Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Prediksi Ketahanan Umur pada Pipa Backpass Purnomo, Yoga Amin; Widiyatmoko, Widiyatmoko; Nusyirwan, Nusyirwan
Seminar Nasional Teknik Mesin 2019: Prosiding Seminar Nasional Teknik Mesin 2019
Publisher : Politeknik Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pipa backpass merupakan komponen penukar panas yang dapat memanfaatkan energi panas flue gas untuk meningkatkan efisiensi dari pembangkit listrik tenaga uap. Prediksi ketahanan umur dilakukan dalam rangka memperkirakan kondisi pipa-pipa backpass di masa akan datang sehingga dapat mengantisipasi kerusakan berupa kebocoran pada saat unit beroperasi akibat telah mencapai batas minimal ketebalannya. Penelitian dilakukan dengan pengambilan data non destructive test berupa ultrasonic thickness test pada masing-masing tingkatan pipa backpass. Ketahanan umur pipa backpass diperkirakan dengan mengasumsi laju korosi yang konstan terhadap ketebalan aktual hingga mencapai batas ketebalan minimalnya. Ketebalan minimal dihitung dengan menggunakan standar American Society of Mechanichal Engineering B31.1 tentang Power Piping. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu prediksi ketahanan umur pada pipa backpass bervariasi dengan sisa umur tersingkat berdasarkan ketebalan rata-rata maupun ketebalan terendah terjadi pada pipa yang beroperasi, yaitu pada Final Superheater sebesar 4,74 [tahun] dan 1,39 [tahun], Intermediate Superheater sebesar 29,69 [tahun] dan 2,12 [tahun], Low Superheater 11,73 [tahun] dan 2,20 [tahun], Economizer 12,96 [tahun] dan 5,19 [tahun] serta Air Preheater sebesar 21,51 dan 4,15 [tahun]. Dengan umur desain minimal adalah 11,41 [tahun], maka diperoleh hasil penyebaran nilai ketebalan yang berada di bawah umur desainnya adalah, Final Superheater sebanyak 48 titik dari 74 titik pengujian atau 64,86%, Intermediate Superheater sebanyak 3 titik dari 73 titik pengujian atau 4,11%, Low Superheater sebanyak 19 titik dari 76 titik pengujian atau 25,00%, Economizer sebanyak 32 titik dari 86 titik pengujian atau 37,21%, Air Preheater sebanyak 3 titik dari 88 titik pengujian atau 3,41%.
Analisis Eksergi Pada Boiler PLTU Dharmakusuma, Muhamad Difa; Belyamin, Belyamin; Widiyatmoko, Widiyatmoko
Jurnal Mekanik Terapan Vol 1, No 1 (2020): Mei
Publisher : Jurnal Mekanik Terapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Boiler merupakan komponen utama pada PLTU yang berkontribusi paling banyak pada kerusakan eksergi pada sistem PLTU, sehingga peluang untuk meningkatkan efisiensi pada performa boiler menjadi besar. Analisis eksergi memiliki fungsi untuk mengidentifikasi penggunaan energi aktual yaitu energi yang terpakai dan energi yang terbuang secara aktual sebagaimana hasil dari proses ireversibel pada proses operasinya boiler. Pada penelitian ini, properti termodinamika dari aliran fluida ditentukan lalu peneliti menghitung efisiensi energi, efisiensi eksergi, dan kerusakan eksergi pada boiler dan komponennya, yaitu combustor dan heat exchanger. Efisiensi energi dan efisiensi eksergi boiler telah dihitung yaitu bernilai 96,88% dan 34,62%. Combustor dan heat exchanger memiliki kontribusi besar pada kerusakan eksergi / kerja yang hilang yang terjadi di sistem yaitu sebanyak 86,87 MW dan 31,56 MW. Boiler memiliki efisiensi yang tinggi dan kerusakan eksergi yang kecil ketika  dioperasikan pada beban penuh.
STUDI LITERATUR TENTANG SISTEM PENDINGIN DENGAN PERTUKARAN LANGSUNG (DIRECT EXCHANGE) GEOTERMAL DAN AIR SEBAGAI REFRIGERAN Widiyatmoko Widiyatmoko
AUSTENIT Vol. 6 No. 2 (2014): AUSTENIT 06022014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2039.919 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.4546654

Abstract

Sistem HVAC adalah salah satu komponen terbesar dalam konsumsi energi di sebuah gedung. Untuk rumah pribadi dapat mengkonsumsi energy hingga 42%. Terdapat pilihan sistem tata udara dengan efisiensi tinggi yaitu sistem geotermal. Pada tulisan ini, penulis melakukan kajian literatur terhadap teknik tata udara memanfaatkan geotermal dengan sistem Direct Exchange (Pertukaran langsung) dengan menggunakan air sebagai refrigerannya.Sistempertukaran langsung (direct exchange) adalah sistem tipe pendingin dan pemanas geotermal tertutup pada pipa tembaga dimana refrigeran bersirkulasi. Pipa tembaga dipasang pada jalur yang dipasang secara vertical atau horizontal. Simulasi pemodelan sistem tata udara dengan sistem pompa kalor geothermal untuk gedung tempat tinggal menunjukkan bahwa periode 5 tahun merupakan hasil terbaik sebagai penukar kalor adalah 14 penukar kalor disusun seri dengan jarak 10 meter dan panjang 100 m. Sistem geotermal dengan sistem pertukaran langsung (direct exchange), tanpa adanya secondary refrigeran berhasil menurunkan suhu ruangan. Gaffar menggunakan air sebagai refrigeran pada sistemnya, dengan penambahan koil penguap sebagai elemen penunjang. Air yang mengalir pada pipa tembaga mampu mentransfer kalor dari dingin (air tanah) ke panas (lingkungan) dengan karakteristik panjang pipa, diameter pipa yang bervariasi, dan kecepatan alir yang bervariasi akan memiliki kemampuan pemindahan kalor yang bervariasi pula.Berdasarkan studi literature yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa sistem pertukaran langsung (Direct Exchange) geotermal dapat dilakukan dengan menggunakan air sebagai refrigeran, laju perpindahan kalor pada pipa dengan fluida air dipengaruhi oleh dimensi pipa dan suhu air tanah, dan dalam perencanaan dan penerapan teknik khususnya sistem pertukaran langsung geotermal dapat didekati dengan rumus rumus empiris.
MODIFIKASI AC SPLIT MENJADI AC SISTEM GEOTERMAL MENGGUNAKAN AIR SEBAGAI REFRIGERAN SEKUNDER Widiyatmoko Widiyatmoko; Ferry Irawan
AUSTENIT Vol. 9 No. 1 (2017): AUSTENIT 09012017
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1067.626 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.4547606

Abstract

Pengkondisian udara merupakan sistem yang digunakan untuk mengkondisikan udara sesuai dengan rancangan yang diinginkan. Penggunaan alat pengkondisian udara ini seperti pada gedung dan rumah tempat tinggal. Alat pengkondisian udara ini ada bermacam-macam tetapi yang menjadi topik dalam penelitian ini adalah AC Split yang dimodifikasi. Selain alat terdapat bermacam-macam juga sistem pengkondisian udara, tetapi penulis memilih sistem geotermal dalam penelitian ini. Teknologi geotermal adalah teknologi yang memanfaatkan suhu bumi. Penelitian ini dilakukan dengan memodifikasi AC Split menjadi AC sistem geotermal. Tujuan khusus yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui performa maupun kerja kompresi dari AC split biasa dibanding dengan AC split modifikasi. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental meliputi observasi, study literatur, perancangan, pengambilan data, dan analisis terhadap sistem tata udara yang sebelum dimodifikasi dan setelah dimodifikasi. Bagian yang dimodifikasi adalah bagian kondensor. Pengambilan data dilakukan selama dua hari, dengan kondisi AC Split sebelum dimodifikasi dan setelah dimodifikasi. Hasil yang didapatkan untuk performa dan kerja kompresi sebelum dimodifikasi, didapatkan COP rata-rata adalah 4,66, dan Wk rata-rata adalah 0,61. Dan hasil yang didapatkan untuk performa dan kerja kompresi setelah dimodifikasi, didapatkan COP rata-rata adalah 4,05, dan Wk rata-rata adalah 0,56. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi tolak ukur dan diharapkan juga adanya penelitian lebih lanjut.
DESAIN MODIFIKASI AC SPLIT MENJADI AC SISTEM GEOTERMAL SISTEM TERBUKA Widiyatmoko Widiyatmoko
AUSTENIT Vol. 10 No. 2 (2018): AUSTENIT 10022018
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.544 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.4547654

Abstract

Sistem Pengkondisian udara adalah sistem yang digunakan untuk mengkondisikan udara sesuai dengan rancangan yang diinginkan. Penggunaan alat pengkondisian udara ini seperti pada gedung dan rumah tempat tinggal. Jenis pengkondisi udara yang biasa dipakai di rumah maupun kantor adalah jenis AC split. AC sistem geotermal adalah teknologi pengkondisian udara yang memanfaatkan suhu bumi. Terdapat 2 jenis pengkondisian system geothermal. Yaitu system terbuka dan system tertutup. Telah dilakukan penelitian tentang modifikasi AC split menjadi AC system geothermal, menggunakan system tertutup. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana jika terdapat lokasi yang dapat memfasilitasi penggunaan system geothermal system terbuka. Tentu hal ini akan lebih mudah dan murah untuk diterapkan dibanding system tertutup, dengan catatan pendukung system terbuka tersedia secara cuma-cuma. Desain ini dilakukan untuk memberikan alternative pengkondisian udara system geothermal Berdasarkan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa pengkondisian udara dengan modifikasi AC split menjadi system geothermal system terbuka dapat dilakukan jika terdapat kolam / sungai / danau didekat gedung yang menggunakan AC split, dan implementasi modifikasi AC split memungkinkan peningkatan efisiensi penggunaan energy pada gedung / rumah tersebut.   
COEFFICIENT OF PERFORMANCE (COP) MINI FREEZER DAGING AYAM KAPASITAS 4 KG Arief Ranu Saputra; Widiyatmoko Widiyatmoko; Azharudin Azharudin
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 1 No 1 (2015): Jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.935 KB)

Abstract

Mini freezer adalah suatu salah satu domestic freezer yang digunakan sebagai penyimpanan makanan seperti daging ayam. Mini freezer Enzim atau mikroba yang berada didalamnya akan berkurang sehingga daging ayam tidak mengalami pembusukan atau kerusakan dan penurunan kualitas daging dapat dihambat. Tujuan dari pengujian performansi pada mini frezzer ini adalah untuk mengetahui performansi dan efisiensi dari alat mini frezzer yang telah dirancang. Metodologi penelitian yang dilakukan pada mini freezer ini yaitu dengan cara pengumpulan data meliputi data temperatur dan tekanan, kemudian dari data tersebut diolah dengan menggunakan diagram p-h dan didapatlah nilai h1, h2, h3 dan h4, yang selanjutnya dapat dilakukan perhitungan efek refrigerasi dan kerja kompresor sehingga didapatlah nilai COP dan nilai efisiensi mini freezer. Dari pengujian pertama yang dilakukan pada pukul 14.00 WIB – 15.00 WIB , didapatkan nilai COP aktual sebesar 3,65, COP Carnot sebesar 5,8 dengan nilai efisiensi sebesar 61%. Pengujian kedua pada pukul 15.00 WIB – 16.00 WIB didapatkan nilai COP aktual sebesar 3,16 COP Carnot sebesar 5,5 dengan nilai efisiensi sebesar 57%, dan pada pengujian ketiga yang dilakukan pada pukul 16.00 WIB – 17.00 WIB didapatkan nilai COP aktual sebesar 2,9, COP Carnot 5,3 dan efisiensinya sebesar 54%.
PERANCANGAN, PERAKITAN, DAN PENGUJIAN PERFORMA MESIN PEMBUAT ES KRIM MANUAL KAPASITAS 5 LITER Widiyatmoko Widiyatmoko
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 1 No 1 (2015): Jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1443.815 KB)

Abstract

Es krim merupakan salah satu es sajian berbentuk beku yang dibuat dengan cara membekukan campuran produk susu, gula, penstabil, pengemulsi dan bahan-bahan lainnya. Es krim dapat dibuat secara manual, menggunakan freezer refrigerator ataupun mesin ice cream maker. Mesin pembuat es krim memiliki harga yang cukup mahal untuk dimiliki oleh individu. Sehingga untuk mengatasi hal ini dapat dirancang, dirakit, dan diuji sebuah mesin pembuat es krim dengan biaya rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui total beban pendingin, untuk mengetahui biaya perakitan mesin dan pembuat es krim, untuk mengetahui COP perancangan dan hasil interpolasi pengujian. Metode yang digunakan meliputi 3 tahap yaitu perancangan, perakitan, dan pengujian mesin pembuat es krim. Metode tersebut dapat dijabarkan menjadi studi literatur, observasi, dan eksperimental dengan variasi beban pendingin. Tahap yang dilakukan meliputi perancangan mesin es krim, perencanaan biaya, perakitan, dan pengujian COP. Pengujian COP dilakukan dengan pengambilan data temperatur, tekanan, tegangan listrik, dan arus listrik dengan perbedaan waktu 10 menit. Beban yang digunakan adalah es krim dengan variasi volume. Berdasar seluruh proses penelitian, dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa beban total pendingin perencanaan adalah 517,6 watt, total biaya perakitan adalah Rp 1.898.000, proses perakitan tidak sempurna menyebabkan adanya perbedaan COP perencanaan dan interpolasi linier hasil pengujian, COP perencanaan pada kapasitas 5 liter adalah 2, sedangkan COP hasil interpolasi pengujian adalah 3,365
INVESTIGASI EKSPERIMEN TATA UDARA PADA SISTEM GEOTERMAL Haryanto Haryanto; Widiyatmoko Widiyatmoko; Yulius Oktarianto
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 2 No 1 (2016): Jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1464.159 KB)

Abstract

Geothermal merupakan teknologi yang memanfaatkan suhu bumi. Terdapat dua jenis geothermal, yaitu high grade geothermal dan low grade geothermal. sistem geotermal dikembangkan dalam refrigerasi dan tata udara guna untuk efesiensi energi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh antara reservoir yang berada di permukaan tanah dan reservoir yang berada di dalam tanah terhadap COP serta kapasitas pendinginan pada pada sistem geotermal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode experimental. Pengujian koefesien performa (COP) dilakukan dengan pengambilan data temperatur, tegangan listrik, debit alairan, dan arus listrik dengan selang waktu 1 jam. Untuk mendapatkan koefesien performa (COP) dilakukan perhitungan kapasitas pendinginan (q_L ) dan daya total yang masuk pada sistem (W_(net.in)). Sehingga diketahui nilai koefesien performa (COP). Setelah didapatkan nilai kapasitas pendinginan dan COP, dibuat grafik hubungan COP terhadap waktu dan grafik hubungan kapasitas pendinginan terhadap waktu. Berdasar grafik untuk yang reserfoirnya berada di atas tanah, diketahui bahwa semakin lama, COP terus mengalami peningkatan dari 0,89 sampai 2,27 dan kapasitas pendinginannya juga terus mengalami peningkatan dari 111,3 Watt sampai 306,1 Watt. Berdasar grafik untuk yang reserfoirnya berada di atas tanah, diketahui bahwa semakin lama, COP terus mengalami peningkatan dari 1,03 sampai 2,69 dan kapasitas pendinginannya juga terus mengalami peningkatan dari 139,1 Watt sampai 361,8 Watt.COP sistem geotermal yang reserfoirnya beada di atas tanah dan di dalam tanah mendapatkan hasil yang berbeda. COP rata-ratanya dari sistem geotermal yang reserfoirnya berada di atas tanah 1,403 sedangkan COP pada sistem geotermal yang reserfoirnya berada di dalam tanah 1,529. Kapasitas pendinginan sistem geotermal yang reserfoirnya beada di atas tanah dan di dalam tanah mendapatkan hasil yang berbeda. Kapasitas pendinginannya rata-ratanya dari sistem geotermal yang reserfoirnya berada di atas tanah 211,48 Watt sedangkan kapasitas pendinginannya pada sistem geotermal yang reserfoirnya berada di dalam tanah 233,76.
RANCANG BANGUN KULKAS MINI TERMOELEKTRIK Yusril Ihza; Widiyatmoko Widiyatmoko; Almadora Anwar Sani
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 2 No 2 (2016): Jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.026 KB)

Abstract

Mesin pendingin ramah lingkungan dibutuhkan guna mengurangi dampak buruk dari refrigeran. Tujuan darirancang bangun kulkas mini termoeletrik adalah merancang sistem pendingin termoelektrik, merakit sistempendingin termoelektrik dan menguji kulkas mini termoelektrik. Langkah rancang bangun kulkas mini dimulaidari menghitung beban pendingin, menentukan desain alat, dan menentukan komponen-komponen utama kulkasmini termorelektrik. Merakit kulkas mini termoelektrik dilakukan agar dapat memvalidasi kulkas minitermoelektrik. Kemudian menguji performa kulkas mini termoelektrik dengan cara mengambil data suhulingkunga, suhu kabin, suhu sisi dingin termoelektrik, suhu panas termoelektrik, mengukur arus dan teganganlistrik yang masuk ke peltier. Dari hasil penelitian didapatkan perhitungan beban transmisi 1,55 Watt, bebanproduk adalah 13,8125 Watt, hasil perhitungan beban infiltrasi adalah 0,0,63 Watt, dan hasil total bebanpendingin adalah 15,43 Watt, sedangkan COP kulkas mini termoelektrik adalah 0.067.
PERBANDINGAN EFISIENSI PENDINGIN RUANGAN KAPASITAS 9000 BTU/h ANTARA R-22 DAN MC-22 Ferry Irawan; Widiyatmoko Widiyatmoko
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 2 No 2 (2016): Jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.763 KB)

Abstract

Pendingin ruangan (AC) adalah mesin pendingin yang berfungsi mendinginkan ruangan dengan prinsipperpindahan panas. Mesin pendingin ruangan ini tersedia bermacam-macam kapasitas, tetapi penulis tertarikmembahas pendingin ruangan berkapasitas 9000 BTU/h. Pada prakteknya diperkirakan bahwa jenis refrigeranmempengaruhi efisiensi pendingin ruangan. Refrigeran R-22 dibuat dari unsur-unsur kimia sedangkan MC-22didapatkan dari alam dan mempunyai karakternya masing-masing. Melalui penelitian ini penulis tertarikmenggunakan refrigeran R-22 dan MC-22. Metode yang digunakan adalah eksperimen, yaitu menggunakan alatyang telah tersedia. Percobaan ini dilakukan dengan meretrofit refrigeran R-22 dengan MC-22. Dari hasilpercobaan didapatkan nilai EER R-22 adalah 9,98 dan EER MC-22 adalah 12,59. Dari perbandingan kedua nilaiEER ini didapatkan kesimpulan bahwa unit AC yang menggunakan MC-22 lebih hemat energi.