This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknik ITS
Yusak Nurrizki
Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Studi Perbandingan Efisiensi Struktur Atas Jembatan Beton Pratekan Antara Sistem Jembatan Konvensional dengan Jembatan Integral pada Berbagai Variasi Bentang Yusak Nurrizki; I Gusti Putu Raka
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.54258

Abstract

Sebagian besar pembangunan jembatan di Indonesia, khususnya pada ruas jalan Kabupaten dan Kota menggunakan jenis simple beam (sistem jembatan diatas dua tumpuan). Pada struktur jembatan dengan menggunakan simple beam pada umumnya terdapat siar muai (expansion joint) dan celah (dilatasi) antara struktur bangunan atas dan bangunan bawah. Akibatnya, apabila tidak dilakukan perawatan jembatan dengan baik dapat menyebabkan terjadinya kerusakan-kerusakan yang mengakibatkan mahalnya biaya perawatan. Untuk menghindari hal tersebut di gunakanlah sistem jembatan tanpa expansion joint dan bearing pads yang disebut jembatan integral. Di Indonesia jembatan integral tidak sepopuler dari jembatan simple beam. Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah masih minimnya penelitian tentang struktur jembatan integral di Indonesia. Pada tugas akhir kali ini dilakukan analisis perbandingan efisiensi dari struktur utama bangunan atas jembatan gelagar beton prategang pada sistem jembatan konvensional dan jembatan integral untuk bentang 20 m, 30 m, dan 40 m. Jembatan integral dimodelkan menggunakan SAP2000 dengan model tiga dimensi. Dari hasil perencanaan dan analisis yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan perbandingan efisiensi struktur atas untuk jembatan bentang 20 m, sistem struktur integral unggul dalam hal lendutan dan tidak adanya expansion joint, sedangkan pada sistem konvensional unggul dalam hal kemudahan perencanaan, beban tambahan yang mampu dipikul, kehilangan, dan volume penulangan balok girder. Untuk jembatan bentang 30 m, sistem struktur integral unggul dalam hal lendutan , volume penulangan balok girder, dan tidak adanya expansion joint, sedangkan pada sistem konvensional unggul dalam hal kemudahan perencanaan, beban tambahan yang mampu dipikul, dan persentase kehilangan. Untuk jembatan bentang 40 m, sistem struktur integral unggul dalam hal lendutan, desain tendon, volume penulangan balok girder, beban tambahan yang mampu dipikul, dan tidak adanya expansion joint, sedangkan sistem pada sistem konvensional unggul dalam hal kemudahan perencanaan dan persentase kehilangan.