Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pelatihan Penyelesaian Soal-Soal Fisika Berorientasi Higher-Order Thinking Skills (HOTS) pada Siswa Sekolah Menengah Ni Nyoman Sri Putu Verawati; Hairunnisyah Sahidu; Gunawan Gunawan; Ahmad Busyairi; Jannatin Ardhuha
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sains Indonesia Vol. 2 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.729 KB) | DOI: 10.29303/jpmsi.v2i2.78

Abstract

Permasalahan utama siswa pada umumnya adalah siswa kurang mampu menyelesaikan soal-soal fisika yang berorientasi HOTS. Berdasarkan masalah ini, perlu dilakukan pelatihan penyelesaian soal-soal fisika yang berorientasi pada HOTS melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM). Mitra kegiatan PKM ini adalah SMAK Kesuma Mataram dengan kelompok mitra yang terlibat dalam kegiatan sebanyak 13 (tigabelas) siswa kelas XII IPA. Sesuai dengan prioritas permasalahan yang ada, maka solusi yang direncanakan, yaitu melalui proses pelatihan dan pendampingan. Solusi yang dimaksud pada implementasinya melalui; (a) In Service Training (IST), yaitu pelatihan penyelesaian soal-soal fisika yang berorientasi pada HOTS, dan (b) On Service Training (OST), yaitu penyajian soal-soal fisika yang berorientasi pada HOTS dan meminta siswa menyelesaikannya serta mengevaluasi capaian siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika yang berorientasi HOTS tersebut. Dengan persiapan yang dilakukan, kegiatan PKM dilaksanakan dengan mode daring (online) memanfaatkan media zoom meeting melalui In Service Training (IST) dan On Service Training (OST). Kegiatan PKM berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan serta mendapat respon positif dari pihak sekolah mitra. Kedepan diharapkan dapat dilakukan kegiatan serupa di sekolah lain karena siswa sangat membutuhkan pelatihan yang terkait dengan penyelesaian soal-soal fisika berorientasi higher-order thinking skills (HOTS).
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Flash Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Akbar Riyadi; Gunawan Gunawan; Jannatin Ardhuha
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (JPFT) Vol 1 No 2 (2015): April
Publisher : Department of Physics Education, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.834 KB) | DOI: 10.29303/jpft.v1i2.240

Abstract

This research is a quasy experiment which aimed to finding out the effect of contextual learning model implementation assisted by media flash on the understanding concept of physics in SMPN 1 Labuapi. The population is all class VIII which filled by 117 students, while the sample of this research is class VIII B with 23 students as experiment group and grade VIII C with 23 students as control group. The sampling technique used is purposive sampling. The research design used is nonequivalent control group design. The hypothesis is tested by t-test separated varians. Based on by calculation hypothesis testing obtained that there is a difference of understanding concept of physics between experiment group which is given treatment with contextual learning model assisted by media flash and control group which is given treatment as convensional learning. The mean of the posttest for experiment group is greater than control group, so it can be obtained that contextual learning model assisted by media flash given positive result for understanding concept of physics in grade VIII SMPN 1 Labuapi. N-gain test given that for all of sub materi of light showed that the increasing of understanding concept of physics of class experiment is higher than control class, so it can be obtained that the increasing of understanding concept of physics of experiment group is higher than control group.
Perbedaan Hasil Belajar melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Komik Fisika dengan Pembelajaran Konvensional pada Siswa Kelas Viii SMPN 1 Labuapi Tahun Ajaran 2013/2014 Tri Kurniawan; Joni Rokhmat; Jannatin Ardhuha
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (JPFT) Vol 1 No 2 (2015): April
Publisher : Department of Physics Education, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.733 KB) | DOI: 10.29303/jpft.v1i2.247

Abstract

This is quasy experiments research aimed to find out the differences of physics study result through problem based learning model with comic physics assist and conventional learning on students of grade VIII SMPN 1 Labuapi in academic year 2013/2014. This research used design of Posttest Only Control Group Design, while the sampling technique used is cluster and purposive sampling. Population of this research is students SMPN 1 Labuapi of grade VIII while the sampling are the students of grade VIII B as experiment group and the students of grade VIII C as control group. The data of this study is analyzed by using two tail t-test of polled varians, those are 6,25 for  thint and 2,0294 for ttable with degree of freedom 36 and significantce 5%. This result ( thint > ttable ) H0 will be rejected and Ha will be accepted which indicates that the physics study result through problem based learning model with comic assist is different from that through conventional learning on  students of grade VIII SMPN 1 Labuapi in academic year 2013/2014.
Pelatihan Pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics) Berbasis Potensi Lokal Bagi Guru di SMPN 3 Batukliang Ahmad Busyairi; Joni Rokhmat; Kosim; Gunawan; Jannatin Ardhuha
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 5 No 4 (2022): Oktober-Desember 2022
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (693.685 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v5i4.2215

Abstract

Baru-baru ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi meluncurkan Kurikulum Prototipe. Salah satu pendekatan yang dipandang relevan dan sejalan dengan kurikulum Prototipe ini yaitu pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics). Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pelatihan penerapan pembelajaran STEM berbasis potensi lokal bagi guru-guru di SMPN 3 Batukliang. Kegiatan dilakukan pada tanggal 6 Agustus 2022 dan diikuti oleh 18 peserta yang merupakan guru-guru mata pelajaran di SMPN 3 Batukliang. Kegiatan dilakukan dalam 4 (empat) tahapan utama yaitu; (1) penyampaian materi, (2) demonstrasi, (3) praktek pengintegrasian STEM berbasis potensi lokal dalam pembelajaran, dan (4) tanggapan dan Evaluasi. Seluruh kegiatan berjalan dengan baik. Sebanyak 100% peserta menyatakan bahwa pelatihan ini memberi manfaat dan dapat menambah pemahaman tentang pendekatan pembelajaran STEM. Sebanyak 83,33% perseta meyakini bahwa dengan menerapkan pembelajaran STEM dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Seluruh peserta berkeinginan untuk menerapkan pembelajaran STEM namun 72,22% dari peserta menyatakan ragu-ragu apakah mereka nantinya akan mengalami kesulitan atau hambatan pada saat menerapkan pendekatan STEM dalam pembelajaran di kelas.
PENGAYAAN MATERI OLIMPIADE FISIKA DAN PELATIHAN PENYELESAIAN SOAL-SOAL OLIMPIADE FISIKA BAGI SISWA DI SMPN 9 MATARAM Aris Doyan; Susilawati Susilawati; Muhammad Taufik; Kosim Kosim; Jannatin Ardhuha
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2018): Agustus
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.373 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v1i2.916

Abstract

Tujuan umum kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah mempersiapkan siswa dalam menghadapi olimpiade sains Fisika di tingkat lokal (kabupaten dan provinsi), adapun secara khusus bertujuan untuk meningkatkan siswa SMPN 9 Mataram dalam mengerjakan soal-soal olimpiade Fisika. Manfaat dari pembinaan dan pelatihan Olimpiade ini memberi efek langsung pada kemampuan siswa SMPN 9 Mataram  dalam penguasaan materi dan kemampuan mengerjakan soal-soal Olimpiade Fisika. Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, maka diadakan kegiatan pengabdian pada masyarakat pada siswa SMPN 9 Mataram  dengan langkah-langkah sebagai berikut: Informasi, Tanya Jawab, dan Diskusi, Metode ini dimaksudkan untuk memperdalam dan pemahaman wawasan siswa-siswi tentang silabus dan lingkup materi olimpiade, pola seleksi, tipe-tipe soal-soal dan cara strategi pemecahan masalah. Pemberian informasi diberikan oleh dosen selaku Tim pengabdian yang membidangi tentang olimpiade FISIKA SMP/MTs. Langkah selanjutnya adalah Latihan dan Praktek, Metode ini dimaksudkan untuk merealisasikan teori yang diperoleh melalui informasi, Tanya jawab dan diskusi, sehingga keterampilan siswa-siswi dapat ditingkatkan. Dalam pelaksanaannya, siswa-siswi secara bersama-sama dalam bentuk kerja kelompok mencoba menyelesaikan beberapa soal olimpiade Fisika yang telah dirumuskan oleh Tim pengabdian. Siswa juga dilatih untuk menyelesaikan sendiri materi pembinaan berupa pemberian soal-soal olimpiade SMP/MTs dengan tingkat kesulitan yang berjenjang. Ada 2 aspek yang dievaluasi pada kegiatan ini. Yang pertama adalah Aktivitas peserta selama pelatihan berlangsung. Keberhasilan dapat dilihat dari kehadiran dan aktivitas peserta selama kegiatan baik bertanya, menjawab pertanyaan dan berdiskusi. Kegiatan dikatakan berhasil jika minimal 85% sasaran hadir, dan minimal 85% peserta yang hadir mengikuti kegiatan secara penuh. Kedua adalah Tingkat penguasaan materi. Keberhasilannya dilihat dari skor perolehan pada Post Tes, yaitu berhasil jika tergolong tuntas yaitu rata-rata skor post tes minimal 70 dengan minimal 85% peserta skornya lebih dari 70. Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta kegiatan diperoleh data bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat karena telah memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi siswa dalam menjawab soal-soal olimpiade Fisika yang inovatif.
PENERAPAN IPTEK UNTUK MENINGKATKAN TANGGAP BENCANA GEMPA BUMI PADA SISWA DAN GURU SMP NEGERI 6 MATARAM Syahrial Ayub; Joni Rokhmat; Muh. Makhrus; Jannatin Ardhuha; Ni Nyoman Sri Putu Verawati
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2019): Februari
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.147 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v2i1.1012

Abstract

Lombok sebagai salah satu pulau di wilayah Indonesia yang sangat rentan terjadinya gempa bumi. Baru baru ini di tahun 2018 antara bulan Juli sampai Agustus pulau Lombok diguncang 4 kali gempa bumi berkekuatan besar, yaitu 29 Juli 2018 kekuatan 6,4 SR, 5 Agustus 2018 kekuatan 7 SR, 9 Agustus 2018 kekuatan 6,2 SR dan 19 Agustus 2018 berkekuatan 7 SR ditambah dengan rentetan gempa susulan yang mencapai 2500 kali. Hal ini terdampak luar biasa pada masyarakat di pulau Lombok terutama di daerah pantai, pegunungan dan perkotaan. Ditandai dengan hancurnya bangunan dan infrastruktur di daerah yang terdampak dan yang sangat memilukan adalah terdapatnya korban ratusan korban jiwa pada rentetan gempa Lombok ini. Hasil observasi dan studi pendahuluan menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap gempa bumi sangat kurang dan mitigasi gempa bumi juga sangat kurang. Gempa bumi merupakan peristiwa alam yang tidak dapat diprediksi kapan terjadinya sehingga bisa terjadi tiba-tiba seperti saat bekerja, tidur, bermain, dan bahkan juga saat belajar di sekolah. Anak-anak adalah kelompok yang paling rentan menjadi korban gempa bumi demikian juga guru dan perangkat sekolah lainnya. Maka dari itu mereka sangat perlu dibekali konsep gempa bumi, bahaya gempa bumi dan peringatan dini, proses perencanaan evakuasi untuk sekolah, tindakan penyelamatan diri dan prosedur pertolongan pertama pada korban supaya kerugian material dan jiwa dapat diminimalisir. Kegiatan ini merupakan implementasi kurikulum Mitigasi Bencana Alam Gempa Bumi yang dikembangkan oleh tim pengabdian. Kegiatan tanggap bencana ini melibatkan 36 orang siswa kelas IX, 2 orang guru SMP Negeri 6 Mataram dan 4 dosen FKIP Universitas Mataram. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa siswa, guru dan dosen mengikuti kegiatan dengan sungguh-sungguh, baik dalam bentuk mendengarkan informasi yang diberikan maupun dalam latihan-latihan yang dipraktekkan. Namun demikian, mereka mengalami hambatan dalam memahami teknik penyelamatan diri dari gempa bumi dan pertolongan pertama pada korban bencana gempa bumi. Berdasarkan temuan tersebut, disarankan agar siswa dan guru melatih diri secara kontinu dan berkelanjutan supaya kesadaran akan bencana dan penyelamatan diri dari bencana betul-betul melekat pada diri mereka, sehingga kesadaran siswa, guru terhadap bencana gempa bumi meningkat.