Fitri Handayani
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Studi Mengenai Transformasi Ekonomi Berbasis Pariwisata di Provinsi Kalimantan Selatan Fitri Handayani
Jurnal Borneo Administrator Vol 13 No 3 (2017): Desember 2017
Publisher : Puslatbang KDOD Lembaga Administrasi Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.106 KB) | DOI: 10.24258/jba.v13i3.298

Abstract

According to the unstable economy if theeconomy is depend on the mining sector, it is necessary for the government of South Kalimantan Province considering to encourage the economic activities of other sectors. Tourism is one sector that can be considered. The purpose of this paper is to know the impact of the tourismsector on other sectors in South Kalimantan and to find out the province’s readiness to make tourism as a leading sector. The research method used is the analysis of Input-Output table. Based on the results of the analysis,the tourism sector has a spread of power index of 0.937 which means its influence on all sectors of theeconomy closely but not too strong. Meanwhile, the sensitivity index is 1.443 (above average for all sectors). Based on spread of power and sensitivity index, the tourism sector is quite ready to become a key or leading sector in South Kalimantan. From the result of output and income impact analysis, tourism sector which become priority is transportation, trade, and restaurant sub sector. Keywords: tourism, Input-Output analysis, economy impact. Berkaitan dengan kurang stabilnya suatu ekonomi jika bergantung dengan sektor pertambangan, perlu adanya pertimbangan pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan untuk mendorong aktivitas ekonomi sektor lain. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat menjadi pertimbangan.Tujuan dari paper ini adalah untuk mengetahui dampak sektor pariwisata terhadap sektor lainnya di Kalimantan Selatan dan untuk mengetahuikesiapan provinsi tersebut untuk menjadikan pariwisata sebagai ekonomi unggulan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis tabel Input-Output. Berdasarkan hasil analisis tersebut, sektor pariwisata memiliki nilai indeks daya penyebaran 0,937 yang berarti pengaruhnya terhadap seluruh sektor ekonomi erat namun tidak terlalu kuat. Sedangkan, indeks derajat kepekaan 1,443 (di atas rata-rata seluruh sektor).Berdasarkanindeks daya penyebaran dan derajat kepekaan, sektor pariwisata cukup siap untuk menjadi sektor kunci atau unggulan di Kalimantan Selatan. Dari hasil analisis dampak output dan pendapatan, sektor pariwisata yang menjadi prioritas adalah subsektor angkutan, perdagangan, dan restoran/rumah makan. Kata kunci: pariwisata, analisis Input-Output, dampak ekonomi.
Analisis Spasial Sektor Pariwisata di Provinsi Kalimantan Selatan Kisfendie Regga Rahmad Igarta; Fitri Handayani
Jurnal Borneo Administrator Vol 16 No 1 (2020): April 2020
Publisher : Puslatbang KDOD Lembaga Administrasi Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (913.627 KB) | DOI: 10.24258/jba.v16i1.628

Abstract

The Indonesian government is focusing on improving the tourism sector, hoping that this sector could become a stepping stone to put Indonesia as a developed country in 2045. Local governments who draw interest for the benefits earned by tourism sector also supported this expectation. Regarding policy design, it would be important if policy makers know the mapping and potential distribution of the sector. Therefore, the purpose of this paper is to identify spatial autocorrelation in the tourism sector in South Kalimantan Province. The analytical method used was a Moran Index. Based on the results of the analysis, each field of business in the tourism sector had a Moran Index value of 0.168 for trade, 0.017 for transportation and storage, 0.114 for the accommodation and food service activities, and 0.003 for other service activities. The Moran Index showed a positive tourism sector autocorrelation between districts/cities. From the results of the spatial autocorrelation analysis, the tourism sector which was a priority for spreading its impact on other regions was on the trade business field. Keywords: Tourism, Spatial Autocorrelation, Moran Index Abstrak Pemerintah Indonesia sedang berfokus pada peningkatan sektor pariwisata dengan harapan sektor ini dapat menjadi tumpuan ekonomi Indonesia yang akhirnya menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada 2045. Harapan ini pun didukung oleh pemerintah daerah yang juga memiliki ketertarikan terhadap keuntungan yang dihasilkan dengan adanya peningkatan pada sektor pariwisata. Berkaitan dengan rancangan kebijakan, akan menjadi penting jika pembuat kebijakan mengetahui pemetaan dan sebaran potensi sektor tersebut sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi adanya autokorelasi spasial pada sektor pariwisata di Provinsi Kalimantan Selatan. Metode analisis yang digunakan adalah Indeks Moran dengan data sekunder berupa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Berdasarkan hasil analisis tersebut, tiap-tiap lapangan usaha pada sektor pariwisata memiliki nilai Indeks Moran sebesar 0,168 untuk perdagangan, 0,017 untuk transportasi dan pergudangan, 0,114 untuk penyediaan akomodasi dan makan minum, dan 0,003 untuk jasa lainnya. Nilai Indeks Moran tersebut menunjukkan adanya autokorelasi sektor pariwisata yang positif antarkabupaten/kota satu dengan yang lainnya. Dari hasil analisis autokorelasi spasial, sektor pariwisata yang menjadi prioritas untuk menyebarkan dampaknya pada wilayah lain adalah lapangan usaha perdagangan. Kata Kunci: Pariwisata, Autokorelasi Spasial, Indeks Moran
Model Hybrid dalam Penentuan Nilai Tukar Rupiah: Pendekatan Mikrostruktur dan Makroekonomi Fitri Handayani
Jurnal Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Vol 11 No 3 (2022): December
Publisher : Jurnal Ekonomi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52813/jei.v11i3.231

Abstract

Salah satu penghambat percepatan pemulihan ekonomi adalah volatilitas nilai tukar, yang menimbulkan kebutuhan akan model pergerakan nilai tukar yang tepat. Penelitian ini menggunakan model hybrid, yang memadukan metodologi mikrostruktur dan ekonomi makro dengan pendekatan model ARDL, untuk menganalisis pergerakan nilai tukar. Hasil yang diperoleh menggunakan metode ARDL menunjukkan bahwa terdapat hubungan jangka panjang dan jangka pendek model hybrid terhadap pergerakan nilai tukar.Variabel mikrostruktur, yang menggunakan spread dan high-low spread, memiliki pengaruh yang signifikan dalam menjelaskan nilai tukar. Dalam jangka panjang, model makroekonomi yang meliputi jumlah uang beredar, aset luar negeri neto, dan suku bunga tidak berpengaruh signifikan, kecuali tingkat harga yang dapat menjelaskan pergerakan nilai tukar secara signifikan. Dengan keterlibatan variabel mikrostruktur, model hybrid dapat digunakan untuk menutup celah hubungan makroekonomi dalam menjelaskan nilai tukar.