Hermanto Harun
Insitut Agama Islam Negeri (IAIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Relasi Islam dan Negara: Mengupas Konsepsi Negara Perspektif Fiqh Harun, Hermanto
Media Akademika Vol 26, No 2 (2011)
Publisher : Media Akademika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Entitas negara merupakan bentuk logis dari keberadaan manusia sebagai makhluk sosial. Namun, dalam dinamika kajian dan praktik politik dalam prespektif Islam, posisi negara selalu menjadi topik bincang serius. Apakah posisi negara vis a vis agama, atau negara menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari realisasi pemahaman keberagamaan. Dari ruang diskusi ini kemudian, muncul beberapa spesifikasi keilmuan yang mengupas secara mendalam tentang negara, termasuk kedudukan negara dalam perspektif fikih. Dalam kajian relasi agama negara, para fuqaha telah mengupas dan menjelaskannya secara rinci, bahkan kajian tentang negara perpsektif fikih telah mengklasifikasi bentuk, tugas dan fungsi negara sebagai watsilah dalam menegakkan ajaran Islam. Kajian posisi negera perspektif fikih ini setidaknya memberi justifikasi bahwa persoalan politik—dalam hal ini—kedudukan negara dalam perspektif Islam menjadi sangat jelas, sehingga dapat memberi kejelasan dalam sumbang pemikiran tentang status negara dalam kaca mata agama, khususnya Islam.
Menakar Relevansi Ijma’ dalam Konteks Kekinian Harun, Hermanto
Media Akademika Vol 28, No 4 (2013)
Publisher : Media Akademika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dinamika masyarakat melahirkan berbagai hal baru yang bersinggungan dengan agama. Lahirnya Ijma’ adalah bagian dari tuntutan menjawab dinamika tersebut sekaligus menjadikan Islam selalu relevan dengan karakter kehidupan manusia secara khusus dan senantiasa senyawa dengan tabi’at alam secara umum. Tulisan ini mengelaborasi relasi antara ijma’ atau kesepakatan para ulama sebagai sumber hukum Islam dengan perkembangan masyarakat modern dewasa ini.
Revitalisasi Peran Politik Umat: Urgensi Integrasi Islam dan Politik dalam Realitas Bernegara Harun, Hermanto
Kontekstualita: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 29, No 1 (2014)
Publisher : Kontekstualita: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The role of Muslims in politics today was diminishing. Muslims as just being a spectator in the political dynamics associated with the maintenance of state power. Religion and politics seemed to be two entities were no longer allowed to put together, even when using the label of religion in politics was often accused of being a seller sacred teachings in order to achieve a position of power. In fact, religion and politics in Islam were the two entities that could not be separated, since the foundation of the unity of the state was religion and politics into a medium in keeping religion itself. This paper would explain the importance of understanding the plenary about the relation between religion and politics. Understanding of religion should depart from the text of scripture which was then convinced by logical reasoning religious purposes, further supported by the socio-political reality in the state. Finally, the poin from this study stated that the political role of community revitalization step was very urgent to do with how to install, or at least to update again the understanding of Muslims about Islam and political integration in the reality of the state. Thus, the nature of Islam as a religion could be found.
Dinamika Model Pemerintahan dalam Masyarakat Melayu Islam Jambi: Studi Kasus Kabupaten Bungo Harun, Hermanto; Sagala, Irmawati
Kontekstualita Vol 28, No 1 (2013)
Publisher : Kontekstualita

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Before the establishment of Republic of Indonesia (NKRI), this archipelago has been lived by variety of traditional governance models that remain autonomous in its homeland, generally recognized as the smallest administrative units. The autonomy of the local government then crippled by the New Order Government policy with the issuance of the enacment No. 5 of 1979 called “Pemerintahan Desa”. Through this enacment, the smallest model of governments homonized into “Desa”. The Province of Jambi is one of the areas affected by the enactment No. 5 of 1979 about “Desa”. Previously, people in Jambi has a traditional governance model in some regions called Dusun. This traditional form of government then turned into the village after 1979. This paper discusses the dynamics of the smallest unit in Jambi administration with case studies in Bungo District. The discussion begins with a description of traditional governance model that exist in Jambi and amendment after 1979. The opportunities of applying traditional governance models back in the era of regional autonomy with the release of a case study Bungo Government Regulation No. 9 of 2007 on the Village Head being mention Rio, Village or Desa Being Dusun, Hamlet Being Kampung will also be discussed at the end of this paper. Formally, the birth of this regulation affect the reinforcement of the traditional Malay Jambi, among others in the form of leadership, conflict management and strengthening of indigenous socialization. Keywords: model pemerintahan, dusun, rio.
Implementasi Social Services oleh Pendidikan Tinggi Islam: Studi Kasus IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Rahman, Fuad; Sururuddin, Sururuddin; Harun, Hermanto
Kontekstualita Vol 28, No 2 (2013)
Publisher : Kontekstualita

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Masalah utama penelitian dalam artikel ini adalah signifikansi pendidikan tinggi dalam melakukan kegiatan pelayanan sosial. Lokus penelitian ini adalah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Hasil penelitian menemukan bahwa kendala ketika melakukan kegiatan pelayanan sosial adalah konseptual dan metodologi ketika melaksanakan program pengabdian masyarakat di lapangan. Secara konseptual, pelayanan sosial program hanya diterjemahkan ke dalam mahasiswa kerja lapangan sosial, sedangkan metodologi kerja lapangan tidak membawa kreativitas baru atau inovasi. Masyarakat menuntut perguruan tinggi Islam untuk memberikan pelayanan sosial dengan tindakan lebih nyata seperti bimbingan bagi guru agama, bimbingan dalam pengelolaan dan pelaksanaan zakat dan manajemen masjid, serta bantuan teknis dalam melaksanakan kegiatan sosial-ekonomi. Kata kunci: Pengabdian Masyarakat, IAIN Sulthan Thaha Saifuddin, Pelayanan sosial.Abstract: The main issue to be explored in this article is how unsignificant a higher education in performing social services activities. The locus of this study is IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Barriers that occur when conducting social services activities including conceptual and methodological obstacles when implementing community service programs in the field. Conceptually, social services programs simply translated into college students social field work, while the methodology of field work does not bring any new creativity or innovation. Communities demand that the Islamic university to give social services with concrete actions such as guidance for religious teachers, guidance in the management and implementation of zakat and management of mosque, as well as technical assistance in carrying out socio-economic activities. Keywords: Social Services, IAIN Sulthan Thaha Saifuddin, Community Services.