Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Perpaduan Isometric Exercise dan Latihan Pernafasan Yoga Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Desa Mojojajar Wilayah Kerja Puskesmas Kedungsari Kabupaten Mojokerto Dinda Risma Putri Anjarsari; Abdul Hanan; Esti Widiani
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 10, No 1 (2021): Online March 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v10i1.1601

Abstract

One of the non-pharmacological treatments that can be done to lower blood pressure is to increase the patient's physical activity, such as Isometric Exercise and Yoga breathing exercises. Objectives: To determined isometric exercise and yoga breathing on reducing blood pressure in hypertension. Methods: This study used a pre-experimental design with a one-group pretest-postest design. The sampling technique was purposive sampling. The number of samples in this study was 25 people. Results: The paired t-test statistical test results were a decrease in blood pressure after being given the intervention of isometric exercise and yoga breathing exercises with a p-value of 0.000 (p<0.05). Conclusion: Isometric exercise and yoga breathing exercises can be an alternative non-pharmacological therapy to reduce blood pressure in hypertension.Keywords:  Isometric Exercise, Yoga Breathing Exercise, Hypertension
Depresi dan Kesepian Pada Lanjut Usia Saat Pandemi COVID-19 Esti Widiani; Nurul Hidayah; Abdul Hanan
Ners Jurnal Keperawatan Vol 18, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/njk.18.1.17-25.2022

Abstract

The ongoing COVID-19 pandemic has had a psychological impact on the elderly. The elderly feel lonely and depressed. Spirituality to deal with the pandemic is needed by the elderly. This study aims to determine the relationship between spirituality with depression and loneliness in the elderly. This research was conducted with a cross-sectional approach using a questionnaire on 142 elderly respondents. Based on the Spearman rank correlation test results, there is a unidirectional relationship between spirituality scores and depression scores with a p-value of 0.038 (p <0.05). The correlation coefficient between spirituality scores and depression scores is 0.174, which means that the higher the spirituality score, the higher the depression score with feeble relationship strength. There is a direct relationship between spirituality with a p-value of 0.00 (p <0.05). The correlation coefficient value between spirituality score and loneliness score is 0.306, which means that the higher the spirituality score, the higher the loneliness score with low relationship strength. Spirituality is not the only factor that can improve depression and loneliness in the elderly during the COVID-19 pandemic. Other aspects need to be identified to help overcome depression and loneliness in the elderly.
GAMBARAN MASALAH PSIKOSOSIAL LANJUT USIA SAAT PANDEMI COVID-19 Esti Widiani; Nurul Hidayah; Abdul Hanan
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52020/jkwgi.v6i2.4120

Abstract

Wabah COVID-19 dapat menyebabkan kematian pada lansia. Ketidaksiapan lansia dalam menghadapi akhir kehidupan termasuk kematian memunculkan masalah psikososial seperti depresi, kesepian, dan kecemasan . Lansia memerlukan spiritualitas dan dukungan sosial yang baik dalam menghadapinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spiritualitas, dukungan sosial, depresi, kecemasan, dan kesepian pada lansia. Desain penelitian ini adalah cross-sectional yang dilakukan pada lanjut usia. Sebanyak 142 lansia dipilih menjadi responden dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuisioner Daily Spiritual Experience Scale (DSES), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), Geriatric Depression Scale (GDS) short form, Geriatric Anxiety Scale (GAS), The Revised UCLA Loneliness Scale untuk kesepian. Sebagian besar lansia memiliki spiritualitas yang tinggi (71,8%). Dukungan sosial sebagian besar pada posisi sedang (57%). Sebagian besar lansia mengalami depresi ringan (78,2 %). Sebagaian besar lansia mengalami kesepian ringan (48,6%). Sebagian besar lansia tidak mengalami kecemasan (52,1%). Lansia yang mengalami kecemasan ringan sebesar 46,5%. Peran keluarga dan pemerintah sangat diperlukan untuk memberikan dukungan pada lansia agar terhindar dari masalah psikososial terutama saat wabah COVID-19. 
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan Pasien Kanker Payudara dengan Kemoterapi Marsaid Marsaid; Sisca Nofiyanti Setya Rahayu; Abdul Hanan; Ira Rahmawati
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13 (2022): Nomor Khusus Februari 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf.v13i0.1703

Abstract

Anxiety is the most common problem experienced by breast cancer patients with chemotherapy. The purpose of this study was to determine the factors associated with the level of anxiety in breast cancer patients with chemotherapy. This study uses a literature review method using the keywords: Anxiety, Breast Cancer, Chemotherapy. The articles are taken from several databases, namely PubMed, Willey, Google Schoolar, ScienceDirect and Research Gate secondary sources in the 2015-2020 range. The selection was taken using JBI Critical Appraisal Tools and paying attention to the PEOS framework, then the articles were analyzed one by one. There were 212 articles, selected and 10 articles that met the inclusion and exclusion criteria. The results of the review of the 10 articles showed factors related to the level of anxiety in breast cancer patients with chemotherapy, 5 articles indicated the age factor, 4 articles indicated the education level factor, 3 articles indicated the coping strategy factor, 2 articles indicated the residence factor, the cancer stage, social support factors, and information access factors, as well as 1 article showing the optimism factor, the physical integrity threat factor, and the self-system threat factor. A total of 6 articles showed that patients with breast cancer undergoing chemotherapy experienced moderate anxiety. The dominant internal factor is age, while the external factor is social support. Although the anxiety experienced by the majority of respondents is moderate, if the factors causing the increase in anxiety levels are not known, it can hinder the treatment process for patients with breast cancer.Keywords: anxiety; breast cancer; chemotherapy ABSTRAK Kecemasan merupakan masalah yang paling sering dialami pasien kanker payudara dengan kemoterapi. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker payudara dengan kemoterapi. Studi ini menggunakan metode literature review dengan menggunakan keywords: Anxiety, Breast Cancer, Chemotherapy. Artikel diambil dari beberapa database yaitu PubMed, Willey, Google Schoolar, ScienceDirect dan sumber sekunder Research Gate pada rentang tahun 2015-2020. Penyeleksian diambil dengan menggunakan JBI Critical Appraisal Tools dan memerhatikan PEOS framework, kemudian artikel dianalisis satu persatu. Ditemukan sebanyak 212 artikel, diseleksi dan yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi adalah 10 artikel. Hasil review dari 10 artikel tersebut menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker payudara dengan kemoterapi, 5 artikel menunjukkan faktor usia, 4 artikel menunjukkan faktor tingkat pendidikan, 3 artikel menunjukkan faktor strategi koping, 2 artikel menunjukkan faktor tempat tinggal, faktor stadium kanker, faktor dukungan sosial, dan faktor akses informasi, serta 1 artikel menunjukkan faktor optimisme, faktor ancaman integritas fisik, dan faktor ancaman sistem diri. Sejumlah 6 artikel menunjukkan pasien dengan kanker payudara yang menjalani kemoterapi mengalami kecemasan sedang. Faktor internal yang dominan yaitu usia, sedangkan faktor eksternal yaitu dukungan sosial. Meskipun kecemasan yang dialami mayoritas responden sedang, namun apabila tidak diketahui faktor penyebab bertambahnya tingkat kecemasan dapat menghambat proses pengobatan pasien dengan kanker payudara.Kata kunci: kecemasan; kanker payudara; kemoterapi
Keperawatan Pada Klien CKD (Chronic Kidney Disease) Dengan Masalah Hipervolemia di RSUD Mardi Waluyo Blitar Fandi Oktario; Abdul Hanan; Ira Rahmawati; Edi Sujarwo
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 4 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i4.3548

Abstract

Pendahuluan Gagal ginjal kronik merupakan suatu penyakit yang menyebabkan fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga dimana tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan elektrolit sehingga menyebabkan penumpukan cairan dalam darah atau hipervolemia.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien CKD (Chronic Kidney Disease) dengan masalah keperawatan hipervolemia di RSUD Mardi Waluyo kota Blitar. Metode penelitian yang digunakan kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk mengeksplorasi dan mendiskripsikan masalah asuhan keperawatan pada subjek 1 dan 2 dengan masalah hipervolemia dengan cara purposive sample dan memenuhi kriteria inklusi eksklusi. Hasil pengkajian yang didapatkan dari subjek 1 dan 2 ditemukan diagnosa keperawatan hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi.tindakan keperawatan dilakukan selama 14 hari masa perawatan, adapun yang dilakukan yaitu: memonitor tanda gejala hipervolemia dan TTV, membalance cairan, memposisikan semi fowler, membatasi asupan cairan, edukasi makanan yang tidak boleh dikonsumsi, menjelaskan tanda gejala hipervolemia, mengajarkan cara menghitung input dan output cairan. Setelah dievaluasi, masalah Hipervolemia pada subjek 1 teratasi di hari ke 7 masa perawatan dan pada subjek 2 teratasi di hari ke 12 masa perawatan. Kesimpulan hasil dan pembahasan asuhan keperawatan pada subjek 1 dan 2 masalah hipervolemia yang dialami dapat teratasi sesuai dengan kriteria luaran keperawatan.Saran pada keluarga dan klien CKD (Chronic Kidney Disease) yang mengalami hipervolemia diharapkan bisa mematuhi jadwal cuci darah rutin dan memahami mengenai pembatasan asupan cairan serta mampu menghitung balance cairan sesuai yang telah diedukasikan peneliti.