This Author published in this journals
All Journal Risenologi
Rani Wulan Suci
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENYIMPANAN TANAMAN JERUK (Japansche citroen) SECARA IN VITRO DENGAN TEKNIK ENKAPSULASI Rani Wulan Suci
Risenologi Vol. 2 No. 2 (2017)
Publisher : Kelompok Peneliti Muda Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.43 KB) | DOI: 10.47028/j.risenologi.2017.22.13

Abstract

Enkapsulasi adalah teknik pembungkusan eksplan yang dapat berupa embrio somatik, meristem atau tunas pucuk dengan suatu pembungkus khusus sehingga eksplan tidak mudah rusak selama masa penyimpanan. Enkapsulasi dilakukan pada tunas buku jeruk (Citus x limonia cv. Japansche Citroen). Jeruk ini memiliki karakter unggul berupa tahan kering dan organ batang yang kokoh. Tanaman ini juga lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan jeruk RL dan Volkameriana (Budiarti et al., 2013). Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan kombinasi media untuk teknik enkapsulasi yang mampu menyimpan eksplan satu buku tunas jeruk JC. Metode yang digunakan adalah eksperimen. Ada 3 tahapan percobaan yang dilakukan. Tahapan pertama adalah percobaan pendahuluan. Hasilnya menunjukan jika penambahan hormon giberelin pada media perkecambahan menyebabkan perkecambahan lebih cepat. Regenerasi tunas lebih baik pada media MS+VMW+Kin 0.3 mgL-1, pembentukan kapsul menggunakan alginat tipe kepadatan tinggi dan menggunakan zat osmoregulator manitol. Percobaan kedua adalah enkapsulasi pada manitol. Hasilnya adalah kombinasi antara media alginat (Ma)?media inkubasi (Mi) MS+VMW Manitol 3%?½ (MS+VMW) Manitol 3% dan MS+VMW Manitol 4%?½(MS+VMW) Manitol 4% dapat menyimpan eksplan tetap hijau selama 5 bulan. Percobaan ketiga adalah regenerasi eksplan hasil enkapsulasi dan penyimpanan. Hasil menunjukan tidak terdapat perbedaan nilai regenerasi antara eksplan hasil enkapsulasi dan penyimpanan dengan eksplan kontrol.
SERANGGA AIR SEBAGAI INDIKATOR BIOLOGIS CEMARAN AIR DI SUNGAI CIKANIKI, DESA CITALAHAB, TN. GUNUNG HALIMUN SALAK, JAWA BARAT Rani Wulan Suci
Risenologi Vol. 1 No. 2 (2016)
Publisher : Kelompok Peneliti Muda Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.919 KB) | DOI: 10.47028/j.risenologi.2016.12.27

Abstract

Serangga air adalah kelompok organisme serangga yang sebagian atau seluruh hidupnya berada pada perairan. Beberapa spesies serangga sangat rentan dan sensitif terhadap pencemaran lingkungan, sedangkan yang lainnya dapat hidup dan berkembang biak pada kondisi perairan yang tercemar (Popoola and Otalekor, 2011). Sehingga dengan kondisi ini serangga air dapat dijadikan sebagai indikator untuk menguji kualitas air. Oleh karena itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kualitas air sungai Cikaniki. Menggunakan metode BMWP (Biological Monitoring Working Party) dalam analisis kualitas air dan teknik 2 teknik pengambilan, yaitu hand grabing sampling dan kick sampling diperoleh bahwa sungai aliran sungai Cikaniki, Desa Citalahab, Tn. Gunung Halimun Salak, Jawa Barat tergolong moderate (cukup tercemar secara organik) karena nilai BMWP-nya adalah 46. Serangga yang ditemukan meliputi family Sericostomatidae, Perlidae, Tipulidae, Gerridae, Cordulegasteridae, Ephemerellidae. Kondisi sungai yang tergolong cukup tercemar ini mungkin disebabkan oleh letaknya yang bersisian dengan kegiatan pertanian dan hutan.