Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

MENENTUKAN DAERAH OPERASI POMPA JENIS SLIDE CHANNEL TIPE P-12/S DENGAN METODE PENGUJIAN INSTALASI Romi Wilza; Ahmad Junaidi; tri Widagdo
AUSTENIT Vol. 3 No. 02 (2011): AUSTENIT 03022011
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.375 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.4544231

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karekter pompa jenis Jenis Slide Channel Tipe P-12/S yang banyak dijumpai di masyarakat. Luaran penelitian berupa data- data pengujian pompa yang dapat dijadikan acuan untuk pengoperasian pompa agar efisien dan tahan lama. Kegiatan dimulai dengan rancang bangun instalasi perpipaan yang dilengkapi dengan alat ukur dan sistem keamanan. Signifikansi data-data pengujian diperikasa menggunakan uji statistik. Selanjutnya, secara matematik ditentukan korelasi antara data yang ditetapkan sebagai variabel bebas dan data yang dianggap terikat. Korelasi yang dihasilkan adalah: - Untuk Karakter pompa: H = -0,000001 Q2 – 5076 Q + 45,73 η = -0,0000001 Q2 + 66706 Q + 0,635 η max = 78,23 % pada debit, Q = 0,0215 m3/det Korelasi ini berguna sebagai rujukan untuk pengoperasian pompa yang hemat - Untuk NPSH) NPSH = 11,21e-0,02 t Korelasi tersebut berguna bagi pemakai pompa agar pompa dapat beroperasi secara aman tanpa terjadi kavitasi
PENGARUH SPINDLE SPEED, FEEDING DAN DEPTH OF CUT PADA TURNING CNC DENGAN MATERIAL PLASTIK TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN Dicky Seprianto; Romi Wilza; Zamheri Zamheri
AUSTENIT Vol. 6 No. 1 (2014): AUSTENIT 06012014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (713.728 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.4546644

Abstract

Turning (proses bubut) merupakan salah satu proses produksi yang pada prinsipnya adalah pengurangan diameter dari benda kerja. Proses-proses pengerjaan pada mesin bubut secara umum dikelompokkan menjadi dua yaitu: proses pemotongan kasar (roughing) dan pemotongan halus atau semi halus (finishing). Dengan berkembangnya teknologi pemesinan telah terjadi peralihan dari metode konvensional ke CNC (Computer Numerically Controlled), dimana dengan menggunakan mesin berbasis CNC, maka parameter proses pemesinan dapat dikendalikan lebih baik dan produk yang dihasilkan dapat dibuat dalam waktu relatif singkat dengan jumlah yang lebih banyak. Proses pemesinan identikdengan material yang berasal dari logam (ferro), akan tetapi dikarenakan sifatnya yang unrenewable, maka plastik sekarang banyak dikembangkan untuk menggantikan fungsi dari logam, sehingga parameter dari proses pemesinan dengan material plastik perlu diketahui untuk mendapatkan kualitas yang optimal ditinjau dari kekasaran permukaan benda. Pada penelitian ini akan menggunakan mesin Turning CNC dengan post processor tipe siemens S802s, dimana parameter yang akan diteliti adalah spindle speed, feedrate dan depth of cut dengan penggunaan media pendingin ataupun tidak. Sedangkan material plastik dalam bentuk silinder pejal berjenis HDPE (High Density PolyEthylene) sebagai benda kerja. Untuk seluruh data hasil pengukuran diperoleh hasil olah data multiple regression berupa model matematika yang diharapkan dapat dijadikan acuan dalam memprediksi nilai kekasaran permukaan berdasarkan parameter pengujian yang telah ditentukan yaitu : Kekasaran (Ra) =  3.84 – (0.17A) + (2.57B) – (0.14C) – (0.083AB - 0.092AC - 0.085BC - 0.089(ABC)
ALAT BANTU PENGGULUNG BENANG SONGKET PALEMBANG PADA LUNGSEN DENGAN SISTEM OTOMATISASI TRANSVERSE ROLL Dicky Seprianto; Iskandar Ismail; Romi Wilza; Novia Faradilla; Radika Permana Putra; Zikri Zal Fauzan
AUSTENIT Vol. 9 No. 1 (2017): AUSTENIT 09012017
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (925.745 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.4547614

Abstract

Alat bantu penggulung benang songket Palembang pada lungsen dengan sistem otomatisasi transverse roll bertujuan untuk membantu mempercepat proses penggulungan benang pada lungsen yang dapat meningkatkan produktivitas pengrajin industri rumahan dan meringankan beban pengrajin dari segi tenaga dan waktu. Alat ini memiliki 2 komponen utama yaitu pemutar lungsen dan pengarah benang, dimana pengarah benang tersebut digerakkan oleh motor listrik menggunakan sistem micro controller. Dalam proses pembuatannya, Alat bantu penggulung benang songket palembang pada lungsen dengan sistem otomatisasi transverse roll ini mengggunakan mesin milling, mesin bubut, mesin bor, mesin las, 3D Printing, dan alat perkakas kerja bangku lainnya. Dari hasil pengujian dalam waktu 60 detik dengan putaran motor 1 sebesar 2500 rpm dan motor 2 sebesar 1500 rpm alat ini dapat menggulung benang seberat 19,37 gram dengan tingkat kerapian, kerataan, dan kekencangan yang sangat baik.
DESAIN DAN RANCANG BANGUN ALAT BANTU PRESS TOOL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM METAL FURNITURE Muchtar Ginting; Dicky Seprianto; Romi Wilza
AUSTENIT Vol. 9 No. 1 (2017): AUSTENIT 09012017
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1288.08 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.4547621

Abstract

Metal Furniture adalah salah satu sarana yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang yang banyak digunakan di rumah tangga, perkantoran maupun di rumah sakit. Bahan alat ini dikelompokkan menjadi tiga yaitu pipa kotak sebagai rangka, plat besi sebagai tutup/dinding dan asesories. Proses pengerjaan plat ini  masih dilakukan secara konvensional dalam tiga tahap, tahap pertama penggoresan, tahap kedua pemotongan sudut dengan gunting tangan dan tahap ketiga pembendingan sehingga ukuran panjang, lebar dan tinggi sebagai variabel  kurang presisi, tidak seragam dan membutuhkan waktu yang relatif lebih lama. Sehuburngan dengan hal di atas maka penulis telah mengadakan penelitian tahun pertama untuk membuat Desain dan Rancang Bangun Prototipe Press Tool  untuk menyederhanakan proses pengerjaan metal furniture menjadi dua tahap, tahap pertama pemotongan sudut plat dan kedua pembendingan. Hasil produk dari Press Tool ini relatif lebih cepat tetapi  ada penyimpangan ukuran yang seragam, ini disebabkan adanya pergeseran peletakan plat pada tahap pertama dan kedua. Untuk menyempurnakan proses produksi komponen metal furniture  tersebut maka pada tahun kedua ini penulis mencoba memperbaiki Prototipe Press Tool yang sudah ada sehingga proses pengerjaan menjadi setahap saja. Dari hasil pengujian  10 perlakuan dan setiap perlakuan diamati 3 kali terhadap variabel panjang, lebar dan tinggi dimana prosentase penyimpangannya relatif kecil yaitu 0,36 %, 0,48% dan 1,75 %  artinya lebih presisi dan efisien.
RANCANG BANGUNG MESIN BOR TANAH UNTUK MEMBUAT LUBANG RESAPAN AIR (BIOPORI) Sailon Sailon; Ahmad Zamheri; Romi Wilza; Zainuddin Zainuddin
AUSTENIT Vol. 9 No. 2 (2017): AUSTENIT 09022017
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (952.064 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.4547631

Abstract

The designed biopore drill machine uses manual manual hoist / manual crank system that serves to raise and lower the drill bit. Engines that are connected to the drill bit vertically in addition to functioning to rotate the drill bit also serve as a weight so that the drill bit can enter the ground. In addition, the biopori drill machine is made of a rectangle with the aim that the machine at the time of operation becomes steady (not shifted) and the legs are wheeled in order tobe easy to move.around. Biopori drill machine is a modification of existing tools, both variations of the form and additional accessories, with the aim to facilitate the operation, transfer and optimize the work with a relatively low cost and physical fitness of the operator is maintained and safety can be more.secure. This research focuses on designing the shape and size of the machine so that it is easy to operate and transfer, calculating the strength of each  component in accordance with the scientific method and testing the engine performance (the time used to make the hole, the ease, the security in operation and its displacement). The purpose of this study is expected to contribute to science and technology in the form of: to produce a model / prototype in order to enrich khasana appropriate equipment that can be utilized to help the manufacture of biopore holes, improve the quality and quantity of facilities/infrastructure equipm entresear chinstitute sustainable. In designing the build of this biopori drill first collect planning data from several sources namely; information directly in the field, in the form of information about the types of biopori drill, how it is made, how it works, the materials used, the size, the performance of the tools, the price and so forth required as the design data. Apart from field data the data is taken from the literature.
PENYIMPANGAN DIMENSI PROSES PRODUKSI GEAR DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DLP (DIGITAL LIGHT PROCESSING) 3D PRINTER Dicky Seprianto; Nur Hidayat; Romi Wilza
AUSTENIT Vol. 13 No. 1 (2021): AUSTENIT 13012021
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.4744091

Abstract

Perkembangan Teknologi Manufaktur Sekarang mengalami Kemajuan Yang Sangat PESAT shalat Satu Metode PENGGUNAAN Bahan Bangunan hearts Teknologi Adalah SLA DLP 3D Printer . Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh parameter ketebalan lapisan dan waktu pencahayaan terhadap proporsi penyimpangan dimensi yang diaplikasikan pada prototipe gear , spesimen uji yang dibuat menggunakan printer SLA DLP 3Ddengan bahan 3D UV resin e-Sun dan mengacu pada ASTM D-955. Faktor-faktor yang diselidiki adalah Ketebalan lapisan dan Waktu Pencahayaan dengan respons ukuran dimensi dari spesimen uji. Dimensi yang diukur dalam penelitian ini yaitu diameter dan ketebalan spesimen uji. Analisis data hasil menggunakan SQC dan ANOVA dengan desain tingkat faktorial tipe 2, desain 3 interaksi faktorial (3FI), dan replikasi 3 dimodelkan dengan perangkat lunak Design-Expert (Trial) .Hasil analisis mengungkapkan bahwa faktor utama yang paling berpengaruh terhadap kepresisian dimensi diameter dan ketebalan spesimen uji adalah faktor ketebalan lapisan dengan kontribusi kontribusi dimensi diameter dan tebal yaitu 21% dan 42%, serta proporsi penyimpangan dimensi diameter dan tebal yaitu 0,045% dan 0,80% .
Sifat Tarik dan Struktur Mikro Sambungan Las Gesek Tak Sejenis Baja-Tembaga Ady Ryan Romadhan; Aris Widyo Nugroho; Totok Suwanda; Romi Wilza
JMPM (Jurnal Material dan Proses Manufaktur) Vol 3, No 1 (2019): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jmpm.3133

Abstract

AbstrakTembaga dikenal memilki keunggulan sifat fisis sehingga sering diaplikasikan bersamaan dengan baja menggunakan teknik brazing yang membutuhkan filler. Friction welding memberikan alternatif penyambungan tak sejenis tanpa filler dan asap. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek tekanan gesek terhadap sifat mekanis sambungan las gesek pada sambungan dissimilar baja-tembaga. Silinder tembaga dan baja dibubut menjadi bentuk setengah bagian dari benda uji standar JIS Z 2201. Proses pengelasan dilakukan pada putaran 1000 rpm dengan variasi tekanan gesek sebesar 30, 35, dan 40 MPa dengan tekanan tempa 80 MPa. Waktu gesek dan waktu tempa masing-masing 5 detik. Hasil penyambungan masing-masing diamati struktur mikro, kekerasan dan sifat tariknya.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan meningkatnya tekanan gesek maka daerah TMAZ melebar. Struktur mikro berbutir halus teramati di bagian baja, sedangkan di daerah tembaga, orientasi butir berubah memanjang searah dengan permukaan sambungan. Pada daerah termomechanically affected zone (TMAZ) dan welding center zone (WCZ) kekerasan masing-masing logam turun seiring dengan kenaikan tekanan gesek. Lebar daerah TMAZ yang cukup membuat kekuatan tarik tertinggi diperoleh dari spesimen dengan variasi 35 MPa sebesar 89 MPa. Metode las ini dapat digunakan untuk penyambungan logam tak sejenis baja-tembaga dengan memperhitungkan luasan daerah TMAZ. AbstractCopper is often used along with steel due to it excellence properties by using brazing technique. Friction welding technique offers an alternative technique for joining dissimilar metal without fillers and smoke. This research purpose is to study the effect of the friction pressure on the mechanical properties of steel-cooper friction welded joints. Copper and steel bars were turned into half the shape of the specimen according to JIS Z 2201. The welding process was carried out at a speed of 1000 rpm with the friction pressures of 30, 35, and 40 MPa under an upset stress of 80 MPa for 5 seconds of friction time and upset time. The results showed that with increasing friction pressure the TMAZ area was widened in fine grained microstructure for the steel region. Whereas in the copper region, the orientation of elongated grains inline with the direction of the joining surface. In the TMAZ and WCZ areas the hardness of each metal decreases with increasing friction pressure. The sufficient width of the TMAZ results in the highest tensile strength of 89 MPa. It was obtained from the specimens with friction pressure of 35 MPa. This welding method is potentially used for dissimilar steel-copper joint by considering the area of the TMAZ region.Keywords: Friction welding, dissimilar metals joint, pressure friction, TMAZ
SISTEM KENDALI ALAT PEMINTAL BENANG KAIN SEMAGE KHAS PALEMBANG Eka Susanti; Romi Wilza; Ica Admirani; Irawan Hadi
Jurnal TIPS : Jurnal Teknologi Informasi dan Komputer Politeknik Sekayu Vol 11 No 1 (2021): jurnal TIPS
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembuatan alat pemintal benang berbasis Internet of Things ini bertujuan untuk memudahkan para UKM Tenunyang ada di Kota Palembang. Melalui alat pemintal benang berbasis Internet of Things ini, diharapkan dapatmenghemat waktu, tenaga, dan pikiran para UKM Tenun Kota Palembang. Alat pemintal benang dimodifikasisedemikian rupa sehingga Pemintal benang dapat bekerja dengan bantuan komponen elektronika. Pemintalbenang diberi motor DC yang sebelumnya telah di program menggunakan Driver Motor L298N agar dapatberputar sesuai kebutuhan dan dihubungkan ke modul NodeMCU ESP8266 agar dapat tersambung keSmartphone android yang gunanya adalah sebagai remot kontrol untuk menjalankan alat pemintalan benang.Adapun fungsi spesifik dari masing-masing komponen yaitu seperti sensor IR (Infra Red) yang berfungsi untukmenghitung gulungan benang, NodeMCU ESP8266 berfungsi sebagai pemberi perintah untuk setiap komponen,Motor DC Gearbox berfungsi sebagai penggerak utama untuk gulungan, Driver Motor L298N berfungsi sebagaipengatur Motor DC, dan Motor Servo MG966R yang berfungsi sebagai pengarah benang ke kiri dan ke kananagar hasil gulungan benang terlihat rapi.
Automation of Load Electricity Operating System Using PLC (Programmable Logic Controller) Hairul; Fatahul Arifin; Romi Wilza; Zakaria Zakaria; Kurniawan; Yusuf Dewantoro Herlambang
International Journal of Research in Vocational Studies (IJRVOCAS) Vol. 3 No. 1 (2023): IJRVOCAS - April
Publisher : Yayasan Ghalih Pelopor Pendidikan (Ghalih Foundation)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53893/ijrvocas.v3i1.200

Abstract

Jakabaring PLTS on-grid with a capacity of 2 MW operates from 6:00 am to 5:00 pm. At 5:00 pm the PLTS connection to the load will be disconnected and replaced with PLN. If the PLN is off due to damage or during maintenance, a generator that is operated manually will be used. Problems in the process of combining energy sources from Solar Panels to PLN require a power target of up to 10 Kva where if the power is fulfilled then the energy source from Photovoltaic (PV) will be connected to PLN and vice versa. Errors and speed in operation can be minimized by means of automation of the system operating the power supply to the load by using a PLC (Programmable Logic Controller). Optimization as a step to optimize the electricity supply in the PLTS area makes it the first source of power generation that is connected to the load, the second order is PLN if the PLTS has no power output or there is a problem and the third order is generators if PLN and PLTS have no power output. For this reason, a tool is needed that functions to move the power source alternately using a PLC (Programmable Logic Controller) as an ATS (Automatic Transfer Switch) process controller, where the tool will work automatically changing the power source if there is a disturbance that causes it to be unable to supply electricity to the user's load and also as a priority regulator of solar power sources as the main source of electricity to the load. When transferring loads from one source to another with 3 different power sources, it is faster and more effective to use an ATS (Automatic Transfer Switch) with a PLC controller compared to Manual or COS (Change Over Switch).