Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

STUDI KASUS: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM Derma Wani Damanik; Julwansa Saragih; Riris Artha Dhita Purba
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 7 No. 2 (2021): Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA
Publisher : Program Studi S1/DIII-Keperawatan Universitas Imelda Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52943/jikeperawatan.v7i2.633

Abstract

Background: Neonatal asphyxia is a condition in which the baby cannot breathe spontaneously and regularly after birth, caused by fetal hypoxia in the uterus. Objective: This study aims to determine nursing care in patients with asphyxia neonatorum. Methods: this study used a descriptive method with an approach through the management of nursing care of By R aged 0 days. Results: this study was conducted at the Army Hospital TK IV 010701 Pematangsiantar in April 2021. Data collection was carried out through interviews with patients' families and nurses. Based on the assessment, the data obtained from the baby with a frequency of 68x/minute, apgar score 5/6, irregular breathing rhythm, chest retractions, using respiratory accessory muscles, yellowish eyes and skin, dark yellow urine, pale stools, body temperature 37.5 C, elevated bilirubin and leukocyte values. After nursing actions for 4 days all problems were resolved. Conclusion: Implementation is carried out according to the plan prepared so that the three nursing problems can be resolved.
Konseling Tentang Covid-19 Dan Pelaksanaan Protokol Kesehatan Dengan 5M Derma Wani Damanik; Julwansa Saragih
Jurnal Pustaka Mitra (Pusat Akses Kajian Mengabdi Terhadap Masyarakat) Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Pustaka Mitra (Pusat Akses Kajian Mengabdi Terhadap Masyarakat)
Publisher : Pustaka Galeri Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.654 KB)

Abstract

Coronavirus disease 2019 telah dinyatakan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) sebagai global pandemik dan di Indonesia dinyatakan sebagai jenis penyakit yang menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat serta bencana non alam, yang tidak hanya menyebabkan kematian tapi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar, yang memerlukan upaya penanggulangan termasuk pencegahan dan pengendalian. Provinsi Sumatera Utara mengalami kenaikan > 3x lipat pada pekan terakhir mencapai 46.053 kasus, dengan jumlah kasus tertinggi berada di Kota Medan diikuti Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun. Peningkatan kasus bisa disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran warga dalam melaksanakan protocol Kesehatan. Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan memberikan konseling atau penyuluhan tentang covid-19 dan pelaksanaan protocol Kesehatan baik di rumah maupun di luar rumah. Kegiatan dilakukan kepada warga Huta II kelurahan Karangsari Kabupaten Simalungun. Metode yang digunakan adalah ceramah dan diskusi. Hasil menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan peserta setelah mendapatkan konseling ataupun penyuluhan, dimana diperoleh data yang mengerti tentang defenisi sebanyak 10 orang (83,3%), gejala 12 orang (100%), cara penularan 11 orang (91,6%), pencegahan 10 orang (83,3%), dan penatalaksanaan 9 orang (75%).
Edukasi Kesehatan Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Deteksi Dini kanker Payudara Derma Wani Damanik; Julwansa Saragih
Indonesia Berdaya Vol 3, No 1: November 2021-January 2022
Publisher : Utan Kayu Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/ib.2022169

Abstract

Currently breast cancer is a serious threat in the world and also a big problem in Indonesia and in other countries. Breast cancer is a major cause of morbidity and mortality among women. Breast cancer is the second highest case in the world reaching 2098 million people (11.6%), and 627000 people (6.6%) cause death. The highest prevalence of breast cancer in Indonesia is in the city of Yogyakarta at 2.4%, followed by East Kalimantan Province at 1.0% and West Sumatra at 0.9%. While in the province of North Sumatra by 0.4%. Generally, breast cancer deaths occur due to delays in treatment where breast cancer sufferers come already with stages III and IV (advanced stage), so it is necessary to take action or public health intervention through breast self-examination (aware). The form of community service activities is carried out by providing education about breast self-examination (aware) as an early detection of breast cancer prevention. The activity was carried out on teenagers who live in Huta III Nagori Tanjung Pasir, Tanah Java District. The results of community service showed that the majority of participants' knowledge was lacking as many as 10 people (83.3%) before being educated and the majority of participants' knowledge was good as many as 11 people (91.7%) after being given education. The conclusion shows that there is an increase in adolescent knowledge after being given education compared to before education.  ABSTRAK: Saat ini kanker payudara menjadi ancaman yang serius di dunia dan juga menjadi masalah besar di Indonesia maupun di negara lain. Kanker payudara merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di kalangan Wanita. Kanker payudara menjadi kasus tertinggi kedua di dunia mencapai 2098 juta jiwa (11,6%), dan 627000 jiwa diantaranya (6,6%) menyebabkan kematian. Prevalensi kanker payudara tertinggi di Indonesia terdapat di Kota Yogyakarta yaitu sebesar 2,4% disusul oleh Propinsi Kalimantan Timur sebesar 1,0% dan Sumatera Barat sebesar 0,9%. Sedangkan di propinsi Sumatera Utara sebesar 0,4%. Umumnya kematian akibat kanker payudara ini terjadi karena terlambatnya penanganan dimana penderita kanker payudara datang sudah dengan stadium III dan IV (stadium lanjut), sehingga perlu dilakukan tindakan atau intervensi kesehatan masyarakat melalui pemeriksaan payudara sendiri (sadari). Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan memberikan edukasi tentang pemeriksaan payudara sendiri (sadari) sebagai deteksi dini pencegahan kanker payudara. Kegiatan dilakukan pada remaja yang tinggal di Huta III Nagori Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa. Hasil Pengabdian masyarakat diperoleh bahwa mayoritas pengetahuan peserta adalah kurang sebanyak 10 orang (83,3%) sebelum dilakukan edukasi dan mayoritas pengetahuan peserta adalah baik sebanyak 11 orang (91,7%) setelah diberikan edukasi. Kesimpulan menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan remaja setelah diberikan edukasi dibandingkan sebelum dilakukan edukasi.
HUBUNGAN ANTARA ADEKUASI HEMODIALISIS DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DI UNIT HEMODIALISIS Evi Ramayanti Purba; Derma Wani Damanik
Jurnal Keperawatan Priority Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/jukep.v6i1.3320

Abstract

Hemodialysis adequacy is an evaluation to measure hemodialysis effectiveness. Quality of life is a human perception of the life of cultural and value aspects where the individual lives in relation to goods, expectations, and standards. Haemodialysis is a therapy process by a renal substitute wearing a semi-permeable membrane that works as a nephron that can release metabolism residual and adjust fluid and electrolyte balance in patients with renal failure. This study aimed to determine the relationship between hemodialysis adequacy and quality of life in hemodialysis patients in the dialysis unit in Rumah Sakit Djasamen Saragih Pematangsiantar. This study used a cross-sectional design with 32 samples. The result shows that patients with inadequate dialysis were 28% (87,5%, and hemodialysis patients with poor quality of life 26 people (81,2%.) The analysis with the SPSS program obtained a statistical value of p <0,05, namely of 0,000 which means that there is a significant correlation between dialysis adequacy and quality of life of hemodialysis patients in Rumah Sakit dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar. This result was used to improve the quality of health services and health counseling about dialysis adequacy in Rumah Sakit Umum Daerah dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar to increase the patients’ knowledge about dialysis adequacy.
Edukasi pentingnya melakukan perawatan diri dengan pemenuhan personal higien pada lanjut usia Derma Wani Damanik; Julwansa Saragih; eva Anita Yunia; Evi Ramayanti Purba
Indonesia Berdaya Vol 4, No 4 (2023)
Publisher : Utan Kayu Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/ib.2023578

Abstract

Personal hygiene is personal hygiene and health which aims to prevent illness in oneself and others both physically and psychologically. The need for personal hygiene is very important and must be considered especially for the elderly because cleanliness will certainly affect health, comfort, safety and well-being. Elderly people in nursing homes (werdha homes) are a population that is vulnerable to low personal hygiene behavior. The form of community service activities carried out is by providing educational education. Educational activities are carried out for the elderly who live at UPT Yansos Deaf Speech and Elderly Pematangsiantar. The method used in this community service activity is lectures and discussions using leaflet poster media. The results of community service show that there is an increase in knowledge from before and after being given education, namely from knowledge with a less category of 7 people (46.7%) to good knowledge, namely 12 people (80%), which means that there is an increase in understanding and knowledge of the elderly after given education compared to before giving education. Abstrak: Personal higieni adalah kebersihan dan kesehatan perorangan yang bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri dan orang lain baik secara fisik maupun psikologis. Kebutuhan personal hygiene menjadi hal yang sangat penting dan harus diperhatikan terutama bagi usia lanjut karena kebersihan tentunya akan mempengaruhi kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan kesejahteraan. Lanjut usia di lingkungan panti jompo (panti werdha) merupakan populasi yang rentan akan rendahnya perilaku personal hygiene. Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah dengan pemberian edukasi edukasi. Kegiatan edukasi dilakukan kepada lansia yang tinggal di UPT Yansos Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematangsiantar. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini yaitu ceramah dan diskusi dengan menggunakan media poster leaflet. Hasil Pengabdian kepada masyarakat menunjukkan ada peningkatan pengetahuan dari sebelum dan sesudah diberikan edukasi yaitu dari pengetahuan dengan kategori kurang sebanyak 7 orang (46,7%) menjadi pengetahuan baik yaitu 12 orang (80%), yang berarti bahwa terjadi peningkatan pemahaman dan pengetahuan lansia sesudah diberikan edukasi dibandingkan sebelum pemberian edukasi.