Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Identifikasi Kadar Ion Fluorida pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kelurahan Lubuk Buaya Afifah Aqilatul Faridah Putri Wirza; Husnil Kadri; Elmatris Sy
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i2.800

Abstract

Berdasarkan Permenkes No.492/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, fluorida merupakan bahan kimia anorganik yang berhubungan langsung dengan kesehatan dan kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 1,5 mg/L. Fluorida memiliki efek menguntungkan untuk mencegah karies gigi pada kadar yang sesuai, tapi menjadi berbahaya apabila diatas 1,5 mg/L. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kadar ion fluorida dalam sampel air minum isi ulang di Lubuk Buaya Padang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif terhadap populasi seluruh Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) yang berada di Kelurahan Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah Kota Padang yaitu sebanyak 17 buah. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Penelitian ini telah dilaksanakan dari Agustus 2017 sampai Februari 2018. Analisis sampel dilakukan di UPT Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Hasil pemeriksaan konsentrasi fluorida pada sampel bervariasi antara <0,02 sampai 0,277 mg/L. Simpulan dari penelitian ini adalah rentang konsentrasi fluorida pada air minum isi ulang di Kelurahan Lubuk Buaya masih dalam batas yang diperbolehkan berdasarkan Permenkes No.492/2010.
Ekspresi PDGF-B dan SCUBE 1 pada Arteri Karotis Mencit yang Diligasi dan Tidak Diligasi Ranti Verdiana; Hirowati Ali; Husnil Kadri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i2.275

Abstract

AbstrakDiffuse Intimal Thickening (DIT)terjadi sebagai adaptasi fisologis terhadap shear stress yang dapat terbentuk melalui ligasi arteri karotis. Ligasi akan menyebabkan terbentuknya penebalan tunika intima pada pembuluh darah. Penebalan tunika intima terjadi melalui proses inflamasi yang melibatkan sitokin seperti PDGF-Bdan SCUBE 1 yang terdapat di dalam trombosit dan endotel. Tujuan penelitian adalah mengetahui ekspresi PDGF-B dan SCUBE 1 pada arteri karotis mencit yang diligasi dan tidak diligasi. Desain penelitian adalah eksperimental dengan menggunakan 5 ekor mencit yang dilakukan ligasi pada arteri karotis kiri sedangkan arteri karotis kanan tidak diligasi. Kemudian, arteri karotis tersebut dikumpulkan dan diperiksa kadar PDGF-B dan SCUBE 1 dengan menggunakan PCR. Uji hipotesis yang digunakan adalah independent t-test. Hasil penelitian adalah tidak terdapat perbedaan bermakna PDGF-B pada arteri karotis mencit yang diligasi dan tidak diligasi (p = 0,66; p>0,05) dan tidak terdapat perbedaan bermakna SCUBE 1 pada arteri karotis mencit yang diligasi dan tidak diligasi (p = 0,33; p>0,05).Kata kunci: diffuse intimal thickening, DIT, PDGF-B, SCUBE 1, PCR. AbstractDiffuse Intimal Thickening (DIT) develops as physiological adaptive process of shear stress which can be performed by carotid artery ligation in mice. Ligation will cause an intimal thickening in vessel. Intimal thickening occurs through an inflammatory process that involves cytokines such as PDGF-B and SCUBE 1 that are found in platelet and endothelial cells.The objective of this study was to determine the expression of PDGF-B and SCUBE 1 in ligated and non ligated carotid artery of mice.The design study was experimental. This study used 5 mouse that were ligated in left carotid artery and non ligated in right carotid artery. Then, those carotid arteries were collected and examined PDGF-B and SCUBE 1 levels using PCR. The hypothesis test of this study was Independent t-test.The result was no significant difference between PDGF-B in ligated and non ligated carotid artery of mice (p = 0.66; p>0.05). The same result was also found in SCUBE 1 as well (p = 0.33; p>0.05).Keywords: diffuse intimal thickening, DIT, PDGF-B, SCUBE 1, PCR.
Identifikasi Kadar Merkuri pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kelurahan Jati Kota Padang Kirbi Vira Akesa; Julizar Julizar; Husnil Kadri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7, No 3 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i3.884

Abstract

Berdasarkan Permenkes No.492/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, merkuri merupakan bahan kimia yang berhubungan dengan kesehatan, sehingga kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 0,001000 mg/L. Merkuri memiliki efek berbahaya apabila diatas 0,001000 mg/L. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kadar merkuri pada sampel air minum isi ulang di Kelurahan Jati, Padang. Jenis penelitian ini adalah studi deskriptif dengan teknik pengambilan sampel secara total sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) yang berada di Kelurahan Jati Kecamatan Padang Timur Kota Padang yaitu sebanyak 15 buah. Penelitian ini dilaksanakan dari Agustus 2017 sampai Februari 2018. Penetapan kadar merkuri dilakukan di UPT Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom GBC 9322AA. Hasil pemeriksaan kadar merkuri menunjukkan hanya satu sampel yang mengandung merkuri dari 15 sampel yang diperiksa. Satu sampel ini masih dalam batas aman berdasarkan Permenkes No.492/2010. Simpulan penelitian ini adalah semua air minum isi ulang di Kelurahan Jati aman untuk dikonsumsi berdasarkan kadar merkuri.
Identifikasi Boraks pada Cincau Hitam yang Diproduksi Beberapa Produsen Cincau Hitam di Kota Padang Rana Zara Athaya; Elmatris Elmatris; Husnil Kadri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v6i1.641

Abstract

Keamanan makanan merupakan salah satu masalah yang harus mendapatkan perhatian terutama di negara berkembang, karena dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Penyebabnya adalah masih rendahnya ilmu pengetahuan dan tanggung jawab produsen pangan terhadap mutu dan keamanan makanan terutama pada industri rumah tangga. Salah satunya adalah produsen cincau hitam (Mesona palustris Bl.). Hal ini menyebabkan produsen sering menambahkan bahan kimia ke dalam produk makanan, seperti boraks. Konsumsi boraks dapat menyebabkan mual, muntah, kanker, bahkan kematian. Tujuan penelitian ini adalah melakukan identifikasi dan penentuan kadar boraks pada cincau hitam yang diproduksi beberapa produsen di kota Padang. Penelitian ini merupakan  studi deskriptif dengan teknik total sampling. Telah diteliti 18 sampel cincau hitam dari produsen berbeda yang dikumpulkan dari beberapa pasar tradisional yang ada di kota Padang. Pemeriksaan kualitatif dilakukan dengan menggunakan Test Kit Boraks yang terdiri atas cairan pereaksi dan kertas uji turmerik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 16 sampel dari 18 sampel yang diidentifikasi positif mengandung boraks (88,89). Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh produsen cincau hitam menggunakan boraks pada produk mereka.
Pengaruh Pemberian Kopi Instan Oral Terhadap Kadar Asam Urat pada Tikus Wistar Fauzan Arisyi Koto; Husnil Kadri; Zelly Dia Rofinda
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.195

Abstract

AbstrakKopi merupakan salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Banyak studi yang meneliti efek konsumsi kopi terhadap berbagai kondisi medis tertentu. Salah satu efek dari kopi yang masih menjadi kontroversi adalah efek terhadap penurunan kadar asam urat. Kandungan polifenol dalam kopi diduga dapat menghambat kerja xantin oksidase sehingga menurunkan kadar asam urat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh pemberian kopi oral terhadap kadar asam urat serum pada tikus wistar. Ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan post test only control group design. Sampel penelitian adalah 24 ekor tikus putih jantan (Rattus novergicus) yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol, perlakuan 1, perlakuan 2 dan perlakuan 3. Kontrol hanya diberi diet standar tanpa kopi, perlakuan 1diberikan diet kopi dosis rendah setara 3 cangkir kopi (0,39 mg/3 ml), perlakuan 2 diberikan diet kopi dosis sedang setara 6 cangkir kopi (0,78 mg/ 3ml), perlakuan 3 diberikan diet kopi dosis tinggi setara 10 cangkir kopi (1,3 mg/ 3ml) selama 4 minggu (28 hari). Pengukuran kadar asam urat serum menggunakan spektofotometer. Hasil penelitian didapatkan rerata kadar asam urat serum kontrol (2,26+0,16 mg/dl), perlakuan 1 (2,24+0,89 mg/dl), perlakuan 2 (1,00+0,33 mg/dl), perlakuan 3 (1,96+0,43 mg/dl). Uji analisis one way Anova dan Post hoc menunjukkan bahwa perbedaan yang bermakna hanya terdapat pada perbandingan kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan 2 dan antara kelompok perlakuan 1 dengan kelompok perlakuan 2 (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat penurunan kadar asam urat serum setelah pemberian kopi dan terdapat perbedaan bermakna kadar asam urat antara kelompok kontrol dan perlakuan 1 dengan kelompok perlakuan 2.Kata kunci: kopi, polifenol, asam urat serumAbstractCoffee is one of the most frequently consumed beverages in the world. Many studies have examined the effect of coffee consumption on a wide range of specific medical condition. One of the effects of coffee that still a controversy is the effect of the reduction in uric acid levels because the polyphenol in coffee could be expected to inhibit xanthine oxidase to lower uric acid level. The objective of this study was to determine the effect of coffee on uric acid levels Wistar strain of rats (Rattus novergicus). This was a experimental study with posttest only control group design. Samples were 24 male white rats strain Wistar divided into 4 groups: control, treatment 1, treatment 2, and treatment 3. Control was not treat with coffee, treatment 1 were given low dose of coffee equivalent to 3 cups (0,39 mg/3 ml), treatment 2 were given moderate dose of coffee equivalent to 6 cups (0,78 mg/ 3ml), treatment 3 were given high dose of coffee equivalent to 10 cups (1,3 mg/ 3ml) for 4 weeks (28 days). Serum uric acid levels measured with sphectrophotometer The result showed the mean of uric acid levels control (2,26+0,16 mg/dl), treatment 1 (2,24+0,89 mg/dl), treatment 2 (1,00+0,33 mg/dl), treatment 3 (1,96+0,43 mg/dl). One way Anova dan Post hoc tests analysis showed significant differences of uric acid levels only between control and treatment 2 group and between treatment 1 group and treatment 2 group (p<0,05). The conclusion of this study is reduction of uric acid levels after coffee consumption and the significant differences in uric acid levels between control/treatment 1 group with treatment 2 group.Keywords: coffee, polyphenol, uric acid levels
Hubungan antara Proteinuria dan Hipoalbuminemia pada Anak dengan Sindrom Nefrotik yang Dirawat di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode 2009-2012 Pratiwi Dian Pramana; Mayetti Mayetti; Husnil Kadri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v2i2.127

Abstract

AbstrakSindrom nefrotik terdiri dari proteinuria massif, hipoalbuminemia, edema, serta dapat disertai hiperkolesterolemia. Proteinuria merupakan gejala utama pada sindrom nefrotik, sedangkan gejala klinis lainnya dianggap sebagai manifestasi sekunder. Kehilangan protein melalui urin menyebabkan terjadinya hipoalbuminemia. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara proteinuria dan hipoalbuminemia pada anak dengan sindrom nefrotik. Metode yang digunakan adalah studi retrospektif dengan desain Cross Sectional. Data sekunder diambil dari rekam medik pasien yang didiagnosis sebagai Sindrom Nefrotik Anak di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. M. Djamil Padang Periode Januari 2009 - April 2012. Penelitian berlangsung dari Oktober 2011- Desember 2012. Hasil penelitian menunjukan insiden tertinggi sindrom nefrotik pada kelompok umur >6 tahun terutama pada anak laki-laki dengan rasio 1,43:1. Sebagian besar pasien memiliki kadar protein urin semikuantitatif +3 dengan rata-rata kadar protein urin kuantitatif 3,121 ± 2,157 gr/24 jam. Hampir seluruh pasien mengalami hipoalbuminemia (98,2%). Analisis statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara proteinuria dan hipoalbuminemia (p > 0.05). Hal ini mungkin disebabkan oleh jumlah subjek yang kurang, sehingga penelitian selanjutnya diharapkan berlangsung lebih lama agar didapatkan jumlah subjek yang lebih besar.Kata kunci: Anak dengan sindrom nefrotik, Proteinuria, HipoalbuminemiaAbstractNephrotic syndrome consist of massive proteinuria, hypoalbuminemia, edema, and may be accompanied by hypercholesterolemia. Proteinuria is a major symptom of nephrotic syndrome, while the other clinical symptoms considered secondary manifestations. Loss of protein in the urine leads to hypoalbuminemia. This study aims to identify the relationship between proteinuria and hypoalbuminemia in children with Nephrotic Syndrome. Method of this research performed a retrospective study with cross sectional design. Secondary data were taken from medical record of patients that were diagnosed as Nephrotic Syndrome Children in General Hospital Dr. M. Djamil Padang period January 2009 - April 2012. The study was held on October 2011 - December 2012. The result of this study showed that the highest incidence of Nephrotic Syndrome in the age group >6 years old especially in male with the ratio 1,43:1. Most of patients have levels of semiquantitative urinary protein +3 with average levels of quantitative urinary protein 3.121 ± 2.157 gr/24 hours. Almost all of the patients had hypoalbuminemia (98.2%). Statistical analysis showed that there was no significant relationship between proteinuria and hypoalbuminemia (p> 0.05). This may be due to the less number of subjects, so further research is expected to last much longer in order to have a larger number of subjects.Keywords:Nephrotic syndrome children, Proteinuria, Hypoalbuminemia
Hubungan Asupan Fe dan Vitamin A dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Air Dingin Kota Padang Indah Lisfi; Joserizal Serudji; Husnil Kadri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v6i1.669

Abstract

Anemia adalah keadaan berkurangnya kadar hemoglobin dalam darah. Prevalensi anemia pada ibu hamil di Puskesmas Air Dingin Kota Padang mencapai 32,5%. Faktor penyebab utama anemia ibu hamil pada umumnya adalah defisiensi zat besi. Anemia juga dapat disebabkan oleh defisiensi mikronutrien lain seperti vitamin A. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan asupan Fe dan vitamin A terhadap anemia pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Air Dingin Padang. Desain penelitian ini adalah studi analitik dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel dengan cara consecutive sampling dengan jumlah sampel 44. Data penelitian diperoleh melalui FFQ dan hemometer digital. Data dianalisis dengan chi-square strata bertingkat. Hasil penelitian ditemukan sebanyak 56,8% responden mengalami anemia, 59,1% responden mempunyai asupan Fe dan vitamin A cukup. Hasil uji statistik chi-square menunjukkan nilai p=0,008 untuk asupan Fe dan anemia, sedangkan berdasarkan asupan vitamin A didapatkan nilai p1=0,399 dan p2=0,206. Simpulan penelitian ini adalah adanya hubungan bermakna antara asupan Fe dengan anemia ibu hamil trimester III, tetapi tidak terdapat hubungan bermakna asupan vitamin A dengan anemia ibu hamil trimester III berdasarkan.
Kasus Persalinan Dengan Bekas Seksio Sesarea Menurut Keadaan Waktu Masuk di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. M. Djamil Padang Anggy Afriani; Desmiwarti Desmiwarti; Husnil Kadri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v2i3.141

Abstract

AbstrakKehamilan dengan bekas seksio sesarea merupakan kehamilan dengan risiko tinggi sehingga persalinannya harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas yang memadai. Ibu hamil dengan bekas seksio sesarea yang akan melakukan persalinan seharusnya datang ke rumah sakit dalam keadaan belum in partu, belum ada komplikasi persalinan. Namun, masih banyak ibu hamil dengan bekas seksio sesarea datang ke rumah sakit dalam keadaaan in partu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kasus-kasus persalinan dengan bekas seksio sesarea saat masuk ke bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP.dr.M.Djamil Padang. Penelitian ini dilakukan pada ibu hamil dengan bekas seksio sesarea yang datang ke RSUP.dr.M.Djamil untuk melakukan persalinan. Penelitian dilakukan pada tanggal 22 Desember 2012-21 Maret 2013 di bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP. dr. M. Djamil Padang. Penelitian ini merupakan studi deskriptif. Kasus-kasus persalinan dengan bekas seksio sesarea didapat dari observasi rekam medik dan mewawancarai subjek penelitian dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian didapatkan 52 kasus persalinan dengan bekas seksio sesarea. Premature rupture of membrane (PRM) merupakan kasus persalinan dengan bekas seksio sesarea terbanyak yaitu 13 kasus (25%) dan ibu hamil dengan bekas seksio sesarea yang melakukan rujukan dini berencana sebanyak 5,7%. Simpulan dari penelitian adalah masih kurangnya kesadaran ibu hamil dengan bekas seksio sesarea yang akan melakukan persalinan untuk datang ke rumah sakit beberapa hari sebelum tanggal taksiran persalinan.Kata kunci: bekas seksio sesarea, rujukan dini berencanaAbstractPregnancy with previous caesarean section is a high risk pregnancy. The delivery must be performed in hospital. The women who has previous caesarean section in their pregnancy must come to the hospital before the date of planned birth, no labor, and no complications for the woman and her infants. However, there are many woman with caesarean section come to the hospital in partu. The objective of this study to describe labor case of previous section birth when come to the Obstetric and Gynecology of dr.M.Djamil Padang Hospital. This study is descriptive .The subject of this study is a pregnant women with previous caesarean section who come to the dr.M.Djamil Padang hospital to the delivery. This study was performed from on 22rd December 2012 until 21rdMarch 2013 in Obstetric and Gynecology of dr.M.Djamil Padang. The labor case of previous caesarean section are gotten from medical record and interview with use questionnaire. The result of this study is gotten fifty two labor cases of previous caesarean section. Premature rupture of membrane (PRM) is the mayority labor case, thirteen case(25%) and account for 5,7% of woman with previous caesarean section who early referral plan come to the hospital. The conclusion is the woman who have previous caesarean section are not awarness to come to the hospital a few days before the plan birth.Keywords: previous caesarean section, early referral plan
Pengaruh Diet Tinggi Minyak Sawit Terhadap Sel Hepatosit Tikus Susila Sastri; Husnil Kadri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 1, No 3 (2012)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v1i3.82

Abstract

Abstrak Pendahuluan: Minyak sawit yang dikonsumsi berlebihan tetapi tidak diimbangi pembakaran energi (oksidasi asam lemak) dapat menyebabkan penimbunan lemak di hepar. Oksidasi asam lemak diatur oleh faktor transkripsi peroxisome proliferator-activated receptor-α (PPAR-α) di mitokondria dan peroksisom sel hepar. Gangguan sensitifitas PPAR-α menyebabkan penurunan oksidasi asam lemak sehingga berakibat pada terbentuknya vakuol lemak yang dapat berujung terjadinya perlemakan hepar. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan bagaimana pengaruh diet tinggi minyak sawit terhadap jumlah vakuol lemak yang terbentuk pada sel hepatosit tikus. Metode: Desain penelitian ini adalah post-test experimental yang dilaksanakan di laboratorium. Tikus putih galur Wistar jantan sebanyak 15 ekor dengan berat badan antara 200-250 gram dibagi 3 kelompok yang terdiri dari; Kelompok kontrol negatif diberi diet standar 6-7gr/hari, Kelompok kontrol positif diberi diet standar ad libitum, Kelompok diet tinggi minyak sawit (diet standar + MS 50%) diberikan ad libitum. Setelah 4 minggu, semua tikus dibantai untuk diambil heparnya. Hepar tersebut diawetkan dalam larutan formalin, kemudian diwarnai dengan Hematoksilin Eosin (HE) pada kaca objek. Sediaan ini selanjutnya dilihat dengan mikroskop pada pembesaran 400X. Perlemakan hepar ditentukan berdasarkan jumlah vakuol lemak intrasel yang dihitung per 100 sel. Hasil: Pada Kelompok kontrol negatif hanya ada satu vakuol lemak per100 sel, tetapi pada kelompok lain terdapat perbedaan yang bermakna (p
Pengaruh Pemberian Kopi terhadap Kadar Kolesterol dan Trigliserida pada Tikus Wistar (Rattus novergiccus) Millah Fithriyah Zindany; Husnil Kadri; Almurdi Almurdi
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v6i2.706

Abstract

Kebiasaan mengonsumsi kopi banyak dikaitkan dengan kelainan pada kesehatan dan berbagai macam penyakit. Kopi mengandung lebih dari seribu molekul zat yang berbeda diantaranya kafein, kafestol, kahweol, dan asam klorogenik sering dihubungkan dengan metabolisme lipid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kopi terhadap kadar kolesterol dan trigliserida pada tikus galur Wistar (Rattus novergiccus). Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan post test only control group design. Sampel penelitian ini adalah 24 ekor tikus putih jantan (Rattus novergiccus) yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol (K), perlakuan 1 (DR), perlakuan 2 (DS), dan perlakuan 3 (DT). K hanya diberi diet standar tanpa kopi, DR diberikan diet kopi dosis rendah setara 3 cangkir kopi (0,39 mg/3 ml), DS diberikan diet kopi dosis sedang setara 6 cangkir kopi (0,78 mg/ 3ml), DT diberikan diet kopi dosis tinggi se ara 10 cangkir kopi (1,3 mg/ 3ml) selama 4 minggu (28 hari). Pengukuran kadar kolesterol  dan  trigliserida  menggunakan  spektofotometer. Hasil penelitian didapatkan rerata kadar kolesterol K (35,80+10,84 mg/dl), DR (56,60+7,66 mg/dl), DS (60,60+12,13 mg/dl), DT (73,00+16,39 mg/dl) dan rerata kadar trigliserida K (97,00+6,44 mg/dl), DR (27,80+11,90 mg/dl), DS (29,20+16,02 mg/dl), DT(36,00+15,08 mg/dl). Uji analisis one-way ANOVA dan Post-hoc menunjukkan perbedaan yang bermakna pada kadar kolesterol total dan trigliserida kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol (p<0,05) namun tidak terdapat perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan (p>0,05). Simpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan bermakna kadar kolesterol total dan trigliserida antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol tetapi perbedaan dosis tidak memberikan perbedaan bermakna.