Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

MEKANISASI PEMOTONGAN TEMPE UNTUK KERIPIK MENGGUNAKAN PISAU ROTASI Romli Romli; Syamsul Rizal; tri Widagdo
AUSTENIT Vol. 3 No. 02 (2011): AUSTENIT 03022011
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1093.074 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.4544237

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya peningkatan gizi masyarakat. Metode yang dikembangkan adalah kaji eksperimentalpada sebuah prototipe mesin pemotong tempe yang bekerja menggunakan pisau rotasi. Tujuan penelitian adalah mendapatkan data-data pengoperasian mesin, sedangkan manfaatnya adalah memberikan rekomendasi untuk pengoperasian mesin pada kondisi optimum. Variabel-variabel yang ditetapkan pada proses pemotongan tempe adalah jenis tempe bulat, putaran pisau potong n = 2850 rpm, sedang variabel bebasnya adalah tebal potongan (s) serta waktu pemotongan (t). Kondisi Optimum kinerja mesin untuk 4 variasi ketebalan adalah: - Ketebalan 0,2 mm, waktu pemotongan 3 detik dengan pemakaian daya listrik 94 Watt dengan kualitas pemotongan sedang. - Ketebalan 0,4 mm, waktu pemotongan 3 detik dengan pemakaian daya listrik 100 Watt dengan kualitas pemotongan sedang. - Ketebalan 0,6 mm, waktu pemotongan 2 detik dengan pemakaian daya listrik 114 Watt dengan kualitas pemotongan bagus. - Ketebalan 0,8 mm, waktu pemotongan 2,5 detik dengan pemakaian daya listrik 140 Watt dengan kualitas pemotongan sempurna.
PENGARUH PROSES PENGELASAN TIG TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN ALUMINIUM Romli Romli
AUSTENIT Vol. 4 No. 01 (2012): AUSTENIT 04012012
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.867 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.4544287

Abstract

Salah satu tujuan terpenting dalam pengembangan material adalah menentukan apakah struktur dan sifat-sifat material optimum agar daya tahan dapat dicapai maksimum. Material komponen konstruksi dan perkakas diusahakan untuk mencapai sifat-sifat yang lebih unggul dari bahan terutama keunggulan dalam penerapan dalam berbagai kondisi operasional. Paduan aluminium harus mempunyai keunggulan terhadap beban kejut, sifat tahan korosi, mudah dipasang, mudah dibuat dan jauh lebih murah. Paduan aluminium merupakan bahan teknik yang sangat baik digunakan karena sifat yang ulet, tahan terhadap korosi dan mudah didapat. Paduan Aluminium-Tembaga dengan kandungan Cu 4,5 % memiliki sifat mekanis dan mampu mesin yang baik. Komposisi material aluminium berpengaruh besar terhadap sifat mekanik suatu material yang mengalami proses pengelasan. Dari hasil pengujian kekerasan permukaan paduan aluminium yang telah diberi proses perlakuan panas akibat proses pengelasan terjadi kenaikan harga kekerasan jika dibandingkan dengan paduan aluminium yang tidak diberi perlakuan panas. Proses yang terjadi pada paduan ini karena tidak terjadi pengaturan kembali atom akibat dari proses pendinginan.
ANALISIS SIFAT MEKANIS PENGARUH PROSES PENGELASAN BAJA TAHAN KARAT Romli Romli
AUSTENIT Vol. 5 No. 1 (2013): AUSTENIT 05012013
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (823.113 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.4546254

Abstract

Salah satu tujuan terpenting dalam pengembangan material adalah menentukan apakah struktur dan sifat-sifat material optimum agar dapat tercapai daya tahan maksimum. Salah satu material yang banyak digunakan baja tahan karat. Baja tahan karat digolongkan ke dalam baja karbon. Baja karbon adalah paduan besi karbon dan di golongkan menjadi tiga macam,yaitu baja karbon rendah (C<0,20 %), baja karbon menengah (0,20 – 0,50%), dan baja karbon tinggi (C>0,5%). Kadar karbon yang rendah menyebabkan kekuatan tinggi, perpanjangan yang tinggi dan harga bentur serta mampu las yang baik. Baja tahan karat mempunyai sifat getas apabila diadakan perlakuan panas dan didinginkan dalam waktu singkat atau kejut. Titik cairnya kira-kira 1.500°C. Baja tahan karat adalah baja yang ditambah unsur-unsur paduan. Salah satu atau beberapa  dari  unsur-unsur  paduan  seperti  mangan,  molly,  nikel  dibubuhkan untuk memberikan sifat-sifat khusus dari baja tersebut. Dari hasil pengujian komposisi didapat 9,04 % Nikel, 70,23 % Ferrous, 1,97 % Mangan, 18,74 % Crom,  stainless  steel  yang  diuji  termasuk  ke  dalam  tipe  SUS  304  (menurut standar JIS) dengan kekuatan tarik 609,06 N/mm² . Dari hasil pengujian kekerasan, angka kekerasan Vickers yang paling tinggi adalah 181 HV, karena mendapat perlakuan proses pengelasan (di daerah logam las). Angka kekerasan Vickers yang sedang adalah 167 HV (di daerah logam las). Angka kekerasan Vickers yang paling rendah adalah 138 HV, karena tidak mendapat perlakuan proses pengelasan (di daerah logam induk).
PENGARUH KEKERASAN DENGAN BUSUR NYALA PADA MATERIAL ST 37, ST 60 DAN AMUTIT Romli Romli; Mardiana Mardiana
AUSTENIT Vol. 5 No. 2 (2013): AUSTENIT 05022013
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.212 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.4546598

Abstract

Proses pengerasan adalah baja dipanaskan pada temperatur diatas temperatur kritis, kemudian didinginkan dengan memakai media pendingin dengan tujuan supaya didalam baja dan permukaannya akan terjadi pertambahan kekerasan. Salah satu cara pengerasan baja bisa dilakukan dengan busur nyala. Pada umumnya busur nyala ini dihasilkan oleh reaksi antara gas yang mudah terbakar dengan oksigen yang dinyalakan dengan percikan api. Nyala yang paling sering digunakan dengan nyala las asitelin (C2H2). Hasil kekerasan yang maksimal nilainya adalah pada material Amutit Steel dengan media pendingin air, disebabkan karena pendinginan yang secara tiba-tiba atau pendinginan secara kejut, fasa yang didapatkan dengan pendinginan air ini adalah fasa Martensit yang mempunyai sifat yang keras dan rapuh serta elastisitasnya rendah. Hasil kekerasan yang minimal nilainya adalah pada material ST 60 dengan memakai media pendingin udara, karena fasa material yang didapat adalah fasa pearlit dan ferit. Fasa pearlit dan ferit ini lebih rendah kekerasannya dibandingkan dengan fasa martensit dan sifat keuletan dan elastisitasnya lebih baik  dibandingkan dengan fasa Martensit.
PENGARUH MEDIA PENDINGIN DAN KONDISI PEMOTONGAN BAJA AISI 1045 TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES CNC MILLING Didi Suryana; Fenoria Putri; Romli Romli
AUSTENIT Vol. 6 No. 1 (2014): AUSTENIT 06012014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.302 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.4546635

Abstract

Jenis pendinginan salah satu parameter yang mempengaruhi nilai kekasaran dari hasil permesinan. Niai kekasaran permukaan merupakan salah satu parameter spesifik geometris yang harus dipenuhi pada proses pemotongan logam. Karena proses pemotongan akan menyebabkan terjadi peningkatan temperatur baik terhadap benda kerja maupun alat potongnya maka jika temperatur ini jika tidak dikontrol akan mempengaruhi sifat mekanik bahan dan alat potong/pahat yang dipakai. Parameter lain yang juga berperan adalah kecepatan potong dan kecepatan pemakanan. Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan suatu persamaan regresi pengaruh media pendingin dan kondisi pemotongan baja AISI 1045 terhadap nilai kekasaran permukaan pada proses CNC milling. Data hasil penelitian dihitung secara statistik pada kondisi pemotongan dengan variasi cutter speed 500 s.d 1500 rpm, variasi feed rate 20 s.d 40 mm/menit dan dept of cut konstan 1 mm. Pada proses pemesinan/pemotonan dengan media pendingin campuran 1 oli dan 60 air, persamaan regresinya Y = 3,588 – 0,002 X1 + 0,004X2, media pendingin campuran 1 oli dan 40 air persamaan regresinya Y = 4,137 – 0,003X1 + 0,004X2 dan media pendingin campuran 1 oli dan 20 air persamaan regresinya Y = 4,137 – 0,003X1 + 0,004X2. Kondisi pemotongan yang sangat mempengaruhi nilai kekasaran secara parsial adalah Cutter speed sedangkan feed rate tidak begitu mempengaruhi.  
ANALISA PERUBAHAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO MULTI QUENCHING TERHADAP HASIL PACK CARBURIZING BAJA KARBON RENDAH Karmin Karmin; Sairul Effendi; Firdaus Firdaus; Romli Romli
AUSTENIT Vol. 10 No. 1 (2018): AUSTENIT 10012018
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.217 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.4547644

Abstract

 Baja karbon yang mengandung unsur karbon yang rendah akan mempunyai sifat yang kekerasan dan kekuatan tariknya rendah, ductile ini akan memudahkan dibentuk dibanding baja paduan atau baja karbon tinggi. Disisi lain harganyapun relatif murah sehingga menjadikan bahan ini banyak digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan suatu produk. Untuk meningkatkan sifat yang kuat dan keras pada permukaannya, material ini dapat dilakukan proses perlakuan panas thermoikimia melalui penambahan kadar karbon pada permukaannya, sehingga produk tersebut dapat difungsikan sesuai dengan  fungsi desainnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kekerasan permukaan baja karbon rendah yaitu dilakukan proses pack carburizing. Proses carburizing ini, dilakukan pada sebuah tungku pemanas listrik khusus perlakuan panas yang  mudah dioperasikan dalam pengaturan suhu pemanasan, kecepatan pemanasan dan pengaturan waktu tahan. Pada penelitian ini  dirancang dan dilakukan pada baja rabon rendah mengunakan media karburisasi dengan pebandingan 70% arang aktif dan 30%, kalsium karbonat (CaCO3) pada temperatur   pemanasan 925oC ,  variasi waktu tahan 2, 3 dan 4 jam, kemudian dilanjukan dengan variasi metode quenching (direct quenching, single quenching dan double quencing). Dari ketiga metode quenching dengan variasi holding time pada penelitian ini diperoleh peningkatan kekerasan yang tertinggi yaitu pada metode doubel quenching dengan holding time 3 jam yaitu 94,8 HRBdan nilai impact 0,14 J/mm2. Jika dilihat kekerasan dan ketangguhan yang baik yaitu terjadi pada double quenching dengan holding time 2 jam (kekerasan 94,4 HRB dengan nilai impact rata rata 0,86 J/mm2). 
MATERIAL SELECTION AND MECHANICAL PROPERTIES IN LEAF SPRING APPLICATION: A REVIEW Nurhabibah Paramitha Eka Utami; Nanda Yusril Mahendra; Imam Akbar; Gunawan Gunawan; Romli Romli; Zulkarnain Fatoni; Diah Kusuma Pratiwi
AUSTENIT Vol. 14 No. 2 (2022): AUSTENIT 14022022
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.7297749

Abstract

In the industrial world, leaf springs are an important component of vehicles. Therefore, material selection is very influential in producing good mechanical properties that can affect leaf spring performance. In this review article, the author aims to review and compile articles on relevant previous studies to compare the best alternative materials other than steel that meet the criteria for the application of leaf springs. The review method used in this article is to search for articles that are relevant to the keyword material, leaf springs, and mechanical properties. After that, the author will collect articles and choose articles that have the criteria to be reviewed. Then the articles that meet the criteria will be reviewed by extracting the data to the review table. As a result, 24 articles will be reviewed. Then the author will extract data on each article, namely material, tensile strength, and flexure. Flexural and tensile strength are used as quality criteria for each material. The conclusion of the review article obtained is that carbon/epoxy has the potential as an alternative steel material because carbon/epoxy has the highest tensile strength with a value of 1841MPa, and flexural strength with a value of 1646.7MPa is close to steel as shown in the review table. However, further research is needed, such as proper design and more efficient manufacturing methods to produce innovative leaf spring components with high quality and acceptable quality in the industry.
Pengaruh Fraksi Volume dan Orientasi Serat Pada Komposit Hibrid Berpenguat Serat Gambas serta Eceng Gondok Terhadap Kekuatan Bending Rizki Ramadoni; firdaus firdaus; Romli Romli; Sailon Sailon; A. Pramudya AFG; Muhammad Nugraha
Jurnal Teknik Mesin Vol 15 No 2 (2022): Jurnal Teknik Mesin
Publisher : Politeknik Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30630/jtm.15.2.891

Abstract

Wood is increasingly difficult to obtain due to the use of excess wood. Many efforts were made to replace wood, one of which was composite material. This study aims to determine the most optimal bending strength with the influence of variations in volume fractions and fiber orientation in hybrid composites with luffa fibers and hyacinth fibers. In making composites using the hand lay-up method with alaklization treatment on gambas and hyacinth fibers using 5% NaOH which is varied with the volume fraction used in this study with the ratio of resin: hyacinth: gambas is (60%:20% :20%),(70%:15%:15%), as well as (80% :10%:10%) and the orientation of the fibers with the arrangement of the luffa / hyacinth / luffa layer is (0°/ 45 °/ 90°), (0˚/45˚/0˚), (90˚/0˚/90˚). Bending testing was performed with ASTM D790 standard and hypothesis testing using the two-way ANOVA method. From the results of bending testing, the most optimal strength value was found, which was 43.33 N / mm2, where the value was not higher than the bending strength value in the multiplex, which was 17.53 N / mm2. Meanwhile, the results of hypothesis testing are that there is an influence on the volume fraction factor, the direction of fiber orientation and the interaction with bending forces.