This Author published in this journals
All Journal Shaut Al-'Arabiyah
Bakri Anwar
Dosen Prodi Pendidika Bahasa Arab UIN Alauddin Makassar

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kompetensi Pedagogik sebagai Agen Pembelajaran Bakri Anwar
Shaut al Arabiyyah Vol 6 No 2 (2018): JURNAL SHAUT AL-'ARABIYAH
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa Arab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/saa.v6i2.7129

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk  menjelaskan  pentingnya kompetensi pedagogik dikuasai oleh seorang guru. Dengan penguasaan kompetensi  ini,  tujuan yang diharapkan peserta didik akan tercapai dengan sempurna. Begitu juga seorang guru harus mampu menguasai  metode  mengajar serta pendekatan yang berkaitan dengan materi ajar,  sehingga sasaran materi tercapai dengan baik. Guru  seharusnya cakap dan terampil mengelola kelas, sehingga pembelajaran berjalan dengan efektif dan menyenangkan, mampu mengenali berbagai karakter peserta didik, mampu memamahami,  melaksankan serta mengevaluasi kurikulum. Guru mampu merencanakan, melaksanakan setiap RPP yang ditulis, mampu mengembangkan, dan mengevaluasi proses pembelajaran. Kompetensi pedagogik ini guru  mampu membawa peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang ada dalam diri mereka. Untuk mencapai indikator pembelajaran, pedagogik guru meliputi tujuh aspek penting 1. Menguasai karakteristik peserta didik 2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. 3. Mampu mengembangkan kurikulum 4. Mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran yang efektif 5. Mampu mengembangkan potensi peserta didik. 6. Mampu berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik 7. Mampu melaksanakan penilaian dan evaluasi. Dengan penguasaan indikator di atas maka tujuan pendidikan akan tercapai secara sempurna selain dari indikator di atas guru harus terbuka, respek terhadapat pendapat siswa dan memiliki sifat bertanggung jawab.
Model Pembelajaran Metaphorming Bakri Anwar
Shaut al Arabiyyah Vol 7 No 1 (2019): JURNAL SHAUT AL-'ARABIYAH
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa Arab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/saa.v7i1.9915

Abstract

Suatu pertanyaan bagi para pendidik tentang kemandekan dalam sistim pendidikan kita. Banyak siswa mengeluh dengan banyaknya pelajaran yang membutuhkan waktu untuk menyelesaikannya semua secara tuntas. Dengan kata lain bahwa guru dan murid terbebani dengan rutinitas yang sangat bertumpuk dengan seiring berjalannya waktu yang tanpa membuahkan hasil untuk anak didik. Dalam hal lain pimpinan sekolah memengang keputusan untuk mencari cara untuk menemukan kebermaknaan dalam pembelajaran. Semua ahli dalam bidang pendidikan dan psikologi mencari cara bagaimana menggali potensi siswa yang ada sehingga menjadi pandai dan jenius. Dan bagaimana cara menggali potensi sehingga menjadi siswa yang optimal untuk mendapat manfaat dalam proses belajar. Guru juga dituntut untuk memfasilitasi siswa sehingga menjadi siswa yang jenius yang bermanfaat bagi dirinya dam masyarakat sekitarnya. Maka metode metaphorminglah yang menjawab dan memproses siswa tersebuat dan menggali potensi yang ada dalam dirinya, dengan guru dapat mengoptimalkan krestifitas. Guru mengkomunikasikan apa yang ada dalam pikirannya dengan mengkomunikasikan kepada siswa denga jelas dan baik. Kata metaphorming adalah kata yang beasal dari bahasa Yunani yaitu meta dan phora yaitu tindakan yang mengubah sesuatu yang bermakna. Ini di awali dengan memindahkan makna yang baru dan mengaosiasikan beberapa ide menjadi suatu ide yang baru. Dapat dikatakan bahwa metaphorming adalah pemikiran yang mendalam dan kreatif. Ini adalah awal dari pemikiran yang jenius. Pemikiran inilah yang memiliki tujuan yang riil dan bermanfaat yang menggunakan seluruh daya upaya semua organ tubuh kita sehingga menjadi suatu kesatuan menuju pemikirian yang essensial. Pemikiran inilah yang mengantar siswa menuju kepada kecepatan berfikir, berkreasi, menemukan suatu hal yang baru dan dapat menghubungkan sesuatu yang terlihat, sehingga saling terkait dan bermuara kepada penyelesaian masalah. Pembelajarn ini meningkatkan dan memperkaya pengalaman belajar antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa dan sebagainya. Kita lahir dengan kemampuan berkreasi, menggali potensi, sehingga menemukan yang bermakna karena dalam diri manusia terdapat belahan otak manusia baik kiri maupun kanan dimana belahan tersebut mempunyai fungsi yang berbeda. Tugas belahan kiri yang utama adalah untuk bahasa, kata-kata, logika, matematika, urutan analisis. Sedangkan tugas belahan kanan adalah berpungsi selain dari bahasa, yang meliputi kreatifitas, irama, kesadaran ruang, imajinasi, melamun warna dan lain-lain. Dalam pembelajaran semua belahan otak harus dapat dikembangkan dan dihubungkan, bukan hanya satu belahan otak saja yang dikembangkan. Oleh karena itu metaphormimg adalah membuat koneksi dan keterkaitan antara analogi, simbol, visualisasi, hipotesa, bermain peran, analisis dan kreativitas. Ada empat tahap dalam metaphorming yaitu :Koneksi (connection), Penemuan ( discovery) Penciptaan ( invention) dan Aplikasi (application). Dimana peserta didik diharapkan mampu melintasi dan memahami keterkaitan antara bahan yang sedang dipelajari dengan bahan yang ada atau yang belum terpikirkan oleh orang lain. Kemampuan inilah yang pada akhirnya memberikan ruang kepada siswa untuk mengeksplorasi setiap pokok bahasan melalui proses befikir yang melibatkan semua belahan otak