Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kebijakan Pertumbuhan Industri dan Munculnya Masyarakat yang Anomi Hayat, Muhammad
Sospol : Jurnal Sosial Politik Vol 2, No 1 (2016): Juli - Desember
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.02 KB) | DOI: 10.22219/sospol.v2i1.4757

Abstract

AbstrakKebijakan pembangunan Indonesia yang menekankan pada pertumbuhan telah tersirat pada pengembangan yang terkonsentrasi di wilayah perkotaan. Ini adalah efek dari ruang penyangkalan merebut modal di arena Darwin disebut sebagai "survival of the fittest." Ini adalah arena di mana persaingan sangat ketat dan kompetitif sehingga orang-orang yang kekurangan kemampuan akan dihilangkan. Dalam konteks masyarakat kota, orang-orang yang tidak memiliki apapun kemampuan kompetitif akhirnya akan menjadi kelompok marjinal. Selanjutnya, dalam piramida masyarakat kota, kelompok-kelompok marginal akan membangun komunitas baru yang pasti akan menghasilkan nilai-nilai baru dengan cara dan selera mereka sendiri. Sosiologis, dapat dipahami sebagai munculnya masyarakat dengan nilai-nilai "liyan".Industri dengan pertumbuhan sebagai fokus utamanya telah menciptakan jenis masyarakat anomali (yang membuat kelompok lain atau dirinya sendiri / dirinya tidak ada atau "liyan"). Anomali masyarakat telah direkam dari produksi kesadaran kolektif dengan kepentingan ekonomis sebagai orientasi utama. Ini akan memunculkan satu-dimensi-masyarakat yang membuat modal mencari cara-cara hidup mereka dalam kehidupan. Bahkan kondisi ini telah menghilangkan ruang publik dalam komunikasi masyarakat.Kata kunci: anomali masyarakat, kebijakan, pertumbuhan industri AbstractThe policy of Indonesian development emphasizing on the growth has implied on the concentrated development in the city areas. It is the effect of the contesting space seizing capital is in the arena Darwin called as ?survival of the fittest.? It is an arena where competition is very tight and higly competitive so the ones who are lack of capability will be naturally eliminated. In the context of the city society, the ones who don?t possess any competitive ability will finally become the marginal groups. Next, in the pyramid of city society, those marginal groups will build a new community who will surely produce the new values with their own ways and tastes. Sociologically, it is understood as the emergence of society with truly ?liyan? values of the natural pyramid of the city society before the urbanisation waves happen. Industrial growth emphasizing on the economic growth has implied on how an individual or a group interact with others. Then the main building of the interactions will finally come to economical interests and the non-existence of the human values. At the end the common spaces which are built together will always be in the economical perspective.Key words: anomalous society, industrial growth, policy
PENDAMPINGAN REVITALISASI KARANG TARUNA Hayat, Muhammad; Salviana, Vina; Kristiono Dwi Susilo, Rachmad
Jurnal Dedikasi Vol 10 (2013): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.616 KB) | DOI: 10.22219/dedikasi.v10i0.1756

Abstract

Hayat M1, Vina Salviana2 & Rachmad KDS3Staf Pengajar. 1,2 & 3Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Muhammadiyah MalangAlamat Korespondensi : Jl. Raya Tlogomas 246 MalangEmail: vina_salviana@yahoo.co.idABSTRACTKegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di Kelurahan Togogan, KecamatanSrengat, Kabupaten Blitar adalah salah satu bentuk kepedulian Jurusan Sosiologi FISIP UMM terhadapmasyarakat. Dipilihnya pemuda sebagai sasaran kegiatan, tidak bisa dipisahkan dari sedikitnya ruangapresiasi yang diperuntukkan bagi penerus bangsa. Pemuda di Kelurahan Togogan mengalamikemandegan dan terbatasnya ruang berkreasi. Hal tersebut tidak bisa dipisahkan dari tidak berfungsinyaKarang Taruna. Oleh karena itu, mengaktifkan dan memberdayakan karang taruna pada dasarnyaadalah memberi wadah bagi tersalurkannya kreativitas.Permasalahan yang muncul berkaitan dengan pemberdayaan karang taruna adalah minimnyaketerlibatan kader dalam aktivitas kelurahan. Selain itu ketidakefektifan anggota karang taruna dilembaga desa, berimplikasi pada lemahnya posisi tawar dengan pengambil kebijakan.Untuk mendukung terciptanya pemuda yang berdaya, anggota dan pengurus karang tarunaharus mempunyai kemampuan konsolidasi. Hal tersebut penting bagi terciptanya karang taruna yangtangguh dan diperhitungkan. Konsolidasi akan bisa dijalankan secara baik dan berkelanjutan manakaladalam diri anggota dan pengurus mempunyai kesadaran bahwa sence of belonging terhadap karangtaruna adalah sebuah keniscayaan.Kondisi tersebut dapat menciptakan atmosfer kepedulian terhadap karang taruna. Implikasilogisnya adalah aneka rupa kegiatan akan bisa dijalankan dengan penuh dedikasi dan tanggungjawab.Menumbuhkan kesadaran, merupakan hal penting bagi pengokohan pondasi karang taruna.Olehkarena itu kegiatan yang dilakukan oleh tim pengabdian mencoba untuk memberi ruang bagipengembangan kreativitas dan komitmen terhadap organisasi. Model ceramah dan simulasi permainanserta menempatkan pemuda sebagai bagian dari pemecah masalah adalah cara terbaik untukmendewasakan pemuda bahwa dengan berlatih dan terlibat langsung dalam organisasi (karang taruna)bisa menumbuhkan kepedulian bagi diri maupun lingkungannya.Kegiatan pelatihan selama pengabdian (pembentukan karang taruna Kelurahan Togogan, PelatihanKeorganisasian, Pelatihan Kepemimpinan, dan Pelatihan Administrasi dan Kesekretariatan mendapatrespon yang baik dari peserta dan merupakan ruang kesadaran yang berakhir pada manifestasi?partisipatif? yang menjadi bagian dari kepedulian berorganisasi.Kata Kunci : Revitalisasi, Karang Taruna
GIANT TEMPEH FESTIVAL: BETWEEN SUBJECT AND GIVEN SUBJECT (A STUDY OF GIANT TEMPEH FESTIVAL IN TLOGOREJO DISTRICT BUMIAJI VILLAGE BATU CITY IN SLAVOJ ZIZEK PERSPECTIVE ABOUT SUBJECT IDENTITY) Hayat, Muhammad
Jurnal Partisipatoris Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Partisipatoris
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jp.v1i1.7829

Abstract

Muhammad hayatThis research entitled Giant Tempeh Festival: Between subject and given subject was done in Tlogorejo district Bumiaji village, Batu City. ?Subject? or term ?subject awareness? means Tlogorejo Society grow and develop in their awareness of the power of values which they have produced so far. Meanwhile, term ?given subject? means that there is intervention of other values which are more dominant to influence society?s daily attitude. Those other values tend to eliminate society?s original values.This research uses qualitative approach with descrptive model. It employs the theory of subject by Slavoj Zizek. This theory point out that subject grows and develops in the daily awareness of society. The result of this research shows that subject emerges in local values which are represented as manifestation of corn rice as embeddedness. There is embeddedness whice can unite society in their daily attitude based on attitude norms in their knowledge. Further more, Giant Tempeh Festival is also process of learning about atificial thing. It means festival is a sign of image of something with material sense which slowly interferes and eliminates the local awareness on local knowledge. Finally the subject begins to move to something which is so artificial.