Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

HUBUNGAN SOSIAL ANTARA ETNIS BANJAR DAN ETNIS MADURA DI KOTA BANJARMASIN Hidayat, Yusuf
Jurnal Komunitas Vol 5, No 1 (2013): Tema Edisi: Multikulturalisme dan Interaksi Sosial
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami integrasi sosial antara etnis Banjar dan Madura di Kota Banjarmasin. Berbeda dengan kota lain di Kalimantan, di kota Banjarmasin, etnis Banjar dan Madura dapat hidup bersama tanpa ada konflik keras meskipun kedua etnis tersebut sama-sama dikenal sebagai etnis pedagang. Penelitian ini mengadopsi metode kualitatif yang berfokus pada keunikan setiap individu sebagai produsen realitas. Penelitian ini telah dilakukan di kota Banjarmasin dan telah mewawancarai sembilan informan. Hasil penelitian ini mengungkapkan beberapa fakta. Pertama, agama dan aktivitas ritual merupakan media integrasi bagi etnis Banjar dan Madura. Kedua, penegakan hukum dalam masyarakat telah menimbulkan rasa hormat masyarakat terhadap hak orang lain. Ketiga, sikap etnis Madura yang menghormati budaya lokal menumbuhkan pemahaman yang baik pada masyarakat etnis Madura terhadap etnis Banjar. The objective of this study is to explore social integration between Banjar ethnic and Madura ethnic in City of Banjarmasin. Different from the etnich condition in other town in Borneo, in Banjarmasin city, both ethnic can life together without any hard conflict although they both have been known as ethnic trader. This research adopted qualitative method focused on the uniqueness of each individual as producer of reality. This research has been done in Banjarmasin city. This research has found that: first, religion and its ritual and activity is a media of integration between Banjar and Madura Ethnic. Second, law empowering in society have made the society respect to the other right. Third, the attitudes of Madura ethnic who show respects to local culture have increased the understanding between Madura ethnic and Banjar ethnic.
SISTEM PERLADANGAN BERPINDAH SEBAGAI LOCAL GENIUS PADA MASYARAKAT BUKIT DI PEGUNUNGAN MERATUS, KALIMANTAN SELATAN Hidayat, Yusuf
Vidya Karya Jurnal Kependidikan Vol 28, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Vidya Karya Jurnal Kependidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article has the objective to state that farming by moving is not the cause of ecological disaster. Such activity is the local genius that is done and developed by masyarakat Bukit di Mount Meratus in order to keep the nature and human being. However, the change of society orientation in planting commercial plant has created the problems and dillema in masyarakat Bukit di Mount Meratus.
PERAN PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN DALAM MENDAMPINGI KELOMPOK TANI PADI DI KECAMATAN LALAN KABUPATEN MUSI BANYUASIN Hidayat, Yusuf; Batubara, Mustopa Marli; Kurniawan, Rahmat
Societa: Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis Vol 6, No 1 (2017): Societa
Publisher : Muhammadiyah University of Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Role of Agricultural Extension Workers In Assisting Farmers Rice at Lalan Distric Musi Banyuasin Regency. This study aims to find out how the role of Agricultural Extension Workers In Assisting Farmers Rice at Lalan Distric Musi Banyuasin Regency. Research has been conducted in the of BP3K Karang Agung Tengah Lalan Distric Musi Banyuasin Regency June-August, 2016. The method used in this study is a survey method, sampling method used in this study is simple random sampling, data collection methods used in this research were interviews and observations of agricultural extension field and farmers instance guided by questions (quisoner ) which has been prepared. The results showed that the role of Agricultural Extension Workers in the BP3K Karang Agung Tengah is a consultant, facilitator, and educator resources to assist rice farmers groups in the of Lalan District Musi Banyuasin Regency.
HUBUNGAN SOSIAL ANTARA ETNIS BANJAR DAN ETNIS MADURA DI KOTA BANJARMASIN Hidayat, Yusuf
KOMUNITAS: International Journal of Indonesian Society and Culture Vol 5, No 1 (2013): Tema Edisi: Multikulturalisme dan Interaksi Sosial
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v5i1.2377

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami integrasi sosial antara etnis Banjar dan Madura di Kota Banjarmasin. Berbeda dengan kota lain di Kalimantan, di kota Banjarmasin, etnis Banjar dan Madura dapat hidup bersama tanpa ada konflik keras meskipun kedua etnis tersebut sama-sama dikenal sebagai etnis pedagang. Penelitian ini mengadopsi metode kualitatif yang berfokus pada keunikan setiap individu sebagai produsen realitas. Penelitian ini telah dilakukan di kota Banjarmasin dan telah mewawancarai sembilan informan. Hasil penelitian ini mengungkapkan beberapa fakta. Pertama, agama dan aktivitas ritual merupakan media integrasi bagi etnis Banjar dan Madura. Kedua, penegakan hukum dalam masyarakat telah menimbulkan rasa hormat masyarakat terhadap hak orang lain. Ketiga, sikap etnis Madura yang menghormati budaya lokal menumbuhkan pemahaman yang baik pada masyarakat etnis Madura terhadap etnis Banjar. The objective of this study is to explore social integration between Banjar ethnic and Madura ethnic in City of Banjarmasin. Different from the etnich condition in other town in Borneo, in Banjarmasin city, both ethnic can life together without any hard conflict although they both have been known as ethnic trader. This research adopted qualitative method focused on the uniqueness of each individual as producer of reality. This research has been done in Banjarmasin city. This research has found that: first, religion and its ritual and activity is a media of integration between Banjar and Madura Ethnic. Second, law empowering in society have made the society respect to the other right. Third, the attitudes of Madura ethnic who show respects to local culture have increased the understanding between Madura ethnic and Banjar ethnic.
Class, Habitus, and the Dynamics of Social Relations of Traders in Diamond Trade in the Martapura Town, South Kalimantan Hidayat, Yusuf
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 25, No 2 (2017)
Publisher : LP2M - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ws.25.2.1913

Abstract

This study examines the pattern of social relationships among diamond traders in diamond trade that polarized into patterns of social relationships between small, medium and large traders with their respective values. This study aims to describe the pattern of social relationships between diamond traders and reveal the rules of the underlying game patterns of their social relationships that lead to polarization of social relationships between small, medium and large traders. This study used Buordieu framework especially about Field, Habitus, and Doxa to analyze the phenomena. This research uses qualitative research methods and has been implemented in the town of Martapura, South Kalimantan. In this study, five people were interviewed, consisting of merchants of a large trader, two medium traders and two merchants. The study finds that first, there are three forms of social relations pattern among traders of diamond namely: cooperation relationships between small traders, competition relationships between wholesalers and middle traders in accordance with its position, he develops cooperative relationships while in diamond market and relationships competition when trading outside the diamond market. Second, Each class has its own rules of play in accordance with their capacity in the sale and purchase of diamonds and the rules of this game have become a common consciousness among members of the merchant class so that all members of the group implement these rules spontaneously and without questioning its validity.Penelitian ini mengkaji tentang pola hubungan sosial antar pedagang intan di dalam perdagangan intan yang terpolarisasi menjadi pola hubungan social antar pedagang kecil, menengah dan besar dengan nilainya masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pola hubungan social antar pedagang intan dan mengungkap aturan-aturan main yang mendasari pola hubungan sosial mereka sehingga memunculkan polarisasi hubungan sosial antar pedagang kecil, menengah dan besar. Tujuan penelitian ini dianalisis dengan menggunakan kerangka pemikiran Buordieu terutama tentang Field, Habitus dan Doxa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan telah dilaksanakan di kota Martapura, Kalimantan Selatan. Dalam Peneltian ini, telah diwawancarai sebanyak lima orang informan yang terdiri dari pedagang seorang pedagang besar, dua orang pedagang menengah dan dua orang pedagang kecil. Penelitian ini menemukan bahwa pertama, ada tiga bentuk pola hubungan sosial antar pedagang intan yaitu: hubungan-hubungan kerjasama antar pedagang kecil, hubungan-hubungan persaingan antar pedagang besar dan pedagang menengah sesuai dengan posisinya, dia mengembangkan hubungan kerjasama ketika berada dalam pasar intan dan hubungan persaingan ketika bertransaksi di luar pasar intan. Kedua, Masing-masing kelas memliki aturan mainnya sendiri sesuai dengan kapasitas mereka dalam transaksi jual beli intan dan aturan main ini telah menjadi kesadaran bersama antar anggota kelas pedagang sehingga semua anggota kelompok melaksanakan aturan-aturan ini dengan spontan dan tanpa mempertanyakan lagi keabsahannya.
PERAN PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN DALAM MENDAMPINGI KELOMPOK TANI PADI DI KECAMATAN LALAN KABUPATEN MUSI BANYUASIN Hidayat, Yusuf; Batubara, Mustopa Marli; Kurniawan, Rahmat
Societa: Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis Vol 6, No 1 (2017): Societa
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jsct.v6i1.620

Abstract

The Role of Agricultural Extension Workers In Assisting Farmers Rice at Lalan Distric Musi Banyuasin Regency. This study aims to find out how the role of Agricultural Extension Workers In Assisting Farmers Rice at Lalan Distric Musi Banyuasin Regency. Research has been conducted in the of BP3K Karang Agung Tengah Lalan Distric Musi Banyuasin Regency June-August, 2016. The method used in this study is a survey method, sampling method used in this study is simple random sampling, data collection methods used in this research were interviews and observations of agricultural extension field and farmers instance guided by questions (quisoner ) which has been prepared. The results showed that the role of Agricultural Extension Workers in the BP3K Karang Agung Tengah is a consultant, facilitator, and educator resources to assist rice farmers' groups in the of Lalan District Musi Banyuasin Regency.
Kadar Serum Selenium Pada Remaja Akhir Usia 17-19 Tahun Berdasarkan Status Obesitas dan Stunting Hidayat, Yusuf; Sulchan, Mohammad; Panunggal, Binar
Journal of Nutrition College Vol 7, No 4 (2018): Oktober
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.268 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v7i4.22279

Abstract

Latar Belakang : Remaja yang obesitas dan stunting ditemukan mengalami penurunan kadar selenium di tubuh. Penurunan kadar selenium berdampak terhadap kejadian stress oksidatif yang merupakan prekursor berbagai masalah kesehatan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perbedaan kadar serum selenium pada remaja akhir usia 17-19 tahun berdasarkan status obesitas dan stunting.Metode : Penelitian cross-sectional ini dilakukan pada 88  remaja usia 17-19 tahun yang dibagi dalam 4 kelompok berdasarkan status obesitas dan stunting. Obesitas ditentukan dengan nilai WHtR >0.5 untuk perempuan dan >0.51 untuk laki-laki. Stunting ditentukan dengan TB/U >-2 SD. Kadar serum selenium ditentukan menggunakan ICP-OES. Perbedaan kadar serum selenium dianalisis dengan uji Annova.Hasil : Rerata kadar serum selenium pada kelompok stunted-obesity sebesar 277,5±96,4, stunted-non obesity 418±93,4, non stunted-obesity 304±64,9, dan non stunted-non obesity 330±112,2. Terdapat perbedaan signifikan kadar serum selenium pada kelompok.Simpulan : Kadar serum selenium pada seluruh kelompok tergolong lebih tinggi dibanding nilai normal. Kelompok stunted-obesity dan non stunted-obesity memiliki kadar serum selenium yang lebih rendah dibanding kelompok non stunted-non obesity, sedangkan kelompok stunted-non obesity memiliki kadar selenium serum yang lebih tinggi dibanding kelompok non stunted-non obesity.
The effect of the sports education phase using basketball on student physical activity in physical education Ginanjar, Agi; Suherman, Adang; Juliantine, Tite; Hidayat, Yusuf
Jurnal SPORTIF : Jurnal Penelitian Pembelajaran Vol 6 No 2 (2020): Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.196 KB) | DOI: 10.29407/js_unpgri.v6i2.14173

Abstract

Aktivitas fisik merupakan faktor yang menjadi sorotan di Indonesia bahkan dunia dalam beberapa tahun terakhir. Permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran pendidikan jasmani di tingkat SMP pencapaian aktivitas fisik cenderung menurun. Pencapaian aktivitas fisik dalam pendidikan jasmani dapat menggunakan Sport Education (SE) model dengan 3 fase. Tujuan dari penelitian ini untuk menguji perbedaan pengaruh aktivitas fisik pada fase SE model menggunakan Bola Basket. Metode penelitian menggunakan ekspermien dengan desain one-shot case study. Partisipan menggunakan 40 siswa (laki-laki) SMP kelas VIII dengan sampling sistematis. Instrumen menggunakan Polar RC3 GPS. Uji hipotesis menggunakan one-way ANOVA. Hasil penelitian menyatakan terdapat perbedaan pengaruh aktivitas fisik pada fase SE model menggunakan Bola Basket, temuan didalam penelitian ini bahwa aktivitas fisik dari sedang hingga kuat lebih dipengaruhi pada fase 3 dengan adanya kompetisi. Sehingga dengan menggunakan SE 3 fase dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas fisik. Penelitian ini menyarankan agar melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan instrumen yang lebih mutakhir, melibatkan siswa perempuan, dan menggunakan cabang olahraga lain baik yang bersifat tim maupun individu sehingga penelitian ini dapat digeneralisasikan.
HUBUNGAN SOSIAL ANTARA ETNIS BANJAR DAN ETNIS MADURA DI KOTA BANJARMASIN Hidayat, Yusuf
Komunitas Vol 5, No 1 (2013): March 2013
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v5i1.2377

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami integrasi sosial antara etnis Banjar dan Madura di Kota Banjarmasin. Berbeda dengan kota lain di Kalimantan, di kota Banjarmasin, etnis Banjar dan Madura dapat hidup bersama tanpa ada konflik keras meskipun kedua etnis tersebut sama-sama dikenal sebagai etnis pedagang. Penelitian ini mengadopsi metode kualitatif yang berfokus pada keunikan setiap individu sebagai produsen realitas. Penelitian ini telah dilakukan di kota Banjarmasin dan telah mewawancarai sembilan informan. Hasil penelitian ini mengungkapkan beberapa fakta. Pertama, agama dan aktivitas ritual merupakan media integrasi bagi etnis Banjar dan Madura. Kedua, penegakan hukum dalam masyarakat telah menimbulkan rasa hormat masyarakat terhadap hak orang lain. Ketiga, sikap etnis Madura yang menghormati budaya lokal menumbuhkan pemahaman yang baik pada masyarakat etnis Madura terhadap etnis Banjar. The objective of this study is to explore social integration between Banjar ethnic and Madura ethnic in City of Banjarmasin. Different from the etnich condition in other town in Borneo, in Banjarmasin city, both ethnic can life together without any hard conflict although they both have been known as ethnic trader. This research adopted qualitative method focused on the uniqueness of each individual as producer of reality. This research has been done in Banjarmasin city. This research has found that: first, religion and its ritual and activity is a media of integration between Banjar and Madura Ethnic. Second, law empowering in society have made the society respect to the other right. Third, the attitudes of Madura ethnic who show respects to local culture have increased the understanding between Madura ethnic and Banjar ethnic.