Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Mahasiswa TEUB

RANCANG BANGUN NODE KONTROLER POMPA PADA PENYIRAMAN TANAMAN OTOMATIS GREENHOUSE BERBASIS IOT Muhammad Athalla; Onny Setyawati; Raden Setyawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol. 10 No. 2 (2022)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKGreenhouse merupakan salah satu metode modern dalam pembudidayaan tanaman dengan metode memanipulasi kondisi lingkungan sesuai dengan kondisi yang dikehendaki. Untuk menghasilkan tanaman greenhouse yang sehat dan subur, diperlukan beberapa faktor seperti, suhu, sinar matahari, air, dan kelembaban tanah yang sesuai dengan jenis tanamannya. Dalam praktiknya, penyiraman tanaman di dalam metode greenhouse membutuhkan tenaga, waktu, dan biaya yang banyak sehingga terjadi pemborosan dan kurangnya efisiensi. Melihat masalah yang ada, peneliti ingin menawarkan solusi kepadapetani greenhouse dengan menciptakan sebuah alat penyiraman tanaman otomatis yang dapat melakukan penyiraman yang cukup sesuai dengan jenis tanaman, bekerja secara otomatis, dan membutuhkan biaya yang sedikit dalam pembuatan dan perawatan. Node kontroler pompa ini dilengkapi dengan ESP 32 sebagai mikrokontrolernya, sistem penyiraman dilakukan menggunakan pompa air dan pompa air DC M-Series Hiu Dual Pump dan memiliki catu daya menggunakan adaptor 5V 3A. Node kontroler pompa dapat bekerja secara otomatis, saat nilai melewati batas dari nilai yang ditetapkan maka aktuator menyala. Pengujian node diperoleh penerimaan data menggunakan Bluetooth membutuhkan waktu 1,88 detik hingga 3,18 detik, dan melakukan pengiriman data menggunakan internet membutuhkan 386 MB dengan daya sebesar 1,2 W dalam keadaan bekerja. Kata kunci: Greenhouse, Node Kontroler pompa, penyiraman ABSTRACTGreenhouse is one of the modern methods in plant cultivation by manipulating environmental conditions according to the desired conditions. To produce healthy and fertile greenhouse plants, several factors are needed, such as temperature, sunlight, water, and soil moisture according to the type of plant. In practice, watering plants in the greenhouse method requires a lot of energy, time, and cost, resulting in wastage and lack of efficiency. Seeing the existingproblems, the researcher wants to offer a solution to greenhouse farmers by creating an automatic plant watering device that can do sufficient watering according to the type of plant, works automatically, and requires little cost in manufacture and maintenance. This pump controller node is equipped with ESP 32 as its microcontroller, the watering system is carried out using a water pump and a DC M-Series Hiu Dual Pump water pump and has a power supply using a 5V 3A adapter. The pump controller node can work automatically, when the value exceeds the limit of the set value, the actuator turns on. Testing the nodes obtained that receiving data using Bluetooth takes 1.88 seconds to 3.18 seconds, and sending data using the internet requires 386 MB with a power of 1.2 W in a working state. Keywords: Greenhouse, Pump Controller Node, Watering, IoT
SISTEM MONITORING JARAK DEKAT DAN PENDETEKSI SUARA BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO NANO UNTUK MESIN PENETAS TELUR AYAM Muhammad Zein; Akhmad Zainuri; Onny Setyawati
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol. 10 No. 3 (2022):
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKAyam merupakan salah satu sumber protein yang murah dan mudah didapatkan oleh masyarakat Indonesia.Seiring perkembangan dan pertumbuhan penduduk Indonesia yang sangat pesat, hal ini berbanding lurus padatingkat konsumsi masyarakat pada daging khususnya pada kebutuhan daging ayam. Ayam dapatdikembangbiakkan dengan mudah oleh masyarakat biasa maupun peternak, untuk dapat menetaskan telur ayamdibutuhkan tempat dengan suhu dan kelembaban yang sesuai dengan telur ayam agar dapat menetas. Penetasantelur ayam membutuhkan waktu berkisar 18-21 hari, yang artinya telur ayam berada di dalam mesin penetas telurselama selang waktu tersebut dengan kondisi mesin penetas telur harus menjaga suhu dan kelembaban didalamnya. Pada sistem ini akan membaca nilai suhu dan kelembaban dari ruang penetasan dengan menggunakansensor DHT21, data suhu dan kelembaban tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk mengontrol aktuatorberupa relay yang terhubung pada bohlam. Hal tersebut bertujuan agar suhu pada ruang penetasan tetap terkontrolsesuai pada titik optimum untuk penetasan telur ayam yaitu pada suhu 37-40°C. Selain itu data suhu dankelembaban juga akan dikirimkan ke sistem IoT dan catu daya (melalui single board computer). Selain membacanilai suhu dan kelembaban di dalam ruang penetasan, sistem ini juga akan mendeteksi adanya suara ayam yangtelah menetas dengan bantuan dari modul voice recognition. Hasil pengujian secara keseluruhan selama 39 haripenelitian dilakukan perlakuan pada telur dengan memberikan set point temperatur pada 37°C-38°C. Penentuanset point temperatur tersebut didapatkan dari berbagai macam literatur yang mengatakan suhu dapat ditetapkanpada 35°C-40°C. Untuk tingkat kelembaban pada ruang mesin penetas telur didapatkan pada nilai 43,10%-47%RH tanpa memberikan perlakuan khusus seperti menambahkan mist maker maupun kipas. Pada kondisiumum untuk melakukan penetasan telur diharuskan memberikan perlakuan khusus kepada telur hingga hari ke 18dengan kelembaban 50%-55%RH dan 60%-65%RH pada hari ke 19-21. Melakukan rancangan monitoring untukmesin penetas telur dapat dilakukan dengan menggunakan sensor DHT21. Potensi penetasan telur ayammenggunakan mesin penetas telur ayam yang telah diteliti hanya sebesar 3.33% saja dari total 60 telur yangditetaskan. Jumlah kecil dari telur yang dapat ditetaskan dikarenakan terdapat error pada saat proses penetasan,jika tidak terdapat error maka jumlah telur yang menetas akan memiliki potensi yang lebih besar. Elechouse VoiceRecognition Module V3 dapat mengenali suara anak ayam, akan tetapi kemampuannya masih terbatas karenamodul hanya dapat mengenali 7 pola suara disaat bersamaan.Kata kunci: DHT21, Arduino Nano, Elechouse Voice Recognition Module V3.ABSTRACTChicken is one of the sources of protein that is cheap and easy to obtain by the people of Indonesia. Along withthe rapid development and growth of Indonesia's population, this is directly proportional to the level of publicconsumption of meat, especially the need for chicken meat. Chickens can be easily bred by ordinary people andbreeders, to be able to incubate chicken eggs, it takes a place with a temperature and humidity that is suitable forchicken eggs to hatch. Hatching of chicken eggs takes 18–21 days, which means that the chicken eggs are in theincubator during this time, with the condition that the incubator must maintain the temperature and humidity init. This system will read the temperature and humidity values from the hatchery using the DHT21 sensor, thetemperature and humidity data will be used as a reference to control the actuator in the form of a relay connectedto the bulb. It is intended that the temperature in the hatchery remains controlled according to the optimum pointfor hatching chicken eggs, which is at a temperature of 37–40°C. In addition, temperature and humidity data willalso be sent to the IoT system and power supply (via a single-board computer). In addition to reading thetemperature and humidity values in the hatchery, this system will also detect the sounds of hatching chickens withthe help of the voice recognition module. The overall test results for 39 days of the study were carried out on eggsby giving a temperature set point at 37°C–38°C. The determination of the temperature set point is obtained fromvarious literatures which says that the temperature can be set at 35°C–40°C. The humidity level in the eggincubator room was obtained at a value of 43.10%–47%RH without giving special treatment such as adding amist maker or fan. In general, conditions for hatching eggs require giving special treatment to eggs until day 18with a humidity of 50%–55%RH and 60%–65%RH on day 19–21. Carrying out monitoring designs for eggincubators can be done using the DHT21 sensor. The potential for hatching chicken eggs using a chicken eggincubator that has been studied is only 3.33% of the total 60 eggs hatched. The small number of eggs that can behatched is due to an error during the hatchin
SISTEM MONITORING JARAK DEKAT DAN PENDETEKSI SUARA BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO NANO UNTUK MESIN PENETAS TELUR AYAM Muhammad Zein; Akhmad Zainuri; Onny Setyawati
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol. 10 No. 3 (2022)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKAyam merupakan salah satu sumber protein yang murah dan mudah didapatkan oleh masyarakat Indonesia.Seiring perkembangan dan pertumbuhan penduduk Indonesia yang sangat pesat, hal ini berbanding lurus padatingkat konsumsi masyarakat pada daging khususnya pada kebutuhan daging ayam. Ayam dapatdikembangbiakkan dengan mudah oleh masyarakat biasa maupun peternak, untuk dapat menetaskan telur ayamdibutuhkan tempat dengan suhu dan kelembaban yang sesuai dengan telur ayam agar dapat menetas. Penetasantelur ayam membutuhkan waktu berkisar 18-21 hari, yang artinya telur ayam berada di dalam mesin penetas telurselama selang waktu tersebut dengan kondisi mesin penetas telur harus menjaga suhu dan kelembaban didalamnya. Pada sistem ini akan membaca nilai suhu dan kelembaban dari ruang penetasan dengan menggunakansensor DHT21, data suhu dan kelembaban tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk mengontrol aktuatorberupa relay yang terhubung pada bohlam. Hal tersebut bertujuan agar suhu pada ruang penetasan tetap terkontrolsesuai pada titik optimum untuk penetasan telur ayam yaitu pada suhu 37-40°C. Selain itu data suhu dankelembaban juga akan dikirimkan ke sistem IoT dan catu daya (melalui single board computer). Selain membacanilai suhu dan kelembaban di dalam ruang penetasan, sistem ini juga akan mendeteksi adanya suara ayam yangtelah menetas dengan bantuan dari modul voice recognition. Hasil pengujian secara keseluruhan selama 39 haripenelitian dilakukan perlakuan pada telur dengan memberikan set point temperatur pada 37°C-38°C. Penentuanset point temperatur tersebut didapatkan dari berbagai macam literatur yang mengatakan suhu dapat ditetapkanpada 35°C-40°C. Untuk tingkat kelembaban pada ruang mesin penetas telur didapatkan pada nilai 43,10%-47%RH tanpa memberikan perlakuan khusus seperti menambahkan mist maker maupun kipas. Pada kondisiumum untuk melakukan penetasan telur diharuskan memberikan perlakuan khusus kepada telur hingga hari ke 18dengan kelembaban 50%-55%RH dan 60%-65%RH pada hari ke 19-21. Melakukan rancangan monitoring untukmesin penetas telur dapat dilakukan dengan menggunakan sensor DHT21. Potensi penetasan telur ayammenggunakan mesin penetas telur ayam yang telah diteliti hanya sebesar 3.33% saja dari total 60 telur yangditetaskan. Jumlah kecil dari telur yang dapat ditetaskan dikarenakan terdapat error pada saat proses penetasan,jika tidak terdapat error maka jumlah telur yang menetas akan memiliki potensi yang lebih besar. Elechouse VoiceRecognition Module V3 dapat mengenali suara anak ayam, akan tetapi kemampuannya masih terbatas karenamodul hanya dapat mengenali 7 pola suara disaat bersamaan.Kata kunci: DHT21, Arduino Nano, Elechouse Voice Recognition Module V3.ABSTRACTChicken is one of the sources of protein that is cheap and easy to obtain by the people of Indonesia. Along withthe rapid development and growth of Indonesia's population, this is directly proportional to the level of publicconsumption of meat, especially the need for chicken meat. Chickens can be easily bred by ordinary people andbreeders, to be able to incubate chicken eggs, it takes a place with a temperature and humidity that is suitable forchicken eggs to hatch. Hatching of chicken eggs takes 18–21 days, which means that the chicken eggs are in theincubator during this time, with the condition that the incubator must maintain the temperature and humidity init. This system will read the temperature and humidity values from the hatchery using the DHT21 sensor, thetemperature and humidity data will be used as a reference to control the actuator in the form of a relay connectedto the bulb. It is intended that the temperature in the hatchery remains controlled according to the optimum pointfor hatching chicken eggs, which is at a temperature of 37–40°C. In addition, temperature and humidity data willalso be sent to the IoT system and power supply (via a single-board computer). In addition to reading thetemperature and humidity values in the hatchery, this system will also detect the sounds of hatching chickens withthe help of the voice recognition module. The overall test results for 39 days of the study were carried out on eggsby giving a temperature set point at 37°C–38°C. The determination of the temperature set point is obtained fromvarious literatures which says that the temperature can be set at 35°C–40°C. The humidity level in the eggincubator room was obtained at a value of 43.10%–47%RH without giving special treatment such as adding amist maker or fan. In general, conditions for hatching eggs require giving special treatment to eggs until day 18with a humidity of 50%–55%RH and 60%–65%RH on day 19–21. Carrying out monitoring designs for eggincubators can be done using the DHT21 sensor. The potential for hatching chicken eggs using a chicken eggincubator that has been studied is only 3.33% of the total 60 eggs hatched. The small number of eggs that can behatched is due to an error during the hatchin