ASLINA BR. GINTING
Unknown Affiliation

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

METODE ANALISIS FISIKOKIMIA PADA BAHAN BAKAR U3SI2-AL DENSITAS 4,8 GU/CM3 PASCA IRADIASI ARIF NUGROHO; BOYBUL BOYBUL; DIAN ANGGRAINI; ASLINA BR. GINTING
Jurnal Forum Nuklir JFN Vol 9 No 1 Mei 2015
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.609 KB) | DOI: 10.17146/jfn.2015.9.1.3559

Abstract

METODE ANALISIS FISIKOKIMIA PADA BAHAN BAKAR U3Si2-Al  DENSITAS 4,8 gU/cm3 PASCA IRADIASI. Untuk melakukan uji PIE (Post Irradiation Examination) khususnya analisis fisikokimia terhadap PEB  U3Si2-Al dengan densitas 4,8 gU/cm3 pasca iradiasi telah dilakukan beberapa pembakuan metode. Pembakuan metode yang dilakukan antara lain metode penentuan distribusi hasil fisi, pemotongan, pelarutan PEB, sedangkan untuk pemisahan dan analisis isotop hasil fisi khususnya 134Cs/137Cs,  serta heavy element  isotop U dan Pu masih perlu dilakukan pengkajian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan parameter distribusi isotop hasil fisi, pemisahan dan analisis isotop hasil belah Cs  dari isotop  U dan Pu di dalam PEB U3Si2-Al densitas 4,8 gU/cm3 pasca iradiasi dengan burn up. Pembakuan metode dilakukan berdasarkan  metode ASTM dan hasil penelitian terhadap PEB U3Si2-Al dengan densitas 2,96 gU/cm3 pasca iradiasi. Analisis fisikokimia yang dilakukan terhadap PEB U3Si2-Al dengan densitas 2,96 gU/cm3 diperoleh kandungan isotop 137Cs sebesar 0,000753 g/g sampel, isotop 235U sebesar 0,032839 g/g sampel dan 239Pu 0,0000109 g/g sampel. Kandungan isotop di dalam PEB  U3Si2-Al densitas  2,96 gU/cm3  digunakan untuk perhitungan burn up.  Metode yang diperoleh siap digunakan untuk analisis fisikokimia terhadap PEB  U3Si2-Al densitas  4,8 gU/cm3  pasca iradiasi  setelah pelaksanaan  uji non destructive test, NDT selesai dilakukan di reaktor.
ANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET Aslina Br. Ginting; M. Husna Al Hasa; Masrukan .
Jurnal Teknologi Bahan Nuklir Vol 3, No 2 (2007): Juni 2007
Publisher : PTBN - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (796.667 KB)

Abstract

ABSTRAK ANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET. Paduan AlFeNi dengan kandungan Fe dan Ni tertentu dapat digunakan sebagai kelongsong bahan bakar reaktor riset. Untuk itu, telah dilakukan penelitian sifat termal terhadap paduan AlFeNi dengan variasi kandungan Fe dan Ni masing-masing mulai 1% hingga 15% menggunakan Thermal Analyzer. Hasil analisis menunjukkan bahwa paduan AlFeNi dengan komposisi Ni dan Fe masing-masing 1% hingga 4% mempunyai temperatur lebur, entalpi peleburan, entalpi pembentukan senyawa AlFeAl3 dan AlNiAl3 dan kapasitas panas yang relatif sama. Paduan AlFeNi dengan komposisi Fe dan Ni masing­masing 6% hingga 15% mempunyai temperatur lebur hampir sama dengan AlFeNi pada komposisi 1% hingga 4%, namun mempunyai entalpi peleburan yang lebih kecil dan entalpi pembentukan senyawa AlFeAl3 dan AlNiAl3 yang cukup besar. Sementara paduan AlFeNi pada komposisi Fe dan Ni masing-masing 1% hingga 4% mempunyai harga kapasitas panas yang lebih besar dibanding paduan AlFeNi pada komposisi Fe dan Ni masing-masing 6% hingga 15%. Hal ini menunjukkan bahwa paduan AlFeNi dengan kandungan Fe dan Ni masing-masing 1% hingga 4% mempunyai karakter termal yang lebih baik. Namun bila dibandingkan dengan karakter termal kelongsong AlMg2 dapat diketahui bahwa kelongsong AlMg2 mempunyai temperatur lebur yang hampir sama dengan paduan AlFeNi sekitar 648,63 °C, tetapi mempunyai entalpi peleburan yang berbeda yaitu sebesar 369,32 J/g untuk AlMg2 dan sekitar 246,939 J/g untuk paduan AlFeNi. Sedangkan paduan AlFeNi dengan kandungan Fe dan Ni 1% sampai 4% mempunyai kapasitas panas lebih besar dibanding kelongsong AlMg2. Dari sifat termal dapat disimpulkan bahwa paduan AlFeNi dengan kandungan Fe dan Ni 1% hingga 4% mempunyai sifat termal yang lebih baik dibanding AlMg2, yang dapat dipelajari lebih lanjut untuk dapat digunakan sebagai alternatif kelongsong bahan bakar reaktor riset. KATA KUNCI: Sifat termal, Paduan AlFeNi, Kelongsong bahan bakar reaktor riset, Temperatur lebur, Entalpi peleburan, Entalpi pembentukan, Kapasitas panas ABSTRACT ANALYSIS OF THERMAL CHARACTERISTICS OF AlFeNi ALLOY AS RESEARCH REACTOR FUEL CLADDING. AlFeNi alloy with specific Fe and Ni composition can be used as research reactor fuel cladding. For this purpose, a study has been conducted to investigate the thermal properties of AlFeNi alloy with variations of Fe and Ni composition from 1% to 15% using Thermal Analyzer. The results show that AlFeNi alloys with composition of Fe and Ni respectively from 1% to 4% have similar molten temperature, enthalpy of fusion, enthalpy of formation of AlFeAl3 and AlNiAl3 compounds, and heat capacity. AlFeNi alloys with composition from 6% to 15% have relatively similar molten temperature with that of AlFeNi at composition from 1% to 4%, but smaller enthalpy of fusion and fairly large enthalpy of formation of AlFeAl3 and AlNiAl3.compounds. Meanwhile AlFeNi alloy with composition from 1% to 4% have greater heat capacity compared to that of AlFeNi alloy with composition from 6% to 15%. This indicates that AlFeNi alloy with Fe and Ni from 1% to 4% have better thermal properties. However, when compared with thermal character of AlMg2 cladding, the AlMg2 cladding has similar molten temperature with AlFeNi about 648,63 °C, but different enthalpy of fusion, 369,32 J/g for AlMg2 cladding and 246,939 J/g for AlFeNi alloy. Meanwhile AlFeNi alloys having Fe and Ni from 1% to 4% have greater heat capacity compared to that of AlMg2 cladding. From the thermal properties, it can be concluded that AlFeNi alloy with Fe and Ni composition from 1% to 4% have better thermal properties compared to those of AlMg2, and this requires further study for the alloy to be used as an alternative material for research reactor fuel cladding.FREE TERMS: Thermal properties, AlFeNi alloy, Research reactor fuel cladding, Molten temperature, Enthalpy of fusion, Enthalpy of formation, Heat capacity
KARAKTERISASI PANAS JENIS ZIRCALOY-4 SN RENDAH (ELS) DENGAN VARIABEL KONSENTRASI Fe Andi Chaidir; Sugondo .; Aslina Br. Ginting
Jurnal Teknologi Bahan Nuklir Vol 2, No 1 (2006): Januari 2006
Publisher : PTBN - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.875 KB)

Abstract

ABSTRAK KARAKTERISASI PANAS JENIS ZIRCALOY-4 Sn RENDAH (ELS) DENGAN VARIABEL KONSENTRASI Fe. Telah disintesis Zircaloy-4 Sn rendah (ELS) dengan konsentrasi Fe sebagai variabel. Selanjutnya dilakukan karakterisasi panas jenis dengan Analisis Termal Diferensial (Differential Thermal Analysis/DTA) antara temperatur 35 °C (308 K) − 437 °C (710 K). Variasi konsentrasi Fe dalam Zircaloy-4 Sn rendah (ELS) adalah 0,5; 0,75 dan 1,0% Fe. Panas jenis Zircaloy-4 Sn rendah (ELS) pada variasi Fe dan interval temperatur tersebut berturut-turut adalah 2,33; 3,56; dan 3,82 kal/mol K. Panas jenis rerata ELS mengikuti teori panas jenis campuran yaitu naik dengan naiknya kadar Fe. Berdasarkan data tersebut diintepretasikan bahwa Zircaloy-4 Sn rendah lebih tahan korosi jika dibandingkan dengan Zircaloy-2. KATA KUNCI Zircaloy-4 Sn rendah (ELS), Analisis Termal Diferensial (DTA), Panas jenis. ABSTRACT CHARACTERIZATION OF SPECIFIC HEAT ON ZIRCALOY-4 LOW Sn (ELS) WITH Fe CONCENTRATION AS VARIABLE. Zircaloy-4 low Sn (ELS) with Fe concentration as the variable has been synthesized. The characterization of the specific heat was performed using Differential Thermal Analysis (DTA) at temperatures between 35 ºC (308 K) − 437 ºC (710 K). The variations of Fe concentration in Zircaloy-4 low Sn (ELS) are 0.5%, 0.75% and 1.0% Fe. The specific heat of Zircaloy-4 low Sn (ELS) with variation of Fe concentration at the given temperature interval are 2.33, 3.56 and 3.82 cal/mol K consecutively. The average specific heat of the ELS follows the theory of the specific heat of a mixture in which it increases with Fe content. Based on the specific heat data, it can be intrepreted that Zircaloy-4 low Sn has better corrosion resistance than Zircaloy-2. FREE TERMS: Zircaloy-4 low Sn (ELS), Differential Thermal Analysis (DTA), Specific heat
ANALISIS KOMPOSISI BAHAN DAN SIFAT TERMAL PADUAN AlMgSi-1 TANPA BORON HASIL SINTESIS UNTUK KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR RISET Masrukan, .; Aslina Br. Ginting
Jurnal Teknologi Bahan Nuklir Vol 1, No 2 (2005): Juni 2005
Publisher : PTBN - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.343 KB)

Abstract

ABSTRAK ANALISIS KOMPOSISI BAHAN DAN SIFAT TERMAL PADUAN AlMgSi-1 TANPA BORON HASIL SINTESIS UNTUK KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR RISET. Telah dilakukan analisis komposisi bahan dan sifat termal pada paduan AlMgSi-1 hasil sintesis untuk bahan baku kelongsong elemen bakar reaktor riset. Analisis komposisi bahan dilakukan dengan menggunakan AAS sedangkan analisis termal menggunakan DTA dan DSC. Hasil pengujian komposisi menunjukkan bahwa sebagian besar unsur yang terkandung di dalam semua sampel masih memenuhi spesifikasi untuk kelongsong elemen bakar reaktor riset. Sampel kedua dengan komposisi 0,45% Mg dan 1,64% Si lebih mendekati spesifikasi. Dari hasil pengujian titik lebur dan panas jenisnya terlihat bahwa semua sampel yang diuji masih memenuhi spesifikasi kelongsong elemen bakar reaktor riset. Pengujian panas jenis dilakukan dari temperatur 50 °C sampai 400 °C. Dari semua sampel yang diuji terlihat bahwa kenaikan temperatur pemanasan akan menaikkan harga panas jenisnya. Sampel kedua mempunyai temperatur lebur tertinggi (659,12 °C) tetapi panas jenis terendah (0,58 J/kg °C) pada temperatur 120 °C. KATA KUNCI: AlMgSi-1, Sintesis, Tanpa boron, Komposisi bahan, Titik lebur, Panas jenis ABSTRACT ANALYSES OF COMPOSITION AND THERMAL PROPERTIES OF SYNTHESIZED AlMgSi-1 ALLOY WITHOUT BORON FOR THE FUEL ELEMENT CLADDING OF RESEARCH REACTOR. Analyses of material composition and thermal properties of synthesized AlMgSi-1 alloys as material for fuel element cladding of research reactor have been conducted. The analysis of material composition was performed using AAS, while thermal analysis using DTA and DSC. The results of material composition testing showed that most of the elements contained in all samples meet the fuel element cladding specification. The second sample with a composition of 0.45%Mg and 1.45%Si is closer in agreement with the specification. From the results of melting temperature and heat capacity testing, it can be seen that all samples tested conform to the fuel element cladding specification. Heat capacity testing was carried out from 50 °C to 400 °C. From all samples tested, the results indicate that increasing heating temperature will increase heat capacity value. The second sample has the highest melting temperature (659.12 °C) but the lowest heat capacity (0.58 J/kg °C) at temperature of 120 °C. FREE TERMS: AlMgSi-1, Synthesis, Without boron, Material composition, Melting point, Heat capacity
ANALISIS TERMAL GARAM CAMPURAN MgCl2-NaCl Sigit Sigit; Aslina Br. Ginting; Hendro Wahyono
Jurnal Teknologi Bahan Nuklir Vol 1, No 1 (2005): Januari, 2005
Publisher : PTBN - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.22 KB)

Abstract

ABSTRAKANALISIS TERMAL GARAM CAMPURAN MgCl2-NaCl. Telah dilakukan analisis termal garam campuran MgCl2-NaCl pada berbagai konsentrasi NaCl sebagai salah satu garam penyusun dalam garam campuran tersebut dengan menggunakan alat Thermal Gravimetry-Differential Thermal Analysis (TG-DTA). Analisis ini bertujuan untuk mengetahui perubahan berat, temperatur peleburan dan fenomena lain yang terjadi pada proses pelelehannya. Data yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk daur ulang bahan nuklir dengan metode pirokimia / pelelehan garam campuran tersebut menggunakan tungku pemanas. Garam campuran MgCl2-NaCl dengan konsentrasi NaCl 30%, 50% dan 70% dianalisis menggunakan TG-DTA pada kisaran temperatur 30-600°C dengan laju pemanasan 5°C/menit, dan hasilnya kemudian dievaluasi. Hasil percobaan menunjukkan bahwa telah terjadi proses dehidrasi dan dekomposisi dari MgCl2.6H2O dan peleburan garam campuran MgCl2-NaCl. Untuk konsentrasi NaCl 30%, 50% dan 70%, pengurangan berat total masing-masing garam campuran tersebut adalah 38,63%, 27,74% dan 16,44%, sedangkan kisaran titik lebur adalah 429-460°C, 416-455°Cdan 415,69-446,08°C.KATA KUNCI: Analisis termal, Garam campuran MgCl2-NaCl,Daur ulang bahan nuklirABSTRACTTHERMAL ANALYSIS OF SALT MIXTURE MgCl2-NaCl. Thermal analysis of salt mixture MgCl2-NaCl of various concentrations of NaCl as one of the constituents of the salt mixture, has been carried out using Thermal Gravimetry-Differential Thermal Analysis (TG-DTA). The analysis is aimed to determine the weight change, melting temperature and other phenomena in the melting process. The data obtained will be used as references for nuclear fuel material recycling of the salt mixture by melting method in furnace. Salt mixture MgCl2-NaCl with concentrations of NaCl at 30wt%, 50wt% and 70wt% was analyzed using TG-DTA at a temperature range of 30-600°C and heating rate 5°C/min. The results of the experiments show that dehydration and decomposition of MgCl2.6H2O and melting of MgCl2-NaCl salt mixture have taken place. For the concentrations of NaCl at 30wt%, 50wt% and 70wt%, the total weight changes of the salt mixture are 38,63wt%, 27,74wt% and 16,44wt% respectively, while the melting temperature ranges are correspondingly 429-460°C, 416-455°C and 415,69-446,08°C.FREE TERMS: Thermal analysis, Salt mixture MgCl2-NaCl, Nuclear material recycle
REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U3Si2 Aslina Br. Ginting; M. Husna Al Hasa
Jurnal Teknologi Bahan Nuklir Vol 5, No 1 (2009): Januari 2009
Publisher : PTBN - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2013.264 KB)

Abstract

ABSTRAK REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U3Si2. Reaksi termokimia paduan AlFeNi pada komposisi Fe 2,5% dan Ni 1,5% dengan bahan bakar U3Si2 serta reaksi termokimia kelongsong AlMg2 dengan bahan bakar U3Si2 telah dipelajari. Analisis dilakukan untuk mengetahui fenomena reaksi termokimia paduan AlFeNi dengan U3Si2 yang dibandingkan dengan reaksi termokimia kelongsong AlMg2 dengan U3Si2 menggunakan metode Differential Thermal Analysis. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui kompatibilitas panas paduan AlFeNi dan AlMg2 dengan bahan bakar U3Si2 jika nanti paduan AlFeNi digunakan sebagai kelongsong bahan bakar. Hasil analisis menunjukkan bahwa paduan AlFeNi pada komposisi Fe 2,5% dan Ni 1,5% dengan bahan bakar U3Si2 mengalami reaksi endotermik pada temperatur 672,65 °C dengan panas reaksi ΔH = 108,1812 J/g dan mengalami reaksi eksotermik membentuk senyawa pada temperatur 693,24 °C dengan panas reaksi ΔH= -117,322 J/g. Sedangkan pada temperatur 659,20 °C kelongsong AlMg2 dengan bahan bakar U3Si2 mengalami reaksi endotermik dengan membutuhkan panas sebesar ΔH = 235,4043 J/g dan pada temperatur 737,66 °C mengalami reaksi eksotermik dengan melepaskan panas sebesar ΔH = -47,4639 J/g. Dari fenomena reaksi termokimia tersebut dapat diketahui bahwa kompatibilitas panas paduan AlFeNi dengan U3Si2 sebagai kelongsong bahan bakar hingga temperatur 600 °C relatif baik dan cenderung relatif sama dengan kelongsong AlMg2. KATA KUNCI: reaksi termokimia, paduan AlFeNi, bahan bakar U3Si2, kelongsong AlMg2, Differential Thermal Analysis, entalpi ABSTRACT THERMOCHEMICAL REACTION OF AlFeNi ALLOY WITH U3Si2 FUEL ELEMENT. The thermochemical reaction between AlFeNi alloy at a composition of 2,5% Fe and 1.5% Ni and U3Si2 fuel element and that between AlMg2 cladding and U3Si2 fuel element have been studied. Analyses were conducted to determine the thermochemical reaction phenomenon between AlFeNi alloy and U3Si2 compared with that between AlMg2 cladding and U3Si2 using Differential Thermal Analysis method. The purpose of the analyses is to understand the compatibility of AlFeNi alloy and AlMg2 with U3Si2 fuel element if later AlFeNi alloy is used as fuel element cladding. Results of the analyses indicate that the AlFeNi alloy with a composition of 2.5% Fe and 1.5% Ni reacted with the U3Si2 fuel through an endothermic reaction at a temperature of 672.65 oC with a heat of reaction ΔH = 108.1812 J/g, and an exothermic reaction at a temperature of 693.24 °C with a heat of reaction ΔH= -117.322 J/g. Meanwhile, AlMg2 cladding with U3Si2 fuel element underwent an endothermic reaction at a temperature of 659.20 °C with a heat of reaction ΔH = 235.4043 J/g, and an exothermic reaction at a temperature of 737.66 °C with a heat of reaction ΔH = -47.4639 J/g. From the thermochemical reaction phenomena above, it is concluded that the compatibility of AlFeNi alloy with U3Si2 as fuel element cladding is relatively satisfactory up to a temperature of 600 oC, and the trend is similar for AlMg2 cladding. FREE TERMS: thermochemical reaction, AlFeNi alloy, U3Si2 fuel element, Differential Thermal Analysis, enthalphy
KARAKTERISASI KOMPOSISI KIMIA, LUAS PERMUKAAN PORI DAN SIFAT TERMAL DARI ZEOLIT BAYAH, TASIKMALAYA, DAN LAMPUNG Aslina Br. Ginting; Dian Anggraini; Sutri Indaryati
Jurnal Teknologi Bahan Nuklir Vol 3, No 1 (2007): Januari 2007
Publisher : PTBN - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (736.329 KB)

Abstract

ABSTRAKKARAKTERISASI KOMPOSISI KIMIA, LUAS PERMUKAAN PORI, DAN SIFAT TERMAL DARI ZEOLIT BAYAH, TASIKMALAYA, DAN LAMPUNG. Telah dilakukan karakterisasi komposisi kimia, luas permukaan, jari-jari pori, daya serap (adsorption) dan sifat termal zeolit Bayah, Tasikmalaya, dan Lampung. Tujuan karakterisasi adalah untuk memahami karakter ketiga zeolit karena diduga perbedaan jenis zeolit akan menghasilkan karakter komposisi kimia, luas permukaan, jari-jari pori, dan daya serap yang berbeda. Hasil analisis menunjukkan bahwa zeolit Bayah, Tasikmalaya, dan Lampung mengandung unsur kimia Al, Si, P, K, Ca, Ti, Fe, dan S. Dari analisis luas permukaan diperoleh bahwa zeolit Lampung mempunyai luas permukaan 10,0477 m2, jari-jari pori 16,0653Å, dan adsorpsi 24,500 ml/g lebih besar dibanding zeolit Tasikmalaya sebesar 6,3319 m2, jari-jari pori 16,2350 Å, dan adsorpsi 13,2500 ml/g, dan zeolit Bayah sebesar 8,3528 m2, 16,2350 Å, dan 13,250 ml/g. Dari karakterisasi sifat termal diketahui bahwa ketiga zeolit tersebut mengalami pengurangan berat sebesar 5,93% hingga 8,33% yang menyebabkan terjadinya perubahan fase baru yang ditunjukkan oleh reaksi endotermik pada temperatur 150 °C hingga 600 °C dan 850 °C hingga 1000 °C. Ketiga zeolit tersebut mengalami penurunan kapasitas panas hingga temperatur 199,96 °C tetapi di atas temperatur 216,66 °C mengalami kenaikan kapasitas panas hingga temperatur 437,78 °C. Hasil karakterisasi yang diperoleh menunjukkan bahwa perbedaan jenis zeolit tidak memberikan komposisi kimia dan karakter termal yang signifikan yang dibuktikan dengan analisis uji F, namun jelas terlihat perbedaan luas permukaan, jari-jari pori, dan besar adsorpsi dari ketiga zeolit tersebut. Hasil karakterisasi ini diharapkan sebagai langkah awal untuk mengetahui karakter ketiga zeolit untuk digunakan sebagai penukar ion cesium yang akan dilakukan pada penelitian selanjutnya. KATA KUNCI: zeolit, kompisisi kimia, luas permukaan, jari-jari pori, sifat termal ABSTRACT CHARACTERIZATION OF CHEMICAL COMPOSITION, SURFACE AREA PORE, AND THERMAL PROPERTIES OF ZEOLITES FROM BAYAH, TASIKMALAYA, AND LAMPUNG. Characterization of chemical composition, surface area, pore radius, adsorption, and thermal properties of zeolites from Bayah, Tasikmalaya, and Lampung have been performed. The purpose of the characterization is to understand the characteristics of the three zeolites since different types of zeolite will yield different chemical composition, surface area, pore radius, and adsorption. The analysis shows that zeolites from Bayah, Tasikmalaya, and Lampung consist of chemical elements Al, Si, P, K, Ca, Ti, Fe, and S. The analysis of the surface area indicates that zeolite from Lampung has surface area of 10.0477 m2, pore radius of 16.0653 Å, and adsorption of 24.500 ml/g, which are greater than those of zeolite from Tasikmalaya with surface area of 6.3319 m2, pore radius of 16.2350 Å, adsorption of 13.2500 ml/g, zeolite from Bayah with surface area of 8.3528 m2, pore radius of 16.2350 Å, and adsorption of 13.250 ml/g. From of the thermal properties characterization it is shown the three zeolites experienced weight reduction from 5.93% to 8.33%, which results in the formation of new phases as indicated by endothermic reactions from 150 °C to 600 °C and from 850 °C to 1000 °C. The three zeolites experienced a decrease in heat capacity up to temperature of 199.96 °C, whereas at temperatures above 216.66 °C the zeolites experienced an increase in heat capacity up to 437.78 °C. The results of the characterization indicate that different types of zeolite do not yield significant difference in chemical composition and thermal characteristics as proven with F test, however different surface area, pore radius, and adsorption characteristics are observed. The characterization results are expected to be the first step in determining the characteristics of the three zeolites that are to be used for cesium ion exchange in the incoming research.  FREE TERMS: zeolite, chemical coomposition, surface area, pore radius, thermal characteristichs
IDENTIFIKASI SENYAWA YANG TERBENTUK AKIBAT REAKSI TERMOKIMIA PADA INGOT BAHAN BAKAR U3O8-Al, U3Si2-Al DAN UMo-Al MENGGUNAKAN X-RAY DIFFRACTOMETER Aslina Br. Ginting
Jurnal Teknologi Bahan Nuklir Vol 2, No 2 (2006): Juni 2006
Publisher : PTBN - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (803.6 KB)

Abstract

ABSTRAKIDENTIFIKASI SENYAWA YANG TERBENTUK AKIBAT REAKSI TERMOKIMIA PADA INGOT BAHAN BAKAR U3O8-Al, U3Si2-Al DAN UMo-Al MENGGUNAKAN X-RAY DIFFRACTOMETER. Matrik Al yang terdapat dalam bahan bakar U3O8-Al, U3Si2-Al dan UMo-Al mengalami reaksi peleburan pada temperatur sekitar 630 °C hingga 645 °C. Lelehan matrik Al tersebut bereaksi secara termokimia eksotermik maupun endotermik dengan masing-masing bahan bakar di atas dan membentuk senyawa baru yang akan mempengaruhi unjuk kerja bahan bakar di dalam reaktor. Sebenarnya kondisi operasi reaktor riset hanya berkisar pada temperatur 140 °C, sehingga kemungkinan lepasnya energi reaksi termokimia U3O8-Al, U3Si2-Al, dan UMo-Al tidak akan terjadi kecuali bila terjadi kecelakaan LOCA (Lost of Cooling Accident). Tetapi hal ini perlu diantisipasi untuk mengetahui unjuk kerja ketiga bahan bakar tersebut, baik pada kondisi operasi normal maupun dalam kondisi LOCA. Analisis reaksi termokimia dilakukan menggunakan DTA yang dilanjutkan dengan analisis identifikasi senyawa menggunakan XRD. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi pembentukan senyawa UO2, Al2O3 pada bahan bakar U3O8-Al dan senyawa metastabil U(Al,Si)x pada bahan bakar jenis U3Si2-Al dan U(Al,Mo)x pada bahan bakar jenis UMo-Al. Ketiga jenis bahan bakar tersebut juga menghasilkan senyawa UAlx (UAl2, UAl3, UAl4) sebagai hasil akhir dari reaksi termokimia. KATA KUNCI: Reaksi termokimia, Bahan bakar U3O8-Al, U3Si2-Al dan UMo-Al, X-Ray Diffractometer, Matrik aluminium ABSTRACT IDENTIFICATION OF COMPOUNDS FORMED FROM THERMOCHEMICAL REACTIONS IN U3O8-Al, U3Si2-Al AND UMo-Al FUEL INGOT USING X-RAY DIFFRACTOMETER. Aluminium matrix in U3O8-Al, U3Si2-Al, and UMo-Al fuel experiences melting reaction at the temperature of 630 oC to 645 oC. The melted aluminium matrix reacts thermochemically either in an exothermic or an othermic reaction with each of the above fuels and forms new compounds which will influence the performance of the fuel in the reactor. Research reactor in effect operates at the temperature of 140 °C so the probability of energy release from the thermochemical reaction of U3O8-Al, U3Si2-Al and UMo-Al will not take place except in case of LOCA (Loss of Cooling Accident). Nevertheless, the condition must be anticipated to determine the performance of the three fuels in normal condition as well as in LOCA condition. Thermochemical reaction analysis was performed using DTA followed by identification analysis of the compounds using XRD. The analysis results showed that UO2, Al2O3 compound was formed in the U3O8-Al fuel, metastable compound U (Al,Si)x in the U3Si2- Al fuel, and U(Al,Mo)x in the UMo-Al fuel. The three fuels also produced UAlx (UAl2, UAl3 ,UAl4) as the end products of the thermochemical reactions. FREE TERMS: Thermochemical reaction, U3O8-Al, U3Si2-Al and UMo-Al fuel, X-ray diffractometer, Aluminium matrix
OPTIMASI PARAMETER METODE PEMISAHAN RADIONUKLIDA 95Zr DALAM LARUTAN PELAT ELEMEN BAKAR U3Si2/Al TERIRADIASI Yanlinastuti Yanlinastuti; Noviarty Noviarty; Iis Haryati; Ariyanti Saputri; Boybul Boybul; Supardjo Supardjo; Erlina Noerpitasari; Aslina Br. Ginting
Urania : Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir Vol 27, No 3 (2021): Oktober, 2021
Publisher : website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/urania.2021.27.3.6535

Abstract

OPTIMASI PARAMETER METODE PEMISAHAN RADIONUKLIDA 95Zr  DALAM  LARUTAN PELAT ELEMEN BAKAR U3Si2/Al TERIRADIASI. Radionuklida 95Zr adalah salah satu radionuklida hasil belah pemancar radiasi-γ dan berumur paruh pendek sehingga dapat digunakan sebagai indikator burn up. Dalam pelat elemen bakar U3Si2/Al teriradiasi terdapat beberapa radionuklida hasil belah yang memancarkan radiasi α, β dan γ sehingga pada saat pengukuran menggunakan spektrometri-γ, radionuklida ini saling mengganggu mengakibatkan hasil pengukuran tidak akurat. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pemisahan 95Zr sehingga pada saat pengukuran dengan spektrometer-γ diperoleh hasil yang akurat. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan parameter yang optimum terhadap pemisahan 95Zr dalam larutan pelat elemen bakar U3Si2/Al densitas 4,8 gU/cm3 teriradiasi dengan metode kolom penukar ion menggunakan resin Dowex 1x-8Cl- diameter 100-200 mesh. Parameter optimum yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk pemisahan 95Zr dalam larutan pelat elemen bakar U3Si2/Al densitas 4,8 gU/cm3 teriradiasi. Dari hasil penelitian diperoleh parameter optimum keasaman H2SO4 pada umpan dengan konsentrasi 0,5 M, keasaman H2SO4 untuk elusi konsentrasi 1,0 M dengan recovery 98,20%. Berat resin untuk mengikat radionuklida 95Zr sebanyak 2,0 g dengan recovery 78,76%; volum umpan yang dibutuhkan sebanyak 50 µL dengan recovery 96,90% dan kecepatan alir  sebesar 0,1 mL/menit dengan recovery  96,72%. Parameter optimum tersebut digunakan untuk pemisahan larutan pelat elemen bakar U3Si2/Al densitas 4,8 gU/cm3 teriradiasi dengan kode Bottom (B), Middle (M) dan Top (T). Hasil pengukuran didapat rerata recovery pemisahan 95Zr masing-masing untuk kode B-1= 75,078%; B-2= 81,401%; M1=76,850%; M-2=83,806%; T-1=84,433%; dan T-2=81,728% dengan keberterimaan nilai CV repeatability lebih kecil dibandingkan dengan nilai CV Horwitz.  Kata kunci: kolom penukar ion, U3Si2/Al teriradiasi, radionuklida 95Zr,  spektrometer-γ, uji Horwitz.
Pengaruh Pelarut Organik Pada Proses Pertukaran Anion Dalam Pemisahan Uranium Dari Larutan PEB U3Si2/Al Pasca Iradiasi Dian Anggraini; Boybul Boybul; Yanlinastuti Yanlinastuti; Arif Nugroho; Rosika Kriswarini; Aslina Br. Ginting
Urania : Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir Vol 23, No 2 (2017): Juni 2017
Publisher : website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.703 KB) | DOI: 10.17146/urania.2017.23.2.3576

Abstract

Telah dilakukan pengembangan metode pemisahan uranium untuk meningkatkan rekoveri pemisahan uranium dalam bahan bakar nuklir pasca iradiasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelarut organik pada proses penukar anion terhadap rekoveri uranium dari larutan bahan bakar U3Si2/Al pasca iradiasi potongan bagian atas. Larutan organik dalam dalam hal ini metanol terdapat dalam larutan umpan pada kolom penukar anion diharapkan dapat meningkatkan daya sorpsi resin Dowex terhadap uranium. Bahan yang digunakan sebagai umpan adalah larutan standar uranil nitrat dan supernatan larutan bahan bakar U3Si2/Al pasca iradiasi. Metode pemisahan uranium dilakukan dengan menggunakan kolom penukar anion dengan 2 (dua) tahapan. Kolom pertama menggunakan resin Dowex 1x8–NO3 dan kolom kedua dengan resin Dowex 1x8-Cl. Pada kolom pertama parameter yang divariasikan adalah konsentrasi HNO3 mulai dari 1M; 2M; 3M dan 4M, sedangkan variasi parameter pada kolom kedua adalah perbandingan volume antara HCl/metanol yaitu 50:50 %, 30:70 %, 20:80 % dan 10:90 %. Hasil penelitian diperoleh rekoveri uranium maksimum sebesar 90,68% dengan komposisi media pelarut pada kolom pertama adalah HNO3 3M dan metanol sebanyak 50 % volume sedangkan pada kolom kedua digunakam media pelarut HCl 6M dan metanol dalam perbandingan 10%:90% volume. Pada kondisi optimal diperoleh kandungan uranium dalam PEB U3Si2/Al TMU 2,96 g/cm3 potongan bagian atas sebesar 0,4725 μg.Kata kunci: rekoveri U, penukar anion, metanol, resin Dowex 1x8, PEB U3Si2/Al pasca iradiasi.