Claim Missing Document
Check
Articles

Strategy to Increase Quality of Health Education in Boarding School Malang as Solution to Prevent Scabies Setyaningrum, Yahmi Ira; Suarsini, Endang; Hastuti, Utami Sri; Amin, M.
Proceeding of International Conference on Teacher Training and Education Vol 1, No 1 (2016): Proceeding of International Conference on Teacher Training and Education
Publisher : Sebelas Maret University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.742 KB)

Abstract

Scabies is itch human skin disease caused by the mite Sarcoptes scabiei var. Hominis. The prevalence ofscabies in boarding school was relative high. That condition must be solves, because is frequentlyassociated with considerable morbidity, difficulties in concentration can lead to poor performance inschool. Therefore, health education is necessary to increase knowledge student, introduce scabies, andmotivated student behavior healthy that prevent spread and control of scabies in boarding school. The aimof this research: 1) describe prevalence scabies in boarding school Malang Raya,2) describe the student knowledge about scabies, 3) describe health education was done in boardingschool. The type of study is survey epidemiologic scabies. Total population is 4233 students with asample of the study were 410 students. The sampling technique on this research was random samplingmethod. The data were collected using interviews, observation and instrument test. The result of thisresearch: 1) the prevalence scabies in boarding school Malang Raya was 37.32%,2) the student knowledge were low, with average 57.73±16.84. The score minimal is 0, and the scoremaximal is 100. 3) Health education in boarding school not variation, and monotone. There was rulesrelated personal hygiene in boarding school. Counseling to promote knowledge students was done bylecture method, answer and question method. Quality of health education must be increased by somestrategy. There was variation method, using media which interest attention student.
Wadi: A Traditional Food of Dayak Ethnic At Central Borneo As An Effort of Food Warranty Based on The Local Wisdom Dewi, Indah Sari; Hastuti, Utami Sri; Lestari, Umi; Suwono, Hadi
Proceeding International Conference on Global Resource Conservation Vol 6, No 1: Proceeding of 6th ICGRC 2015
Publisher : Proceeding International Conference on Global Resource Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.209 KB)

Abstract

Wadi is a sort of the local wisdom of Dayak ethnic at Central Borneo as the effort of food warranty when fish could be found easily or when others  sources of protein, i.e.meat is difficult to be found. Wadi is a fermentation food made from fish or meat processed traditionally by mixing the fish or the meat with salt and “lumu” (fried rice without oil),  then preserved for several days until a special aroma and taste were formed,with salty and acid taste with strong aroma. The changes of the taste and aroma of the wadi is caused by fermentation process  formed during the preservation. The effort to create the wadi as a local wisdom is need to be continued.Keywords: food warranty; local wisdom; traditional food Wadi
ANALISIS MIKROBIOLOGI MINUMAN TEH SEDUHAN BERBEDA MERK BERDASARKAN NILAI MPN COLIFORM DI KOTA MALANG Nisa, Ana Syarifatun; Hastuti, Utami Sri; Witjoro, Agung
Prosiding Seminar Biologi Vol 9, No 1 (2012): Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.492 KB)

Abstract

ABSTRAK   Minuman teh seduhan memiliki beberapa kelebihan dalam menarik minat konsumen, diantaranya kemasan yang mudah dibawa dan selalu segar tetapi juga dapat mengalami kontaminasi oleh bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Nilai MPN coliform dan coliform fekal minuman teh seduhan yang dijual di tiga pusat perbelanjaan Kota Malang; 2) Kualitas mikrobiologi minuman teh seduhan yang dijual di tiga tempat pusat perbelanjaan Kota Malang. Jenis penelitian ini ialah penelitian deskriptif observasional. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA UM pada bulan Maret-Mei 2012. Sampel yang digunakan adalah minuman teh seduhan rasa original merk A dan B yang dijual dari tiga pusat perbelanjaan Kota Malang. Pengambilan sampel dari tiap penjual diambil sebanyak tiga kali, dengan interval waktu dua minggu. Data penelitian hasil perhitungan nilai MPN coliform dan coliform fekal, dirujukkan pada nilai standar MPN coliform maksimum BPOM RI, Nomor HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Nilai MPN coliform pada sampel minuman teh seduhan merk A dan B yang dijual di tiga tempat pusat perbelanjaan Kota Malang secara berutut-turut ialah >2400 sel/ml dan >2400 sel/mL; 2) Nilai MPN coliform fekal pada sampel minuman teh seduhan merk A dan B yang dijual di tiga tempat pusat perbelanjaan Kota Malang secara berturut-turut ialah >2400 sel/ml dan >2400 sel/mL. 3) Nilai MPN coliform dan coliform fekal minuman teh seduhan kedua merk melebihi standar yang telah ditetapkan oleh BPOM RI yaitu < 3 sel/mL. Ditinjau dari nilai MPN coliform dan nilai coliform fekal dapat disimpulkan bahwa kualitas mikrobiologi minuman teh seduhan merk A dan B dari tiga tempat pusat perbelanjaan Kota Malang kurang memenuhi syarat kelayakan konsumsi.   Kata kunci: minuman teh seduhan, nilai MPN coliform, nilai MPN coliform fekal.
DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN DAN KULIT BATANG SAWO KECIK (MANILKARA KAUKI L DUBARD)TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI Prayudhani, Maya Firdausi; Hastuti, Utami Sri; Suarsini, Endang
Prosiding Seminar Biologi Vol 10, No 2 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.631 KB)

Abstract

Potensi Sawo kecik (Manilkara kauki  L. Dubard) sebagai sumber obat alami untuk diare belum terbukti secara ilmiah.Sawo kecik mengandung flavonoid yakni senyawa yang bersifat sebagai antibakteri, sehingga sawo kecik diasumsikan dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare Escherichia coli. Tujuan dari penelitian ini ialah: 1) untuk menganalisis pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak etanol daun dan kulit batang sawo kecik terhadap penghambatan pertumbuhan Escherichia coli secara in vitro, 2) untuk menentukan kombinasi ekstrak etanol daun dan kulit batang sawo kecik dengan variasi konsentrasi yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan  Escherichia coli    secara  in vitro. Daya antibakteri ekstrak etanol daun dan kulit batang sawo kecik dalam konsentrasi 0%, 5%, 15%, 25%, 35%, 45%,  55%, 65%, 75%, 85%, 95% dan 100% diuji terhadap bakteri Escherichia coli secara in vitro dengan metode difusi agar dengan cara Kirby Bauer Test. Antibiotik Levofloxacin  digunakan sebagai kontrol positif.  Data yang diperoleh dibandingkan dengan kontrol positif dan  dianalisis menggunakan analisis varian ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) perbedaan konsentrasi ekstrak etanol daun dan kulit batang sawo kecik berpengaruh terhadap penghambatan pertumbuhan  Escherichia coli  secara in vitro, 2) ekstrak etanol kulit batang sawo kecik pada konsentrasi  55% merupakan kombinasi yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan  Escherichia coli  dengan rerata diameter zona hambat yang dihasilkan sebesar 12.3 mm (51% terhadap Levofloxacin). Kata kunci: Daya antibakteri, Metode difusi agar, Ekstrak etanol, Sawo kecik (Manilkara kauki  L  Dubard), Escherichia coli.
TEKNOLOGI PENGAWETAN IKAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KERAGAMAN MIKOFLORA SERTA SPESIES KAPANG KONTAMINAN DOMINAN PADA DENDENG IKAN Hastuti, Utami Sri; Hidayati, Permata Ika
Prosiding Seminar Biologi Vol 8, No 1 (2011): Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.641 KB)

Abstract

ABSTRAK Dendeng ikan dapat terkontaminasi oleh berbagai spesies kapang kontaminan. Dendeng ikan merupakan salah satu produk olahan ikan yang banyak disukai oleh masyarakat dan banyak diproduksi sebagai industri rumah tangga dalam rangka diversifikasi produk ikan. Apabila spesies-spesies kapang kontaminan dapat menghasilkan mikotoksin, maka dapat membahayakan kesehatan para konsumen dendeng Ikan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) meneliti spesies-spesies kapang kontaminan yang dapat bertahan hidup pada ikan yang telah diawetkan menjadi dendeng ikan 2) mengetahui jumlah koloni tiap spesies kapang kontaminan pada dendeng ikan; 3) mengetahui spesies kapang kontaminan yang paling dominan pada dendeng ikan. Sampel dendeng Ikan dibuat dengan menggunakan bahan baku ikan kembung lelaki (Rastreiliger canagurta). Dendeng ikan disimpan dalam suhu ruang selama 1-3 hari. Sampel dendeng ikan yang telah disimpan selama 6x24 jam sebanyak 10 gram dihaluskan dan dilarutkan dalam 90 ml larutan air pepton 0,1%, sehingga diperoleh suspensi dengan tingkat pengenceran 10-1 kemudian suspensi diencerkan lagi dalam larutan air pepton 0.1% pada tingkat pengenceran 10-2, 10-3, 10-4, 10-5, 10-6. Suspensi pada masing-masing tingkat pengenceran dinokulasikan pada medium Czapek?s Agar sebanyak 0,1 ml dan diinkubasikan pada suhu 25°C selama 7x24 jam. Selanjutnya dilakukan penghitungan jumlah koloni tiap spesies kapang kontaminan, isolasi tiap spesies kapang kontaminan, pengamatan morfologi koloni, deskripsi ciri-ciri mikroskopis, serta identifikasi tiap spesies kapang kontaminan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, 1) Dalam sampel dendeng ikan yang diperiksa ditemukan 5 genus yang meliputi 17 spesies kapang. Kelima genus kapang tersebut ialah Aspergillus, Peniciilium. Fusarium, Cladosporium, dan Genicularia 2) Jumlah koloni tiap spesies kapang kontaminan pada dendeng ikan berkisar antara 0,13x104 cfu/g sampai 3,20x107 cfu/g sampel; 3) Spesies kapang kontaminan yang paling dominan pada dendeng ikan ialah Penicilium paraherquei yang berjumlah 3,20x10 cfu/gram sampel. Sehubungan dengan hal tersebut, maka keberadaan speies-spesies kapang kontaminan pada dendeng ikan perlu mendapat perhatian agar dendeng ikan tetap aman untuk dikonsumsi.   Kata kunci: Kapang kontaminan, dendeng ikan, mikoflor
DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN DAN BUAH MURBEI (MORUS ALBA L.) TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN SHIGELLA DYSENTERIAE Hastuti, Utami Sri; Oktantia, Anggia; Khasanah, Henny Nurul
Prosiding Seminar Biologi Vol 9, No 1 (2012): Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.801 KB)

Abstract

ABSTRAK   Buah murbei (Morus alba L.) selain dapat dikonsumsi langsung, juga dapat dimanfaatkan sebagai obat batuk. Daun murbei juga dapat digunakan untuk mengobati beberapa macam penyakit, antara lain: batuk, gangguan pencernaan makanan, bisul radang kulit. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menguji daya antibakteri dari ekstrak ethanol daun dan buah murbei  (M. alba L.) dalam beberapa macam konsentrasi terhadap Staphylococcus aureus secara in vitro; 2) menguji daya antibakteri dari ekstrak ethanol daun dan buah murbei (M. alba L.) dalam beberapa macam konsentrasi terhadap Shigella dysenteriae secara in vitro; 3) mengetahui konsentrasi ekstrak ethanol daun dan buah murbei (M. alba L.) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus; 4) mengetahui konsentrasi ekstrak ethanol daun dan buah murbei (M. alba L.) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan  Shigella dysenteriae. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi FMIPA UM dan laboratorium ekstraksi Materia Medika Batu. Daun dan buah murbei (M. alba L.) dihaluskan dan dilakukan maserasi dengan alkohol 95% selama 3 hari, kemudian disaring steril. Hasil penyaringan daun dan buah murbei tersebut dipisahkan dari pelarutnya melalui evaporasi. Selanjutnya dilakukan pengenceran ekstrak untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak 5%, 15%, 25%, 35%, 45%, 55%, 65%, 75%, 85%, dan 95%. Pengujian daya antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar. Ekstrak daun dan buah murbei (M. alba L.) diperlakukan pada biakan S. aureus dan S. dysenteriae yang telah ditumbuhkan pada medium Nutrient Agar dan diinkubasikan pada suhu 37ºC selama 1 24 jam. Penentuan daya antibakteri ekstrak ethanol daun dan buah murbei (M. alba L.) dilakukan berdasarkan hasil zona hambat perrtumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Shigella dysenteriae pada medium Nutrient Agar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) ada pengaruh yang signifikan dari ekstrak ethanol daun dan buah murbei (M. alba L.) dalam beberapa macam konsentrasi terhadap Staphylococcus aureus secara in vitro; 2) ada pengaruh yang signifikan dari ekstrak ethanol daun dan buah murbei (M. alba L.) dalam beberapa macam konsentrasi terhadap Shigella dycenteriae secara in vitro; 3) konsentrasi baik ekstrak daun maupun buah murbei (M. alba L.) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus ialah 85%; 4) konsentrasi ekstrak daun murbei (M. alba L.) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan  Shigella dysenteriae ialah 95%, sedangkan konsentrasi ekstrak buah murbei (M. alba L.) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan  Shigella dysenteriae ialah 85%.   Kata Kunci: daun dan buah murbei (M. alba L.), efek antibakteri, Staphylococcus aureus, Shigella dysenteriae.
STUDI TENTANG PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KEANEKARAGAMAN KAPANG KONTAMINAN PADA TEPUNG TERIGU Khasanah, Henny Nurul; Dewi, Otavia; Abidin, Safrudin M.; Hastuti, Utami Sri
Prosiding Seminar Biologi Vol 10, No 2 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.533 KB)

Abstract

Tepung terigu merupakan komoditas pangan yang banyak digunakan oleh masyarakat. Penggunaan tepung terigu biasanya meliputi dalam proses pembuatan roti, makanan ringan dan aneka masakan. Dalam skala rumahtangga penggunaan terigu ini umumnya tidak digunakan sekaligus. Para konsumen biasanya menyimpan sisa penggunaan tepung terigu dalam jangka waktu yang lama  untuk digunakan secara berkala. Tujuan penelitian ini ialah: 1) untuk mengidentifikasi spesies-spesies kapang  kontaminan yang terdapat pada tepung terigu; 2) untuk meneliti pengaruh lama penyimpanan terhadap keanekaragaman spesies kapang kontaminan pada tepung terigu. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang. Sampel tepung terigu terdiri dari tiga macam merk yang disimpan dalam stoples kaca selama 0 hari, 7 hari dan 14 hari. Sampel tepung diperiksa kualitas mikrobiologinya berdasarkan Angka Lempeng Total Koloni Kapang. Sampel tepung terigu yang diperlakukan dengan lama penyimpanan diambil 25 gram kemudian dilarutkan dalam 225 ml larutan air pepton 0,1% sehingga diperoleh suspensi dengan tingkatan pengenceran 10-1. Selanjutnya dilakukan pengenceran suspensi  sehingga diperoleh suspensi dengan tingkat pengenceran 10-2, 10-3, 104, 10-5, dan 10-6. Masing-masing suspensi diinokulasikan sebanyak 0,1 ml pada permukaan medium lempeng Czapek Agar (CA), lalu diinkubasikan pada suhu 25-270C selama 7x24 jam. Kapang kontaminan yang tumbuh diisolasi, dihitung jumlahnya dan diidentifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) ada 14 spesies kapang kontaminan yang tumbuh dalam tepung terigu yaitu Penicillium funiculosum, Aspergillus flavus, Penicillium paraherquei, Eupenicillium hirayamae  Paecilomyces fulva, Aspergillus oryzae, Penicillium rugulosum, Aspergillus niger, Stachybotrys chartarum, Paecilomyces variotii, Cladosporium sphaerospermum, Aspergillus fumigatus, Aspergillus penicilloides, dan Penicillium corylophilum; 2) pada hari ke-0 terdapat lima spesies, pada hari ke-7 terdapat sembilan spesies dan pada hari ke-14 terdapat 14 spesies kapang kontaminan yang tumbuh      Kata kunci : tepung terigu, lama penyimpanan, kapang kontaminan
PENGARUH MEDIUM AIR CUCIAN BERAS TERHADAP KECEPATAN PERTUMBUHAN MISELIUM BIAKAN MURNI JAMUR TIRAM PUTIH Handiyanto, Sugeng; Hastuti, Utami Sri; Prabaningtyas, Sitoresmi
Prosiding Seminar Biologi Vol 10, No 2 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.902 KB)

Abstract

Biakan murni Jamur tiram putih(Pleurotus ostreatus var. florida) merupakan pembibitan tahap pertama yang berperan sangat penting dalam budidaya jamur tiram. Pertumbuhan miselium biakan murni jamur tiram putih membutuhkan karbohidrat, protein, mineral dan vitamin. Air cucian  beras berpotensi sebagai medium biakan jamur tiram putih karena mengandung karbohidrat, protein, mineral, dan vitamin yang dibutuh-kan dalam pertumbuhan jamur tiram putih. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menguji pengaruh medium air cucian beras dalam beberapa konsentrasi terhadap kecepatan pertumbuhan miselium jamur tiram putih; 2) menentukan konsentrasi medium air cucian beras terbaik yang menghasilkan kecepatan pertumbuhan miselium paling tinggi. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi, jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang pada bulan Februari-April  2013. Jenis penelitian ini ialah penelitian eksperimental. Rancangan yang digunakan ialah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan macam konsentrasi  air cucian beras 0% (sebagai  kontrol negatif), 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100%, dan medium Potato Dekstrose Agar  (sebagai kontrol positif) yang diulang sebanyak tiga kali. Pengukuran diameter koloni dilakukan pada hari ke-4, hari ke-7 dan hari ke-10 setelah inokulasi. Diameter koloni diukur berdasarkan rerata diameter koloni dengan arah horisontal dan vertikal. Kecepatan pertumbuhan miselium diperoleh dengan cara menghitung selisih diameter akhir dengan diameter awal kemudian dibagi rentang hari.Data  kecepatan pertumbuhan miselium dianalisis dengan menggunakan Analisis Varians Tunggal 5% dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 5%.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1)  terdapat perbedaan pengaruhmacam konsentrasi medium air cucian beras terhadap kecepatan pertumbuhan miselium jamur tiram putih; 2) konsentrasi medium air cucian beras terbaik ialah konsentrasi 90% yang menghasilkan kecepatan pertumbuhan miselium jamur tiram putih paling tinggi. Perlakuan kontrol positif dengan medium PDA menghasilkan diameter koloni lebih kecil dibandingkan diameter koloni pada perlakuan medium air cucian beras konsentrasi 90%. Kata Kunci:air cucian beras, kecepatan pertumbuhan, biakan murni, jamur tiram
KETAHANAN SIMPAN IKAN KEMBUNG LELAKI (RASTREILIGER CANAGURTA) MELALUI PERPADUAN FERMENTASI DAUN SELADA DAN BIJI KEPAYANG Hidayati, Permata Ika; Hastuti, Utami Sri; Yaqin, M. Ainur
Prosiding Seminar Biologi Vol 8, No 1 (2011): Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.162 KB)

Abstract

ABSTRAK Ikan Kembung Lelaki (Rastreiliger canagurta) merupakan salah satu spesies ikan yang banyak disukai oleh masyarakat karena mempunyai rasa gurih, daging tidak terasa asin dan tekstur yang tidak mudah hancur jika dimasak. Ikan tersebut merupakan sumber protein hewani dengan kadar protein yang tinggi yaitu 22 gram. Ikan pada umumnya mudah mengalami pembusukan sehingga mengakibatkan penurunan mutu. Salah satu upaya pengawetan ikan secara biologi ialah pengawetan ensiling, yaitu pengawetan dengan menggunakan sayuran, yaitu daun selada (Lactuca sativa) dan biji kepayang (Pangium edule Reinw.). Tujuan penelitian ini ialah: 1) untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama penyimpanan terhadap Angka Lempeng Total koloni Bakteri pada ikan Kembung Lelaki yang diawetkan dengan perpaduan fermentasi ensiling selada dan biji kepayang, 2) untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama penyimpanan terhadap hasil uji organoleptik terhadap ikan Kembung Lelaki yang diawetkan. Ikan Kembung Lelaki diperoleh dari pasar di kota Malang. Sampel diawetkan dengan cara perpaduan fermentasi ensiling daun selada dan biji kepayang kemudian disimpan selama 7 hari, 14 hari dan 21 hari. Sampel ikan Kembung Lelaki diambil sebanyak 25 gram yang dilarutkan dalam 225 ml larutan air pepton 0,1% sehingga diperoleh suspensi dengan tingkatan pengenceran 10-1. Selanjutnya dilakukan pengenceran suspensi sehingga diperoleh suspense dengan tingkat pengenceran 10-2, 10-3, 104, 10-5, dan 10-6. Masing-masing suspensi diinokulasikan sebanyak 0,1 ml pada permukaan medium PCA, lalu diinkubasikan pada suhu 370C selama 2x24 jam kemudian dilakukan penghitungan nilai Angka Lempeng Total Koloni Bakteri (ALT) dari masing-masing sampel. Tiap-tiap perlakuan diulang sebanyak 3 ulangan. Uji organoleptik meliputi: tekstur daging ikan, warna mata ikan, warna dinding perut, aroma dan rasa dilakukan pada tiap sampel oleh 15 panelis terlatih. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Ada pengaruh perbedaan lama penyimpanan terhadap angka lempeng total (ALT) koloni bakteri ikan Kembung Lelaki. Hasil penghitungan nilai ALT menunjukkan bahwa sampel ikan yang disimpan selama 7 hari ialah: 2,6 x 105 cfu/g, selama 14 hari ialah: 3x102 cfu/g; sedangkan selama 21 hari ialah 5,97x106 cfu/g. Adapun ketentuan dari DIRJEN POM, batas kelayakan konsumsi ialah: 5x105 cfu/g. Hal ini menunjukkan bahwa batas waktu simpan sampel ikan agar tetap layak konsumsi ialah 14 hari; 2) Ada pengaruh perbedaan lama penyimpanan terhadap uji organoleptik. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa nilai tekstur daging tertinggi yang disukai ialah tekstur kenyal, elastik terhadap tekanan jari, nilai warna mata tertinggi yang disukai ialah segar, biji mata cembung hitam, kornea jernih, warna dinding perut yang disukai ialah tidak ada perubahan warna pada dinding perut, aroma yang disukai ialah segar, khas ikan yang bersangkutan. Rasa yang disukai ialah manis, sesuai dengan rasa ikan yang bersangkutan.   Kata kunci: ketahanan simpan, ikan Kembung Lelaki, fermentasi daun selada, biji kepayang
DAYA ANTAGONISME TRICHODERMA SPP. TERHADAP BEBERAPA SPESIES KAPANG PATOGEN DARI RHIZOSFER TANAH PERTANIAN KEDELAI Hastuti, Utami Sri; Aisaroh, Siti; Najib, Ahmad
Prosiding Seminar Biologi Vol 10, No 2 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.344 KB)

Abstract

Pengendalian hayati kapang  patogen pada tanaman dapat dilakukan dengan memanfaatkan kapang antagonis. Beberapa spesies kapang yang bersifat antagonis telah ditemukan dalam rhizosfer tanah pertanian kedelai, yaitu: Trichoderma artroviride, T. viride,  dan  T. harzianum. Selain itu telah ditemukan juga beberapa spesies kapang patogen, yaitu:  Fusarium verticillioides, F. equiseti, F. avenaceum, Geotrichum candidum, Alternaria tenuis. Tujuan penelitian ini ialah : 1) menguji daya antagonisme Trichoderma spp. terhadap beberapa spesies kapang patogen tular tanah di rhizosfer tanah pertanian kedelai; 2) menentukan spesies kapang  Trichoderma  yang mempunyai daya antagonisme  tertinggi terhadap kapang patogen uji; 3) meneliti mekanisme antagonisme antara kapang Trichoderma  terhadap kapang patogen uji. Sampel tanah diambil dari tanah pertanian kedelai di Genteng, Banyuwangi. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang. Metode pengujian dilakukan dengan metode dual culture dengan menggunakan medium lempeng Czapek Agar (CA), kemudian diinkubasikan pada suhu 250-270C dalam waktu 4x24 jam, kemudian dilakukan perhitungan daya antagonisme. Analisis mekanisme antagonisme antara kapang  Trichodrma  terhadap kapang patogen dilakukan berdasarkan hasil pengamatan makroskopis dan mikroskopis.  Analisis data dengan ANAVA dan dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa : 1) ada perbedaan daya antagonisme Trichoderma spp. terhadap kapang patogen Fusarium verticillioides, F.equeseti, F. avenaceum,  Alternaria tenuis,  dan tidak ada perbedaan daya antagonisme  Trichoderma  spp. terhadap kapang patogen  Geotrichum candidum;  2)  spesies kapang  Trichoderma  yang mempunyai daya antagonisme tertingggi terhadap beberapa spesies kapang patogen ialah  Trichoderma artroviride;  3)  mekanisme antagonsime antara Trichoderma spp. dengan cara mikoparasitisme, yaitu hifa Trichoderma membelit atau menempel pada hifa kapang patogen sehingga menyebabkan kerusakan struktur dari hifa dan penghambatan pertumbuhan kapang patogen. Kata Kunci : Daya Antagonisme, Trichoderma Spp., Kapang Patogen, Tanah Rhizosfer
Co-Authors Abdul Fattah Noor Abdul Ghofur Abdul Gofur Abdul Gofur Abdul Gofur Abdul Gofur Agung Witjoro Ahmad Najib Ajeng Daniarsih Ana Syarifatun Nisa Anggia Oktantia Anindya Nirmala Permata Arif Rahman Arini Zahrotun Nasichah Ary Maf’ula Aswal Salewangeng Aziz Tanama Balqis Balqis Betty Lukiati Chandra Kirana Chandra Kirana Choirunnisa, Hesti Nur Chomisatut Thoyibah Dina Istia’nah Dwi Listyorini Dwi Rahmawati Dwi Rahmawati Dwi Rakhmawati Dwi Rakhmawati Endang Suarsini Erna Wijayanti Faiza Nur Imawati Ningsih Fatchur Rohman Fatchur Rohman Febriani Sarwendah Asri Nugraheni Febriani Sarwendah Asri Nugraheni Fitri, Rizka Diah Fitria Maulita Fitria Maulita Galina Istiqhfarini Hadi Suwono Henny Nurul Khasanah Henny Nurul Khasanah Henny Nurul Khasanah Herawati Susilo Herawati Susilo Herdina Rahma Zalita Hesti Nur Choirunnisa Ibrohim Ibrohim Imam Mudakir Indah Sari Dewi Indriana Rahmawati Indriana Rahmawati Intan Rezki Kurniasari Istamar Syamsuri Izzalqurny, Tomy Rizky Izzatinnisa’ Izzatinnisa’ Khusnul Khotimah Lely Hermawati Linda Hapsari M. Ainur Yaqin M. Amin M. Nidhamul Maulana Mareta Arisswara Edy Mariyanti Mariyanti Mashuri Saputra Maya Firdausi Prayudhani Muhammad Andry Prio Utomo Muhammad Syamsussabri Nadila Sekar Zahida Natalia Rosa Keliat Ningsih, Husdiani Nur Laila Syafitri Nurul Yanuarsih Nuzalifa, Yossie Ulfa Otavia Dewi Permata Ika Hidayati Putri M. Al Asna Putri Moortiyani Al Asna Qorry Aulya Rohmana Rahel Natalia Saragih Munthe Rahmadyah Kusuma Putri Ria Yustika Sari Ria Yustika Sari Ria Yustika Sari Rina Kristina Maria Rizky, Mirza Yanuar Rofiqoh Lailatul Fitriyah Rozana, Kennis Safrudin M. Abidin Saidil Mursali Saidil Mursali Sari, Ria Yustika Siti Aisaroh Siti Annisaa'ul Kariimah Siti Hartina Pratiwi Siti Zubaidah Sitoresmi Prabaningtyas Sueb Sueb Sugeng Handiyanto Sugi Hartono Suhadi Suhadi Sulisetijono Umi Lestari Umu Fatonatul Hidayah W. F. Edi Hanzen W.F Edi Hanzen Wa Ode Nurhawa Yahmi Ira Setyaningrum Yessi Hermawati Yesy Maulina Nadhifah Yulia Venicreata Dipu Yulia Venicreata Dipu Yunita Putri Irsadul Ummah Yunita Rakhmawati