Wahyu Setyawan
Departemen Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PERBANDINGAN DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI ANTARA SISWA PEROKOK DAN SISWA TIDAK PEROKOK (STUDI PADA SISWA EKTRAKURIKULER BELADIRI SHORINJI KEMPO MAN PURWOASRI  DAN SMKN 1 NGASEM KABUPATEN KEDIRI) SETYAWAN, WAHYU
Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Vol 5, No 3 (2017): Volume 5 Nomor 3 Tahun 2017
Publisher : Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PERBANDINGAN DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI ANTARA SISWA PEROKOK DAN SISWA TIDAK PEROKOK (STUDI PADA SISWA EKTRAKURIKULER BELADIRI SHORINJI KEMPO MAN PURWOASRI  DAN SMKN 1 NGASEM KABUPATEN KEDIRI) SETYAWAN, WAHYU
Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Vol 5, No 3 (2017): Volume 5 Nomor 3 Tahun 2017
Publisher : Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aplikasi Monumentalisme dalam Perancangan Museum Gempa Yogyakarta sebagai Upaya Membangkitkan Kesadaran Masyarakat akan Ketanggapan Terhadap Gempa Bumi di Yogyakarta Fardilla Rizqiyah; Wahyu Setyawan
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Sains dan Seni ITS (ISSN 2301-928X)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1191.434 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v1i1.1114

Abstract

Monumen merupakan suatu benda atau bangunan yang dibangun dengan tujuan untuk membangkitkan kenangan terhadap sesuatu. Prinsip monumental sengaja dibubuhkan pada bangunan yang dirancang untuk menarik perhatian orang-orang di sekitar agar tertuju pada bangunan tersebut.  Oleh karena itulah, perancangan sebuah museum erat kaitannya dengan monumentalisme yang ingin dibangkitkan di dalamnya serta menarik perhatian khalayak yang melintasinya. Prinsip inilah yang kemudian diaplikasikan pada museum gempa Yogyakarta sebagai salah satu sarana edukatif yang diharapkan dapat membangkitkan semangat dan minat para penduduk Indonesia khususnya dalam mempelajari beragam hal mengenai gempa bumi berikut cara mitigasi maupun riset dan teknologinya. Lokasi site merupakan salah satu wilayah dalam zona rawan gempa yaitu Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Hal ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi perancang untuk menjadikan objek rancang sebagai salah satu contoh bangunan edukatif yang aman gempa. Sehingga, unsur megah dan kuat yang dibubuhkan pada rancangan menjadi poin penting untuk menghadirkan kesan bangkit secara visual bagi para penikmatnya.
Metafora Kembang Api dalam Objek Rancang Galeri Seni Instalasi Indonesia Aryo Mahardika; Wahyu Setyawan
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Sains dan Seni ITS (ISSN 2301-928X)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2588.563 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v1i1.1329

Abstract

Dalam melakukan pendekatan rancang banyak alternatif yang dapat digunakan, salah satunya adalah dengan pendekatan metafora. Objek yang akan dirancang dengan pendekatan ini adalah Galeri Seni Instalasi Indonesia. Galeri Seni Instalasi Indonesia adalah suatu tempat yang mempunyai fungsi sebagai ruang pamer seni instalasi karya seniman Indonesia juga membantu dalam memasarkan karya seni instalasi bagi seniman di Indonesia dan sebagai wahana entertainment bagi masyarakat kota Surabaya. Pendekatan tema rancangan pada objek ini akan menggunakan pendekatan metafora. Pemilihan tema Kembang Api merupakan pendekatan tema yang berasal dari isu-isu yang berkaitan dengan objek rancang baik secara arsitektural maupun secara kawasan. Galeri akan dimunculkan dari karakteristik sifat-sifat kembang api yang dipindahkan ke dalam karakterisrik objek rancang seperti gemerlapnya cahaya, gubahan bentuk ledakan dari gerakan kembang api, tak beraturan dan unsur kejutan.
Arsitektur Untuk Membantu Menyembuhkan Kerusakan Psikis Pada Manusia (Kekerasan Pada Anak) Ulfa Mazaya; Wahyu Setyawan
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.862 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.17660

Abstract

Kekerasan terhadap anak di dalam kehidupan berumah tangga seakin meningkat setiap tahunnya. Sering sekali penyelesain masalah terhenti pada tahapan pengobatan fisik saja tanpa mempertimbangkan segi psikis anak selaku korban. Oleh karena itu, terjadi perputaran dari korban terdahulu menjadi pelaku di masa depannya dikarenakan tidak adanya penanganan psikis. Untuk itu diperlukan rehabilitasi untuk anak menyembuhkan masalah psikis dampak kekerasan yang dialaminya. Selain memberikan terapi penyembuhan, tingkat kenyamanan sangat diperlukan untuk menunjang penyembuhan anak. Tingkat privasi anak juga mempengaruhi proses penyembuhan sang anak. Dengan menggabungkan beberapa unsur arsitektural maka terciptalah suatu desain yang dapat membantu memenuhi kebutuhan anak akan kenyamanan. Unsur yang dipilih memiliki kemampuan healing dan menenangkan dari segi psikis untuk anak, beserta pengguna lainnya, disela kegiatan terapi. Dengan menggunakan metode desain Scientific Problem Solving.
Redevelopment Permukiman Informal untuk Peningkatan Kualitas Lingkungan Sosial Angelina Nina Arini Putri; Wahyu Setyawan
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.878 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.17661

Abstract

Permukiman informal berkaitan erat dengan permasalahan penurunan kualitas lingkungan, baik fisik maupun sosial. Permasalahan yang timbul antara lain RTH yang semakin berkurang, kaburnya batas moral baik danburuk, dan menurunnya tingkat kesehatan masyarakat. Olehkarena itu, dibutuhkan penyelesaian yang tepat dan menempatkan pemukim informal sebagai bagian dalam perkotaan. Konsep redevelopment yang mengacu kepada kampung merupakan sebuah konsep yang tepat sehingga penghuni permukiman tidak harus pindah dari tempat mereka berasal. Konsep redevelopment tersebut diwujudkan dalam obyek rancangan berupa Kampung City Block. Metode yang digunakan adalah cybernatics. Metode ini mengaitkan berbagai fenomena yang mempengaruhi hubungan antara manusia dan lingkungannya, termasuk lingkungan fisik dan sosial.
Pariwisata Heritage sebagai Hasil Reinkarnasi Kawasan Pecinan Surabaya Anggriani Christy; Wahyu Setyawan
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.843 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.18152

Abstract

Surabaya sebagai kota besar dan tertua di Indonesia memiliki kawasan Pecinan yang khas. Daya tarik Surabaya sebagai kota pelabuhan dan perdagangan wilayah Timur menarik para imigran, khususnya etnis Tiongkok untuk mendiami kawasan kota tua Surabaya. Aktivitas masyarakat Tiongkok sebagai zona permukiman-perdagangan sampai saat ini masih utuh. Namun, terdapat aspek yang mulai hilang seiring proses perbaikan dan pengembangan, yaitu arsitektur Cina yang sangat kental sebagai ciri khas kawasan Pecinan. Bertahannya elemen arsitektur yang ada seharusnya mampu menjadi potensi untuk lebih mengembangkan kawasan Pecinan Surabaya. Namun, munculnya moderninsasi di sisi lain kota menjadi ancaman bagi kelestarian kawasan ini. Kondisi ini membuat kawasan Pecinan Surabaya perlahan mati dan kehilangan eksistensinya sebagai kota lama Surabaya. Langkah pembangunan kembali eksistensi kota lama Surabaya merupakan strategi budaya dimana karakter Tiongkok yang merupakan jiwa dan perwujudan identitas kota Pecinan dapat diolah menjadi kawasan pariwisata heritage. Metoda architectural programming milik Donna P Duerk merupakan metoda yang tepat untuk menjabarkan alur penyelesaian hingga menghasilkan sebuah konsep rancangan yang jelas. Metoda ini berangkat dari permasalahan yang ada di lokasi yang kemudian dikategorikan untuk diproses menjadi sebuah penyelesaian.  
Elemen Arsitektur sebagai Perantara Komunikasi antar Manusia Fithrotul Mumtaz; Wahyu Setyawan
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.561 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.19071

Abstract

Dalam suatu keluarga yang beranggotakan orang tua dan anak, komunikasi menjadi hal yang penting dalam mengaplikasikan kontrol orang tua terhadap anak demi masa depannya yang lebih baik. Arsitektur sebagai ruang bagi seseorang dalam berkomunikasi, memiliki pengaruh terhadap komunikasinya. Komunikasi yang kurang harmonis dalam suatu keluarga bisa jadi disebabkan atas faktor arsitektur di lingkungannya, baik atas pola ruang maupun suasananya. Penulis merespon ketidakharmonisan komunikasi orang tua-anak tersebut dengan merancang sarana edukasi pola asuh orang tua terhadap anak, yang dapat menjadi ruang baru bagi keduanya dalam berkomunikasi. Dalam obyek rancang ini, penulis menghadirkan beberapa elemen arsitektur yang ditentukan dengan melakukan studi terlebih dahulu atas literatur yang telah ada. Sehingga dengan adanya elemen tersebut, arsitektur dapat menjadi media maupun perantara bagi orang tua-anak dalam berkomunikasi yang baik.
Penerapan Metoda Superimposisi pada Desain Public Space untuk Meningkatkan Apresiasi Masyarakat Urban terhadap Alam Husna Abharina Mulyani; wahyu setyawan
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (893.916 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v6i1.22572

Abstract

Isu kerusakan alam dan rendahnya apresiasi masyarakat urban terhadap alam urban yang ada, maka disimpulkan bahwa perlu adanya sebuah arsitektur yang ditujukan untuk merubah persepsi masyarakat terhadap alam, dimana persepsi tersebut akhir-akhir ini makin dikaburkan karena terjadi pemisahan antar alam dan manusia. Dengan menggunakan pendekatan biophilic maka didapatkan rincian-rincian program yang dapat meningkatkan keterikatan antara masyarakat urban dan alam yang selanjutnya, diiringi oleh metode superimposisi, mampu menjadikan ruang publik ini terlepas dari identitas program utama yang dimaksudkan oleh perancang namun menyatu secara bersamaan dengan program-program lainnya untuk membangun identitas program utama tanpa harus meneksklusifkan dirinya. Sehingga, ruang publik dengan tujuan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap alam dapat tercapai.
Urban Escape: Ruang Publik Pereda Stres Masyarakat Jakarta Natasha Ayu Haryani; Wahyu Setyawan
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.233 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v6i2.25532

Abstract

Jakarta merupakan kota yang berkembang pesat, infrastruktur yang terus berkembang, memicu kepadatan kota yang terus meningkat, seakan tidak menyisakan tempat bagi penduduknya untuk bernafas. Kondisi ini memicu banyak permasalah urban yang baru, yaitu stress. Terdapat kaitan erat antara ruang dan kesehatan psikologis manusia, bagaimana arsitektur dapat berperan dalam membantu proses penyembuhan kondisi tertentu melalui stimuli yang memicu pelepasan hormon dari otak manusia. Sehingga, dibutuhkan sebuah wadah yang dapat diakses seluruh lapisan masyarakat untuk membantu meredakan stress. Dengan menghadirkan sebuah arsitektur yang berfungsi sebagai ruang publik, diharapkan menjadi langkah yang tepat. Dengan menggunakan pendekatan healing garden oleh Roger ulrich dipadukan dengan nilai-nilai di dalam buku healing spaces oleh Esther Sternberg, desain akan menekankan konektivitas antara bangunan serta suasana alami baik secara langsung dan tidak langsung. Berbentuk taman kota, desain akan dapat mewadahi beberapa aktivitas dengan suasana tertentu yang dinilai dapat membantu penyembuhan dari sisi psikologis atau pengobatan non medis masyarakat Jakarta.