhsan; Sri Yenica Roza; Ratih Purnama Sari; Roma Yuli F. Hutapea; Muhammad Zaki Latif Abrori
Jurnal Airaha Vol 11 No 01: June 2022
Publisher : Sorong Marine and Fisheries Polytechnic, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ja.v11i01.328

Abstract

Work intensity measures how much to do an activity that uses a measurement scale. The intensity of work in doing a lot of work causes the crew to become tired, reduces performance and concentration, and affects the crew's safety. Fatigue and reduced concentration at work have the potential to cause work accidents. The work intensity of the crew on the operation of purse seine fishing gear is influenced by the stages of work activity. The stages of this activity consist of primary and secondary activities. The purpose of this research is to find out the work intensity of crew activities on the operation of purse seine fishing gear in the waters of the Malacca Strait (WPP 571). The method used is hierarchical task analysis. The high intensity of work on purse seine vessels is when carrying out fishing operations. The fishing is in the 5th stage, namely hauling or lifting the net. Using purse seine gear, work on fishing vessels has 56 primary and seven secondary activities. The total work intensity (IKT) on the purse seine operation is 2501 OA (activity person), the high work intensity and rest time on the purse seine ship still meet the STCW Manila amendment.