Ratih Langenati
Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN) - BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong 13514, Tangerang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGARUH ATMOSFER DAN SUHU SINTERING TERHADAP KOMPOSISI PELET HIDROKSIAPATITYANG DIBUAT DARI SINTESAKIMIA DENGAN MEDIAAIR DAN SYNTETHIC BODY FLUID (SBF) Arifianto Arifianto; Siti Nikmatin; Ratih Langenati
Jurnal Sains Materi Indonesia EDISI KHUSUS: OKTOBER 2006
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (963.617 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2006.0.0.5080

Abstract

PENGARUH ATMOSFER DAN SUHU SINTERING TERHADAP KOMPOSISI PELET HIDROKSIAPATITYANG DIBUAT DARI SINTESAKIMIA DENGAN MEDIAAIR DAN SYNTETHIC BODY FLUID (SBF). Penggunaan hidroksiapatit(HAp) sebagai bahan implantasi tulang sintetis telah banyak digunakan. Salah satu penerapannya adalah sebagai bahan pelapis logam yang akan diimplantasikan ke dalam tubuh sebagai pengganti tulang. Masalah yang timbul pada saat pelapisan adalah pada suhu yang tinggi, HAp dapat terdekomposisi menjadi β-TCP, α-TCP, CaO ataupun senyawa lain yang tidak diinginkan. Pada penelitian ini digunakan variasi jenis pelarut pada saat pembuatan HAp yakni pelarut air dan pelarut SBF (Syntethic Body Fluid). Pelarut SBF menyumbangkan gugus karbonat dan ion-ion lain pada HAp yang menyebabkannya stabil. Sintering dilakukan untuk mendapatkan HAp dengan densitas tinggi yang stabil. Variasi suhu sintering yang digunakan adalah 900 oC, 1000 oC, 1100 oC dan 1150 oC. Variasi atmosfer yang digunakan adalah gas Ar dan gas CO2. Dari hasil karakterisasi dengan XRD (X-Ray Diffraction) diperoleh hasil bahwa secara umum HAp yang disinter dengan gas Ar maupun CO2 tidak mengalami dekomposisi sampai suhu 1150 oC. Pengamatan terhadap foto SEM (Scanning Electron Microscope) HAp menunjukkan perbedaan bentuk morfologi HAp dengan pelarut air memiliki bentuk butir yang bulat dan berdempetan satu sama lain sedangkan morfologi HAp dengan pelarut SBF menunjukkan bentuk seperti jaring yang lebar. Pengukuran volume dan massa tiap sampel menunjukkan perubahan densitas, yakni semakin tinggi suhu sinter maka densitas pelet HAp semakin besar.