Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

DOSIS INAKTIF DAN KADAR PROTEIN Klebsiella pneumonia K5 HASIL IRADIASI GAMMA Irawan Sugoro; Y. Windusari; D. Tetriana
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 4, No 1 (2008): Juni 2008
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.75 KB) | DOI: 10.17146/jair.2008.4.1.540

Abstract

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dosis inaktif dan kadar protein sel bakteri Klebsiella pneumonia K5 hasil iradiasi gamma. Tahapan percobaan adalah iradiasi kultur bakteri dengan dosis 0, 100, 200, 400, 600, 800, 1.000 dan 1.500 Gy (laju dosis 1089,59 Gy/jam). Penentuan dosis inaktif diketahui dengan metode drop test dan kadar protein diukur dengan metode Lowry. Hasil percobaan menunjukkan bahwa dosis inaktif sel bakteri K. pneumoniae adalah antara 600 Gy – 1.500 Gy. Iradiasi dengan dosis berbeda pada kultur bakteri menunjukkan adanya perubahan konsentrasi protein sel bakteri yang tidak menentu dan adanya pengaruh yang nyata dosis radiasi terhadap kandungan protein.
PERTUMBUHAN PROTOZOA DALAM CAIRAN RUMEN KERBAU YANG DISUPLEMENTASI TANIN SECARA IN VITRO Irawan Sugoro; I. Yunianto
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 2, No 2 (2006): Desember 2006
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.146 KB) | DOI: 10.17146/jair.2006.2.2.573

Abstract

Tanin merupakan senyawa antinutrisi yang dapat digunakan untuk meningkatkan protein by pass ternak ruminansia. Sumber tanin yang digunakan adalah serbuk daun akasia Acacia mangium. Kadar tanin diukur dengan metode presipitasi 125I-BSA dan kadar tanin yang terukur adalah 9,02 ± 1,02 %. Pengujian dilakukan secara in vitro dengan menggunakan cairan rumen kerbau. Perlakuan berdasarkan konsentrasi tanin yang terukur, yaitu A (1,25%); B (2,5%) dan C (5%) serta Kontrol (0%) . Hasil percobaan menunjukkan bahwa suplementasi tanin dapat menurunkan jumlah total sel protozoa dalam cairan rumen kerbau secara in vitro dan penurunan jumlah total sel protozoa paling tinggi dicapai oleh suplementasi serbuk daun akasia dengan kadartanin 2,5 %. Komposisi jenis protozoa menurun pada seluruh perlakuan and viabilitas populasi protozoa menunjukkan terdapat sembilan jenis protozoa yang viabilitasnya yaitu Dasytricha ruminantium, Entodinium ecaudatum f. caudatum, Ostracodinium mammosum, Elytroplastron bubali, Entodinium nanellum, Charoninventriculi, Entodinium rostratum, Ostracodinium bubali dan Metadinium medium.
PERTUMBUHAN KHAMIR PADA TAPIOKA IRADIASI Irawan Sugoro; M. R. Pikoli
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 2, No 1 (2006): Juni 2006
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.351 KB) | DOI: 10.17146/jair.2006.2.1.560

Abstract

Tapioka dapat digunakan sebagai medium pertumbuhan isolat khamir karena mengandung karbohidrat tinggi. Sterilisasi dengan iradiasi sinar gamma menghasilkan senyawa senyawayang lebih sederhana dan bersifat toksik. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis iradiasi terhadap sifat fisik dan kimia serta pertumbuhan isolat khamir R1 dan R2 serta isolat mutan R110 dan R210. Dosis yang digunakan adalah 10, 20, dan 30 kGy. Hasil percobaan menunjukkan bahwa terjadiperubahan warna yang semakin gelap dan granula pati semakin kecil sebanding dengan meningkatnya dosis, sedangkan secara kimia terjadi penurunan pH dan kelarutan serta peningkatan kadar glukosa. Tapioka iradiasi tidak mempengaruhi pertumbuhan khamir dengan tidak terbentuknya zona hambat, sedangkan pertumbuhan isolat khamir dalam medium cair tapioka 1 % menunjukkan hasil yang berfluktuasi dan umumnya memiliki dua pola pertumbuhan
Contribution of legumes on phosphoric absorption by Panicum maximum cv Riversdale in intercropping system Sajimin .; Nurhayati D. Purwantari; Irawan Sugoro
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner Vol 21, No 3 (2016): SEPTEMBER 2016
Publisher : Indonesian Center for Animal Research and Development (ICARD)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.68 KB) | DOI: 10.14334/jitv.v21i3.1520

Abstract

Phosphorus availability in soil as a mobile mineral influences forage growth. The purpose of doing this research is to enhance the soil phosphorus availability and grass production of Panicum maximum cv Riversdale by intercropping system with legums. The experiment was conducted based on with randomized design with five treatments of mixcropping of: (i) Gliricidia sepium + P. maximum; (ii) Calliandra calothyrsus + P. maximum; (iii) Leucaena leucocephala cv Taramba + P. maximum; (iv) Calopogonium mucunoides + P. maximum; (v) P. maximum as negative control. Plants were grown in pots with split-root technique using partition with a whole to allow some legume roots grew in the grass side. After growing for three months, on the legume areas 32P isotop solution was injected for 50 ml (11.23 μci/ml). After 21 days incubation samples were collected from both soil areas and both plants. The translocation of 32P was determined using geiger counter from legumes into the grass and the concentration of 32P was also determined in all plants. Forage productions was determined both in the legumes and grass. Result showed that soil phosphorus concentration in the grass area was significantly improved by intercropping with G. sepium and C. callothyrsus, while the one with L. leucocephala was similar, and the one with C. mucunoides was significantly lower than that of negative control (without legume). Detection of 32P showed that there was P translocation in the system. P. maximum grass production depending on kind of legumes (P<0.05) those with G. sepium was significantly higher, L. leucocephala and C. callothyrsus were not significantly higher, while the one with C. mucunoides was 26.2% lower from the control although not significantly. However, C. mucunoides produced the highest forage from the legume plant. It is concluded that grass-legume intercropping had a positive impact on phosphorus soil concentration in the grass area and grass production. Kind of legumes influenced the effectivity.