Claim Missing Document
Check
Articles

BIOACCUMULATION OF CADMIUM (CD) BY WHITE SHRIMP PENAEUS MERGUIENSIS AT DIFFERENT SALINITY IN KEDUNGMALANG ESTUARY, JEPARA (CENTRAL JAVA) Manullang, Corry Yanti; Hutabarat, Johannes; Widowati, Ita
Marine Research in Indonesia Vol 39, No 1 (2014)
Publisher : Research Center for Oceanography - Indonesian Institute of Sciences (LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (949.472 KB) | DOI: 10.14203/mri.v39i1.84

Abstract

Estuarine of Kedungmalang has salinity variability and is assumed to bepolluted by cadmium (Cd) derived from human activities around Kedung region. In this study, bioaccumulation of Cd by white shrimp Penaeus merguienis in relation with salinity difference was determined. Sampling was conducted at four stations : estuary (15‰ and 25‰ of salinity) and husbandry area (15‰ and 25‰ of salinity). Data on in situ water quality parameters was obtained at each station. Absorption Atomic Spectrometer was used to measure Cd concentration. The water quality of parameters and the concentrations of Cd in the shrimp were compared with quality standards and weekly consumption limit of white shrimps is also suggested. The Cd concentrations on the white shrimp was found the highest concentration of 0.669 μg.g-1 . The limit comsumption of the white shrimp of Estuarine of Kedungmalang,suggested by the resut of this study, is about 523-1537 grams per week.
PERBANDINGAN PEMBERIAN FERMENTASI KOTORAN KAMBING, AMPAS TAHU DAN ROTI AFKIR TERHADAP PERFORMA PERTUMBUHAN, KANDUNGAN PROTEIN, DAN ASAM AMINO LISIN Daphnia sp. Pramana, I Nengah Gunaya; Hutabarat, Johannes; Herawati, Vivi Endar
e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.05 KB)

Abstract

Daphnia sp. merupakan pakan alami yang sering digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan larva ikan air tawar pada tahap pembenihan karena memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Permasalahan yang terjadi yaitu semakin berkurangnya daphnia di alam saat cuaca buruk sehingga perlu dilakukan kultur massal. Kotoran kambing memiliki kandungan unsur N dan K lebih besar dari kotoran sapi, ampas tahu merupakan limbah yang memiliki kandungan protein sebesar 226,6 sampai 434,78 mg/l. sedangkan roti afkir memiliki kandungan protein sebanyak 10,25%. Lisin merupakan asam amino yang mempunyai peranan penting yaitu menstimulasi selera makan, membantu mengubah asam lemak menjadi energi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi fermentasi kotoran kambing, roti afkir dan ampas tahu terhadap pertumbuhan, protein, dan asam amino lisin, Daphnia sp.. wadah yang di gunakan dalam penelitian ini adalah bak beton berukuran 2 x 1 x 1,5 m dengan volume air mencapai 600 L. Padat penebaran Daphnia sp. yaitu 100 ind/l. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan pengulangan perhitungan populasi sebanyak 3 kali. Perlakuan dalam penelitian ini yaitu Perlakuan A  (0 %  kotoran kambing, 50 % ampas tahu dan 50 % roti afkir), B (25 % kotoran kambing, 50 % ampas tahu dan 25 % roti afkir),  C (25 % kotoran kambing, 25 % ampas tahu dan 50 % roti afkir, D (50 % kotoran kambing, 25 % ampas tahu dan 25 % roti afkir) dengan Jumlah total kombinasi yaitu 200 g/l. Data yang diamati meliputi kepadatan populasi, kandungan protein, asam amino lisin dan kualitas air.Hasil penelitian menunjukkan fase adaptasi terjadi pada hari ke- 0 sampai hari ke-3, fase eksponensial terjadi pada hari ke- 4 sampai hari ke 16 sesdangkan fase kematian terjadi pada hari ke- 18 sampai hari ke-26. Pada penelitian ini kandungan protein tidak berbeda nyata antar perlakuan seddangkan kandungan lisin memiliki perbedaan yang sangat nyata antara perlakuan C dengan perlakuan lainya. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu pemberian 25% kotoran kambing, 25% ampas tahu dan 50% roti afkir dapat membuat kandungan nutrisi pada media kultur menjadi lebih baik sehingga dapat mendukung untuk pertumbuhan fitoplankton yang mengakibatkan meningkatnya laju pertumbuhan, kandungan protein dan asam amino lisin Daphnia sp.
Profil Asam Amino Essensial Skeletonema costatum dalam Kultur Massal Menggunakan Media Kultur Teknis yang Berbeda Herawati, Vivi Endar; Hutabarat, Johannes
AQUASAINS Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.704 KB)

Abstract

Skeletonema costatum adalah pakan alami yang banyak digunakan khusunya dalam budidaya udang, kandungan gizi yang tinggi, ukuran yang sesuai dengan bukaan mulut larva merupakan keunggulan dari Skeletonema costatum. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan  perbedaan media kultur teknis (Walne dan Guillard) secara massal pada Skeletonema costatum terhadap pertumbuhan, lemak dan profil asam amino essensial. Metoda kultur yang digunakan adalah secara massal dengan dua media kultur teknis yang berbeda (Double Walne dan Guillard teknis), analisis lemak dilakukan dengan analisa proksimat dan profil asam amino essensial menggunakan HPLC Eurospher 100-5 C18, 250x4,6mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media kultur yang terbaik adalah Guillard teknis dimana pertumbuhan pada Skeletonema costatum yaitu 86,75 x 104sel/ml dengan lama fase stasioner  52 jam, lemak 7,74%, profil asam amino essensial tertinggi pada Skeletonema costatum, yaitu asam amino Threonin yaitu 2359,05 ppm.  
PERFOMANCE GROWTH AND SURVIVAL RATE OF CATFISH HATCHED LARVAEA IN MASS CULTURED WITH THE PROVISION OF FEED Tubifex sp USING FERMENTED INDUSTRIAL DOMESTIC WASTE Herawati, Vivi Endar; Hutabarat, Johannes
AQUASAINS Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.42 KB)

Abstract

Tubifex sp. merupakan salah satu pakan alami terbaik untuk larva lele. Kultur massal Tubifex sp .perlu dilakukan untuk mencukupi kebutuhan pakan lele secara kuantitas maupun kualitas khususnya pada stadia larva. Tujuan dari penelitian adalah mengkaji performa pertumbuhan dan kelulushidupan larva lele dengan pemberian pakan Tubifex sp. yang dikultur massal menggunakan fermentasi limbah industri rumah tangga. Hewan uji yang digunakan adalah larva ikan lele (C. gariepenus) dengan berat0,06±0,03 g/individu. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 kali ulangan yaitu perlakuan A (50 g/L kotoran ayam; 100g/Lroti afkir; 50 g/L ampas tahu); B (50 g/L kotoran ayam; 100g/L bekatul; 50 g/L ampas tahu) dan C (50 g/L kotoran ayam; 100g/L bungkil kelapa; 50 g/L ampas tahu). Pemberian Tubifex sp. sebagai pakan alami sebanyak 5 kali sehari secara ad libitum.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi pengaruh yang nyata (P<0,01) pada laju pertumbuhan dan tidak berpengaruh yang nyata (P>0,01) kelulushidupan larva ikan lele(C. gariepenus). Laju pertumbuhan relatif larva ikan lele (C. gariepenus) memiliki nilai rerata berkisar antara 17.1%-18.7% dengan tingkat kelulushidupan berkisar antara 96,8% - 98,8%.  Berdasarkan pada hasil penelitian, maka perlakuan A dengan nilai RGR dan SR 18.7% dan 98.8% merupakan perlakuan terbaik untuk meningkatkan laju pertumbuhan dan kelulushidupan larva ikan lele (C. gariepenus).
EFFECTS OF VITAMIN C IN HIGH-ENERGY FEEDS ON GROWTH AND SURVIVAL RATE OF TIGER GROUPER SEEDS (Epinephelus fuscoguttatus) Pinandoyo, Pinandoyo; Hutabarat, Johannes; Nugroho, Ristiawan Agung; Herawati, Vivi Endar
AQUASAINS Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.073 KB)

Abstract

This research was aimed to study the effect of vitamin C on diets with low protein and high energy content on growth and survival rate of tiger grouper (Epinephelus fuscoguttatus) juveniles. It is also to know the dose or the best level concentration of vitamin C on growth and survival rate of tiger grouper (E. fuscoguttatus) juveniles. Tiger Grouper juveniles of 0,77+0,07 g initial body weight were reared in aquarium 60 cm x 40 cm x 40 cm with 7 ind. / 35 L. Artificial feed were fed in at satiation. The juveniles were fed dry pellet diets which containing 40% protein and 20% lipid in different levels of vitamin C (Ascorbate-2-Sulfate):0 mg/kg, 75 mg/kg, 150 mg/kg, 225 mg/kg. The experimental laboratoris method was conducted using Completely Randomized Design with three replicate for each treatment. The result of the experiment showed that there was a very significant effect of treatments on the SGR (Spesific Growth Rate), FCR (Feed Conversion Ratio), PER (Protein Efficiency Ratio), SR (Survival Rate) of tiger grouper (E. fuscoguttatus) juveniles (P < 0,01). That values more higher after added vitamin C (Ascorbate-2-Sulfate). Best treatment was obtained at supplementation vitamin C of 150 mg/kg. On the other hand be lower at highest dose on treatment D (225 mg/kg). Its indicated that vitamin C can improve and give better on growth and survival rate. The optimum condition of water quality also have been led to significant improvement in growth and survival rate
BIOACCUMULATION OF CADMIUM (CD) BY WHITE SHRIMP PENAEUS MERGUIENSIS AT DIFFERENT SALINITY IN KEDUNGMALANG ESTUARY, JEPARA (CENTRAL JAVA) Manullang, Corry Yanti; Hutabarat, Johannes; Widowati, Ita
Marine Research in Indonesia Vol 39 No 1 (2014)
Publisher : Research Center for Oceanography - Indonesian Institute of Sciences (LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (949.472 KB) | DOI: 10.14203/mri.v39i1.84

Abstract

Estuarine of Kedungmalang has salinity variability and is assumed to bepolluted by cadmium (Cd) derived from human activities around Kedung region. In this study, bioaccumulation of Cd by white shrimp Penaeus merguienis in relation with salinity difference was determined. Sampling was conducted at four stations : estuary (15� and 25� of salinity) and husbandry area (15� and 25� of salinity). Data on in situ water quality parameters was obtained at each station. Absorption Atomic Spectrometer was used to measure Cd concentration. The water quality of parameters and the concentrations of Cd in the shrimp were compared with quality standards and weekly consumption limit of white shrimps is also suggested. The Cd concentrations on the white shrimp was found the highest concentration of 0.669 μg.g-1 . The limit comsumption of the white shrimp of Estuarine of Kedungmalang,suggested by the resut of this study, is about 523-1537 grams per week.
Pengaruh Penggunaan Dua Jenis Media Kultur Teknis yang Berbeda Terhadap Pola Pertumbuhan, Kandungan Protein dan Asam Lemak Omega 3 EPA (Chaetoceros gracilis) Jati, Fhibia; Hutabarat, Johannes; Herawati, Vivi Endar
Journal of Aquaculture Management and Technology Vol 1, No 1 (2012): Journal Of Aquaculture Management and Technology
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.876 KB)

Abstract

Pakan alami sebagai penunjang budidaya ikan dan sekaligus sebagai faktor pendukung keberhasilan budidaya semakin giat dibudidayakan. Salah satu pakan alami yang memiliki banyak manfaat adalah Chaetoceros gracilis. Kelebihan dari mikroalga ini disamping pemeliharaanya mudah juga memiliki nilai nutrisi yang baik. Untuk mendapatkan C. gracilis dengan pola pertumbuhan dan kandungan nutrisi yang optimum diperlukan media dengan komposisi yang tepat antara nutrien makro maupun mikro yang diperlukan oleh mikroalga tersebut karena nutrisi media merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan komposisi biokimia mikroalga. Selama ini belum banyak penelitian mengenai kandungan nutrisi terutama protein dan kandungan asam lemak omega 3 pada diatom C. gracilis. Maka dari itu dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media kultur teknis Walne dan Guillard terhadap pola pertumbuhan C. gracilis, kandungan protein dan asam lemak omega 3 EPA. Penelitian ini dilaksanakan di Satuan Kerja Balai Benih Udang (Satker BBU) Sluke, Rembang, Jawa Tengah pada bulan November - Desember 2011. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental. Uji yang digunakan adalah uji t. Perlakuan yang digunakan adalah perbedaan media kultur, dengan 2 perlakuan dan 6 ulangan. Data yang dikumpulkan meliputi konstanta pertumbuhan spesifik dan waktu lag phase. Materi yang digunakan adalah C. gracilis yang dikultur secara semi massal pada media teknis Guillard dan Walne. Hasil panen C. gracilis kemudian di analisa kandungan nutrisi dan kandungan asam lemaknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media teknis Guillard dan Walne tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap waktu lag phase dan konstanta pertumbuhan spesifik C. gracilis. Kandungan protein C. gracilis pada media Guillard adalah 34,03 % pada fase eksponensial dan 30,11 % pada fase stasioner, sedangkan pada media Walne kandungan protein C. gracilis adalah 32,77 % pada fase eksponensial dan 26,78% pada fase stasioner. Kandungan asam lemak omga 3 EPA C. gracilis pada media Guillard adalah 8,1609 %, sedangkan pada media Walne adalah 6,5951 %.  
PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERHADAP TINGKAT PENCEGAHAN INFEKSI BAKTERI Aeromonas hydrophila DAN KELULUSHIDUPAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Aniputri, Fadityas Desi; Hutabarat, Johannes; Subandiyono, -
Journal of Aquaculture Management and Technology Vol 3. No 2 (2014): Journal of Aquaculture Management and Technology
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.605 KB)

Abstract

Salah satu penyakit yang sering menyerang ikan nila (O.  niloticus) adalah penyakit MAS (Motile Aeromonas Septicemia) yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila dan dikenal sebagai penyakit bercak merah. Bahan alami seperti ekstrak bawang putih dapat digunakan sebagai alternatif untuk menghambat aktifitas bakteri A. hydrophilla. Zat aktif dalam ekstrak bawang putih (Allium sativum) yaitu Allicin yang berpotensi sebagai antibakteri.  Secara in vitro, ekstrak bawang putih  berpotensi sebagai antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri A. hydrophilla.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh ekstrak bawang putih dalam pakan ikan terhadap tingkat pencegahan infeksi A. hydrophila serta nilai kelulushidupan ikan nila. Penelitian ini menggunakan 3 perlakuan, yaitu penambahan ekstrak bawang putih pada perlakuan A (0%), B (2,5%), dan C (5%). Pemberian pakan uji dilakukan selama 35 hari kemudian dilakukan pengamatan setelah uji tantang selama 10 hari.  Uji tantang dilakukan dengan menyuntikkan bakteri  A. hydrophila (108 cfu/ml) secara intramuskular sebanyak 0,1 mL.  Konsentrasi ekstrak bawang putih sebesar 45% merupakan konsentrasi yang efektif untuk menghambat pertumbuhan A. hydrophila pada uji in vitro. Pada uji in vivo, ekstrak bawang putih menunjukkan hasil yang berbeda terhadap kelulushidupan, gejala klinis dan penyembuhan luka, serta pertumbuhan. Dosis terbaik yang didapat untuk penambahan ekstrak bawang putih pada pakan ikan yaitu sebesar 2,5% untuk tingkat pencegahan dan nilai kelulushidupan pada ikan nila.  Berdasarkan pada hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak bawang putih dapat dipergunakan untuk pencegahan infeksi bakteri  A. hydrophilla dan meningkatkan nilai kelulushidupan ikan nila. One of the diseases that often attack Tilapia (O. niloticus) is MAS (Motile Aeromonas Septicemia) caused by Aeromonas hydrophilla and known as red spot disease.  Natural ingredients such as garlic extract can be used as an alternative to inhibit bacterial activity of A. hydrophilla.  The active substances in the garlic extract (Allium sativum) is allicin which was potentially as an antibacterial.  Sased on in vitro assays, the garlic extract showed potentiallty to inhibite the growth of A. hydrophilla.  The purpose of this research was to examine the influence of garlic extract in fiets to the prevention  bacteria infection of A. hydrophila and survival rate of  tilapia.  This research used three treatments, there were A (0%), B (2,5%), and C (5%) of additional garlic extract.  The feeds sample is given throughout 35 days and then carried out obeservation after challenge test over 10 days.  The challenge test was done by injecting 0,1 mL A. hydrophilla (108 cfu/ml) intramuscularly.  The garlic extract concentration of 45% was an effective concetration to inhibit the growth of A. hydrophila in the in vitro assay.  In the in vivo assay, garlic extract showed different results on survival rate, clinical signs, wound healing, and growth.  The best dose of additional garlic extract in the diet was 2,5% for prevention and survival rate in Tilapia.  It was concluded that garlic extract can be used for prevention of A. hydrophilla and increase the survival rate of Tilapia.
PENGARUH PEMBERIAN FERMENTASI KOTORAN BURUNG PUYUH YANG BERBEDA DALAM MEDIA KULTUR TERHADAP KANDUNGAN NUTRISI DAN PRODUKSI BIOMASSA CACING SUTRA (Tubifex sp.) Cahyono, Elsyaday Widhi; Hutabarat, Johannes; Herawati, Vivi Endar
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.197 KB)

Abstract

Cacing sutera (Tubifex sp.) merupakan salah satu pakan alami yang cocok digunakan sebagai pakan larva ikan, baik ikan konsumsi maupun ikan hias air tawar, sehingga kegiatan budidaya cacing sutera perlu dikembangkan sebagai solusi untuk mengatasi ketergantungan cacing sutera hasil pengumpulan dari alam dan untuk menghasilkan cacing sutera yang lebih berkualitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan kadar kotoran burung puyuh pada campuran ampas tahu dan roti afkir yang difermentasi terhadap produksi biomassa dan populasi cacing sutera (Tubifex sp.), serta dosis kadar kotoran burung puyuh terbaik terhadap kandungan nutrisi cacing sutera (Tubifex sp.). Penelitian ini menggunakan design Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan masing-masing 3 kali ulangan. Perlakuan A (Kotoran burng puyuh 0g/L), Perlakuan B (Kotoran burung puyuh 25g/L), Perlakuan C (Kotoran burung puyuh 50g/L) serta Perlakuan D (Kotoran burung puyuh 75g/L). Masing-masing perlakuan dilakukan penambahan ampas tahu 50g/L dan roti afkir 100g/L. Kotoran burung puyuh, roti afkir, dan ampas tahu dimasukkan kedalam 12 nampan plastik dengan ukuran 30x21x7 cm. Media tersebut ditebari cacing sebanyak 10 g/wadah dan dipelihara selama 50 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kadar kotoran burung puyuh yang berbeda pada campuran roti afkir dan ampas tahu berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi biomassa dan populasi cacing sutera (Tubifex sp.). Pertumbuhan biomassa, populasi serta kandungan nutrisi tertinggi diperoleh pada perlakuan C yakni sebesar 269,48±1,72%, (55287,50±440,39g) dan kandungan protein sebesar 68,19±0,33%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan kotoran puyuh, roti afkir, dan ampas tahu dapat meningkatkan produksi biomassa, populasi dan kandungan protein cacing sutera. Silk worms (Tubifex sp.) is one of live food which is suitable for feed fish larvae, both fish consumption and freshwater fish, so the cultivation of silk worms need to be developed as a solution to overcome the dependence of silk worms collecting from nature and to produce higher quality silk worms. The aim of this study was to determine the effect of impurity content of quail on a mixture of tofu and bread salvage fermented for biomass production and population silk worms (Tubifex sp.). As well as dosage levels of dirt quail best of the nutrient content of silk worms (Tubifex sp .). This study uses a design completely randomized design (CRD) with 4 treatments and each of the 3 replicates. Treatment A (quail manure 0g / L), treatment B (quail manure 25g / L), treatment C (quail manure 50g / L) and treatment D (quail manure 75g / L). Each treatment, the addition of tofu 50g / L and bread rejects 100g / L. Quail manure, rejects bread and tofu added 12 plastic trays with a size of 30x21x7 cm. The media is littered with worms as much as 10 g / container and maintained for 50 days. The results showed that administration of dirt levels at different quail manure, bread rejects and tofu waste highly significant (P <0.01) for the production of biomass and population silk worms (Tubifex sp.). Biomass growth, population and the highest nutrient content obtained at C treatment which amounted to 269.48 ± 1.72%, (55287.50 ± 440.39g) and the protein content of 68.19 ± 0.33%. Based on the results of this study concluded that the addition of dirt quail, rejects bread, and tofu can increase biomass production, population and protein content of silk worms.
Pengaruh Kombinasi Enzim Papain Dan Enzim Bromelin Terhadap Pemanfaatan Pakan Dan Pertumbuhan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscogutattus) Taqwdasbriliani, Ertris Bergas; Hutabarat, Johannes; Arini, Endang
Journal of Aquaculture Management and Technology Vol 2, No 3 (2013) : Journal of Aquaculture Management and Technology
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.284 KB)

Abstract

Tiger grouper has an economically value but the growth it is slower than the other fish species. Additional enzymes in the feed to maximize protein utilization by cultivan. Papain and bromelain enzymes is an exogenous enzymes which support in hydrolysis protein process. This research aimed to determine the effects of combination papain enzyme and bromelain enzyme to the Efficiency Feed Utilization (EFU), Protein Efficiency Ratio (PER) and Specific Growth Rate (SGR). This study was carried January to March 2013 in Laboratory of Brackish Water Aquaculture Development Centre Jepara. The fish samples which were used is tiger grouper in average weight 10.49±1.26 g and length 8.13±0.17 cm in the total amount of 180 tail. The experimental method use was Completely Random Design (CRD) consists of 6 treatment : A (100% papain), B (75% papain dan 25% bromelain), C (50% papain and 50% bromelain), D (25% papain and 75% bromelain), E (100% bromelain) and F (without adding enzymes) each treatment was replicated 3 times. Data analyzed by One Way Anova follow by Duncan Test. Result of the study revealed that the combination of additional papain and bromelain enzyme in the experimental feed can increase EFU, PER and SGR for tiger grouper. B treatment appear to be the best EFU (45.862±0.444%), PER (97.579±0,946%), SGR (1.210±0.037%/day), SR (100%).
Co-Authors - Masrurotun . Sarjito Abidin Nur II Andi Sagita Anindya Wirasatriya Arumning T. Fauziah Ayu Istiana Fiat Ayudya Wisma Hapsari Aziz Nur Bambang Bambang Argo Wibowo Bella Manik Hapsari Bob Suroso Budi Prayitno Cici Ulviyadipura Denny Nugroho Sugianto Diana Chilmawati Diana Chilmawati Diana Rachmawati Diana Rachmawati Dicky Harwanto Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahyo Dewi Elsyaday Widhi Cahyono, Elsyaday Widhi Endang Arini Endra Catur Pamungkas Ertris Bergas Taqwdasbriliani Ervia Yudiati Fadityas Desi Aniputri Falstiyan Syahendra, Falstiyan Fatchurochman, Vava Fhibia Jati Fitria Aditama Fritta Wijayanti Hadi Pranggono Haeruddin Haeruddin Hariyadi Hariyadi Hariyadi, Putut Herawati Vivi Endar Hernowo, Ilham Agung Hidayati, Jelita Rahma Ika Nurul Asriyanti Istiyanto Samidjan Istiyanto Samidjan Ita Widowati Kunarso Kunarso Lela Nurfitriani Manullang, Corry Yanti Manullang, Corry Yanti Marlia Ulfa Puspitasari Mostafa Imhmed Ighwerb Muhammad Faiq Marwa Noercholis Muhammad Latif Usman Niken Dwi Prasetyarini Norma Afiati Nurmanita Rismaningsih Ocky Karna Radjasa Ocky Karnaradjasa Parichat Wetchayount Pinandoyo Pinandoyo Pinandoyo Pinandoyo Pramana, I Nengah Gunaya Pratama, Arsy Latif Putut Har Riyadi Ratna Widiastuti Ratri, Kartika Sulistyaning Retno Hartati Rismaningsih, Nurmanita Ristiawan Agung Nugroho Ristiawan Agung Nugroho Rudhi Pribadi Seto Windarto Slamet Budi Prayitno slamet budi prayitno Solly Aryza Sri Rejeki Sriwati Sriwati Subandiyono Subandiyono Subekti, Mulat Suminto Suminto Suminto Suminto Suminto Suminto Supono . Susana E. Ratnawati Susanna Endah Ratnawati Sutrisno Anggoro Tita Elfitasari Titik Susilowati Tri W. Agustini Tri Winarni Agustini Tri Winarni Agustini Trisnani Dwi Hapsari Tristiana Yunarti Vivi Endar VIVI ENDAR HERAWATI Vivi Endar Herawati Widianingsih Widianingsih Widodo S. Pranowo Widyawati Nurul Fajri Windarto, Seto YS Darmanto