Claim Missing Document
Check
Articles

Sikap Konsumen terhadap Atribut Produk untuk Mengukur Daya Saing Produk Jeruk Sadeli, Agriani Hermita; Utami, Hesty Nurul
Jurnal Trikonomika Vol 12, No 1 (2013): Edisi Juni 2013
Publisher : Jurnal Trikonomika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aim is to discover Indonesian local orange competitiveness in Bandung City market based on consumer point of view through the comparison of consumer attitude on local orange and import orange product attribute. By applying descriptive survei method with quantitative data, this research employs 84 respondents, which is orange consumer in Bandung City. Consumer attitude model which apply in this research was being adapt for agribusiness product especially for orange. Consumers in Bandung City have a certain view that import orange is more supreme in almost every produt attribute dimension rather than local orange. Except for water content attribute, consumers think that local orange has water content as much as import orange. Consumers attitude towards import orange were a better flavor fragrance, a fresher, a better shape and color, a bigger size, a sweeter taste, and the last is it is cheaper than local orange. From this research it show that local orange competitiveness is still beneath import orange based on consumer view. This is a threat for local orange so that it necessary to make action plan from all the stakeholder which involve in local orange to increase the product quality standard of local orange to fullfil consumer needs and wants on local orange.
MANAJEMEN USAHA HOME INDUSTRY DESA SINDANGSARI KECAMATAN SUKASARI KABUPATEN SUMEDANG Sadeli, Agriani Hermita
Dharmakarya Vol 7, No 1 (2018): Maret
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.912 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v7i1.11866

Abstract

Desa Sindangsari Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang, Jawa Barat memiliki potensi sumber daya yang cukup besar sebagai penghasil industri skala rumah tangga potensial khususnya produk makanan olahan. Walaupun memiliki sumber daya yang cukup besar dan merupakan daerah potensial pengembangan industri rumah tangga, masih banyak pelaku industri rumah tangga yang masih melaksanakan usahatanya dengan sangat sederhana dari sisi manajemen dan sisi produksi dengan produk yang tidak memiliki kekhasan, dan belum memiliki diversifikasi produk. Berdasarkan hal tersebut, maka pelatihan mengenai diversifikasi produk olahan dan managemen usaha khususnya managemen usaha industri skala rumah tangga diharapkan akan dapat memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat di Desa Sindangsari melalui peningkatan taraf hidup masyarakat. Penyuluhan, pelatihan, dan diskusi kelompok adalah metode pembelajaran yang akan digunakan dalam program Pengabdian Kepada Masyarakat ini. Program ini meningkatkan pengetahuan dan strategi dalam berwirausaha serta meningkatkan nilai tambah pada produk olahan yang sudah ada saat ini.
PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA AGRIBISNIS SAYURAN ORGANIK Charina, Anne; Adriani, Rani; Sadeli, Agriani Hermita; Deliana, Yosini
Agricore Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasar bebas MEA merupakan peluang yang perlu ditangkap oleh berbagai pelaku usaha agribisnis. Termasuk aribisnis sayuran organic yang saat ini sedang berkembang pesat dengan demand yang cukup besar. Untuk itu Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi salahsatu komponen yang harus dipersiapkan untuk mendukung pasar bebas MEA. Tulisan ini bertujuan untuk membahas penerapan TIK dalam agribisnis sayuran organic, kendala yang dihadapi beserta strategi perbaikan untuk meningkatkan  daya saing dalam menghadapi perdagangan bebas. Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani Semai Organik yang mengusahakan agribisnis sayuran organic, berlokasi di Desa Pada Asih Kecamatan Parompong Kabupaten Bandung Barat. Dengan informan  pengurus dan anggota poktan sebanyak 10 orang.  Desa Pada Asih sendiri saat ini terpilih menjadi salah satu Desa Organik di Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan menggunakan teknik analisis kualitatif. Analisis strategi perbaikan dalam penerapan TIK menggunakan system thinking dengan alat analisis Causal Loop Diagram. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa kendala dalam penerapan TIK di Kelompok Tani Semai Organik, diantaranya dibagi atas kendala budaya, fasilitas dan keterampilan. Strategi perbaikan penerapan TIK yang  tepat bagi Kelompok Tani Semai Organik dalam menghadapi pasar bebas MEA diantaranya adalah: Integrasi pemanfaatan TIK dengan program Desa Organic, pemberian subsidi sarana prasarana TIK dari program Desa Organik; sosialisasi penyuluhan berbasis internet (cyberextension); serta focus utama pada peningkatan kompetensi pengurus dalam memanfaatkan TIK. Diharapkan dengan pemanfaatan TIK yang lebih baik, Poktan Semai Organik dapat eksis langsung ke pasar MEA.
Penumbuhkembangan Agribisnis Kopi Arabica Java Preanger : Dari Pangalengan Ke Pasar Dunia (Studi Kasus Di Koperasi Produsen Kopi Margamulya) Karyani, Tuti; Djuwendah, Endah; Sadeli, Agriani Hermita; Marlina, Ima; Supriyadi, E
JURNAL AGRIBISNIS TERPADU Vol 11, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.117 KB)

Abstract

Coffee is one of export commodity which planted in almost all Indonesian area. Pangalengan district is the biggest coffee production center in West Java. Farmer in this district produces, java preanger coffee, arabica coffee with a good quality and an excellent taste. Coffee agribusiness need an institutional support which help farmers to access capital and world markets. Margamulya Coffee Producer Cooperative (MCPC) is one of farmer cooperative with a lot of efforts to market their coffee to the world coffee market. The research purpose is to identify the role of MCPC in java preanger arabica coffee (JPAC) agribusiness and to formulate its growth strategy in order to encourage arabica coffee to reach at world market. The research used descriptive qualitative method with technical case study. Technical data collection is done through observation, interviews, and literature studies. The results show that MCPC has an important role in developing JPAC agribusiness in terms of assisting production facilities procurement, guidance and facilitating coffee farming productivity growth, as well as implementing the processing and marketing of coffee. Based on IFAS-EFAS analysis, the position of MCPC is in cell II, namely Growth and Build, which means the development strategy is needed through Intensive and Integration strategy. SWOT analysis represents that there are 10 main strategies will lead the MCPC to compete in the world market of coffee. Therefore, MCPC should improve professionalism in its management, attempt to increase members (coffee farmers) loyalty and build coffee agribusiness integrated with the environmental sustainable agro-tourism development.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kelompok Tani (Poktan) Tanaman Anggrek Parakan Jaya Kota Tangerang Selatan. Karyani, Tuti; Djuwendah, Endah; Sadeli, Agriani Hermita; Marlina, Ima; R, E Supriadi
JURNAL AGRIBISNIS TERPADU Vol 11, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.117 KB)

Abstract

Coffee is one of export commodity which planted in almost all Indonesian area. Pangalengan district is the biggest coffee production center in West Java. Farmer in this district produces, java preanger coffee, arabica coffee with a good quality and an excellent taste. Coffee agribusiness need an institutional support which help farmers to access capital and world markets. Margamulya Coffee Producer Cooperative (MCPC) is one of farmer cooperative with a lot of efforts to market their coffee to the world coffee market. The research purpose is to identify the role of MCPC in java preanger arabica coffee (JPAC) agribusiness and to formulate its growth strategy in order to encourage arabica coffee to reach at world market. The research used descriptive qualitative method with technical case study. Technical data collection is done through observation, interviews, and literature studies. The results show that MCPC has an important role in developing JPAC agribusiness in terms of assisting production facilities procurement, guidance and facilitating coffee farming productivity growth, as well as implementing the processing and marketing of coffee. Based on IFAS-EFAS analysis, the position of MCPC is in cell II, namely Growth and Build, which means the development strategy is needed through Intensive and Integration strategy. SWOT analysis represents that there are 10 main strategies will lead the MCPC to compete in the world market of coffee. Therefore, MCPC should improve professionalism in its management, attempt to increase members (coffee farmers) loyalty and build coffee agribusiness integrated with the environmental sustainable agro-tourism development.
Pengaruh Direct Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Kopi Arabika Malabar Mountain Coffee Yalanda, Regina Ramadani; Sadeli, Agriani Hermita
Performance Vol 26 No 1 (2019): Performance
Publisher : Faculty of Economics and Business Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1076.001 KB) | DOI: 10.20884/1.jp.2019.26.1.1413

Abstract

Konsumsi kopi di Indonesia dalam kurun waktu beberapa tahun ini mengalami peningkatan sebesar 8% pertahunnya. Hal ini didukung dengan pesatnya pertumbuhan usaha industri  kopi dibeberapa daerah karena semakin banyak masyarakat yang sangat menyukai minuman yang berasal dari biji kopi ini. Banyaknya usaha yang bergerak di bisnis serupa menimbulkan tingginya persaingan yang kompetitif antar produsen. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah menggunakan strategi pemasaran yang tepat untuk menarik minat beli konsumen potensial. PT. Sinar Mayang Lestari merupakan produsen industri kopi dengan merk dagang Malabar Mountain Coffee. Dalam menghadapi pesaing, perusahaan menggunakan dua bentuk direct marketing yaitu face to face selling dan online marketing.  Face to face selling dilakukan melalui kegiatan exhibition dan juga roadshow coffee sedangkan online marketing melalui media sosial. Kedua bentuk direct marketing ini dijadikan sebagai unit analisis dalam penelitian ini. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif menggunakan regresi linier berganda dimana face to face selling dan online marketing sebagai variabel bebas dan keputusan pembelian sebagai variabel terikat. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampel dengan sampel sebanyak 100 responden. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemasaran langsung terhadap keputusan pembelian kopi arabika Malabar Mountain Coffee. Hasil Penelitian menunjukan bahwa direct marketing secara bersama-sama yang terdiri dari face to face selling dan online marketing mempengaruhi konsumen dalam memutuskan untuk membeli kopi arabika Malabar Mountain Coffee.
PENGARUH PENGETAHUAN PRODUK, LABEL ORGANIK KOMUNITAS, DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI TERHADAP MINAT BELI PRODUK ORGANIK DI KOMUNITAS ORGANIK INDONESIA Lestari, Goldie Shaumy; Sadeli, Agriani Hermita; Pardian, Pandi; Fatimah, Sri
Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 7, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Universitas Galuh Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v7i2.5200

Abstract

Environmental and food security issues has caused organic farming practice to grow globally, including in Indonesia. One of the problems in Indonesia’s organic farming is the cost of organic certification as well as it’s long process. As a solution to this problem, Komunitas Organik Indonesia took an initiative to form a curration program called White Flower Label to guarantee that their member’s products are indeed organic. This study uses quantitative design and a survey method using questionnaire. The sample size used was 30 respondents. The technique used is explanatory, to explain how product knowledge (X1), community-assessed organic label (X2), and information seeking behaviour (X3) influence purchase intention (Y). The results shows that only information seeking behaviour (X3) has a significant effect on purchase intention, while product knowledge (X1) and community-assessed organic label doesn’t have any significant effect.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Petani dalam Menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Sistem Pertanian Organik di Kabupaten Bandung Barat Anne Charina; Rani Andriani Budi Kusumo; Agriani Hermita Sadeli; Yosini Deliana
Jurnal Penyuluhan Vol. 14 No. 1 (2018): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluh Pertanian Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (39.891 KB) | DOI: 10.25015/penyuluhan.v14i1.16752

Abstract

Di Kabupaten Bandung Barat banyak petani sayuran yang mulai menjalankan pertanian organic, namun masih terdapat petani yang belum sepenuhnya menjalankan sistem budidaya sayuran organic sesuai dengan SOP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan SOP sistem pertanian organic yang dilakukan oleh petani sayuran organic di Kabupaten Bandung Barat serta faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam menerapkan SOP sistem pertanian organic. Penelitian dilakukan di tiga kecamatan di Kabupaten Bandung Barat, yaitu Kecamatan Lembang, Parongpong dan Cisarua. Responden dalam penelitian ini adalah 105 orang petani yang membudidayakan sayuran organic. Data dianalisis secara deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan tingkat penerapan SOP sistem pertanian organic masih tergolong sedang. Faktor yang mempengaruhi petani dalam menerapkan SOP sistem pertanian organic adalah tingkat pendidikan petani, keikutsertaan petani dalam kegiatan penyuluhan, persepsi petani terhadap keuntungan relative, tingkat kerumitan dan keteramatan dari budidaya sayuran organic. Dukungan kegiatan penyuluhan sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam membudidayakan sayuran organic sesuai dengan SOP serta meningkatkan akses ke pasar sayuran organik.Kata kunci : petani, sayuran, organic, penerapan, pengaruh
Penumbuhkembangan Agribisnis Kopi Arabica Java Preanger : Dari Pangalengan Ke Pasar Dunia (Studi Kasus Di Koperasi Produsen Kopi Margamulya) Tuti Karyani; Endah Djuwendah; Agriani Hermita Sadeli; Ima Marlina; E Supriadi R
JURNAL AGRIBISNIS TERPADU Vol 11, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.8 KB) | DOI: 10.33512/jat.v11i1.5081

Abstract

Coffee is one of export commodity which planted in almost all Indonesian area. Pangalengan district is the biggest coffee production center in West Java. Farmer in this district produces, java preanger coffee, arabica coffee with a good quality and an excellent taste. Coffee agribusiness need an institutional support which help farmers to access capital and world markets. Margamulya Coffee Producer Cooperative (MCPC) is one of farmer cooperative with a lot of efforts to market their coffee to the world coffee market. The research purpose is to identify the role of MCPC in java preanger arabica coffee (JPAC) agribusiness and to formulate its growth strategy in order to encourage arabica coffee to reach at world market. The research used descriptive qualitative method with technical case study. Technical data collection is done through observation, interviews, and literature studies. The results show that MCPC has an important role in developing JPAC agribusiness in terms of assisting production facilities procurement, guidance and facilitating coffee farming productivity growth, as well as implementing the processing and marketing of coffee. Based on IFAS-EFAS analysis, the position of MCPC is in cell II, namely Growth and Build, which means the development strategy is needed through Intensive and Integration strategy. SWOT analysis represents that there are 10 main strategies will lead the MCPC to compete in the world market of coffee. Therefore, MCPC should improve professionalism in its management, attempt to increase members (coffee farmers) loyalty and build coffee agribusiness integrated with the environmental sustainable agro-tourism development.
PENGUATAN KAPASITAS KEWIRAUSAHAAN PETANI MUDA HORTIKULTURA SKALA KECIL DI KECAMATAN PARONGPONG, KABUPATEN BANDUNG BARAT Gema Wibawa Mukti; Agriani Hermita Sadeli; Kuswarini Kusno
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 1 (2018): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.632 KB) | DOI: 10.24198/kumawula.v1i1.19290

Abstract

Pertanian adalah sektor usaha yang sangat bergengsi, karena sangat berperan dalam menyediakan bahan pangan bagi umat manusia. Namun rupanya hal ini tidak secara otomatis menarik perhatian masyarakat terutama generasi usia muda untuk menekuni bidang usaha pertanian. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk memperkuat kapasitas kewirausahaan petani muda hortikultura skala kecil di Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Metode yang digunakan dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah proses partisipatif mulai dari awal sampai akhir kegiatan. Tim Pengabdian dalam proses ini menjadi fasilitator yang mempertemukan antara praktisi, aparat desa yang terkait dengan kelompok petani muda.  Melalui kegiatan ini, diperoleh hasil bahwa petani muda memiliki ketertarikan untuk mencoba sesuatu yang baru dalam kegiatan usahatani nya, tentunya yang dapat memberikan tambahan pendapatan bagi mereka. Berbeda dengan petani pada umumnya yang lebih memilih cara yang telah biasa mereka lakukan, petani muda cenderung lebih berani mengambil risiko dalam menjalankan usahanya. Hal ini membuat kegiatan pelatihan dan fasilitasi menjadi lebih dinamis, mereka lebih aktif untuk mempelajari manajemen usaha agar bisa mereka terapkan dalam usaha mereka.