Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DALAM PRODUKSI DAN PEMASARAN USAHA BETUTU KHAS BALI DI BANJAR MAWANG KAJA, UBUD, GIANYAR I Ketut Parnata; Luh Mei Wahyuni; I Gde Agus Jaya Sadguna; Ni Luh Ayu Kartika Yuniastari Sarja
Dharmakarya Vol 10, No 4 (2021): Desember, 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v10i4.35247

Abstract

Pengabdian masyarakat dilakukan oleh perguruan tinggi dalam upaya untuk menerapkan teknologi tepat guna yang dihasilkan dari pengembangan keilmuan untuk masyarakat. Politeknik Negeri Bali pun melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh para Dosen berkolaborasi dengan mahasiswa sudah seyogyanya membantu UMKM yang terdampak Covid-19 ini. Rai Kajol merupakan mitra dalam kegiatan ini yang berlokasi di Banjar Mawangkaja, Lodtunduh, Ubud. Rai Kajol memproduksi betutu khas Bali dan ayam panggang. Kendala yang dihadapi mitra saat ini adalah peralatan yang digunakan masih terbatas, sehingga memerlukan waktu lama untuk memproduksi dalam skala besar, pemasaran produk masih bersifat konvensional sehingga pelanggan terbatas pada konsumen disekitaran tempat usaha. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi, maka akan dilakukan kegiatan terkait manajemen produksi dan pemasaran khususnya pemasraan online. Kegiatan dimulai dengan sosialisasi, pemberian peralatan yang menunjang produksi seperti mesin penghancur bumbu, alat pemanggangan, presto, pemberian bantuan label kemasan dan pelatihan pengemasan serta labeling kemasan, pembuatan media sosial dan pelatihan penggunaan media sosial. Indikator capaian adalah peningkatan jumlah produksi dan efisiensi waktu produksi. kemasan produk yang menarik dan ramah lingkungan, peningkatan pasar produk. Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan dengan adanya penambahan alat produksi dapat mempercepat proses produksi, meningkatkan jumlah produksi dan menambah varian produk usaha mitra. Dari segi pemasaran, terdapat pelanggan baru dengan pemasaran menggunakan media online.
Implementing SOP to Improve Butler Performance Ni Made Wulan Dwi Artini; I Ketut Suarja; I Gde Agus Jaya Sadguna; Ni Made Sudarmini
International Journal of Glocal Tourism Vol. 1 No. 1 (2020): International Journal of Glocal Tourism - September 2020
Publisher : Catuspata Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Purpose: The research is to determine whether the implementation of standard operating procedure (SOP) can improve the performance of a butler in a hotel located in Jimbaran tourist area, Bali, Indonesia, and find out the efforts that can be applied to improve the performance of the butler employees. Research methods: This research uses descriptive qualitative method using data collection methods such as observation method by directly observing how a hotel butler handles guests. An interview is done to butler employees, head butler and room division manager; and finally using questionnaires given to all butlers. Findings: All butler of the hotel executes the SOP accordingly and correctly and have also worked optimally. The implementation of the SOP that are well implemented by butler employee has a positive impact on employee performance thus they can work thoroughly, disciplined, and in an organized manner. Implication: SOP is very important to be implemented by butler to improve the performance of butler employees at the hotel.
BALINESE ART STUDIOS: THE LEARNING PROCESS OF ART AND CULTURE TO SUPPORT SUSTAINABLE TOURISM I Gde Agus Jaya Sadguna; I Gusti Agung Mas Krisna Komala Sari; Kumiko Shishido
Jurnal Internasional Ilmu Pengetahuan Terapan bidang Pariwisata dan Events Vol 4 No 1 (2020): June 2020
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1008.691 KB) | DOI: 10.31940/ijaste.v4i1.1782

Abstract

Purpose: A lot of perspectives have been discussed about Bali and this paper will discuss it from the angle of the learning process of art and culture in the Balinese art studios in Gianyar Regency. Research methods: The research was conducted on the months of July and August 2019. Qualitative data was obtained during the research because the method of data collection was interviewing the owner of the dance studio. Results and discussions: One of the A’s in tourism is attraction and Bali have a strong attraction for tourists both domestic and foreign tourists. The art and culture is the breath of tourism in the island of Bali, which is based on the Hindu religion. The resources for these art and culture are nurtured in several forms, which one of them is through sanggar or studios, which is a non-formal education institution for learning Balinese art and culture. Various types of art and culture and developed and nurtured in these studios, such as performing arts, fine arts, and local wisdoms. The tourism industry has given positive and negative impacts for Balinese art and culture, depends on how one may argue if seen through different perspectives. Performing arts have flourished in terms of daily performances taken places in hotels and designated performance theaters. The types which can be easily watched are the music and dance of Bali. Conclusion: Tourism in this sense is not a direct aspect but, in the future, has a direct impact: providing culture resources for performances in tourism objects and destinations. This as a part of social sustainability, also the sanggars, is a part of the sustainable tourism family
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Wisatawan untuk Menginap di Green Hotel di Kabupaten Badung Bali I Gusti Agung Mas Krisna komala Sari; Ayu Dwi Yulianthi; I Gde Agus Jaya Sadguna
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol 16 No 2 (2020): JBK-Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31940/jbk.v16i2.1852

Abstract

Perkembangan responsible tourism salah satunya yaitu kencenderungan wisatawan dalam memanfaatkan produk pariwisata yang bersifat ramah lingkungan. Menurut survey tahun 2012 oleh TripAdvisor, hampir 60% dari wisatawan lebih memilih untuk memilih hotel yang eco friendly dan green hotel. Trend ini menjadi dorongan bagi beberapa hotel untuk membuat green hotel dan hotel eco-friendly yang memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dalam mendukung isu tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan wisatawan untuk menginap di green hotel di kabupaten Badung Bali. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Penelitian ini mengambil lokasi di hotel –hotel yang berkonsep green hotel di Kabupaten Badung Bali. Sumber data pada penelitian ini adalah data primer di mana peneliti langsung mengumpulkan data dari objek yang bersangkutan dengan menggunakan questioner. Populasi pada penelitian ini adalah wisatawan yang menginap di green hotel di kabupaten Badung, Bali dan sampel yang diteliti sebanyak 100 wisatawan. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu dengan memilih wisatawan yang menginap di green hotel. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor.Analisis faktor merupakan suatu teknik untuk menganalisis mengenai hubungan saling ketergantungan antara beberapa variabel secara simultan. Adapun tujuan dari analisis faktor adalah untuk menyederhanakan bentuk hubungan antara beberapa variabel yang diteliti menjadi sejumlah faktor yang lebih sedikit. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat empat faktor internal dan dua faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan wisatawan menginap di Green hotel di Kabupaten Badung. Faktor internal tersebut adalah Green Opinion; Green Hotel Knowledge; Green Practice; serta Environmental Awareness. Sedangkan faktor eksternal yang dimaksud adalah Kelas Sosial serta keluarga dan orang terdekat.
PENINGKATAN PRODUKSI DAN WAWASAN PENGERAJIN TALENAN DI DESA TEMESI, GIANYAR I Gde Agus Jaya Sadguna; Ayu Dwi Yulianthi; Kadek Cahya Dewi
Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS Vol 3 No 1 (2017): Nopember 2017
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.615 KB)

Abstract

Talenan merupakan salah satu peralatan dapur yang sangat penting dan berfungsi sebagai tumpuan atau alas untuk memotong bahan makanan yang akan diolah oleh orang Bali, baik untuk memasak makanan sehari-hari maupun untuk kegiatan upacara, salah satunya adalah lawar. Ketergantungan masyarakat terhadap talenan membuat alat ini sebagai peralatan wajib saat membuat masakan Bali seperti lawar. Kegiatan ini bertujuan untuk memajukan usaha talenan yang dimiliki oleh dua mitra yaitu usaha milik Bapak Jero Mangku Rastiti (Mitra 1) dan Bapak I Ketut Gede Raka (Mitra 2) yang berlokasi di Desa Temesi, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar. Kedua usaha ini memiliki kondisi yang serupa yaitu merupakan usaha sendiri, pengelolaan usaha belum maksimal, dan ketiadaan alat untuk membantu produksi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diberikan bantuan berapa peralatan untuk meningkatkan produksi dan juga pelatihan-pelatihan. Peralatan yang diberikan adalah gergaji mesin, masker filter, kacamata pengaman, papan nama dan juga rak pajangan untuk membantu memajang hasil produksinya. Kedua mitra juga diberikan pelatihan manajemen pengelolaan usaha, pelatihan pembukuan keuangan, dan pelatihan pemasaran untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan usahanya.
Pengembangan Sistem Pembayaran untuk Desa Wisata Tri Eka Buana dengan Online Payment I G P Fajar Pranadi Sudhana; I Gde Agus Jaya Sadguna; I Gede Nyoman Suta Waisnawa; Ayu Dwi Yulianthi; A A Ayu Ngurah Harmini
Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS Vol 7 No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31940/bp.v7i1.2171

Abstract

Sejak tahun 2019, Desa Tri Eka Buana yang terletak di kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem Bali, melalui tim pengabdian Politeknik Negeri Bali telah mendapatkan hibah PPDM untuk membentuk desa wisata dengan potensi alam dan penghasil minu-man tradisional arak bali. Berbagai macam kegiatan dari solusi yang ditawarkan telah dilaksanakan pada tahun I di 2019. meliputi menyusun Master Plan pengembangan desa wisata, merumuskan sistem pengawasan kebersihan desa, melaksanakan sosialisasi tata ruang desa wisata, sosialisasi dan penyuluhan kepariwisataan, dan menyusun program pemasaran Desa Wisata melalui digital marketing. Salah satu kegiatan yang telah terlaksana adalah pengambangan website Desa Wisata Tri Eka Buana.Transaksi online semakin diminati, bahkan sudah menjadi tren di kalangan masyarakat luas. Selain dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun tanpa ada batasan waktu atau jarak. E-payment menawarkan berbagai macam kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan pembayaran. Berbagai macam metode pembayaran dapat diintegrasikan kedalam sistem sehingga memudahkan pelanggan yang akan melakukan pembayaran sesuai pemesanan yang dilakukan. Desa wisata Tri Eka Buana Sidemen Karangasem Bali dapat me-manfaatkan sistem payment online ini guna membantu oprasional desa wisata kedepannya. Pengembangan sistem online payment ini dapat dikembangkan dengan membangun website desa wisata, menambahkan fasilitas ecommerce ke dalam website yang telah dibangun, melakukan registrasi dan aktivasi ke salah satu layanan payment gateway, dan mengintegrasi website desa wisata Tri Eka Buana dengan layanan payment gateway.
PENGEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN UNTUK DESA WISATA TRI EKA BUANA DENGAN ONLINE PAYMENT I G P Fajar Pranadi Sudhana; I Gde Agus Jaya Sadguna; I Gede Nyoman Suta Waisnawa; Ayu Dwi Yulianthi; A A Ayu Ngurah Harmini
Dharma: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): Mei
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.543 KB) | DOI: 10.31315/dlppm.v2i1.4771

Abstract

Since 2019, Tri Eka Buana Village, located in Sidemen sub-district, Karangasem Bali Regency, through the Bali State Polytechnic service team has received a PPDM grant to form a tourism village with natural potential and a producer of traditional Balinese arak drinks. Various kinds of activities from the solutions offered have been implemented in the first year of 2019. including compiling a master plan for developing a tourism village, formulating a village cleanliness supervision system, carrying out socialization of tourism village spatial planning, socialization and tourism outreach, and compiling a tourism village marketing program through digital marketing . One of the activities that has been carried out is the development of the Tri Eka Buana Tourism Village website. Online transactions are increasingly in demand, even have become a trend among the wider community. Besides, it can be done anytime and anywhere without any time or distance restrictions. E-payment offers various kinds of convenience and practicality in making payments. Various kinds of payment methods can be integrated into the system making it easier for customers to make payments according to orders made. The tourism village of Tri Eka Buana Sidemen Karangasem Bali, can take advantage of this online payment system to help tourism village operations in the future. The development of this online payment system can be developed by building a tourism village website, adding ecommerce facilities to the website that has been built, registering and activating one of the payment gateway services, and integrating the Tri Eka Buana tourism village website with a payment gateway service.
Pemberdayaan Bumdes Wisnu Prabawa Desa Guwang Sukawati Menuju Desa Wisata I Gde Agus Jaya Sadguna; I Made Anom Adiaksa; Ni Ketut Pradani Gayatri Sarja
Madaniya Vol. 3 No. 4 (2022)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.284

Abstract

Maraknya pengembangan desa menjadi desa wisata memunculkan niatan desa-desa menjadi desa wisata. Desa Guwang merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar dengan memiliki luas wilayah 278,5 Ha. Desa ini dibagi menjadi beberapa wilayah yaitu bagian utara, timur, dan barat. Pada tahun 2015 penduduk Desa Guwang berjumlah 6.029 jiwa. Desa guwang tidak memiliki areal hutan namun demikian Desa Guwang memiliki sentral Pengerajin Industri kecil seperti Pengerajin patung, tukang ukir dan jasa, seni budaya di Desa Guwang sangat berkembang. Desa Guwang merupakan salah satu desa di Bali yang menjadikan potensi objek wisata Hidden Canyon sebagai unit Badan Usaha Milik Desa. Walaupun dikelola oleh BUMdes saat ini status Desa Guwang belum menjadi Desa Wisata. Beberapa permasalahan yang dihadapi adalah belum optimalnya pengelolaan desa wisata melalui BUMdes dengan legitimasi Desa Wisata Guwang, kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa dalam memetakan potensi wisatanya serta belum optimalnya peran Pokdarwis dan pemandu wisata dalam memberikan pelayanan serta fasilitas pendukung di objek wisata Hidden Canyon. Solusi yang diberikan untuk permasalahan tersebut adalah memberikan pelatihan mengenai pemetaan potensi desa untuk menuju desa wisata, melakukan pendampingan dan pelatihan kepada Pokdarwis dan pemandu wisata untuk meningkatkan pelayanan di objek wisata Hidden Canyon, memberikan bantuan infrastruktur pendukung di desa wisata dan objek wisata seperti Plang Desa Wisata, plang petunjuk arah, serta denah objek wisata serta melakukan pendampingan dan pelatihan pengelolaan desa wisata melalui Bumdes dengan legitimasi Desa Guwang. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan masyarat desa tentang pemetaan potensi desa, meningkatkan pelayanan Pokdarwis dan pemandu wisata, penambahan infratruktur penunjang untuk objek wisata Hidden Canyon serta meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan desa wisata melalui Bumdes dengan legitimasi Desa Guwang.
Pemberdayaan Usaha Kuliner Rumahan Ikan Bakar Khas Jimbaran I Gusti Lanang Made Parwita; I Putu Mertha Astawa; I Gde Agus Jaya Sadguna
Madaniya Vol. 3 No. 4 (2022)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.286

Abstract

Pandemi Covid19 yang melanda dunia mengakibatkan merosotnya jumlah kunjungan wisatawan ke Bali, turunnya tingkat hunian hotel, sepinya restoran dan toko souvenir, menurunnya kunjungan ke obyek wisata serta berdampak pada perekonomian masyarakat Bali yang sebagian besar bergantung pada sektor pariwisata. I Made Swandita merupakan salah satu pekerja sektor pariwisata yang terdampak Pandemi Covid19. Hotel tempat Ia bekerja mengalami kondisi sepi dari tamu yang menginap sehingga banyak karyawannya yang terpaksa dirumahkan atau diberikan cuti tanpa diupah. Kondisi ini membuat Bapak I Made Swandita mencoba usaha dengan membuka usaha kuliner Ikan Bakar Khas Jimbaran yang diberi nama Warung Dolpin Lucky 9. Selama ini mitra lebih memfokuskan pemasaran produk ikan bakar khas Jimbarannya dengan memanfaatkan media social seperti Facebook, Instagram dan WhatsApp. Pemasaran dengan memanfaatkan internet sangat cocok diterapkan di era sekarang ini karena sebagian besar masyarakat sudah sangat akrab dengan internet khususnya media social seperti Facebook, Instagram dan WhatsApp. Dalam perkembangannya, usaha Warung Dolpin Lucky 9 belum begitu mengembirakan dan masih mengalami beberapa permasalahan seperti keterbatasan peralatan penunjang proses produksi dan penyimpanan bahan baku, jangkauan pemasaran yang dirasa kurang luas serta keterbatasan dalam manajemen keuangan usaha. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh mitra, tim pengabdian memberikan solusi diantaranya: memberikan bantuan peralatan penunjang proses produksi dan penyimpanan bahan baku, memberikan pelatihan manajemen dan pemasaran online serta memberikan pelatihan laporan keuangan sederhana. Kegiatan pengabdian ini dimulai dari sosialisasi kegiatan, pemberian bantuan peralatan, pelatihan pemasaran online. Selanjutnya tim pengabdian memberikan pelatihan laporan keuangan usaha dan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah peningkatan produktivitas dan pendapatan usaha mitra sebesar 25% disbanding sebelum dilakukan kegiatan pengabdian.
Art Capital to Support the Establishment of Tourism Village of Tri Eka Buana Village in Sidemen, Karangasem I Gde Agus Jaya Sadguna; I Gusti Agung Mas Krisna Komala Sari; I G.P. Fajar Pranadi Sudhana
Journal of Business on Hospitality and Tourism Vol 7, No 1 (2021): JOURNAL OF BUSINESS ON HOSPITALITY AND TOURISM
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.346 KB) | DOI: 10.22334/jbhost.v7i1.246

Abstract

The various potentials of each village or area in Bali has made it an island of prosperous wonders for tourism. Tri Eka Buana Village currently is in the process of becoming a tourism village, where Arak, a local liquor, is the main magnet. The aim of this research is 1) identify other aspects that support the development for the tourism village; 2) to identify the arts and cultures to be a capital that can support the development of the tourism village; 3) the attitude of the artists in the village towards the development of the tourism village. This research is a qualitative research, using purposive sampling to retrieve qualitative data from five determined interviewees, and uses the concept of tourism village and green tourism as the applicative theory. The result shows that, 1). although Tri Eka Buana Village’s main magnet is arak, arts and culture reside together in the village as an important aspect for the establishment of the tourism village; 2). this village has several forms of arts and culture such as Utamaning Malini Dance, Jaga-jaga Dance, pesantian, drama gong (theater), and traditional dances that are commonly used as entertainment; and 3).the artists in this village is willing to support the establishment of the tourism village by creating new dances and performances that are more suitable to showcase to future tourists.