Maman Herman
Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Indonesian Industrial and Beverage Crops Research Institute

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pemanfaatan Mikroba Rizosfer untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Serapan Hara pada Tanaman Lada Herman, Maman; Sasmita, Kurnia Dewi; Pranowo, Dibyo
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 2 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lada (Piper nigrum L.) merupakan tanaman yang penyerapan haranya tinggi dan sebagian besar ditanam di lahan marginal sehingga memerlukan jumlah pupuk yang relatif tinggi. Oleh karena itu, perlu upaya untuk meningkatkan efisiensi pemupukan pada lada, salah satunya dengan menggunakan pupuk hayati yang mengandung mikroba penambat N2 dan pelarut hara P. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh mikroba rizosfer indigenous terhadap pertumbuhan dan serapan hara N, P, dan K pada tanaman lada. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 8 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dicoba adalah: K0) tanpa inokulum dan tanpa pupuk (Kontrol), K1) tanpa inokulum + 50% pupuk, K2) tanpa inokulum + 100% pupuk, H1) inokulum Azotobacter (PN LCNa) + 50% pupuk, H2) inokulum Azotobacter (PN LCNb) + 50% pupuk, H3) inokulum Penicillium (PF LSK 1b) + 50% pupuk, H4) inokulum bakteri pelarut fosfat (PF LSK 1a) + 50% pupuk, dan H5) mikoriza + 50% pupuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan mikroba penambat N2 (isolat PN LCNa dan PN LCNb) dan pelarut P (isolat PF LSK 1b dan PF LSK 1a) yang masing-masing disertai dengan pemberian pupuk NPK 50% dari dosis anjuran memberikan pertumbuhan tinggi tanaman dan  cabang tanaman lada yang cukup baik. Keempat inokulum tersebut dapat meningkatkan secara nyata bobot segar dan kering tajuk, serta serapan hara N, P dan K oleh tanaman lada dibandingkan perlakuan tanpa inokulum yang dipupuk dengan NPK dosis penuh (100%).  The Use of Rhizosphere Microbes to Improve The Growth and Nutrient Uptake of Black Pepper (Piper Nigrum L.) ABSTRACT Black pepper (Piper nigrum L.) belongs to plants which have high in nutrient uptake. If the plant is grown on marginal lands it will requires a relatively high amount of fertilizer that should be added. Therefore, it needs an effort to improve their efficiency on growing of the crop. The use of bio-fertilizer containing N fixing bacteria and P solubilizing microbes is expected be able to minimize the use of inorganic fertilizers. This study was conducted to investigate the effect of several indigenous rhizosphere microbes on the growth and nutrient uptake of N, P, and K in black pepper. A Completely Randomized Design (CRD) with eight treatments and three reflications was used in this study. The treatments exemined were:  K0) without inoculum and without fertilizer (control), K1) without inoculum + 50% fertilizer, K2) without inoculum + 100% fertilizer, H1) inoculum of Azotobacter (PN LCNa) + 50% fertilizer, H2) inoculum of Azotobacter (PN LCNb) + 50% fertilizer, H3) inoculum of Penicillium (PF LSK 1b) + 50% fertilizer, H4) inoculum of phosphate solubilizinng microbe (PF LSK 1a) + 50% fertilizer, dan H5) mycorrhiza + 50% fertilizer. The results showed that application of N fixing microbes (isolate PN LCNa dan PN LCNb) and P solubilizing microbes (isolate PN LCNa dan PN LCNb) combined with 50% of added fertilizers were able to give better growth of black pepper, particularly in plant height and number of branches. Moreover, application of N fixing and P solubilizing microbes also increased significantly in dry and fresh weight of the shoot and nutrient uptake of N, P, and K compared with without inoculum combined with 100% added NPK fertilizer.
Pengaruh Mikroba Pelarut Fosfat terhadap Pertumbuhan dan Serapan Hara P Benih Kakao (Theobroma cacao L.) Herman, Maman; Pranowo, Dibyo
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 2 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

mudah diserap oleh perakaran tanaman sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pemupukan anorganik, namun demikian pengaruhnya terhadap benih kakao (Theobroma cacao L.) belum banyak diketahui. Oleh karena itu, telah dilakukan penelitian untuk menguji pengaruh mikroba pelarut fosfat terhadap pertumbuhan dan serapan hara P benih kakao. Penelitian dilakukan di rumah kaca Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar, Sukabumi mulai Januari sampai Desember 2012. Perlakuan yang dicoba yaitu A) subsoil (kontrol), B) subsoil + NPK, C) subsoil + pukan (1:1), D) subsoil + zeolit (0,5 kg/10 kg), E) subsoil + pukan + zeolit, F) subsoil + MPF, G) subsoil + NPK + MPF, H) subsoil + pukan + NPK + MPF, I) subsoil + zeolit + NPK + MPF, dan J) subsoil + pukan + zeolit + NPK + MPF. MPF diisolasi dari tanah perakaran kakao rakyat di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi MPF yang dikombinasikan dengan pemberian pupuk NPK mampu meningkatkan tinggi tanaman dan bobot biomassa benih kakao sampai umur 12 minggu setelah perlakuan. Perlakuan MPF + NPK menghasilkan tinggi tanaman, bobot biomassa, dan serapan P tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Isolat MPF yang dikombinasikan dengan pemberian NPK mampu meningkatkan serapan hara P oleh benih kakao sampai 3,07 kali.Kata Kunci: Theobroma cacao L., benih, mikroba pelarut fosfat, MPF, pertumbuhan, serapan hara PPhosphate solubilizing microbes (PSM) has been known capable of dissolving unavailable phosphates in the soil to the form that easily absorbed by crops so that increases crop growth and inorganic fertilizer efficiency, however in cacao it has not been known. The objective of the study was to evaluate the role of phosphate solubilizing microbes to the growth and P nutrient uptake by cacao (Theobroma cacao L.) seedlings. The experiment was conducted in the Greenhouse of Indonesian Industrial and Beverage Crops Research Institute, Sukabumi from January to December 2012. Treatments were arranged as follows: A) Subsoil (control), B) Subsoil + NPK, C) Subsoil + organic matter (1:1), D) Subsoil + zeolite (0.5 kg/10 kg), E) Subsoil + organic matter + zeolites, F) Subsoil + PSM, G) Subsoil + NPK + PSM, H) Subsoil + organic matter + NPK + PSM, I) Subsoil + zeolite + NPK + PSM, dan J) Subsoil + organic matter + zeolite + NPK + PSM. The results showed that PSM combined with NPK enhanced plant height and weight of the biomass of cacao seedling until 12 weeks after treatment (WAT). The treatment of PSM+NPK resulted in the highest plant height, biomass, and P nutrient uptake compared with others. PSM combined with NPK fertilizer are able to increase threefold P nutrient uptake by cacao seedling.
Pemanfaatan Mikroba Rizosfer untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Serapan Hara pada Tanaman Lada Herman, Maman; Sasmita, Kurnia Dewi; Pranowo, Dibyo
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 2 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lada (Piper nigrum L.) merupakan tanaman yang penyerapan haranya tinggi dan sebagian besar ditanam di lahan marginal sehingga memerlukan jumlah pupuk yang relatif tinggi. Oleh karena itu, perlu upaya untuk meningkatkan efisiensi pemupukan pada lada, salah satunya dengan menggunakan pupuk hayati yang mengandung mikroba penambat N2 dan pelarut hara P. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh mikroba rizosfer indigenous terhadap pertumbuhan dan serapan hara N, P, dan K pada tanaman lada. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 8 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dicoba adalah: K0) tanpa inokulum dan tanpa pupuk (Kontrol), K1) tanpa inokulum + 50% pupuk, K2) tanpa inokulum + 100% pupuk, H1) inokulum Azotobacter (PN LCNa) + 50% pupuk, H2) inokulum Azotobacter (PN LCNb) + 50% pupuk, H3) inokulum Penicillium (PF LSK 1b) + 50% pupuk, H4) inokulum bakteri pelarut fosfat (PF LSK 1a) + 50% pupuk, dan H5) mikoriza + 50% pupuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan mikroba penambat N2 (isolat PN LCNa dan PN LCNb) dan pelarut P (isolat PF LSK 1b dan PF LSK 1a) yang masing-masing disertai dengan pemberian pupuk NPK 50% dari dosis anjuran memberikan pertumbuhan tinggi tanaman dan  cabang tanaman lada yang cukup baik. Keempat inokulum tersebut dapat meningkatkan secara nyata bobot segar dan kering tajuk, serta serapan hara N, P dan K oleh tanaman lada dibandingkan perlakuan tanpa inokulum yang dipupuk dengan NPK dosis penuh (100%).  The Use of Rhizosphere Microbes to Improve The Growth and Nutrient Uptake of Black Pepper (Piper Nigrum L.) ABSTRACT Black pepper (Piper nigrum L.) belongs to plants which have high in nutrient uptake. If the plant is grown on marginal lands it will requires a relatively high amount of fertilizer that should be added. Therefore, it needs an effort to improve their efficiency on growing of the crop. The use of bio-fertilizer containing N fixing bacteria and P solubilizing microbes is expected be able to minimize the use of inorganic fertilizers. This study was conducted to investigate the effect of several indigenous rhizosphere microbes on the growth and nutrient uptake of N, P, and K in black pepper. A Completely Randomized Design (CRD) with eight treatments and three reflications was used in this study. The treatments exemined were:  K0) without inoculum and without fertilizer (control), K1) without inoculum + 50% fertilizer, K2) without inoculum + 100% fertilizer, H1) inoculum of Azotobacter (PN LCNa) + 50% fertilizer, H2) inoculum of Azotobacter (PN LCNb) + 50% fertilizer, H3) inoculum of Penicillium (PF LSK 1b) + 50% fertilizer, H4) inoculum of phosphate solubilizinng microbe (PF LSK 1a) + 50% fertilizer, dan H5) mycorrhiza + 50% fertilizer. The results showed that application of N fixing microbes (isolate PN LCNa dan PN LCNb) and P solubilizing microbes (isolate PN LCNa dan PN LCNb) combined with 50% of added fertilizers were able to give better growth of black pepper, particularly in plant height and number of branches. Moreover, application of N fixing and P solubilizing microbes also increased significantly in dry and fresh weight of the shoot and nutrient uptake of N, P, and K compared with without inoculum combined with 100% added NPK fertilizer.
POLA TANAM BERBASIS JARAK PAGAR Herman, Maman; Anam, Choirul
saintis Vol 1, No 1 (2009): SAINTIS
Publisher : Universitas Islam Darul Ulum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In research conducted with the cropping pattern used between maize and chili plants showed that the distance the fence is relatively less able to compete with corn. The use of maize as a crop during the growth of jatropha causes disturbed and the production had decreased by 90%, whereas between corn plants can grow normally and can produce seven tonnes of dry loose maize per hectare. As with the use of pepper plants interrupted, growth and productivity of Jatropha plant is not susceptible to interference, while the chili plant capable of producing 110 g / ph. This shows that the distance the fence is not tolerant of shade so as to alternate between the plants, is necessary to find plants that are shorter than the distance the fence and have high economic value. Planting distance between the ideal plants is one meter from the plant jatropha. If the distance is less than one meter cropping, the effect of shading and nutrient competition will be very detrimental to both the growth of jatropha plants and productivity. Therefore, in designing the planting pattern must be known in advance of plant characters that will be used to achieve the synergy between plants.
Pengaruh Bobot dan Perendaman Bulbil Terhadap Viabilitas dan Pertumbuhan Porang (Amorphophallus muelleri Blume) Saefudin, Saefudin; Syakir, Muhammad; Sakiroh, Sakiroh; Herman, Maman
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v8n2.2021.p79-86

Abstract

Permasalahan yang sering muncul dalam pengadaan benih adalah dalam pemilihan benih yang memiliki mutu fisiologis yang tinggi. Bahan tanam porang (Amorphophallus muelleri Blume) umumnya berupa bulbil yang memiliki ukuran bervariasi dengan masa dormansi 4-5 bulan. Salah satu upaya untuk mematahkan dormansi benih adalah dengan melakukan perendaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran bobot bulbil dan lama perendaman terhadap viabilitas dan pertumbuhan benih porang. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Pakuwon, Balittri, Sukabumi mulai September-Desember 2020. Rancangan yang digunakan adalah petak terpisah dengan 3 ulangan. Petak utama adalah ukuran bobot bulbil yang terdiri atas 3 kategori: (1) ukuran besar (12,66-16,96 g/benih), (2) sedang (10,41-11,53 g/benih), dan (3) kecil (5,63-7,11 g/benih).  Anak petak adalah lama perendaman dalam air yang terdiri atas 4 taraf: 0 jam (tanpa perendaman), serta perendaman selama 2 jam, 4 jam, dan 6 jam. Peubah yang diamati meliputi: viabilitas benih, panjang tangkai daun, dan bobot segar tanaman umur 2 bulan setelah semai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara bobot bulbil porang dengan lama perendaman terhadap semua peubah yang diamati. Bulbil dengan bobot yang berukuran besar dan sedang menghasilkan viabilitas dan panjang tangkai daun yang lebih tinggi dibandingkan dengan bulbil yang berukuran kecil, sedangkan bobot segar tanaman yang tertinggi dihasilkan oleh bobot bulbil yang berukuran besar. Hasil korelasi menunjukkan bahwa semakin tinggi viabilitas benih, maka semakin panjang tangkai daun, dan semakin meningkat bobot segar tanaman.