Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Pengaruh Gangguan Tidur Terhadap Kadar Hormon Testosteron dan Jumlah Spermatozoa pada Tikus Jantan Wistar Leni Tri Wahyuni; Adnil Edwin Nurdin; Eliza Anas
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i3.372

Abstract

Abstrak Tingginya angka infertilitas pada pria disebabkan antara lain oleh kualitas produksi spermatozoa dan gangguan hormonal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gangguan tidur terhadap kadar hormon testosteron dan jumlah spermatozoa. Jenis penelitian adalah eksperimen laboratorium dengan desain post test only control groupdesign. Populasi tikus jantan Wistar berumur 2-3 bulan, dan berat badan 300 – 350 gr. Sampel sebanyak 24 ekor dibagi atas 4 kelompok yaitu: 1 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan. Variabel independen adalah gangguan tidur dan variabel dependen adalah kadar hormon testosteron dan jumlah spermatozoa. Analisa data mengunakan metode ANOVA dan dilanjutkan dengan uji statistik Multiple Comparisons jenis Bonferroni. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan bermakna rerata kadar hormon testosteron kelompok kontrol dan perlakuan dengan nilaip=0,000. Gangguan tidur memberikan perbedaan bermakna terhadap kadar hormon testosteron. Terdapat perbedaan bermakna rerata jumlah spermatozoa kelompok kontrol dengan perlakuan dengan nilai p=0.000. Gangguan tidur juga memberikan perbedaan bermakna terhadap jumlah spermatozoa. Kesimpulan penelitian ini ialah terdapat pengaruh yang bermakna antara gangguan tidur terhadap kadar hormon testosteron dan jumlah spermatozoa pada tikus jantan wistar. Kata kunci: gangguan tidur, hormon testosteron, jumlah spermatozoaAbstract The increasing of infertility is caused by the quality of sperm production and hormonal disturbance. The objective of this study was to find out the effect of sleeping disturbance to the quality of testosterone hormone and the number of sperm. This was a laboratory experimental research with post-test only control group design. The populations were 2-3 months, 300-350 grams of weight, male rats. The sample was 24 rats which consisted of 4 groups: one control group and three experimental groups. Sleeping disturbance was an independent variable, whilethe quality of sperm testosterone hormone and the number of sperm were dependent variables. The data of the research were analyzed statistically by  ANOVA method and Bonferroni multiple comparison. There was a significant different of the mean of testosterone hormone quality between control group and experimental group with p=0,000. Sleeping disturbance gave significant different to the quality of testosterone hormone. There was a significant different on the number of sperm quality between control group and experimental group with p=0,000. Sleeping disturbancegave significant different to the number of sperm quality. The conclusion from this study is that there is effect of sleeping disturbance to testosterone hormone quality and the number of sperm on the wistar male rats. Keywords: sleeping disturbance, testosterone hormone, the number of sperm
Uji Bakteriologis pada Minuman Air Tebu yang Dijual di Pinggiran Jalan Khatib Sulaiman Kota Padang Dewi Oktavia Djasmi; Roslaili Rasyid; Eliza Anas
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i3.352

Abstract

Abstrak Higinitas penjual dan sanitasi lingkungan yang kurang bersih memungkinkan minuman tebu terkontaminasi oleh bakteri patogen. Lokasi penjualan minuman tebu pinggiran jalan yang terbanyak terletak di jalan Khatib Sulaiman kota Padang. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kualitas minuman tebu apakah sesuai dengan persyaratanmikrobiologi.  Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode indeks Most Probable Number (MPN) di bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh penjual minuman tebu yang ada, yaitu sepuluh minuman tebu yang berasal dari lima pedagang. Sepuluh sampel terdiridari lima minuman tebu yang dicampur es dan lima minuman tebu yang tidak dicampur es. Pemeriksaan MPN yang telah dilakukan terdiri dari dua tes, yaitu: tes presumtif dan tes konfirmatif. Hasilnya adalah seluruh sampel positif mengandung bakteri Coliform dan E. coli. Kesimpulan dari penelitian ini adalah air tebu yang dijual di pinggiran jalan Khatib Sulaiman Padang belum memenuhi standar kelayakan konsumsi secara bakteriologis dan terdapat perbedaan indeks MPN antara minuman tebu yang dicampur es dengan yang tidak dicampur es.Kata kunci: tes MPN, air tebu, hygiene Abstract Pathogenic bacteria can contaminate the sugar cane juice by the less hygiene and environmental sanitation of the sellers. There are a lot of people selling sugar cane juice in Padang, mostly in Khatib Sulaiman. The objective of this study was to determine the quality of the sugar cane juice accordance to microbiological requirements. This descriptive study was using the most probable number (MPN) index method and conducted in Microbiology Laboratory of Medical Faculty, Andalas University Padang.The sample in this study is all of sellers, which is ten cane juices fromfive sellers. Ten samples consists of five sugar cane water with ice and sugar cane water without ice MPN test was done by two tests, the presumptive test and the confirmative test. The result showed that all samples contained coliform bacteria and E.coli. The conclusion of this study is sugarca ne juice which is sold on roadside of Khatib Sulaiman is not worthy to microbiological standards for consumption and there is a difference between the MPN index sugar cane water with ice and sugar cane without ice.Keywords: MPN test, cane juice, hygiene
Pengaruh Pemberian Ekstrak Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Kadar Malondialdehid dan Aktivitas Katalase Tikus yang Terpapar Karbon Tetraklorida Zuraida Zuraida; Eti Yerizel; Eliza Anas
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i3.366

Abstract

Abstrak Pemberian rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) diharapkan melindung hepar tikus dari kerusakkan akibat stres oksidatif pada keracunan karbon tetraklorida (CCl 4). Senyawa yang sering dijadikan petunjuk adanya kerusakan tersebut adalah malondialdehid (MDA). Rosella mengandung vitamin C, flavonoid, polifenol dan beta karoten. Tujuanpenelitian ini adalah menentukan pengaruh pemberian ekstrak rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) terhadap MDA dan aktivitas katalase tikus yang terpapar CCl 4. Ini adalah penelitian eksperimental dengan desain Post test Only Control Group Design. Sampel 24 ekor tikus Strain Wistar berumur 2-3 bulan, berat 150-200 gr. Sampel diambil secara acakdan dibagi 4 kelompok terdiri dari kelompok kontrol negatif, kontrol positif (CCl 4), perlakuan 1 (CCl 4 dan ekstrak rosella 250 mg/kg bb) dan perlakuan 2 (CCl4  dan ekstrak rosella 500 mg/kg bb). Pemberian CCl 4secara oral dosis tunggal, setelah 24 jam kemudian diberi ekstrak rosella secara oral selama 14 hari. Data dianalisis dengan uji Anova, tingkatkepercayaan 95%.Pemberian ekstrak rosella secara statistik didapatkan perbedaan yang signifikan rerata kadar MDA dan katalase antar kelompok (p < 0,05). Disimpulkan bahwa ekstrak rosella dapat menurunkan kadar MDA dan meningkatkan aktivitas katalase tikus yang terpapar CCl 4. Kata kunci: karbon tetraklorida, MDA, katalase, rosella Abstract Administering roselle (Hibiscus sabdariffa Linn) is expected to protect rat liver from damage caused by oxidative stress in CCl4 poisoning. Rosella contains vitamin C, flavonoids, polyphenol and beta carotene. Compounds which was often used as marker of the damage caused by free radicals wa MDA. The objective of this study was to determine the effect of extracts of roselle (Hibiscus sabdariffa Linn) on MDA and catalase activity of rats exposed to CCl4. Experimental research design with Post test Only Control Group Design. Samples of 24 male Wistar Strain rats were 2-3 months old. weighing 150-200 gr. Samples were taken at random and divided into 4 groups consisting of a negative control group, positive control (CCl4), treatment 1 (CCl4 and roselle extract 250 mg / kg bw) and treatment 2 (CCl4 and roselle extract 500 mg / kg bw). CCl4 was given a single dose orally, after 24 hours, the subjects were given rosella extract orally for 14 days. Data were analyzed by ANOVA with a confidence level of 95%. Rosella extract obtained statistically significant differences of MDA and catalase levels among groups (p <0.05). It can be concluded that the rosella extract can reduce levels of MDA and increase the activity of catalase mice exposed to CCl4. From the research it can be concluded that the rosella extract can reduce levels of MDA and increas the activity of catalase mice exposed to CCl4. It is needed further research on the toxicity of extracts of rosella and organ damage caused.Keywords: carbon tetrachloride, MDA, catalase, rosella
Pengaruh Pemberian Gel Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap Jarak Pinggir Luka pada Tikus Wistar Farhan Nazir; Asril Zahari; Eliza Anas
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i3.371

Abstract

Abstrak Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang menyebabkan gangguan kontinuitas jaringan tersebut. Lidah buaya telah digunakan sebagai pengobatan tradisional diberbagai kebudayaan diseluruh dunia. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh gel lidah buaya terhadap penyembuhan luka, yang ditinjau dari jarakpinggir luka. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan post-test only control group design. Subjek penelitian terdiri dari 24 ekor tikus Wistar betina yang dibagi menjadi empat kelompok; satu kelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan. Kelompok kontrol diberikan NaCl fisiologis sebagai terapi luka sedangkan kelompok perlakuandiberikan gel lidah buaya dengan berbagai frekuensi pemberian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian olesan gel lidah buaya tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penyembuhan luka. Pada setiap variabel jarak pinggir luka terlihat bahwa kelompok kontrol memiliki hasil penyembuhan luka yang lebih baik dari hari ke hari. Secara umum, pada tujuh hari pertama (fase hemostasis dan inflamasi) ukuran jarak pinggir luka memiliki perbedaan yang bermakna (p<0,05). Pada hari-hari selanjutnya pada fase proliferasi, ukuran jarak pinggir luka secara umum tidak memiliki perbedaan yang bermakna (p>0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian gel lidah buaya tidak lebih efektif dibandingkan NaCl fisiologis terhadap penyembuhan luka yang ditinjau dari jarak pinggir luka.Kata kunci:  gel lidah buaya, penyembuhan luka, jarak pinggir lukaAbstract A wound is a laceration or break in the living tissue which causes continuity damage within the tissue. Aloe vera has been used for traditional medication in many cultures all over the world. The objective of this study was to see the effect of Aloe vera gel on wound healing based on the wound edge distance. This research was experimental with post-test only control group design. Twenty-four female Wistar rats were divided into four groups; one control group and three treatment groups. The control group was given fisiological NaCl solution for open wound therapy andtreatments groups were given Aloe vera gel with varying frequencies of application. The results shows that Aloe vera wasn’t have a significant effect on wound healing. In each variable of wound edge distance, results show that the control group heals better from day to day. As seen in the general, in the seven first days (hemostatis and nflammation phase), the distance of wound edge was significantly different (p<0.05). In the following days (prol iferation phase), the distance of wound edge generally wasn’t significantly different (p>0.05). The conclusion of this study is Aloe vera gel isn’t effective when compared to fisiologic NaCl solution in healing the wound, based on the wound edge distance.   Keywords:  Aloe vera gel, wound healing, wound edge distance
Hubungan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan Keberadaan Larva Vektor DBD di Kelurahan Lubuk Buaya Ayu Azlina; Adrial Adrial; Eliza Anas
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i1.472

Abstract

AbstrakKelurahan Lubuk Buaya merupakan daerah endemik Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan korban meninggal terbanyak pada tahun 2012. Penyebaran DBD dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan tindakan pemberantasan sarang nyamuk dan keberadaan larva vektor DBD di Kelurahan Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Jenis penelitian adalah analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Lubuk Buaya dengan 110 sampel pada bulan Desember 2014. Sampel diambil dengan metode Multistage Random Sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan survei larva terhadap kontainer yang berada di dalam dan di luar rumah responden. Data disajikan dalam bentuk tabel ditribusi dan dianalisis statistik dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh responden melakukan tindakan PSN yang baik. Keberadaan larva vektor DBD tergolong tinggi dengan HI 35,45%, CI 13,41%, BI 50% dan Density figure/Df= 5. Terdapat hubungan yang bermakna antara tindakan pemberantasan sarang nyamuk dengan keberadaan larva vektor DBD di kelurahan Lubuk Buaya (p=0,001). Pelaksanaan PSN di Kelurahan Lubuk Buaya secara umum belum terlaksana secara optimal.Kata kunci: PSN, larva, vektor DBD AbstractKelurahan Lubuk Buaya is a Dengue Hemorhagic Fever (DHF) endemic area with the highest death case in 2012. The spreading of DHF influenced by environmental factor and practice of mosquito breading place eradication. The objective of this study was to determine the relationship between mosquito breading place eradication practice and the presence of larvae DHF’s vector. The research was an analitic observational with cross-sectional study design. The research was held in Lubuk Buaya with 110 samples in December 2014. The samples were taken with the Multistage Random Sampling methods. Data’s were collected by using a questionnare and survey of the larvae. Data were presented in distribution table and analyzed statistically with Chi Square method. The result showed more than half of the respondents have a good mosquito breading place eradication practice and the presence of larvae DHF’s vector in lubuk buaya is high with HI 35.45%, CI 13.41%, BI 50%, and density figure 5. There is a relationship between breading place eradication practice and the presence of larvae DHF’s vector (p=0.001). The implementation of breading place eradication practice in Lubuk Buaya isn’t implemented optimally.Keywords: breading place eradication, larvae, dengue hemorhagic fever vektor
Perbedaan Kadar Superokside Dismutase pada Remaja dengan Dismenore Primer dan Tanpa Dismenore Primer Yanti Yanti; Ermawati Ermawati; Eliza Anas
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i1.454

Abstract

Abstrak             Dismenore didefinisikan sebagai rasa kram saat menstruasi yang menyakitkan tanpa patologi yang jelas. Kram berlangsung selama satu hari atau lebih dan disertai rasa mual, diare, sakit kepala. Masalah yang ditimbulkan oleh dismenore adalah  peningkatan ketidakhadiran di sekolah pada remaja sehingga menyebabkan rendahnya nilai akademik pada pelajar. Superokside dismutase (SOD) adalah bahan bioaktif yang diketahui bersifat antioksidan. SOD melindungi sel terhadap gangguan oksidan (radikal bebas). SOD mengubah anion superoksida menjadi hidrogen peroksida dan oksigen, sering disebut juga sebagai pertahanan primer terhadap stress oksidatif. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui  perbedaan kadar superokside dismutase pada remaja dengan dismenore dan tanpa dismenore. Penelitian ini adalah observasional desain cross sectional comparative. Data dianalisis menggunakan uji Mann-Withney  dengan nilai p<0.05 dianggap bermakna secara statistik. Rerata kadar SOD pada remaja yang mengalami dismenore yaitu 36,76 u/ml dan rerata kadar SOD pada remaja tanpa dismenore yaitu 32,24 u/ml. Dengan nilai p>0,005 (0,345). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna  kadar SOD pada remaja dengan dismenore dan tanpa dismenore. Kata kunci: remaja, dismenore, antioksidan, superokside dismutase AbstractPrimary dysmenorrhoe is  a painful menstrual cramps without obvious pathology. Cramps is lasting for one day or more, accaompanied by nausea, diarrhea and headache. Problems cause by dysmenorrhea are an increase in school attendance in adolescents resulting in low academic grades of students. Superokside Dismeutase (SOD) is a bioactive ingredient that is known as antioxidants, protecting cells against harmful SOD oxidants (free radicals) SOD convert superoxide anion into hydrogen perokxide and oxygen, often call  as primary defense agains oxidative stress. Primary dysmenorrhoe increased uterine activity or increased uterine contractions cause arteriolar vasospasm resulting in ischemia and lower abdominal  cramping and increased a lots of oxygen produced. The objective of this study was to determine the differences in the levels of superoxide dismutase between adolencents with and without dysmenorrhoe. This study is a comparative observasional cross-sectional design, the study conducted at Biomedical Laboratory Medical Faculty of Andalas University in May-Juli 2014. The samples consisted two groups with 34 samples each. The level of SOD using Elisa method. Data were analyzed by Mann-whitney with p<0,05 considered statistically significant. The result obtained by the average levels of SOD adolescents who experienced dysmenorrea is 36,76u/ml, with a value of p>0,05 (0,345). The conclusion of this study is no significant difference SOD levels between adolescents with and without dysmenorrea.Keywords: adolescent, dysmenorrea, antioxidant, superoxide dismutase
Kemampuan Daya Hambat Bahan Aktif Beberapa Merek Dagang Hand sanitizer terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus Putri Srikartika; Netti Suharti; Eliza Anas
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i3.613

Abstract

AbstrakHand sanitizer sebagai pembersih tangan antiseptik inovatif saat ini, sering menjadi alternatif pengganti cuci tangan dengan sabun dan air. Mencuci tangan dengan hand sanitizer merupakan salah satu cara memelihara kebersihan tangan agar terhindar dari penyakit  yang disebabkan oleh flora normal di kulit yang berpotensi patogenik seperti bakteri Staphylococcus aureus. Tujuan penelitian ini adalah menilai kemampuan daya hambat beberapa merek dagang hand sanitizer terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Penelitian dilakukan dengan metode rancangan acak lengkap pada empat macam hand sanitizer dengan tiga kali pengulangan. Data diolah secara manual dan menggunakan analisis varians (ANOVA) dilanjutkan dengan uji pos-hoc dengan Tukey HSD dan independent t test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan aktif hand sanitizer mampu mengurangi pertumbuhan Staphylococcus aureus secara signifikan. Perbedaan prosentase rerata pengurangan jumlah koloni pada waktu 30 detik berkisar antara 57,65%-72,45%, sedangkan pada waktu 1 menit berkisar 67,88%-82,65%. Hasil analisis menunjukkan perbedaan bermakna terhadap perlakuan, antar perlakuan dan waktu yang diujikan dengan nilai signifikasi p <0,05. Didapatkan hand sanitizer lebih efektif menghambat pertumbuhan pada waktu 1 menit daripada 30 detik. Hand sanitizer yang mengandung alkohol 70% dan triklosan 0,05% memiliki kemampuan daya hambat lebih baik terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus.Kata kunci: bahan aktif, hand sanitizer, Staphylococcus aureus AbstractHand sanitizer is one of the ways for maintaining the hand hygiene. Hand sanitizer as an innovative antiseptic product at this time, becomes an alternative hand washing with soap and water. It prevents  the disease that can be caused by normal flora that potentially pathogenic bacterium such as Staphylococcus aureus. The objective of this study was to evaluate the inhibition ability of several trademarks hand sanitizer on the growth of Staphylococcus aureus. The research method used a completely randomized design in four kinds of hand sanitizer and three repetitions. Data processed manually and using analysis of variance (ANOVA) and followed by Post-Hoc test with Tukey HSD and also Independent T-Test.The results showed that the ingredients of hand sanitizer can reduce the growth of Staphylococcus aureus significantly. The differences on the percentage reduction of colonies in 30 seconds ranged between 57,65%-72,45%, while the range in 1 minute was 67,88%-82,65%. The analysis was also showed a real difference to the experiment, the combination of the experiment and the time of the experiment with significance value of p <0.05. Based on the result, hand sanitizers can inhibit the growth of Staphylococcus aureus effectively at 1 minute instead of 30 seconds. Hand sanitizer containing alcohol 70% and triclosan 0.05% has the better ability to inhibit the growth of Staphylococcus aureus.Keywords: ingredients, hand sanitizer, Staphylococcus aureus
Identifikasi Bakteri Coliform yang Terdapat pada Minuman Es Teh di Rumah Makan Tepi Laut Purus Padang Barat Muhammad Nurman Ariefiansyah; Netti Suharti; Eliza Anas
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i3.363

Abstract

Abstrak Minuman es teh merupakan minuman yang paling digemari konsumen rumah makan. Sampel penelitian ini adalah minuman es teh dirumah makan Tepi Laut Purus Padang Barat. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kualitas minuman es teh di rumah makan Tepi Laut Purus Padang Barat secara mikrobiologis. Sampel diambil dari 14 rumah makan Tepi Laut Purus Padang Barat. Penelitian dilaksanakan dua tahap; 1. pengambilan sampel minuman es teh disertai observasi dan wawancara, 2. pemeriksaan mikrobiologis dengan metode Most Propable Number (MPN) terhadap sampel yang terdiri dari tes presumtif, tes konfirmatif dan tes pelengkap. Hasil penelitian mendapatkan seluruh sampel minuman es teh mengandung bakteri Coliform. Tiga belas dari empat belas sampel positif mengandung E. coli, sedangkan satu sampel lain mengandung bakteri Klebsiella. Dari penelitian ini dapat disimpulkan minuman es teh di rumah makan Tepi Laut Purus Padang Barat tidak memenuhi syarat mikrobiologis yang telah ditetapkan pemerintah.Kata kunci: minuman es teh, bakteri coliform, most propable number (MPN) Abstract Ice tea is the common consumer favorite beverage at restaurant. Samples of this research is ice tea beverages at Purus Beach restaurant West Padang. The objective of this study was to identify the quality of ice tea sold at Purus Beach Restaurant in Purus West Padang microbiological. Samples were taken from restaurant of Purus Beach in West Padang. This research implemented in two steps; First, taking the ice tea sample and observing also interviewing. Second, microbiological inspection using Most Propable Number (MPN) methods to the sample consist of presumptivetest, confirmation test and complementary test. All of the sample of the ice tea beverage containing Coliform bacteria. Thirteen of fourteen positive contained E.Coli and the other contain Clebsiella. This result showed that ice tea from Purus Beach West Padang restaurant is unqualified as government has set required microbiological.Keywords: ice tea beverage, coliform bacteria, most propable number (MPN)
Pengaruh Pemberian Diet Tinggi Minyak Sawit terhadap Kadar Trigliserida Darah pada Tikus Wistar Aufa Azri Dany; Susila Sastri; Eliza Anas
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i2.518

Abstract

AbstrakMinyak sawit  merupakan  salah  satu  minyak  yang  paling  banyak  dikonsumsi  di Indonesia.  Minyak sawit  diketahui  mengandung  kurang lebih 50% asam lemak jenuh dan 50% asam lemak tidak jenuh.  Penelitian sebelumnya  menemukan  bahwa  mengonsumsi  minyak sawit dengan  dosis  tertentu  dapat  mempengaruhi  kadar  trigliserida  darah.  Tujuan  penelitian  ini  adalah  menentukan pengaruh pemberian diet tinggi minyak sawit terhadap kadar trigliserida darah tikus wistar.  Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan menggunakan post test only control group design. Sampel terdiri dari 12 ekor tikus wistar jantan yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok tikus kontrol yang diberi diet standar dan kelompok tikus perlakuan yang diberi tambahan 42,5% minyak sawit ke dalam diet standar. Pemeriksaan kadar trigliserida setelah perlakuan empat minggu. Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  pemberian  diet timggi minyak sawit  berpengaruh  terhadap  peningkatan  kadar  trigliserida darah. Rerata kadar  trigliserida  darah  pada  kelompok  perlakuan  adalah  165.6 ± 19.527 mg/dl dan  kelompok  kontrol  adalah  100.8 ± 18.033 mg/dl. Terdapat  perbedaan bermakna antara kadar trigliserida darah pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0,05). Kesimpulan hasil penelitian ini adalah diet tinggi minyak sawit dapat meningkatkan kadar triliserida darah.Kata kunci: minyak sawit, trigliserida darah AbstractPalm oil is one of the most widely consumed in Indonesia. Palm oil contain of 50% saturated fatty acid and 50 % non saturated fatty acid . Previous  studies  have  found  that  palm oil consumption  in  certain  doses  can  affect to  blood  trygliceride  levels.  The  objective  of  this study  was  to  determine  the effect of dietary high palm oil on tryglicerides level in wistar rat’s blood. This research was an experimental study which applies post test only control group design. The  samples were 12 male wistar rats  that divided in to two groups. Control group which were administrated standard diet and treatment group which were administrated addition of 42,5% palm oil to standar diet. After four weeks treatment, tryglicerides level were observed. The results showed that administration of dietary high palm oil effect  on  the  increase  of  blood  trygliceride  levels.  Blood  trygliceride  levels  in  treatment group was 165.6 ± 19.527 mg/dl and the control group was 100.8 ± 18.033 mg/dl. There are significant  difference  between  blood  trygliceride  levels  treatment  groups and control group (p<0,05). The conclusion of this study is dietary high palm oil increased concentration of blood tryglicerides level.Keywords: palm oil, blood trygliceride
Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi Prematur di RSUP. Dr. M. Djamil Padang Wedya Wahyu; Eliza Anas
Ners Jurnal Keperawatan Vol 8, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.862 KB) | DOI: 10.25077/njk.8.2.129-137.2012

Abstract

Prematuritas merupakan penyumbang angka kematian bayi yang cukup tinggi. Prematuritas adalah bayi lahir dengan masa kehamilan < 37 minggu dan berat badan sesuai dengan masa gestasi tersebut atau disebut juga neonatus kurang bulan. Bayi prematur sering mengalami masalah akibat berat badan rendah. Diperlukan stimulasi yang dapat membantu dalam meningkatkan berat badan bayi prematur.  Salah satu tindakan non invansif yang menyokong peningkatan berat badan adalah terapi pijat. Pijat atau massage menurut  American Association of Massage Therapy (AMTA)  didefinisikan  sebagai manipulasi pada jaringan lunak yang dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan atau tubuh untuk memegang, menggerakkan, dan atau memberikan penekanan pada tubuh. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi pijat terhadap kenaikan  berat badan bayi prematur di RSUP dr. M. Djamil Padang.  Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai April 2012 terhadap 18 bayi prematur stabil. Penelitian ini menggunakan rancangan pre experimental one group pretest-posttest. Pengukuran ini dilakukan dengan mencatat berat badan bayi sebelum dilakukan terapi pijat dan berat badan setelah 5 hari berturut-turut dilakukan terapi pijat. Hasil uji statistik yang digunakan adalah T-Test dependent (paired t-test). Hasil uji statistik dengan analisa bivariat menunjukkan terdapat perubahan berat badan yang bermakna (p=0,000). Hal ini berarti bahwa terapi pijat berpengaruh dalam meningkatkan berat badan bayi prematur