Heri Kristianto
Jurusan Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang 65113, Indonesia

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Phenomenology.Study : The Meaning of the Experience of Nurses Perform Emergency Phase of Burn Care in the Emergency Room I Kadek Artawan; Indah Winarni; Heri Kristianto
Jurnal Keperawatan Vol. 8 No. 1 (2017): Januari
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1809.406 KB) | DOI: 10.22219/jk.v8i1.4011

Abstract

STUDI FENOMENOLOGI: MAKNA PENGALAMAN PERAWATDALAM MERAWAT PASIEN LUKA BAKAR FASE EMERGENCY DIINSTALASI GAWAT DARURAT RSUP SANGLAHPhenomenology.Study : The Meaning of the Experience of Nurses Perform EmergencyPhase of Burn Care in the Emergency RoomI Kadek Artawan1, Indah Winarni2, Heri Kristianto31,2,3Program Studi Magister Keperawatan Gawat Darurat Fakultas KedokteranUniversitas BrawijayaJalan Veteran Malang 651451e-mail : kadekartawan27@gmail.comABSTRAKLuka bakar merupakan salah satu jenis trauma dengan masalah yang kompleks. Permasalahanpada luka bakar menimbulkan kebingungan dan kesulitan pada perawat dalam memberikanperawatan. Perawat juga menjadi kewalahan dalam melakukan tindakan keperawatan dalammerawat pasien luka bakar. Kompleknya masalah luka bakar juga menimbulkan perubahan emosiperawat dalam memberikan perawatan sehingga berdampak pada distres emosional dan perawatanyang kurang optimal pada pasien. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi maknapengalaman perawat melakukan perawatan luka bakar fase emergency di IGD. Desain penelitianmenggunakan kualitatif fenomenologi interpretatif. Data dikumpulkan dengan melakukaninterview mendalam (in depth interview) pada 7 partisipan dengan panduan wawancara semiterstruktur. Kemudian dianalisis menggunakan analisishermeneutics menurut Streubert &Carpertner.Penelitian ini menghasilkan beberapa tema dalam merawat pasien luka bakar faseemergency. Tema-tema tersebut yaitu; 1)memiliki kesigapan dalam memberikan perawatan 2)berkolaborasi menentukan keselamatan pasien, 3) melayani dalam situasi kacau balau, 4)mengalami tekanan batin dalam bekerja.Merawat sebagai sebuah perjuangan merupakan makapengalaman perawat dalam memberikan perawatan luka bakar fase emergency. Makna initerbentuk karena penuh perjuangan dalam memberikan perawatan dengan situasi yang banyaktekanan, pelayanan yang terbatas, tetapi dapat memberikan perawatan optimal dan mampumenstabilkan kondisi pasien.Kata Kunci: Pengalaman perawat, luka bakar, emergencyABSTRACTBurns is one type of traumahave a complex problem. Problems in burns cause confusion anddifficulty in nurses in providing care. Nurses also be overwhelmed in a nursing action in treatingburn patients. Complexity of the problem of burns also cause emotional changes of nurses inproviding care so the impact on emotional distress and less than optimal care for patients. Thepurpose of this study is to explore the meaning of the experience of nurses perform emergencyphase of burn care in the ER. The study design using qualitative interpretive phenomenology. Datawere gathered through in-depth interviews (in-depth interviews) at 7 participants with a semistructuredinterview guide. Then analyzed using analysis of hermeneutics according Streubert &Carpertner. The study produced several themes in treating burn patients. These themes namely; 1)had the alacrity in providing care, 2) collaborating determine patient safety, 3) caring inovercrowding situation, 4) feeling high stressor in work. Nursing as a struggle is the experience ofnurses in providing emergency treatment of burns phase. This meaning is formed because of strifein providing care to the situation that a lot of pressure, limited service, but it can provide optimalcare and is able to stabilize the patient's condition.Keywords : Nurse experiences, burn, emergency
ANALISIS PERUBAHAN HEMODINAMIKA TUBUH PADA PASIEN HIPERGLIKEMIA DENGAN TERAPI REHIDRASI DI IGD RSUD DR. ISKAK TULUNG AGUNG Erik Irham Lutfi; Titin Andri Wihastuti; Heri Kristianto
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - Oktober 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.305 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v3i2.49

Abstract

Abstract : Disease patterns change in the World led to significant increases of non infectious diseases, one of which is DM hyperglycemia with Indonesian rank fifth in the World. Uncontrolled DM hyperglycemia will lead an increase in osmolarity that will disrupt the body's fluid and electrolyte balance. The primary management of hyperglycaemia according to ADA is by fluid rehydration therapy. Successful replacement of rehydration fluids can be seen by monitoring continuous and sustained of hemodynamics. This study aims is to analyze the changes in hemodynamics in hyperglycemia patients receiving rehydration therapy.This study included into comparative studies with a cohort approach. The number of samples in this study as many as 56 respondents. Date collection using consecutive sampling technique. From the result of the research based on the bivariate analysis test, there is no change in the hemodynamic variables with p value for each hemodynamic research variable more than 0.005 (p value of pulse frequency variable = 0,825, p value of respiratory frequency = 0,434, p value of systolic blood pressure = 0,534, p value of oxygen saturation = 0,007 and p value of consciousness = 0,368). Changes in osmolarity occur due to a decrease in blood glucose levels after fluid rehydration. This further proves that rehydration therapy is very effective in lowering blood glucose levels (hyperosmolarity) in the blood. Continuous osmolarity and hemodynamic examination is needed for hyperglycemic patients receiving rehydration therapy to determine the effect of rehydration therapy and to know the side effects of rehydration therapy so that prevention can be done to avoid problems causing emergency situations.Keywords : Rehydration Therapy, Osmolarity, Hemodynamics Abstrak : Perubahan pola penyakit di dunia dengan angka penyakit tidak menular mengalami peningkatan. Penyakit tidak menular di Indonesia, yang meningkat salah satunya adalah penyakit DM dengan Indonesia berada pada peringkat ke lima di Dunia. DM Hiperglikemia yang tidak terkontrol akan menyebabkan peningkatan osmolaritas yang akan menganggu keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Tatalaksana utama hiperglikemia menurut ADA adalah dengan terapi rehidrasi cairan. Keberhasilan penggantian cairan rehidrasi dapat dilihat dengan melakukan pemantauan secara berkesinambungan dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan hemodinamika tubuh pada pasien hiperglikemia yang mendapatkan terapi rehidrasi. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian komparatif dengan pendekatan cohort. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak  56 responden dengan pengambilan data menggunakan teknik consecutive sampling. Dari hasil penelitian berdasarkan uji analisis bivariat tidak terlihat perubahan pada variabel hemodinamika tubuh dengan p value untuk masing-masing variabel penelitian hemodinamika lebih dari 0,005 (p value variabel frekuensi nadi = 0,825,  p value frekuensi pernapasan = 0,434, p value variabel tekanan darah sistolik  = 0,534, p value variabel saturasi oksigen = 0,007 dan p value variabel kesadaran = 0,368). Perubahan osmolaritas terjadi  akibat adanya penurunan kadar glukosa darah setelah dilakukan rehidrasi cairan. Hal ini semakin membuktikan bahwa terapi rehidrasi sangat efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah (hiperosmolaritas) di dalam darah. Pemeriksaan osmolaritas dan hemodinamika yang berkesinambungan sangat diperlukan bagi pasien hiperglikemia yang mendapatkan terapi rehidrasi untuk mengetahui efek terapi rehidrasi maupun untuk mengetahui efek samping dari terapi rehidrasi sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan agar tidak menjadi permasalahan yang menimbulkan situasi kegawat daruratan.Kata kunci : Terapi Rehidrasi, Osmolaritas, Hemodinamika
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OUTCOME PASIEN CEDERA KEPALA YANG DIRUJUK DI IGD RSUD dr. ISKAK TULUNGAGUNG MELALUI PENDEKATAN MODEL INTERPERSONAL NURSINGHELDEGRAD E. PEPLAU Nanang Bagus Sasmito; Titin Andri Wihastuti; Heri Kristianto
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - Oktober 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.565 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v3i2.41

Abstract

Abstract : Head injuries will affect more serious disorder compared with other organ traumatic. Lack of nurse competences, particularly on identify the early sign of critical head injuries and misunderstood of onset head injuries happened with the patient, will cause delays to give precise treatment and decision for the patient, such as giving reference to other hospital. The objective of this study is to analyze the influencing factor related to outcome of head injury patient in RSUD dr. Iskak Tulungagung using Interpersonal Interpersonal Nursing Model by Heldegrad E. Peplau approach. This research used analytical analytics comparative with cross-sectional approch. The data collected by purposive sampling and finally 78 respondent were included in this research. With regard to outcome of head injury patient whose referenced in, the bivariat analysis result showed conditions patients a head injury (p-value 0,005), assistance referral (p-value 0,042), the distnace referral (p value 0,020), and time referral (p value 0,006). In addition, the regression analysis showed variable pattients condition the most dominant relating to outcome patients a head injury referred (p value 0,001 and OR 16.184). The decrease of GCS value for patients who reference at other hospital indicated the deterioration of their condition. Hence, the values of GCS was important indication to be noticed.When in every phase in interpersonal nursing implementation well in patients referred to a head injury, so outcome head injuries with the glasgow outcome scale would be good.Key Word : Outcome Patient Head Injuries, Referrals, Interpersonal Nursing. Abstrak : Cedera kepala akan memberikan gangguan yang sifatnya lebih kompleksbila dibandingkan dengan trauma pada organ tubuh lainnya. Minimnya kompetensi yang dimiliki perawat dalam mengenali tanda dini kegawatan cedera kepala dan tidak memahami onset cedera kepala yang dialami oleh korban memberi dampak pada keterlambatan tindakan segara yang harus diberikan kepada pasien cedera kepala, salah satunya dalam membuat keputusan rujukan.Beberapa hal yang dapat mengurangi dampak dari pelaksanaanrujukan pasien yang tidak optimal, perlu disusun manajemenrujukan pasien gawat darurat yang berfungsi sebagai kerangka acuan bagi petugas kesehatan terlebih lagiperawat. Salah satu teori model keperawatan yang menunjang dan mengembangkan pelaksanaan rujukan adalah teori interpersonal relations in nursingdari Heldegard E Peplau. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan outcome pasien cedera kepala yang dirujuk di IGD RSUDdr. Iskak Tulungagung melalui pendekatan model interpersonal nursing Heldegrad E. Peplau. Metode dalam penelitian ini adalah analitik komparatif dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 78 responden dengan menggunakan purposive sampling. Dari analisis bivariat faktor yang berhubungan dengan outcome pasien cedera kepala yang dirujuk adalah tingkat kesadaran pasien cedera kepala (p value 0,005), pendampingan saat merujuk (p value 0,042), jarak rujukan (p value 0,020) dan faktor waktu yang ditempuh (p value 0,006). Hasil analisis uji regresi logistik menunjukkan faktor kondisi pasien yang paling dominan berhubungan dengan outcome pasien cedera kepala yang dirujuk (p value 0,001 dan nilai OR 16.184). Pasien cedera kepala mengalami penurunan nilai GCS pada saat dirujuk merupakan petunjuk bahwa terjadi perburukan kondisi pasien, sehingga nilai GCS menjadi parameter yang penting utnuk diperhatikan. Sehingga apabila dalam setiap fase dalam interpersonal nursing dapat dilaksanakan dengan baik pada pasien cedera kepala yang dirujuk, maka outcome cedera kepala dengan penilaian glasgow outcome scale akan baik.Kata Kunci : Outcome Pasien Cedera Kepala, Rujukan, Interpersonal Nursing.
STUDI FENOMENOLOGI: MAKNA CARING PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN LUKA BAKAR DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP SANGLAH DENPASAR I Kadek Artawan Artawan; Indah Winarni; Heri Kristianto
Coping: Community of Publishing in Nursing Vol 4 No 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Luka bakar merupakan salah satu jenis trauma dengan Masalah yang kompleks. Perawatan luka bakar membutuhkan perhatian khusus oleh perawat. Perawat dalam memberikan perawatan pada pasien luka bakar berlandasakan Caring. Caring perawat tidak akan optimal saat perawat menghadapi masalah luka bakar dengan situasi penuh tekanan dan krodit. Permasalahan pada luka bakar menimbulkan kebingungan dan kewalaan dalam memberikan perawatan. Sehingga perawat tidak dapat memberikan perawatan secara optimal. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi makna caring perawat dalam merawat pasien luka bakar di IGD. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi interpretatif. Data dikumpulkan dari 7 partisipan dengan melakukan interview mendalam (in depth interview) dengan panduan wawancara semi terstruktur. Kemudian dianalisis menggunakan analisis hermeneutics menurut Streubert dan Carpertner. Penelitian ini menghasilkan tema besar merawat sebuah kepuasan batin yang dibangun dari tema yaitu; 1) memahami situasi mengancam nyawa, 2) memiliki kesigapan dalam memberikan perawatan, 3) berkolaborasi menentukan keselamatan pasien, 4) mengupayakan perawatan optimal, dan 5) mendapatkan kepuasan. Menyelamatkan nyawa pasien yang dalam kondisi gawat darurat dapat memberikan kepuasan batin. Kepuasan yang didapatkan karena perjuangan dalam memberikan perawatan dengansituasi yang banyak tekanan, pelayanan yang terbatas, tetapi dapat memberikan perawatan optimal dan mampu menstabilkan kondisi pasien. Sehingga upaya ini dapat memberikan rasa senang dan bangga sebagai perawat. Kata Kunci: Pengalaman perawat, luka bakar, emergency
Peningkatan Ekspresi Transforming Growth Factor Beta 1 (TGF β1) Pada Luka Diabetes Melitus Melalui Balutan Modern Heri Kristianto; Elly Nurachmah; Dewi Gayatri
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 13 No 1 (2010): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v13i1.226

Abstract

AbstrakEkspresi transforming growth factor beta 1 pada luka diabetes melitus mengalami penurunan yang berdampak terhadap proses penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan perawatan luka modern dressing dengan metode konvensional terhadap ekspresi transforming growth factor beta 1 pada luka kaki diabetes melitus. Penelitian menggunakan quasi experimental pretest-posttest design dengan metode pengumpulan sampel secara consecutive sampling. Pengukuran ekspresi transforming growth factor beta 1 dilakukan pada hari ke-0 (pretest) dan ke-4 (posttest). Hasil penelitian didapatkan data pada kelompok modern terjadi peningkatan ekspresi transforming growth factor beta 1, sedangkan pada kelompok konvensional terjadi penurunan ekspresi transforming growth factor beta 1. Disimpulkan bahwa teknik perawatan luka secara modern mampu meningkatkan ekspresi transforming growth factor beta 1dibandingkan teknik konvensional pada luka kaki diabetes melitus. AbstractReduction of expression of transforming growth factor beta 1 in diabetic ulcers affects overall wound healing. This study tried to draw a comparison of transforming growth factor beta 1 level between modern dressing and conventional dressing in diabetic foot ulcer. This study applied a quasi-experimental pretest-posttest design and a consecutive sampling method of data collection. Immunohistochemical analysis of transforming growth factor beta 1 level was measured on the day 0 (pretest) and the day 4 (posttest). In this study, the modern dressing application improves transforming growth factor beta 1 level. Meanwhile, the conventional dressing application decreases transforming growth factor beta 1 level. Thus, it can be concluded that the modern dressing application can increase transforming growth factor beta 1 level.
PENGEMBANGAN DESAIN PENDIDIKAN KESEHATAN JIWA KOMUNITAS PADA ANAK USIA TODDLER MELALUI VIDEO PEMBELAJARAN Dian Pitaloka Priasmoro; Heri Kristianto
Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Institut Teknologi, Sains, dan Kesehatan RS dr. Soepraoen Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan Keperawatan jiwa komunitas adalah pelayanan keperawatan yang komprehensif yang berfokus pada masyarakat yang sehat jiwa, rentan terhadap stress (resiko gangguan jiwa), dan dalam tahap pemulihan serta pencegahan kekambuhan (gangguan jiwa). Aktivitas pada pencegahan primer adalah kunjungan rumah untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang perkembangan anak sesuai usia. Tujuan pemanfaatan media dalam proses pembelajaran adalah mengefektifkan dan mengefisienkan proses pembelajaran. Metode Desain yang digunakan dalam artikel ini adalah desain produk berupa media pembelajaran. Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan video adalah alat pengeras suara microphone dan alat rekam handycam Sony Tipe DCR-SR65 dengan resolusi kamera 4MP. Cara penggunaannya tinggal menekan tombol Rec dan kita arahkan ke objek. Selanjutnya scene yang diperoleh diolah menggunakan software camtasia studio8. Hasil didapatkan sejak di unggah pada tanggal 23 Desember 2014 telah tayang sebanyak 84 kali, disukai oleh 27 orang, dan tidak satupun viewer yang tidak menyukai. Diskusi Dari 84 kali penayangan menunjukkan bahwa penggunaan media video dalam pembelajaran paling tidak sampai saat ini masih cukup diminati oleh kalangan masyarakat. Terbukti dengan hampir seluruh komentar sebanyak 8 orang mengatakan”video ini menarik dan cocok untuk orang awam”.Untuk itu diperlukan pengembangan lebih lanjut penggunaan video pembelajaran karena sesuai untuk mengahadapi tantangan pada dunia kesehatan saat ini. Kata Kunci: kesehatan jiwa komunitas, pendidikan kesehatan, toddler, video pembelajaran
FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP REALISASI TINDAKAN MEMBAWA PENDERITA STROKE KE UNIT GAWAT DARURAT (UGD) RUMAH SAKIT UMUM KARSA HUSADA BATU (RSKH) ( Pendekatan Behavioral System Model Dorothy E Johnson ) Sujud Priono; Sri Andarini; Heri Kristianto
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (953.938 KB)

Abstract

Stroke adalah salah satu kasus kegawatan karena berkurangnya dan atau berhentinya suplai darah ke otak secara tiba-tiba. Pertolongan terbaik bagi penderita stroke adalah segera membawa ke Rumah Sakit. Faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi tindakan membawa penderita stroke ke Rumah Sakit antara lain adalah faktor belajar, pengalaman, dan dukungan sosial. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adakah pengaruh belajar, pengalaman, dan dukungan sosial terhadap realisasi tindakan membawa penderita stroke ke UGD RSKH. Sampel untuk penelitian ini sebesar 139 responden yang berasal dari keluarga atau orang lain dari penderita stroke yang mengetahui dan terlibat dalam realisasi tindakan membawa penderita stroke ke UGD RSKH. Pengumpulan data mengunakan kuesioner tentang faktor belajar, pengalaman dan dukungan sosial. Analisa hubungan diukur dengan korelasi spearman dengan signifikansi ᾳ = 0,05, analisa pengaruh menggunakan regresi logistik dengan nilai signifikansi ᾳ = 0,05. Hasil analisa menunjukkan ada pengaruh  signikan faktor belajar, pengalaman dan  dukungan sosial secara bersama-sama terhadap realisasi tindakan membawa penderita stroke ke UGD RSKH dengan nilai signikansi 0,000. Namun pada uji partial hanya faktor pengalaman yang tidak memberikan pengaruh secara signifikan karena nilai signifikansinya 0,065. Sedangkan belajar nilai signifikansinya 0,011 dan dukungan sosial 0,015. Kesimpulan dari penelitian ini faktor belajar dan faktor dukungan sosial berpengaruh terhadap realisasi tindakan membawa penderita stroke ke UGD RSKH, sedangkan faktor pengalaman tanpa di dukung oleh faktor belajar dan faktor dukungan sosial tidak berpengaruh  signifikan terhadap realisasi tindakan membawa penderita stroke ke UGD RSKH. Dari hasil penelitian ini disarankan RSKH  meningkatkan program kegiatan untuk lebih banyak melibatkan masyarakat serta menambah kesempatan belajar masyarakat tentang stroke. Kata kunci : stroke, faktor belajar, faktor pengalaman, faktor dukungan sosial
PERBANDINGAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN PEMBIAYAAN DALAM PROSES PERAWATAN ULKUS KAKI DIABETES MELITUS DENGAN METODE PENCUCIAN LUKA 13 PSI DAN 7 PSI Heri Kristianto
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 4 No. 1 (2016)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.42 KB)

Abstract

Betaine Polyhexanide (PHMB) is often being used as wound cleansing solution in current clinical practice for wound care. betaine polyhexanide (PHMB) can reduces  the surface tension of the biofilm. The aim of this study was to compare the need of betaine plyhexanide (PHMB) solution and the cost effectiveness in the treatment of diabetic foot ulcers using cleansing method of 13 psi and 7 psi. The observation was conducted for 6 days at Fatmawati Hospital  in Jakarta on 18 samples of diabetic foot ulcers. The data were analyzed using SPSS version 15.0. The results of this study showed that the need of betaine polyhexanide (PHMB) solution and the cost effectiveness of  irrigation pressure method of 13 psi is more effective and more efficient than the irrigation method of  7 psi ( p = 0.006 ; p = 0:02 ; CI 95 % ). The combination of irrigation pressure  method of 13 psi using  0.9 % NaCl and betaine polyhexanide (PHMB) is recommended in clinical applications.Keywords: irrigation pressure, 13 psi, 7 psi, prontosan®, diabetic foot ulcer
EFEKTIVITAS PSIKOEDUKASI KELUARGA PADA CAREGIVER PASIEN ULKUS DIABETES MELITUS DALAM MENURUNKAN TINGKAT ANSIETAS Aisyah Dzil Kamalah; Ahsan Ahsan; Heri Kristianto
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (794.831 KB)

Abstract

Ulkus diabetes mellitus merupakan komplikasi dari penyakit diabetes mellitus yang membutuhkan waktu penyembuhan yang lama dan biaya yang tidak sedikit.Kondisi pasien yang tidak stabil secara fisik maupun emosional bisa memperlama penyembuhan. Hal ini menyebabkan masalah psikososial seperti cemas pada care giver yang merawat pasien. Cemas dapat mempengaruhi keluarga dalam merawat pasien ulkus DM. Umumnya pasien dan keluarga hanya mendapatkan pendikan kesehatan terkait penyakit yang diderita pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas psikoedukasi keluarga dalam menurunkan ansietas pada caregiver dalam merawat pasien ulkus DM. Desain penelitian ini adalah quasi experimental pre-post test with control group. Cara pengambilan sampel dengan purposive smpling. Jumlah sampel sebanyak 30 caregiver yang terbgi dalam kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. instrumen yang digunakan adalah Zung Self Anxiety Scale (ZSAS) untuk mengukur ansietas. Psikoedukasi keluarga dilakukan dalam 5 sesi. Hasil penelitian menunjukkan p value (0,000) < α (0,05). Psikoedukasi efektif dalam menurunkan ansietas. Psikoedukasi dapat menjadi intervensi lanjut bagi keluarga pasien ulkus diabetes mellitus. Kata Kunci : Ansietas, Caregiver pasien ulkus Diabetes Mellitus, Psikoedukasi Keluarga