N. Hindarto
Physics of Mathematics and Natural Sciences Faculty of State University of Semarang, Semarang, Indonesia Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PEMANFAATAN SERBUK TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI ALTERNATIF SERAT PENGUAT BAHAN FRIKSI NON-ASBES PADA KAMPAS REM SEPEDA MOTOR Kiswiranti, D.; Sugianto, -; Hindarto, N.; Sutikno, -
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 5, No 1 (2009)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Serbuk tempurung kelapa dapat dimanfaatkan sebagai serat penguat bahan friksi non-asbes. Dalam penelitian ini, komposisi 20%dan 30% serbuk tempurung kelapa ditemukan yang paling optimum untuk parameter kekerasan dan keausan. Bahan friksi dengankomposisi 20% memiliki kekerasan sebesar 77,5 kgf.mm-2 dan keausan sebesar 28,25 mm2/kg. Bahan friksi dengan komposisi30% serbuk tempurung kelapa mempunyai kekerasan sebesar 58,8 kgf.mm-2 dan keausan sebesar 34 mm2/kg. Untuk dapatdiaplikasikan pada sepeda motor, desain sampel disesuaikan dengan spesifikasi kampas rem sepeda motor. Coconut char powder can be used as reinforcement fibers of non asbestos brake frikcion materials.In this research, the contents ofcoconut char powder of 20 % and 30 % show optimum hardnes and wear resistances. The brake frikcion material with 20 % coconutchar powder is found hardnes as well as 77,5 kgf.mm-2 and the wear resistance is 28,25 kgf.mm-2/kg. The brake frikcion materialwith the coconut char powder 30% volume has hardnes of 58,8 kgf.mm-2/kg and the wear resistance of 34 mm2/kg. To be applied inthe fabrication of motorcycle spare spart, the sample design is necessary adapted with motorcycle brake.Keywords: frictim material; motorcycle brake; fiber material; coconut char powder
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN STRUKTURAL TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA Ismawati, N.; Hindarto, N.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah masih rendahnya ketuntasan belajar klasikal siswa kelas X-3 SMA N 1 Bojayaitu sebesar 57,5%. Hal ini disebabkan kurangnya aktivitas siswa saat mengikuti pelajaran sehingga siswa menjadi pasif, gurumasih menjadi pemeran utama dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran yang sesuai dan tepat diharapkan dapatmemotivasi siswa sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika. Salah satu strategi dalam pembelajaran adalahmenerapkan pembelajaran kooperatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Boja. Objek penelitian ini adalah kelas X-3 tahunpelajaran 2009/2010. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu metode tes, lembar observasi dan dokumentasi yangkemudian di uji dengan t-test untuk menguji peningkatan hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif denganpendekatan struktural TSTS. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajarankooperatif dengan pendekatan struktural TSTS meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas X-3 SMA N 1 Boja. Dari penelitian inidapat disarankan bahwa model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural TSTS dapat dijadikan alternatif untukmeningkatkan hasil belajar siswa. The background of this research was low classical learning mastery of SMA N 1 Boja student-grade X-3 due to inactive studentduring the lesson. In order to motivate student to be active in following the lesson and increase students learning achievement, acooperative learning strategy was applied in the lesson, with the object of X-3 class. The data collection methods used in theresearch were test, observation sheet documentation method, while the increase of learning achievement was tested using t-test.In conclusion, the application of cooperative learning model with structural TSTS approach can increase the learning achievementof X-3 class of SMA N 1 Boja. It was suggested to use cooperative learning model with structural TSTS approach as an alternativeway to increase students learning achievement.Keywords: cooperative learning model; structural TSTS approach; learning achievement
STUDENTS SCIENCE MISCONCEPTIONS CONCERNING THE STATE CHANGES OF WATER AND THEIR REMEDIATION USING THREE DIFFERENT LEARNING MODELS IN ELEMENTARY SCHOOL Taufiq, M.; Hindarto, N.; Khumaedi, -
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 7, No 2 (2011)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara umum, kesalahpahaman yang dialami oleh mahasiswa dapat menyebabkan kesulitan dalam penelitian, sementara anakanakmemiliki kesadaran mereka sendiri. Tingkat kesalahpahaman yang dialami oleh siswa juga tidak sama, dalam kasus inisesuatu mengalami kesalahpahaman pengalaman tingkat tinggi, menengah, dan rendah. Untuk alasan itu, siswa memerlukanmodel pembelajaran yang tepat untuk masing-masing tingkat kesalahpahaman yang dialami untuk membuat studi menjadibermakna. Dalam makalah ini, peneliti mengeksplorasi informasi tentang; (1) tingkat kesalahpahaman ilmu siswa tentangperubahan wujud dari air, dan (2) model pembelajaran yang paling efektif untuk mengatasi kesalahpahaman siswa mengenaiperubahan wujud air. Model pembelajaran tiga dalam penelitian ini adalah: siklus belajar, penyelidikan dipandu, dan model konseppemetaan. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah wawancara klinis dan pretest-posttest. Informasi yangdikumpulkan dianalisis secara kuantitatif dengan percobaan uji ANOVA dan keuntungan rata-rata normal dihitung untuk setiapkelompok percobaan. In general, misconceptions experienced by student could cause difficulties in study, meanwhile children have their own sense.Level of misconceptions experienced by student also unequal, in this case something experiences high level misconceptions,medium, and low. For that reason, student requires correct learning model for each level of misconception experienced to make thestudy become meaningful. In this paper, the researcher explored information about; (1) the level of science misconceptions of thestudent concerning the state changes of water, and (2) the most effective learning model to remedy students misconceptionsconcerning the state changes of water. The three learning models in this research are: learning cycle, guided inquiry, and conceptmapping model. The method applied in this research is the clinical interview and pretest-posttest. The information collected wasanalyzed in experiment quantitative manner by anova test and average normalized gains were calculated for each experimentgroup.Keywords: science misconceptions; learning cycle; guided inquiry; concept mapping
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS LIFE SKILL UNTUK MENINGKATKAN MINAT KEWIRAUSAHAAN SISWA Khoiri, Nur; Hindarto, N.; -, Sulhadi
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 7, No 2 (2011)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis life skill untuk meningkatkan minat kewirausahaansiswa. Penelitian dilatarbelakangi oleh tingginya jumlah lulusan SLTA yang tidak melanjutkan studi ke Pendidikan Tinggi sertaterbatasnya perangkat pembelajaran berbasis life skill. Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan minat kewirausahaan. kelaseksperimen memiliki minat yang lebih tinggi (85,61) dibanding kelas kontrol (62,19). Hasil lain menunjukan adanya hubunganyang kuat antara kecapakan hidup dengan minat kewirausahaan siswa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaanperangkat pembelajaran fisika berbasis life skill dapat meningkatkan minat kewirausahaan siswa. Perangkat pembelajaran selainmampu meningkatkan minat kewirausahaan juga tidak menurunkan rata-rata nilai siswa, karena rata-rata nilai masih di atasstandar ketuntasan yaitu 76. This study is performed with the background of the lack of life skill based learning equipments and the huge number of SHSgraduate student who do not apply to the higher level of education and the aim of developing life skill based learning equipments toincrease entrepreneurship interest of the student. The result of the study shows that there is a different interest of entrepreneurshipbetween experiment and control group. It also shows that there is a close relationship between life skill and entrepreneurshipinterest of the student. This interest can be increased through the use of the developed life skill based learning equipments.Keywords: Lifeskill; entrepreneurship, learning equipments
PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE PADA SUB POKOK BAHASAN KALOR UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP Kulsum, U.; Hindarto, N.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 7, No 2 (2011)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di salah satu SMP, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Untukmengatasi permasalahan tersebut, diterapkan model Learning Cycle. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikanbagaimana penerapan model Learning Cycle dalam melatih keaktifan siswa dan mengetahui dampak penerapan model LearningCycle pada sub pokok bahasan kalor terhadap keaktifan siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang berhasildilaksanakan dalam tiga siklus. Tiap siklus terdiri atas empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.Data keaktifan siswa diperoleh dari lembar observasi, dilengkapi hasil belajar kognitif yang diperoleh dari tes akhir siklus dan hasilbelajar psikomotorik yang diperoleh dari lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Learning Cycledapat meningkatkan keaktifan siswa. Meningkatnya keaktifan siswa ditunjang dengan meningkatnya hasil belajar kognitif dan hasilbelajar psikomotorik siswa. This paper discusses the application of learning cycle model to overcome the problem of low learning achievement of JHS studentand increase students activity in the lesson of heat topic. The three-cycle classroom action research was performed to derive dataconsisting of students activity, cognitive and psychomotor learning achievements. It is concluded that the application of the modelcan increase students activity which is supported by the increase of cognitive and psychomotor learning achievements.Keywords: activity; Learning Cycle; learning achievement
EKSPLORASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA DAN UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Wijayanti, P. I.; Mosik, -; Hindarto, N.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 6, No 1 (2010)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP pada pokok bahasan cahaya melalui pembelajaran inkuiri terbimbing. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifateksperimen yang dilaksanakan dengan mengambil sampel dua kelas dari enam kelas sebagai kelas eksperimen dan kelaskendali. Data peningkatan hasil belajar kognitif diperoleh dari pre test dan post test, sedangkan data mengenai kesulitan belajar diperoleh dari analisis soal yang diujikan. Hasil penelitian menunjukkan siswa mengalami kesulitan belajar fisika pada pokokbahasan cahaya yang meliputi kesulitan memahami materi, kesulitan mengaitkan hubungan antar konsep, kesulitan mengertirumus, kesulitan mengoperasikan rumus untuk menyelesaikan soal. Secara umum persentase kesulitan belajar pada kelaseksperimen lebih kecil daripada kelas kendali. Hal itu diikuiti dengan meningkatnya hasil belajar kelas eksperimen secarasignifikan dibandingkan kelas kontrol. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing dapat mengatasi kesulitanbelajar siswa pada pokok bahasan cahaya yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. The goals of this research are to study students difficulty of light topic and increases learning achievements of Junior High Schoolstudents of that topic through guided inquiry learning. This experiment study used two classes of sample: experiment and control.The data of cognitive learning achievement improvement was gathered by using pre test and post test, while those of learningdifficulty were found through problem tested analysis. The results of the study show that the students encounter learning difficultiesin the form of understanding the material, relating between concepts, understanding the formula, and operating formula for solvingthe problem. In general, percentages of learning difficulties of experiment group are less than those of control group. It is concludedthat guided inquiry learning can solve the learning difficulties of student of light topic which in turn can increase students learningachievement.Keywords: Learning difficulty; guided inquiry; learning achievement
PENGGUNAAN BAHAN AJAR DENGAN PENDEKATAN ANDRAGOGI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA RSBI Umriyah, M.; Yulianto, A.; Hindarto, N.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 8, No 1 (2012)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Andragogi merupakan teori pembelajaran orang dewasa. Konsep pembelajaran orang dewasa merupakan pembelajaran yang berpola non otoriter. Berdasarkan ciri-ciri biologis maupun psikologis sebagian besar siswa SMA telah memasuki usia dewasa, sehingga pendekatan andragogi agaknya lebih sesuai. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yaitu mengembangkan bahan ajar dengan pendekatan andragogi, bertujuan untuk memperoleh bahan ajar yang dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa. Subyek penelitian adalah siswa  kelas X-2 SMA Islam Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2010/2011. Pengambilan data dilakukan dengan metode dokumentasi, observasi dan  test hasil belajar.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan digunakannya bahan ajar dengan pendekatan andragogi, skor kreativitas  dan hasil test kognitif siswa rata-rata meningkat.Andragogy is adult learning theory. Adult learning concept is learning activity that gets to pattern non authoritarian. Based on biological characteristics and also psychological a large part Senior High School students  have entered adult age, so pedagogy approach (education for children) was not suitable anymore for them, it seems that andragogy (education for adult) is more suitable. This research is development research which develop learning material in andragogy approach, has an aim to get a learning material that can develop creativity and studying result. The research is executed in X2 class at Sudirman Islamic Senior High School of Ambarawa, academic year 2010 / 2011 which is chosen bases random sampling. Data taking is done by documentation method, observation and learning result test.  Data analysis  indicate   an  improving  of average  value  in creativity and learning result.
READINESS Of ELEMENTARY SCHOOL TEACHERS IN IMPLEMENTING CHARACTERS INTEGRATED LEARNING IN THE SCIENCE SUBJECT Hindarto, N.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 11, No 1 (2015): January 2015
Publisher : Physics Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpfi.v11i1.4001

Abstract

Many problems that arise in todays society are rooted in the issue of morality as a result of the marginalization of the values of character. To solve this problem, need to be enforced the values of good character on every member of the community, and the proper way is through the educational process, including through education in schools ranging from elementary education to higher education. To find out whether the teachers in elementary schools are ready to take this work, the research conducted to determine the readiness of teachers and the problems associated with its implementation. Through a questionnaire calculated in descriptive percentage on a sample of elementary school teachers who are spread in Semarang, Semarang District and Temanggung, it can be concluded that in teachers’ view it is very important to integrate the learning of characters in the lesson. However, they need guidance /examples to develop learning model with its features, which integrate the values of the characters in the science subject.Banyak persoalan yang timbul di masyarakat dewasa ini berakar pada persoalan moralitas sebagai akibat terpinggirkannya nilai-nilai karakter, Untuk mengatasi persoalan ini, perlu ditegakkan lagi nilai nilai karakter yang baik pada setiap anggota masyarakat, dan cara yang tepat adalah melalui proses pendidikan, di antaranya melalui pendidikan di sekolah mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Untuk mengetahui apakah para guru pada Sekolah Dasar siap mengemban tugas ini, maka diadakan penelitian untuk mengetahui kesiapan para guru dan masalah-masalah yang terkait dengan pelaksanaannya. Melalui angket yang kemudian diolah secara deskriptive persentasi pada sampel guru SD yang tersebar di Kota Semarang, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Temanggung, dapat diketahui bahwa para guru menganggap sangat penting untuk mengintegrasikan pembelajaran karakter dalam matapelajaran IPA. Namun demikian mereka membutuhkan bimbingan/ contoh untuk mengembangkan model pembelajaran dengan fitur-fiturnya, yang mengintergrasikan nilai-nilai karakter dalam mata pelajaran IPA.  
SOLID WASTE-SILICA COMPOSITE FOR HIGH STRENGTH AND LIGHTWEIGHT MATERIAL APPLICATION Masturi, M.; Rustad, S.; Sunarno, S.; Hindarto, N.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 12, No 1 (2016): January 2016
Publisher : Physics Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpfi.v12i1.4289

Abstract

The solid waste composite was successfully made. Preliminary, the composite was synthesized using polyurethane as binder mixed with the solid waste using simple mixing method and then hot-pressed at at pressure of 4 metric-tons and temperature of 100°C for 20 minutes. To enhance its strength, silica nanoparticles with varied content then were added in the polyurethane-solid waste mixture. From the compressive strength test, it was obtained that polyurethane-solid waste composite with solid waste volume fraction of 87.15% had optimum compressive strength of 160 MPa. Meanwhile, for silica addition with the fraction of 0.4975%, the compressive strength became 200 MPa, or increased 23% of that without nanosilica. The enhancement was also briefly confirmed from FTIR Spectroscopy where some polyurethane spectra shifted small due to silica addition, especially in amine and carbonyl groups as its active groups. The strength is better than of brick (80 MPa), shalestone (73 MPa), silstone (92 MPa) and other stones. From density measurement, the composite-produced has density about 0.7 g/cm3 that comparable to Jati (Tectona grandis) and Mahoni (Swietenia macrophylla) having densities about 0.8 g/cm3 and 0.7 g/cm3 respectively. Therefore, this composite is very adequate for building material application to compete the woods.  Komposit sampah sudah berhasil dibuat. Mula-mula, komposit disintesis dengan menggunakan poliuretan sebagai pengikat yang dicampur dengan sampah melalui metode pencamnpuran sederhana (simple mixing), kemudian dihot-press pada tekanan 4 metric ton dan suhu 100°C selama 20 menit. Untuk meningkatkan kekuatan mekaniknya, nanopartikel silica dengan berbagai komposisi ditambahkan dalam campuran poliuretan-sampah. Dengan menggunakan uji kekuatan tekan, didapatkan komposit poliuretan-sampah dengan fraksi volume sampah sebesar 87,15% memiliki kekuatan tekan sebesar 160 MPa. Selanjutnya, dengan penambahan silica sebesar 0,4975% (v/v) kekuatan tekan komposit menjadi 200 MPa, atau meningkat sebesar 23% dibandingkan komposit tanpa silica. Peningkatan ini juga dikonfirmasi melalui FTIR Spectroscopy yang menunjukkan adanya pergeseran kecil pada puncak spektra poliuretan akibat penambahan silica, utamanya pada gugus fungsi amina dan karbonil. Kekuatan mekanik komposit ini lebih baik daripada batu bata (80 MPa), batuan shale (73 MPa), batuan siltstone (92 MPa) dan beberapa jenis batuan yang lain. Dengan menggunakan uji kerapatan didapatkan komposit ini memiliki massa jenis 0,7 g/cm3, setara dengan kayu Jati (Tectona grandis) dan Mahoni (Swietenia macrophylla) yang memiliki massa jenis masing-masing 0,8 g/cm3 dan 0,7 g/cm3. Ini menunjukkan komposit yang dihasilkan sangat cocok untuk diaplikasikan sebagai bahan bangunan pengganti kayu.
PENGEMBANGAN MODUL TEMATIK DAN INOVATIF BERKARAKTER PADA TEMA PENCEMARAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP Izzati, N.; Hindarto, N.; Pamelasari, S. D.
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Vol 2, No 2 (2013): October 2013
Publisher : Program Studi Pendidikan IPA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpii.v2i2.2721

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan modul tematik dan inovatif berkarakter pada tema pencemaran lingkungan dan mengetahui pengaruh modul terhadap peningkatan karakter siswa SMP. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan kelayakan modul dengan kategori sangat layak, angket siswa dan guru mendapatkan kriteria sangat baik, aktivitas siswa mendapat kategori sangat aktif, dan analisis hasil belajar siswa mencapai KKM sebesar 100%. Berdasarkan hasil analisis karakter siswa diperoleh peningkatan karakter siswa dengan kategori sedang. Skor tertinggi terdapat pada karakter komunikatif dan skor terendah pada karakter percaya diri. This research is aimed to find out the validity of thematic, innovative, characterize module Environment Pollution theme and to find out the effect of the module toward the improvement with students’s character. The design of this research is Research and Development. Based on the result of research, it was obtained that module validity showed very valid category, the student and teacher’s questionnaire showed very good category, the students’s activity showed very active category, and the analysis of students’s learning reached the passing grade in amount of 100%. Based on the data analysis of student’s character, it was obtained that the improvement of students’s character is in medium category. The highest score is communicative character and the lowest score for a confident character.