Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Inovasi Pemuda Dalam Mendukung Ketahanan Ekonomi Keluarga (Studi Kasus Pada Kampung Warna-Warni Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang) Prisca Kiki Wulandari
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 23, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.28829

Abstract

ABSTRACTThis study aims to (1) analyze the youth innovation of Muhammadiyah  University of Malang student named Guys Pro in changing the slump area of RW 2 Jodipan Village; (2) analyze the youth innovation product that is vivid village of Jodipan in supporting the family economic security. This study used qualitative approach with descriptive data display. This study was discussed by Habermas’ theory of communicative action and theory of family security. This study showed that the innovation of Guys Pro have changed the image of slump in Jodipan village and replace the face of village to be vivid village. The vivid village became a pilot project of tourism village in Malang. Promotion was given continually by the online and offline media which was attracting the visitor interest to come. Their visits contribute various opportunities for people to serve the needs of visitiors. Recently, they become the home entrepreneurs. In addition the mothers (ibu-ibu) PKK also participate in managing the vivid village. The image changing as a tourism village in Malang support the economic welfare of family for people of RW 2, Jodipan.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis inovasi pemuda mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang tergabung kelompok Guys Pro dalam merubah image kumuh RW 02 Kelurahan Jodipan; (2) menganalisis produk inovasi pemuda yakni Kampung Warna Warni Jodipan (KWJ) dalam mendukung ketahanan ekonomi keluarga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pemaparan data secara deskriptif. Pembahasan dalam penelitian ini dianalisis menggunakan teori tindakan komunikatif Jurgen Habermas dan teori ketahanan keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi Guys Pro merubah image kumuh di RW 02 Kelurahan Jodipan dengan menciptakan Kampung Warna-Warni. Kampung Warna-Warni Jodipan menjadi pilot project kampung wisata di Kota Malang. Promosi yang dilakukan secara terus-menerus melalui online dan offline menarik minat pengunjung untuk mengunjungi KWJ. Kunjungan wisatawan memberikan peluang bagi masyarakat untuk menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh pengunjung. Saat ini sebagian besar masyarakat Jodipan berwirausaha di rumah masing-masing. Selain itu, ibu-ibu PKK di RW 02 Kelurahan Jodipan berpartisipasi dalam memanajemen wisata KWJ. Perubahan image KWJ sebagai kampung wisata di Kota Malang mendukung kesejahteraan ekonomi keluarga bagi warga RW 02 Kelurahan Jodipan.
Ketahanan Sosial Pemuda Dalam Pengelolaan Wisata Budaya (Studi Pada Yayasan Lasem Heritage Di Lasem, Rembang, Jawa Tengah) Prisca Kiki Wulandari; Destriana Saraswati; Galieh Damayanti
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 26, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.56994

Abstract

Lasem yang berada di Kabupaten Rembang memiliki peran penting di masa lalu sejak masa Kerajaan Majapahit. Secara geografis terletak di pantai utara Jawa dimana pada masa dulu perdagangan antar bangsa ramai dilakukan di daerah tersebut. Lasem sebagai panggung pertemuan masyarakat antar bangsa melatih masyarakatnya berpikiran terbuka terhadap pengaruh dan lebih toleran. Peninggalan-peninggalan di masa lalu baik berupa artefak ataupun warisan nilai-nilai budaya masih sangat kental dirasakan hingga saat ini. Pelestarian pusaka dengan menjadikannya sebagai wisata budaya akan membangkitkan kembali kejayaan Lasem di masa kini. Penelitian ini bertujuan menganalisis ketahanan sosial pemuda khususnya pemuda yang tergabung di Yayasan Lasem Heritage (YLH) dalam melestarikan warisan pusaka Lasem dengan mengelolanya sebagai potensi wisata budaya.Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi non-partisipatif, wawancara mendalam dengan purposive sampling, dan dokumentasi selama berada di Lasem. Data dianalisis dengan teori pemberdayaan masyarakat John Friedmann dan ketahanan sosial dari Keck dan Sakdalporak.Hasil penelitian menggambarkan bahwa tahapan-tahapan pemberdayaan pemuda YLH yang terdiri dari: (1) enabling dengan diadakannya klinik-klinik belajar oleh “Kesengsem Lasem”. (2) empowering yakni memberikan kesempatan kepada YLH untuk mengaktualisasikan ilmu yang didapat ketika mengikuti klinik belajar dengan menyediakan paket wisata Lasem, menjadi tour guide bagi wisatawan yang datang ke Lasem, serta berkolaborasi dengan pelaku usaha setempat untuk menyediakan amenitas dan atraksi wisata bagi wisatawan. (3) protecting dilakukan oleh founder “Kesengsem Lasem” dengan membuka akses bagi YLH untuk mendapatkan dukungan dari berbagai pihak berupa bantuan modal serta promosi dan pemasaran wisata budaya beserta produk lokal Lasem melalui pameran daring dan luring. Pemberdayaan pemuda YLH yang dilakukan oleh founder “Kesengsem Lasem” berimplikasi pada ketahanan sosial organisasi tersebut dalam mengelola wisata budaya di Lasem hingga saat ini. 
Strategi Raya Sriwijaya dan Melaka Prisca Kiki Wulandari
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 5, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.648 KB) | DOI: 10.17977/um019v5i1p159-166

Abstract

This study attempted to explore the political strategy of two Malay kingdoms, Srivijaya and Malacca, which was seen from the theory of grand strategy. The library research was used to address the main question of grand strategy from two kingdoms. Malacca seemed to continue how did Srivijaya manage the geopolitical balance in the Straits of Malacca. If Srivijaya sent their embassies to the major kingdoms in Asia, Malacca did the same. Malacca also negotiated the friendly relations to the Pasai and Ming Dynasty of Cina. Social life either during Srivijayan or Malaccan times depended on maritime activities. Both kingdoms initiated an alliance with the seafaring communities, seamen, and pirates, to decrease the trading risk and attracted the merchants to populate both port-cities. These historical patterns are not merely a public memory but an invaluable lesson for national defense for this country.
REVIEW BUKU YUDI LATIF “YANG LAYU DAN YANG LAJU” (MEMBUMIKAN AGAMA DALAM KRISIS RUANG PUBLIK) Prisca Kiki Wulandari
Waskita: Jurnal Pendidikan Nilai dan Pembangunan Karakter Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : PUSAT MPK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.702 KB) | DOI: 10.21776/ub.waskita.2017.001.01.10

Abstract