Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Peran Direct Fed Microbials (DFM) Saccharomyces cerevisiae dan Aspergillus oryzae terhadap Produktivitas Ternak Ruminansia : Review H. Suryani; M. Zain; N. Jamarun; R.W.S. Ningrat
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 17, No 1 (2015): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.17.1.27-37.2015

Abstract

Mikroorganisme yang biasa digunakan dalam pakan ternak ruminansia biasanya berupa probiotik. Probiotik memiliki makna yang bersepadanan dengan Direct Fed Microbials (DFM). Penambahan DFM jenis Saccharomyces cerevisiae dan Aspergillus oryzae pada pakan ternak ruminansia mampu memanipulasi rumen dengan meningkatkan populasi bakteri pemecah serat sehingga dapat meningkatkan kecernaan dan meningkatkan bobot badan. Mekanisme kerja S. cerevisiae dan A. oryzae yang masuk kedalam tubuh ternak dan mempengaruhi pencernaan atau penyerapan, ada yang sudah diketahui secara jelas tetapi ada juga yang masih berupa hipotesa. Pemanfaatan DFM jenis S. cerevisiae dan A. oryzae secara tunggal maupun kombinasi sebagian telah diamati dan memberikan respon positif.
Degradasi in vitro Fraksi Serat Ransum Berbasis Limbah Jagung Amoniasi Elihasridas Elihasridas; R. W. S. Ningrat
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 17, No 2 (2015): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.17.2.116-122.2015

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan rasio penggunaan limbah jagung amoniasi dan konsentrat dalam ransum komplit ternak ruminansia berdasarkan parameter kecernaan fraksi serat (NDF, ADF, selulosa dan hemiselulosa) secara in vitro. Empat formula ransum komplit adalah; R0= 50% rumput lapangan + 50% konsentrat (ransum kontrol), R1= 40% limbah jagung amoniasi + 60% konsentrat, R2= 60% limbah jagung amoniasi + 40% konsentrat dan R3= 80% limbah jagung amoniasi + 20% konsentrat. Kecernaan fraksi serat diukur setelah ransum diinkubasi selama 48 jam dengan cairan buffer rumen menurut teknik Tilley dan Terry (1969). Data dianilisis secara statistik menggunakan rancangan acak kelompok, dan perbedaan nilai rataan perlakuan diuji dengan uji Duncan. Hasil yang diperoleh menunjukkan degradasi fraksi serat ransum nyata berbeda (P<0.05), tetapi R1 dan R0 tidak nyata berbeda. Disimpulkan bahwa rasio 40% limbah jagung amoniasi dan 60% konsentrat (R1) menghasilkan degradasi fraksi serat yang lebih baik dari R2 dan R3 dan tidak nyata berbeda dengan ransum kontrol (R0).
TEKNOLOGI PENANGANAN PAKAN DENGAN SILASE RANSUM KOMPLIT BERBASIS LIMBAH TEBU UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TERNAK KAMBING PERAH DI KABUPATEN AGAM Montesqrit montesqrit; Rusmana Setianingrat; Afrizal Afrizal
Jurnal Pengabdian Warta Andalas Vol 24 No 3 (2017): Warta Pengabdian Andalas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Usaha peternakan kambing perah cukup berkembang di Kabupaten Agam salah satunya kelompok tani Maju Mandiri di Nagari Sungai Pua, Kecamatan Sungai Pua. Pada saat ini memiliki 11 anggota peternak kambing etawa dengan jumlah kambing 70 ekor (50 ekor betina, 3 ekor pejantan dan 20 ekor anak). Secara teknis telah banyak dibina oleh dinas Peternakan Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam dalam manajemen produksi dan manajemen pemasaran, akan tetapi masih kurang dalam manajemen pakan. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk menerapkan iptek di bidang teknologi penanganan pakan dengan silase ransum komplit. Metode yang dilakukan adalah identifikasi bahan baku pakan di lokasi peternak tersebut, penyusunan formulasi ransum, pembuatan silase ransum komplit selama 3 minggu dan aplikasinya pada ternak. Hasil penelitian yang didapatkan banyak bahan pakan lokal yang berpotensi untuk dimanfaatkan seperti daun paitan (Thitonia diversifolia), terung afkir, daun kembung dan daun mikania. Hasil silase ransum komplit yang dibuat kualitasnya bagus yaitu beraroma asam, tekstur lembut, warna agak kehijauan dan tidak berjamur. Silase tersebut sangat disukai oleh ternak dan produksi susu meningkat setelah ternak mengkonsumsinya. Kesimpulannya adalah teknologi penanganan pakan dengan silase ransum komplit sangat diminati oleh kelompok tani tersebut karena teknologinya mudah, penanganan pakan lebih praktis, disukai oleh ternak dan dapat meningkatkan produktivitas.