Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengembangan LKPD Berbasis Model Artikulasi pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV di Gugus Satu Kecamatan Batanghari Eka Puspitasari; Darsono Darsono; Pujiati Pujiati
Pedagogi: Jurnal Pendidikan Dasar Vol 5, No 10 (2017): Jurnal Pedagogi
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to produce and to test the effectiveness of Worksheet Students articulation model based on thematic learning fourth grade students. This research method is a research development. Product worksheet of students that is 1) Validation by lecturers of materials experts and design experts, 2). Individual trials, 3). Small group trials, 4).Field trials. The population study is 107 students fourth grade student in the district of Batanghari, and the sampel are 46 students.The technique of collecting data using questionnaires, observations, and tests of learning outcomes. The results of development research in the form of worksheet product based on articulation model on thematic learning, Data analysis shows that the worksheet based on the articulation model of effective thematic learning is used to improve learning outcomes in thematic learning.Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk dan mengetahui efektivitas Lembar Kerja Peserta Didik berbasis model artikulasi pada pembelajaran tematik siswa kelas IV SD. Metode penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Uji validasi produk LKPD dilakukan: 1) Uji validasi oleh dosen ahli materi dan ahli desain, 2). Uji coba perorangan, 3) Uji coba kelompok kecil 4). Uji coba lapangan. Populasi penelitian adalah 107 siswa kelas IV SDN di Gugus Satu Kecamatan Batanghari, dan sampel 46 siswa.Teknik pengumpulan data menggunakan angket, observasi dan tes hasil belajar. Hasil penelitian pengembangan berupa produk LKPD berbasis model artikulasi pada pembelajaran tematik, analisis data menunjukkan bahwa LKPD berbasis model artikulasi pada pembelajaran tematik efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran tematik.Kata kunci : Lembar Kerja Peserta Didik, model artikulasi, hasil belajar siswa
SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG BERBASIS DEKSTOP PADA PT. ULTRA SAKTI Eni Pudjiarti; Eka Puspitasari; Aprillia Ananda Septyawati
Jusikom : Jurnal Sistem Komputer Musirawas Vol 4 No 2 (2019): Jusikom : Jurnal Sistem Komputer Musirawas DESEMBER
Publisher : LPPM UNIVERSITAS BINA INSAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.367 KB) | DOI: 10.32767/jusikom.v4i2.584

Abstract

Inventory is very important in work activities or in a business entity, because inventory can be a benchmark of performance and cash flow of a company. If there is too much inventory turnover is not good, and vice versa if there is too little inventory it can hamper work activities, resulting in low yields and will affect the company's income. Because at PT Ultra Sakti, ATK Goods Inventory Management is still manual. Which causes the management and presentation of inventory data can be ineffective and inefficient, because it is very easy to make mistakes (Human Error) this results in the inventory process will be very bad, because it could be an excess or even a shortage of inventory processes. Therefore, the authors try to make an inventory system in order to help PT. Ultra Sakti in carrying out work activities to be more efficient and effective, in the presentation of data and data management. So that mistakes can be minimized. And the presentation of data can be utilized properly. Keywords— Information System Design, Inventory System
KARAKTERISTIK BAHASA JURNALISTIK DALAM ARTIKEL SURAT KABAR PRIANGAN Eka Puspitasari
Diksatrasia : Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 1 (2017): JURNAL DIKSATRASIA JANUARI 2017
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.045 KB) | DOI: 10.25157/diksatrasia.v1i1.107

Abstract

ABSTRAKKenyataan di lapangan  menunjukkan bahwa tidak sedikit surat kabar yang kurang mengindahkan atau mempedulikan cara penulisan artikel sesuai dengan karakteristik yang menjadi tolok ukurnya. Hal ini menjadi suatu hal yang tidak baik terhadap pengetahuan generasi muda tentang   cara penulisan artikel. Rumusan  masalah yang diajukan adalah Bagaimanakah karakteristik bahasa jurnalistik  dalam artikel Surat Kabar Priangan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.  Dari deskripsi yang dilakukan akan diperoleh suatu pola belajar atau pola pembelajaran.  Hasil penelitian sebagai berikut: Komunikatif. Dimana bahasa yang digunakan tidak berbelit-belit, tidak berbunga-bunga, harus terus langsung pada pokok permasalahannya (straight to the point). Artinya bahasa yang digunakan dalam artikel surat kabar priangan bentuknya lugas, sederhana, tepat diksinya, dan menarik sifatnya. Bahasa jurnalistik yang memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut, akan menjadi bahasa yang komunikatif, bahasa yang tidak mudah menimbulkan salah paham, bahasa yang tidak mudah menimbulkan tafsir ganda, dan bahasa yang akan dicintai atau digemari massa.  Spesifik. Dimana bahasa yang digunakan tidak disusun dengan kalimat-kalimat yang singkat-singkat atau pendek-pendek. Bentuk-bentuk kebahasaan yang sederhana, mudah diketahui oleh orang kebanyakan, dan gampang dimengerti oleh orang awam, harus senantiasa ditonjolkan atau dikedepankan di dalam bahasa jurnalistik. Bentuk-bentuk kebahasaan yang digunakan dalam bahasa jurnalistik sedapat mungkin berciri minim karakter kata atau sedikit jumlah hurufnya. Jelas makna menggunakan kata-kata yang bermakna denotative (kata-kata yang mengandung makna sebenarnya), bukan kata-kata yang bermakna konotatif (kata-kata yang maknanya tidak langsung, kata-kata yang bermakna kiasan). Penghalusan bentuk kebahasaan (eufemisme), justru dapat dipandang sebagai pemborosan kata di dalam bahasa jurnalistik. Tidak mubazir dan tidak klise. Artinya bahas ayang digunakan menunjuk pada kata atau frasa yang sebenarnya dapat dihilangkan dari kalimat yang menjadi wadahnya, dan peniadaan kata-kata tersebut tidak mengubah arti atau maknanya. Kata-kata klise atau stereotype ialah kata-kata yang berciri memenatkan, melelahkan, membosankan, terus hanya begitu-begitu saja, tidak ada inovasi, tidak ada variasi, hanya mengulang-ulang keterlanjuran. Kata-kata yang demikian, lazim disebut dengan tiring words. Bahasa jurnalistik harus menghindari itu semua, demi maksut kejelasan, demi maksut kelugasan, dan demi ketajaman penyampaian ide atau gagasanKenyataan di lapangan  menunjukkan bahwa tidak sedikit surat kabar yang kurang mengindahkan atau mempedulikan cara penulisan artikel sesuai dengan karakteristik yang menjadi tolok ukurnya. Hal ini menjadi suatu hal yang tidak baik terhadap pengetahuan generasi muda tentang   cara penulisan artikel. Rumusan  masalah yang diajukan adalah Bagaimanakah karakteristik bahasa jurnalistik  dalam artikel Surat Kabar Priangan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.  Dari deskripsi yang dilakukan akan diperoleh suatu pola belajar atau pola pembelajaran.  Hasil penelitian sebagai berikut: Komunikatif. Dimana bahasa yang digunakan tidak berbelit-belit, tidak berbunga-bunga, harus terus langsung pada pokok permasalahannya (straight to the point). Artinya bahasa yang digunakan dalam artikel surat kabar priangan bentuknya lugas, sederhana, tepat diksinya, dan menarik sifatnya. Bahasa jurnalistik yang memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut, akan menjadi bahasa yang komunikatif, bahasa yang tidak mudah menimbulkan salah paham, bahasa yang tidak mudah menimbulkan tafsir ganda, dan bahasa yang akan dicintai atau digemari massa.  Spesifik. Dimana bahasa yang digunakan tidak disusun dengan kalimat-kalimat yang singkat-singkat atau pendek-pendek. Bentuk-bentuk kebahasaan yang sederhana, mudah diketahui oleh orang kebanyakan, dan gampang dimengerti oleh orang awam, harus senantiasa ditonjolkan atau dikedepankan di dalam bahasa jurnalistik. Bentuk-bentuk kebahasaan yang digunakan dalam bahasa jurnalistik sedapat mungkin berciri minim karakter kata atau sedikit jumlah hurufnya. Jelas makna menggunakan kata-kata yang bermakna denotative (kata-kata yang mengandung makna sebenarnya), bukan kata-kata yang bermakna konotatif (kata-kata yang maknanya tidak langsung, kata-kata yang bermakna kiasan). Penghalusan bentuk kebahasaan (eufemisme), justru dapat dipandang sebagai pemborosan kata di dalam bahasa jurnalistik. Tidak mubazir dan tidak klise. Artinya bahas ayang digunakan menunjuk pada kata atau frasa yang sebenarnya dapat dihilangkan dari kalimat yang menjadi wadahnya, dan peniadaan kata-kata tersebut tidak mengubah arti atau maknanya. Kata-kata klise atau stereotype ialah kata-kata yang berciri memenatkan, melelahkan, membosankan, terus hanya begitu-begitu saja, tidak ada inovasi, tidak ada variasi, hanya mengulang-ulang keterlanjuran. Kata-kata yang demikian, lazim disebut dengan tiring words. Bahasa jurnalistik harus menghindari itu semua, demi maksut kejelasan, demi maksut kelugasan, dan demi ketajaman penyampaian ide atau gagasan
Pelatihan Usaha Ekonomi Pembuatan Kerupuk Beras Desa Mekar Sari Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat Dzakiyah Adila; Haerani; Aninda Astriana Safitri; Muhammad Safrullah; M. Azizul Mahaqi; Jannatul Laili Oktavia; Khaeril Azmi; M. Asyari; Ni Kadek Widianthari; Eka Puspitasari; Lilik Apriani
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 5 No 3 (2022): Juli - September
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.547 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v4i3.1912

Abstract

Mekar Sari village has an region that is dominated by agricultural land and it has main agricultural products is rice. However, so far there are no further processing of these products so the economy value is still relatively low. For this reason, it is necessary to do further processing of products that made from rice with invasion and creativity that can increase the prices and develop community farming value products. Rice is a superior product in this village, one of the products made from rice and have intrest in community is rice crackers. The innovation applied to rice cracker products is by adding variants of flavor to rice crackers, so it is hoped that these products will be able to compete in the market. The training is carried out starting from the production process, packaging, to marketing. This training is carried out to produce rice crackers with a higher economy value which is expected to help improve the local community's economy.
Regular Teacher Professionalism in The Implementation of Elementary School Inclusion Education in Kebumen Agustina Puspa Mentari; Ahsina Sabri; Ariana Diah; Dania Prasasti; Eka Puspitasari; Muhamad Chamdani; Siti Fatimah
Social, Humanities, and Educational Studies (SHES): Conference Series Vol 6, No 1 (2023): Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.637 KB) | DOI: 10.20961/shes.v6i1.71148

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis tingkat profesionalisme guru dalam pelaksanaan pendidikan inklusi sekolah dasar di Kebumen dan (2) Menjadi bahan evaluasi pihak terkait dalam upaya perbaikan pendidikan inklusi sekolah dasar di Kebumen. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan subjek penelitian SD N Tunjungseto, SD N Pecarikan, dan SD N Podourip yang merupakan sekolah inklusi di Kabupaten Kebumen. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dan juga wawancara. Sedangkan untuk teknik analisis data, kami menganalisis dengan menggunakan analisis interaktif menurut Miles and Huberman yang terdiri atas empat komponen proses analisis, yaitu, pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.