Teuku Abdullah
Unknown Affiliation

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Historical Study of The Role of The Juang City: Bireuen For The Indonesian Independence Revolution Period Muhjam Kamza; M Yusrizal; Mawardi Mawardi; Teuku Kusnafizal; Teuku Abdullah
Proceedings of AICS - Social Sciences Vol 11 (2021): the 11th AIC on Social Sciences, Syiah Kuala University
Publisher : Proceedings of AICS - Social Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Aceh region became a battleground in the Dutch-Indonesian Revolutionary War of Independence, which lasted from 1945 to 1949. Bireuen, as one of Aceh's cities, became the core of the fight to stop the Dutch invasion of Indonesia. This research looks at the function of Bireuen, which has taken the jargon of "Kota Juang". The reference technique in this study is historical research utilizing a qualitative approach. The data was also gathered through a literature review, which included books, journals, and document reviews, as well as field observations, which included memoirs written by the offenders and historical witnesses in the occurrence. Bireuen has three primary functions following the completion of the study. First, the city of Bireuen served as the focal point for the military defensive equipment for the battle, which was gained as a result of the Japanese armory's spoils of war. The existence of the TNI Headquarters Division X in Bireuen as a command center for attacks against the Dutch in the Medan Area is the second reason. Three, the role of Radio Rimba Raya in international debunking of Dutch propaganda. This radio program begins by stating that Indonesia is an independent country and that Aceh is a part of the Republic of Indonesia's Unitary State. The Dutch recognized Indonesia's sovereignty as an independent country after three main roles and several supporting parts in the Indonesian Independence Revolution in Bireuen. On this premise, Bireuen is deserving of the nickname of "City of Fighting for the Independence Revolution".Keywords: Juang City, Independence Revolution, Independence Revolutionary War.
PERKEMBANGAN RADIO REPUBLIK INDONESIA (RRI) BANDA ACEH TAHUN 1946-2015 Muhammad Saifullah; Teuku Abdullah; Zainal Abidin
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 2, No 1 (2017): Januari, Sejarah Kemanusian dan Hal-hal Perjuangan Budaya
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakRadio Republik Indonesia merupakan salah satu lembaga media massa milik pemerintah yang betugas memberikan informasi melalui suara untuk mencapai masyarakat luas. Stasiun RRI Banda Aceh berdiri 11 Mei 1946 di Kota Banda Aceh. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana perkembangan RRI Banda Aceh dari tahun 1946-2015?Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode yang digunakan adalah metode sejarah (historis) yang meliputi empat tahap yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengkaji perkembangan RRI Banda Aceh dari tahun 1946-2015 dan mengetahui langkah-langkah apa saja yang dilakukan sehingga mampu bertahan sebagai stasiun radio milik negara yang bersifat netral. Hasil dari penelitain ini menunjukkan RRI Banda Aceh berperan dalam penyampaian informasi kepada masyarakat. Melalui RRI Banda Aceh masyarakat Aceh dan khususnya Banda Aceh bisa mengetahui beberapa peristiwa penting di setiap zamannya. Pada masa Orde Lama saat mempertahankan kemerdekaan Indonesia RRI Banda Aceh berfungsi sebagai alat propaganda kemerdekaan melawan Belanda. Masa Orde Baru RRI Banda Aceh berfungsi sebagai alat untuk menyuarakan programa-programa atau kebijakan pemerintah dan pada masa reformasi RRI berfungsi sebagai media publik yang memberikan informasi serta pendidikan kepada masyarakat tanpa ada terikat dengan pihak manapun. Kata kunci: Perkembanagn, RRI. ABSTRACTRadio Republik Indonesia is one of the government-owned mass media institutions that betugas provide information via voice to reach the wider community. Banda Aceh radio station established May 11, 1946 in Banda Aceh. Issues examined in this study is how the development of RRI Banda Aceh from 1946-2015? This study uses qualitative research method used is the historical method (historical) that includes four stages heuristics, criticism of sources, interpretation, and historiography. This study was conducted by researchers with the aim of studying the development of RRI Banda Aceh from 1946-2015 and know what steps are carried out so that they can survive as a state-owned radio station which is neutral. The results of the research show RRI from Banda Aceh role in disseminating information to the public. Through RRI Banda Aceh and Aceh people especially Banda Aceh could find out some important events in every era. In the Old Order while maintaining independence Banda Aceh Indonesia RRI serves as a propaganda tool of independence against the Dutch. During the New Order RRI Banda Aceh serves as a tool for voice-programaprograma or government policy and the reform era RRI serves as a public media that provide information and education to the public without any bound by any party. Keywords: Developments, RRI.
PERKEMBANGAN ETNIS JAWA DI KOTA BANDA ACEH, 1945-2015 Sri Wahyuningsih; Husaini .; Teuku Abdullah
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 3, No 2 (2018): April, Pendidikan dan Kajian Tentang Sejarah
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTAfter independence in 1945 the Dutch labor force sent to Aceh no longer left Aceh, they were Javanese. Although they chose to settle in Aceh, they did not abandon their very strong and strong cultures descended by their ancestors, despite the acculturation of culture. But until now the development of ethnic Jawadi Aceh, especially in the city of Banda Aceh since 1945-2015 continued rapid development.Based on the background, the researcher tries to study the development of Javanese ethnic in Banda Aceh City. This study aims to analyze the history of ethnic Javanese arrival in Banda Aceh and to describe the cultural alkuturation between the Javanese and the Banda Aceh peoples. The hypothesis in this study is that Java adalahetnis in Banda Aceh has developed in all respects including cultural alkuturation. The population in this study is all of Javanese in Banda Aceh City while the sample in this research is representative of Javanese ethnic that inhabit 3 (three) Gampong namely, Java Village, Gampong Kramat and Gampong Mulia.The method used is a qualitative method. Data collection was done by interview and documentation study. Data processing using data analysis techniques.The result of this research is Banda Aceh City is one of the multicultural areas in Aceh which is inhabited by several ethnic groups, both indigenous and immigrant. Non-Acehnese, such as ethnic Javanese, have settled for a long time, since the time of Sultan Iskandar Muda until the time this research took place. The development of Javanese ethnic in Banda Aceh 1945-2015 can not be separated from the involvement of government and other stakeholders. The Acehnese cultural heritage of the Javanese ethnic community in Kota Banda Aceh has been in progress for a relatively long time. There are several aspects of tradition, customs, and cultural works of Aceh that were part of Javanese culture in Banda Aceh City in 1945-2015. Keywords: development, Javanese ethnicity, in Banda Aceh.  ABSTRAK Setelah kemerdekaan tahun 1945 para tenaga kerja yang dikirim Belanda ke Aceh tidak lagi meninggalkan Aceh, mareka tersebut adalah etnis Jawa. Meskipun mereka memilih menetap di Aceh, tapi mereka tidak meninggalkan kebudayaan mereka yang sangat kental dan kuat diturunkan oleh nenek moyangnya, walaupun halnya telah terjadi akulturasi budaya. Namun hingga saat ini perkembangan etnis Jawa di Aceh khususnya di kota Banda Aceh sejak tahun 1945-2015 terus perkembangan pesat. Dengan dilandasi latar belakang tersebut, peneliti mencoba mengkaji perkembangan etnis Jawa di Kota Banda Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejarah kedatangan etnis Jawa di Banda Aceh dan mendeskripsikan alkuturasi budaya antara etnis Jawa dengan masyarakat Banda Aceh. Hipotesis dalam penelitian ini adalahetnis Jawa di Banda Aceh mengalami perkembangan dalam semua hal termasuk alkuturasi budaya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh etnis Jawa di Kota Banda Aceh sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah perwakilan etnis Jawa yang mendiami 3 (tiga) Gampong yaitu, gampong Jawa, Gampong Kramat dan Gampong Mulia. Metode yang digunakan merupakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan studi dokumentasi. Pengolahan data menggunakan teknik analisis data. Hasil penelitian ini adalah Kota Banda Aceh merupakan salah satu wilayah di Aceh yang bersifat multikultur yang didiami oleh beberapa etnis, baik penduduk asli maupun pendatang. Etnis non Aceh seperti, etnis Jawa, telah menetap dalam waktu yang cukup lama, sejak zaman Sultan Iskandar Muda hingga saat penelitian ini berlangsung.Perkembangan etnis Jawa di Kota banda Aceh 1945-2015 tidak terlepas dari keterlibatan pemerintah maupun stake holder lainnya. Alkuturasi budaya Aceh pada masyarakat etnis Jawa di Kota Banda Aceh telah berproses dalam waktu yang relatif lama. Ada beberapa aspek tradisi, adat, dan hasil karya budaya Aceh yang dijadikan bagian dari budaya Jawa di Kota Banda Aceh dalam tahun 1945-2015. Kata Kunci: perkembangan, etnis Jawa, di Banda Aceh.
PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT JIWA BANDA ACEH (1976-2015) Helmi Rasyidan; Alamsyah Taher; Teuku Abdullah
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 2, No 1 (2017): Januari, Sejarah Kemanusian dan Hal-hal Perjuangan Budaya
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian yang berjudul “Perkembangan Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh (1976-2015)” mengangkat masalah tentang perkembangan rumah sakit jiwa dilihat dari segi fasilitas, pasien, pelayanan serta faktor pendukung dan penghambat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan fasilitas, perkembangan pasien, perkembangan pelayanan serta faktor pendukung dan penghambat perkembangan Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan menggunakan metode penelitian sejarah (historis). Pengumpulan data dilakukan melalui studi perpustakaan dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh telah berdiri sejak tahun 1976 dan terus mengalami perkembangan fasilitas terutama sejak pindah dari Lhok Nga ke lokasi sekarang ini. Rumah sakit jiwa terus berkembang terlebih setelah Tsunami 2004, dilakukan renovasi dan rekontruksi pada gedung dan fasilitas. Penambahan jumlah pasien tidak bersifat statis tergantung pada kondisi sosial, ekonomi dan politik yang terjadi dimasyarakat. Pelayanan yang diberikan juga semakin ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pasien. (2) Tersedianya anggaran yang diberikan pemerintah menjadi faktor pendukung perkembangan lembaga ini, sedangkan yang menjadi faktor penghambatnya adalah masih kurangnya fasiitas medis dan kurangnya kepedulian masyarakat tentang kesehatan. Kata Kunci: Perkembangan, Rumah Sakit Jiwa. ABSTRACK The study, entitled "Development of Banda Aceh Mental Hospital (1976-2015)" raised the issue of the development of psychiatric hospitals in terms of facilities, patients, services and enabling and inhibiting factors. The purpose of this study was to determine the development of the facility, the patient's progress, the development of services and the factors supporting and hindering the development of the Banda Aceh Mental Hospital. The approach used in this study is a qualitative approach and methods of historical research (historical). Data collected through library studies and interviews. The results of this study indicate that (1) the Banda Aceh Mental Hospital has been established since 1976 and continues to develop the facility, especially since moving from Lhok Nga to the present location is. The psychiatric hospital continues to grow especially after the 2004 Tsunami, renovation and reconstruction of the buildings and facilities. Increasing the number of patients is not static, depending on the social, economic and political community. Services provided also be increased to meet patient needs. (2) Availability budget given by government to be a factor supporting the development of this institution, while being inhibiting factor is the lack of medical fasiitas and lack of public awareness about health.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DENGAN TEKNIK THREE STEP INTERVIEW TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SIGLI TAHUN AJARAN 2017/2018 Arif Muttaqin; Anwar Yoesoef; Teuku Abdullah
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 3, No 2 (2018): April, Pendidikan dan Kajian Tentang Sejarah
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTLearning model hightly affects the learning outcomes that a teacher wants to achieve. To obtain high student learning outcomes, one of the method is the application of collaborative learning model with three step interview technique. This study entitled "The influence of collaborative learning model with three step interview technique on the achievement of learning history subjects of students of 11th grade SMA Negeri 1 Sigli 2017/2018". The purpose of this study is to determine the effect of collaborative learning model with three step interview techniques on the achievement of learning History of 11th graders in  SMA Negeri 1 Sigli academic year 2017/2018. This research uses quantitative approach and experiment method. The population in this study is all students of class XI SMAN 1 Sigli and the sample consists of 40 students of experiment and control class. Technique of collecting data in research done by giving test and documentation. Based on the result of the research, it is known that (1) for experimental class normality test obtained X2 count = 23,6 and X2 table = 28,8 and test of control class normality resulted X2 count = 2,22 and X2 table = 28,8, it is said that the experiment class data and control class are normally distributed, (2) The homogeneity test of the two sampled classes is homogeneous because the results obtained are Fcount = 1.44 and Ftable = 4, 41, so the data of both classes are homogeneous or derived from the population and (3) hypothesis test result using calculated t-test resulted tcount = 2.37 and ttable value at significant level α = 0,05 (one side test) with dk = 38 is 1.69 (Ha accepted if tcount ttable) , where tcount = 2.65 and ttable = 1.69 or 2.65 1.69 then Ha accepted. Hence, the research hypothesis that student learning outcomes that are taught by using collaborative learning model with three step interview technique better than student learning outcomes are taught without using collaborative learning model with three step interview technique or conventional method are accepted.Keywords : collaborative learning, learning achievement, three step interview technique ABSTRAKModel pembelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar yang ingin dicapai oleh seorang guru. Untuk memperoleh hasil belajar siswa yang tinggi, salah satunya ialah penerapan model pembelajaran kolaboratif dengan teknik three step interview. Penelitian ini berjudul pengaruh model pembelajaran kolaboratif dengan teknik three step interview terhadap prestasi belajar mata pelajaran sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sigli Tahun Ajaran 2017/2018. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kolaboratif dengan teknik three step interview terhadap prestasi belajar mata pelajaran sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sigli tahun ajaran 2017/2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas XI SMAN 1 Sigli dan sampelnya terdiri dari 40 siswa kelas eksperimen dan kontrol. Teknik pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan memberikan test dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa (1) untuk uji normalitas kelas eksperimen di peroleh X2 hitung = 23,6 dan X2 tabel =  28,8 dan uji normalitas kelas kontrol diperoleh X2 hitung = 2,22 dan  X2 tabel = 28,8, maka dapat dikatakan data kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal, (2) Uji homogenitas kedua kelas yang dijadikan sampel bersifat homogeny dikarenakan hasil yang diperoleh ialah Fhitung = 1,44 dan Ftabel = 4, 41, jadi data kedua kelas bersifat homogen atau berasal dari populasi yang sama, dan (3) hasil uji hipotesis menggunakan uji-t hitung diperoleh thitung  = 2,37 dan nilai ttabel pada taraf signifikan α = 0,05 (uji satu pihak) dengan dk = 38 adalah 1,69 terima Ha  jika thitung   ttabel, dimana diperoleh thitung  = 2,65 dan ttabel = 1,69 atau 2,65 1,69 maka Ha  diterima. Hipotesis penelitian yang menyatakan hasil belajar siswa yang di ajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kolaboratif dengan teknik three step interview lebih baik dibandingkan hasil belajar  siswa yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran kolaboratif dengan teknik three step interview atau metode konvensional. Kata Kunci:  prestasi belajar, pembelajaran kolaboratif ,teknik three step interview.
DINAMIKA SOSIAL EKONOMI WANITA PENJUAL SIRIH DI KOTA BANDA ACEH PASCA TSUNAMI, 2005-2017 Alvizuhra .; Zulfan .; Teuku Abdullah
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 3, No 1 (2018): Januari, Pengaruh Media dan Isu Penting dalam Kajian Sejarah
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTThe Objective of the study titled the Social and economical dynamic of the women betel seller in Banda Aceh after Tsunami disaster,2005-2017 is :(1) To describe the dynamics of social and economical life of the women betel seller in Banda Aceh 2005-2017. (2) To elaborate the reasons that affecting the women betel seller considered to work as a betel seller in Banda Aceh 2005-2017 and (3) To elaborate the obstacles faced by the women betel seller in Banda Aceh in running their business 2005-2017. The method of this study is qualitative approach and historical method. The sample of the study is collected by using interview and documentation. The result of the study showed that (1) The existence of women betel seller in Banda Aceh is a heritage. After Tsunami disaster since 2005-2016 the amount of betel seller in Banda Aceh is 10 persons, then in 2016-2017 it is increased become 16 persons. In age side, it is gradually changed especially after Tsunami disaster in 2005 the betel seller are mostly in age of 20-60 years old, nowdays in 2017 the age of women betel seller in Banda Aceh mostly in age 24-66 years old, compared to the betel seller before Tsunami disaster are mostly elderly lady. For the income every year is gradually are graduanted from SMP (Junior High School) and SMA (Senior High School), the background study of the women betel seller children are graduanted From SD (Elementary School) to University. (2)The women betel seller considered to work as abetel seller because there is not any nonformal employment available, the low of confidence for tradition, there is marketing permission and carts donations from Banda Aceh government.(3) The obtacles faced by women betel seller in Banda Aceh are limitations of facility, location and the increasing of goods price. Keyword:Dynamics, Social And Economical, Women Betel Seller, Banda Aceh.  ABSTRAKPenelitian yang berjudul “Dinamika Sosial Ekonomi Wanita Penjual Sirih di Kota Banda Aceh Pasca Tsunami, 2005-2017”, bertujuan untuk (1) mendeskripsikan dinamika kehidupan sosial ekonomi wanita penjual sirih di Kota Banda Aceh, 2005-2017, (2) menjelaskan faktor yang mempengaruhi wanita penjual Sirih bekerja sebagai penjual sirih di Kota Banda Aceh, 2005-2017, dan (3) menjelaskan kendala yang dihadapi wanita penjual sirih di Kota Banda Aceh dalam menjalankan usaha dagangannya, 2005-2017.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode sejarah. Sampel dalam penelitian ini 10 orang wanita penjual sirih. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi.Hasil penelitian dapat diketahui bahwa (1) Keberadaan wanita penjual sirih di Kota Banda Aceh telah diwariskan secara turun temurun. Pasca Tsunami sejak 2005-2016 jumlah wanita penjual sirih di Kota Banda Aceh sebanyak 10 orang, kemudian ditahun 2016-2017 bertambah menjadi 16 orang. Dari segi umur terus mengalami perubahan khususnya setelah Tsunami tahun 2005 yang berjualan dari umur 20 tahun-60 tahun, saat ini tahun 2017 umur wanita yang menjual sirih di Kota Banda Aceh mulai dari 24 tahun-66 tahun, dibandingkan sebelum Tsunami mereka yang berjualan sirih kebanyakan adalah Nyak-Nyak yang sudah berusia lanjut. Untuk pendapatan setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Pada umumnya tingkat pendidikan orang tua nya adalah tamatan SMP dan SMA, pendidikan anak wanita penjual sirih sendiri masing-masing mereka telah berhasil menyekolahkan anaknya dari tingkat SD hingga Sarjana S-1. Wanita penjual sirih memilih bekerja sebagai penjual sirih dikarenakan faktor minimnya lapangan pekerjaan non formal, rendahnya tingkat pendidikan dan keyakinan terhadap tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun, adanya izin berjualan dan bantuan gerobak dari Pemerintah Kota Banda Aceh (3) kendala yang dihadapi wanita penjual sirih di Kota Banda Aceh ialah keterbatasan fasilitas, keterbatasan lokasi dan  naiknya harga barang.Kata Kunci: Dinamika, Sosial Ekonomi, Wanita Penjual Sirih, Kota Banda Aceh.
PERKEMBANGAN SENI KARAWITAN DI GAYO LUT DESA DAMAR MULYO KECAMATAN ATULINTANG KABUPATEN ACEH TENGAH DARI TAHUN 1984-2017 Nuriyanti Sarah; Teuku Abdullah; Anwar Yoesoef
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 2, No 4 (2017): Nopember, Sejarah Kota dan Sejarah Pedesaan
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABTRASCTThe research entitled "The development of Karawitan art in Gayo Lut village Damar Mulyo Atulintang District Central Aceh Regency tahun1984-2017" The purpose of this study is (1) to know how the development of Karawitan art presentation in the village Damar Mulyo Atulintang District Central Aceh District (2) To know the development of Karawitan art function in gayo lut village Damar Mulyo Atulintang District Central Aceh District (3) to find out how to put the existence of Karawitan art towards Gayo Lut society in Damar Mulyo Village, Atulintang Sub-district, Central Aceh Regency. In this study researchers used a qualitative approach and this type of research using historical method (history). To obtain the data required by researcher using data collecting technique with observation and interview get data obtained from traditional figure (elder), artist of Karawitan, gayo society included in list of informant.The development of Karawitan art in the village of Damar mulyo was brought by the Javanese ethnic community who transmigrated to Aceh in 1984, the beginning of Karawitan art performance was done three months after the delivery of tools from Java by the government, which until 2017 developing. Karawitan art in the village of Damar Mulyo rely on 13 tools that are played by the players (singers) art Karawitan with two singers (sinden) with Pelog and Selendro notation. Karawitan artists costume in Damar Mulyo village there from 1984 new wearing costumes in 2014. The costumes used are Blangkon placed on the head of male Karawitan players and wearing ladies dress, women wearing clothes dressing kebaya, awkward and conde in his head after the Shari'a Islam of sinden only use ordinary clothes and menggunkan hijab not using bun and conde. Keywords: Development of Karawitan ArtABSTRAKPenelitian yang berjudul “Perkembangan seni Karawitan di Gayo Lut desa Damar Mulyo Kecamatan Atulintang Kabupaten Aceh Tengah tahun1984-2017” tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui bagaimana perkembangan penyajian seni Karawitan yang berada di desa Damar Mulyo Kecamatan Atulintang Kabupaten Aceh Tengah (2) Untuk mengetahui perkembangan fungsi seni Karawitan di gayo lut desa Damar Mulyo Kecamatan Atulintang Kabupaten Aceh Tengah (3) untuk mengetahui bagaimana penagaruh keberadaan seni Karawitan terhadap masyarakat Gayo Lut di desa Damar Mulyo Kecamatan Atulintang Kabupaten Aceh Tengah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian ini menggunakan metode sejarah (sejarah). Untuk memperoleh data diperlukan peneliti menggunakan tekhnik pengumpulan data dengan observasi dan wawancara mendapatkan data diperoleh dari tokoh adat (sesepuh), pemain seni Karawitan, masyarakat gayo yang termasuk didalam daftar Informan. Perkembangan seni Karawitan di desa Damar mulyo di bawa oleh para masyarakat Etnis Jawa yang bertransmigran ke Aceh pada tahun 1984, awal mula pementasan seni Karawitan dilakukan tiga bulan setelah dikirimnya alat-alat dari Jawa oleh pemerintah, yang hingga pada tahun 2017 masi berkembang. Seni Karawitan di desa Damar Mulyo menggandalkan 13 alat yang di mainkan oleh para pemain (penabuh) seni Karawitan dengan dua penyanyi (sinden) dengan notasi Pelog dan Selendro. Kostum para pemain seni Karawitan di desa Damar Mulyo ada dari tahun 1984 baru mengenakan kostum pada tahun 2014. Kostum yang digunakan adalah Blangkon diletakkan dikepala pemain Karawitan pria dan menggunakan pakaian beskap, pakaian wanita pesinden menggunakan baju kebaya, sanggung dan konde di kepalanya setelah peraturan syariat islam para sinden hanya menggunakan baju biasa dan menggunkan hijab tidak menggunakan sanggul dan konde. Kata Kunci: Perkembangan Seni Karawitan.ABTRASCTThe research entitled "The development of Karawitan art in Gayo Lut village Damar Mulyo Atulintang District Central Aceh Regency tahun1984-2017" The purpose of this study is (1) to know how the development of Karawitan art presentation in the village Damar Mulyo Atulintang District Central Aceh District (2) To know the development of Karawitan art function in gayo lut village Damar Mulyo Atulintang District Central Aceh District (3) to find out how to put the existence of Karawitan art towards Gayo Lut society in Damar Mulyo Village, Atulintang Sub-district, Central Aceh Regency. In this study researchers used a qualitative approach and this type of research using historical method (history). To obtain the data required by researcher using data collecting technique with observation and interview get data obtained from traditional figure (elder), artist of Karawitan, gayo society included in list of informant.The development of Karawitan art in the village of Damar mulyo was brought by the Javanese ethnic community who transmigrated to Aceh in 1984, the beginning of Karawitan art performance was done three months after the delivery of tools from Java by the government, which until 2017 developing. Karawitan art in the village of Damar Mulyo rely on 13 tools that are played by the players (singers) art Karawitan with two singers (sinden) with Pelog and Selendro notation. Karawitan artists costume in Damar Mulyo village there from 1984 new wearing costumes in 2014. The costumes used are Blangkon placed on the head of male Karawitan players and wearing ladies dress, women wearing clothes dressing kebaya, awkward and conde in his head after the Shari'a Islam of sinden only use ordinary clothes and menggunkan hijab not using bun and conde. Keywords: Development of Karawitan Art      ABSTRAKPenelitian yang berjudul “Perkembangan seni Karawitan di Gayo Lut desa Damar Mulyo Kecamatan Atulintang Kabupaten Aceh Tengah tahun1984-2017” tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui bagaimana perkembangan penyajian seni Karawitan yang berada di desa Damar Mulyo Kecamatan Atulintang Kabupaten Aceh Tengah (2) Untuk mengetahui perkembangan fungsi seni Karawitan di gayo lut desa Damar Mulyo Kecamatan Atulintang Kabupaten Aceh Tengah (3) untuk mengetahui bagaimana penagaruh keberadaan seni Karawitan terhadap masyarakat Gayo Lut di desa Damar Mulyo Kecamatan Atulintang Kabupaten Aceh Tengah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian ini menggunakan metode sejarah (sejarah). Untuk memperoleh data diperlukan peneliti menggunakan tekhnik pengumpulan data dengan observasi dan wawancara mendapatkan data diperoleh dari tokoh adat (sesepuh), pemain seni Karawitan, masyarakat gayo yang termasuk didalam daftar Informan. Perkembangan seni Karawitan di desa Damar mulyo di bawa oleh para masyarakat Etnis Jawa yang bertransmigran ke Aceh pada tahun 1984, awal mula pementasan seni Karawitan dilakukan tiga bulan setelah dikirimnya alat-alat dari Jawa oleh pemerintah, yang hingga pada tahun 2017 masi berkembang. Seni Karawitan di desa Damar Mulyo menggandalkan 13 alat yang di mainkan oleh para pemain (penabuh) seni Karawitan dengan dua penyanyi (sinden) dengan notasi Pelog dan Selendro. Kostum para pemain seni Karawitan di desa Damar Mulyo ada dari tahun 1984 baru mengenakan kostum pada tahun 2014. Kostum yang digunakan adalah Blangkon diletakkan dikepala pemain Karawitan pria dan menggunakan pakaian beskap, pakaian wanita pesinden menggunakan baju kebaya, sanggung dan konde di kepalanya setelah peraturan syariat islam para sinden hanya menggunakan baju biasa dan menggunkan hijab tidak menggunakan sanggul dan konde. Kata Kunci: Perkembangan Seni Karawitan. 
PERKEMBANGAN USAHA BUBUK KOPI MEREK ULEE KARENG DI DESA LAMGAPANG KECAMATAN KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR, 1960-2015 Dewi Mentari; Husaini ,; Teuku Abdullah
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 2, No 2 (2017): April, Kajian Isu Kebudayaan dan Etnisitas
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Judul penelitian ini “perkembangan usaha bubuk kopi merek Ulee Kareng di Desa Lamgapang Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar, 1960-2015, maka tujuan penelitiannya (1) ingin menjelaskan perkembangan usaha bubuk kopi merek Ulee Kareng di Desa Lamgapang Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar tahun 1960-2015 (2) ingin menganalisis kehidupan sosial ekonomi pengusaha bubuk kopi merek Ulee Kareng di Desa Lamgapang Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar tahun 1960-2015. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang dipakai metode sejarah.Teknik pengumpulan data digunakan dengan wawancara, dokumentasi, observasi dan studi kepustakaan.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh keterangan bahwa (1) usaha bubuk kopi merek Ulee Kareng di Desa Lamgapang dimulai pada tahun 1960 oleh Asnawi. Dalam perkembangannya hingga saat ini usaha bubuk kopi merek Ulee Kareng sudah menghasilkan berbagai produk seperti Kopi warung organik, Kopi bubuk spesial, Kopi Ulee Kareng Arabica, Kopi Ulee Kareng Organik Robusta, Kopi Ulee Kareng 2 + 1 (Kopi + Gula), Kopi Arabica Super, Kopi Rubusta Original, Kopi Super Quality, Kopi Tubruk Susu Sanger dan Bubuk keras Kopi Rubusta. Selain itu jumlah pengusaha juga mengalami peningkatan sejak tahun 1960 hanya 8 orang, namun ditahun 2016 sudah berjumlah 120 pekerja/karyawan, (2) dalam aspek social ekonomi pengusaha terlihat bahwa rata-rata umur pekerja antara 41-50 tahun, tingkat pendidikan rata-rata tamatan SLTA dan jumlah tanggungan anggota keluarga rata-rata 3-5 orang. Dilihat pula dari segi tempat tinggal mereka juga sudah terlihat sejahtera artinya para pengusaha rata-rata sudah memiliki bentuk rumah yang permanen yang dilengkapi oleh berbagai perabotan rumah. Kata Kunci: Perkembangan, Usaha, Bul Lamgapang.
DINAMIKA KOTA PELAJAR MAHASISWA (KOPELMA) DARUSSALAM (1959-2015) Geubrina Rezki F; Husaini -; Teuku Abdullah
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 2, No 2 (2017): April, Kajian Isu Kebudayaan dan Etnisitas
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABTRASCT The research raises the issue of how the dynamic city of Students (Kopelma) Darussalam (1959-2015). This study aims to describe the process of birth and development of Kopelma Darussalam to his contributions in advancing education in Aceh, as a campus Jantong Hatee Rakyat Aceh. The data collection is done in three ways, namely observation, interviews, and documentation. The informants in this study, includes Geuchik Gampong Rukoh, Geuchik Gampong Limpok, Geuchik Gampong Kopelma Darussalam, Geuchik Gampong Barabung, Geuchik Gampong Tanjung Selamat and several other village luminaries. The method used in this study is a critical historical method and qualitative approach. Data collection techniques (heuristics) used is by collecting primary and secondary sources, while data analysis techniques using source criticism (verification) and writing technique using systematic historiography. The results of data analysis showed that Kopelma Darussalam since the start inaugurated 2 September 1959 continues to grow and thrive until delivery 3 state higher education institutions are proud of the people of Aceh: Syiah Kuala University, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, and Teungku Chik Pantee Kulu. Development of infrastructure and quality of education also continues to increase, it shows the progress Kopelma Darussalam and its contribution to the people of Aceh as a center of education in Aceh. In addition, several other universities continue to emerge, it aims to create generations of Acehnese who have competitiveness with other regions. Keywords: Dynamics, Kopelma Darussalam. ABSTRAK Penelitian ini mengangkat masalah tentang bagaimana dinamika Kota Pelajar Mahasiswa (Kopelma) Darussalam (1959-2015). Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan proses lahir dan berkembangnya Kopelma Darussalam hingga kontribusinya dalam memajukan pendidikan di Aceh, sebagai kampus Jantong Hatee Rakyat Aceh. Pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara, yakni observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun informan dalam penelitian ini, meliputi Geuchik Gampong Rukoh, Geuchik Gampong Limpok, Geuchik Gampong Kopelma Darussalam, Geuchik Gampong Barabung, Geuchik Gampong Tanjung Selamat serta beberapa tokoh-tokoh gampong lainnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah kritis dan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data (heuristik) yang digunakan ialah dengan cara mengumpulkan sumber primer dan sekunder, sementara teknik analisa data menggunakan kritik sumber (verifikasi) dan teknik penulisan menggunakan sistematika historiografi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa Kopelma Darussalam sejak mulai diresmikan 2 September 1959 terus berkembang dan maju pesat hingga melahirkan 3 lembaga pendidikan tinggi negeri yang dibanggakan oleh masyarakat Aceh yaitu Universitas Syiah Kuala, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, dan Teungku Chik Pantee Kulu. Pembangunan infrastuktur dan mutu pendidikan juga terus ditingkatkan, hal ini menunjukkan kemajuan Kopelma Darussalam dan kontribusinya terhadap masyarakat Aceh sebagai pusat pendidikan diAceh. Di samping itu, beberapa universitas lainnya terus bermunculan, hal tersebut bertujuan agar menciptakan generasi-generasi Aceh yang mempunyai daya saing dengan daerah-daerah lainnya.Kata Kunci: Dinamika, Kopelma Darussalam.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE DENGAN STRATEGI PENGHASIL PERTANYAAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDA ACEH Muhammad Wahyu Shadily; Teuku Abdullah; Nurasiah .
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 3, No 2 (2018): April, Pendidikan dan Kajian Tentang Sejarah
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTThe research titled “Influence of Cooperative Learning Model by Question Student Have’s Type with Question Generating Strategy to Learning Achievement History Lessonfor 11th Class SMA Negeri 6 Banda Aceh” aims to analyze influence of cooperative learning model by question student have’s type with question generating strategy to learning  achievemen thistory lesson for 11th class SMA Negeri 6 Banda Aceh.” This research uses quantitative approach and experimental research type. The population of this study is all students of 11th Science Class (XI IPA) SMA Negeri 6 Banda Aceh with number 95 students, consisting of 4 classes. The sample used are XI IPA1 which consists of 24 students and XI IPA2 which also consists of 24 students. Data collection is done by tests and documentation. Procedure of data analysis in this research are(1) calculate the average value, (2) calculate the variance and standard deviation, (3) normality test, (4) homogeneity of variance test, and (5) t-test. Based on data analysis, the average of experiment class was 81,75 and control class was 74,91. The variance and standard deviation of the experimental class were 74.54 and 8.63 while the control classes were 47.64 and 6.90. The result of normality test of the experimental class was 1.74 and control class was 0.67. Homogeneity of variance test for  experimental class and control class are 1,56. The Value of t-test is 3.12. According tothat data analysis, it can be concluded that the average value of the experimental class is higher than the control class. The data distribution of the final test score of the students in the experimental class and the control is normally distributed because of X2 score ≤ X2 table which were 1,74 ≤ 7,81 and 0,67 ≤ 7,81. Homogeneous test is obtained F score≤ F tablewhich was 1,56 ≤ 2,00, so it can be concluded the data of both classes are homogeneous. The result of data processing using t test obtained tscore  =3,12 2,02 t table, Therefore accorrding to testing criteria H0 rejected and Ha is received.Keywords : learning achievement, question student have, question generating strategy.  ABSTRAKPenelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student Have dengan Strategi Penghasil Pertanyaan terhadap Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI SMA Negeri 6 Banda Aceh” ini bertujuan untuk: menganalisis pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe question student have dengan strategi penghasil pertanyaan terhadap prestasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 6 Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 6 Banda Aceh yang berjumlah 95 siswa yang terdiri dari 4 kelas. Sampel yang digunakan ialah kelas XI IPA1 yang terdiri 24 siswa dan XI IPA2 yang terdiri dari 24 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes dan dokumentasi. Tahap analisis data dalam penelitian ini ialah (1) menghitung nilai rata-rata, (2) menghitung varians dan simpangan baku, (3) uji normalitas, (4) uji homogenitas varians, dan (5) uji-t. Berdasarkan analisis data maka diperoleh rata-rata kelas eksperimen adalah 81,75 dan kelas kontrol adalah 74,91. Varians dan simpangan baku kelas eksperimen adalah 74,54 dan 8,63 sedangkan  kelas kontrol adalah 47,64 dan 6,90. Uji normalitas kelas eksperimen adalah 1,74 dan kelas kontrol adalah 0,67. Uji homogenitas varians kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 1,56. Hasil uji-t adalah 3,12. Berdasarkan hasil analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Sebaran data nilai tes akhir siswa pada kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal karena X2 hitung ≤ X2 tabel yaitu 1,74 ≤ 7,81 dan 0,67 ≤ 7,81. Uji homogen diperoleh F hitung≤ F tabelyaitu 1,56 ≤ 2,00, maka data kedua kelas tersebut bersifat homogen. Hasil pengolahan data dengan menggunakan analisis data uji t diperoleh thitung  =3,12 2,02 ttabel, dengan demikian sesuai dengan kriteria pengujian maka H0 ditolak dan Ha diterima.Kata Kunci : prestasi belajar, question student have, strategi penghasil pertanyaan.