Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Pemberian Pakan Alami Berbeda (Skeletonema costatum dan Chaetoceros gracilis) Terhadap Pertumbuhan Biomass Mutlak dan Kandungan Nutrisi Artemia sp. Lokal Widiastuti, Ratna; Hutabarat, Johannes; Herawati, Vivi Endar
Journal of Aquaculture Management and Technology Vol 1, No 1 (2012): Journal Of Aquaculture Management and Technology
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.82 KB)

Abstract

Artemia merupakan salah satu pakan alami bagi larva udang. Dewasa ini, masih banyak petani yang menggunakan Artemia sp. import, padahal Artemia sp. lokal memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi. Pemberian pakan merupakan salah satu cara meningkatan produksi kista Artemia sp. lokal agar diperoleh pertumbuhan yang normal dan menghasilkan kista yang baik serta daya tetas yang tinggi juga kandungan nutrisi yang tinggi pula. Skeletonema costatum dan Chaetoceros gracilis mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh Artemia sp. lokal dalam memenuhi kandungan nutrisi dan pertumbuhannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan Artemia sp. lokal dengan pemberian pakan alami yang berbeda, mengetahui kandungan nutrisi Artemia sp. lokal dengan pemberian pakan alami yang berbeda dan mengetahui pakan terbaik untuk Artemia sp. lokal dengan pemberian pakan alami yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan, ketiga perlakuan yaitu perlakuan A (pemberian pakan dengan Chaetoceros gracilis), perlakuan B (pemberian pakan dengan Skeletonema costatum) dan perlakuan C (pemberian pakan dengan Skeletonema costatum dan Chaetoceros gracilis). Data yang dikumpulkan adalah data dosis pemberian pakan, pertumbuhan biomass mutlak, kandungan nutrisi dan kualitas air. Analisa statistik yang dilakukan adalah analisa ragam dan dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan untuk mengetahui perlakuan yang memberikan pengaruh  yang terbaik. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Payau dan Laut atau Satuan Kerja Perbenihan Ikan Air Payau Sluke, Rembang, Jawa Tengah pada bulan Januari-Februari 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh sangat nyata terhadap proses pertumbuhan biomass mutlak dan kandungan nutrisi. Perlakuan terbaik adalah perlakuan C dengan pertumbuhan biomass mutlak (3,40±0,656 gram) dan kandungan protein 66,45%. Kualitas air selama penelitian masih dalam kisaran yang layak untuk kehidupan dan pertumbuhan Artemia sp. lokal. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan kombinasi Skeletonema costatum dan Chaetoceros gracilis cocok untuk pertumbuhan dan peningkatan kandungan nutrisi Artemia sp. lokal.
PENGARUH PENAMBAHAN KOTORAN AYAM, AMPAS TAHU DAN TEPUNG TAPIOKA DALAM MEDIA KULTUR TERHADAP BIOMASSA, POPULASI DAN KANDUNGAN NUTRISI CACING SUTERA (Tubifex sp.) Fajri, Widyawati Nurul; Suminto, -; Hutabarat, Johannes
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.799 KB)

Abstract

Cacing sutera (Tubifex sp.) merupakan salah satu pakan alami yang dibutuhkan didalam pembenihan ikan khususnya pada fase larva, karena mempunyai kandungan nutrisi yang baik untuk pertumbuhan larva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kotoran ayam, ampas tahu dan tepung tapioka dalam media kultur terhadap produksi biomassa, populasi dan kandungan nutrisi cacing sutera (Tubifex sp.). Penelitian ini menggunakan design Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan masing-masing 3 kali ulangan. Perlakuan-perlakuan itu adalah Perlakuan A (kotoran ayam 100%), B (kotoran ayam 50%, ampas tahu 35%, tepung tapioka 15%), C (kotoran ayam 50%, ampas tahu 25%, tepung  tapioka 25%) dan D (kotoran ayam 50%, ampas tahu 15% dan tepung tapioka 35%). Kotoran ayam, ampas tahu dan tepung tapioka dimasukkan kedalam 12 wadah plastik dengan ukuran 50x13x10 cm dengan luasan 0,065 m2, dialiri air dengan kecepatan aliran 0,35 L/menit. Media tersebut ditebari cacing sebanyak 10 gram/wadah, dipelihara selama 52 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kotoran ayam, ampas tahu dan tepung tapioka berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi biomassa, populasi dan kandungan nutrisi cacing sutera (Tubifex sp.). Perlakuan B memberikan nilai populasi tertinggi yaitu sebesar 21.712,33±753,69 individu/0,065m2. Produksi biomassa dan kandungan nutrisi memberikan nilai tertinggi pada perlakuan C sebesar 70,65±3,49 gram/0,065m2 dan 54,49±1,19%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan kotoran ayam, ampas tahu dan tepung tapioka dapat meningkatkan produksi biomassa, populasi dan kandungan nutrisi cacing sutera. Silk worm (Tubifex sp.) is one of live food organism required in  fish hatchery during the larval stage, because it has the good nutrition content  for the growth of larvae. The purpose of this research was to examine the effect of culture the addition of chicken manure, tofu waste and tapioca in culture media on biomass production, population and nutrition content of silk worm (Tubifex sp.). This research was used Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 3 replicates, respectively. Those treatments were A (100% chicken manure); B (50% chicken manure, 35% tofu waste and 15% tapioca); C (50% chicken manure, 25% tofu waste and 25% tapioca); and D (50% chicken manure, 15% tofu waste and 35% tapioca). Chicken manure, tofu waste and tapioca were placed in 12 container plastics with the same size of 50x13x10 cm (0,065m2 in area). The container was irrigated by circulation water system on discharge  0,35 L/min. The media was stocked by silk worm of 10 gram/container and than cultured during 52 days. The results showed that the addition of chicken manure, tofu waste and tapioca significant effect (P<0,01) on biomass production, population and nutrition content of silk worm (Tubifex sp.). The treatment B was the highest population value of 21.712,33±753,69 individual/0,065 m2. The highest biomass production and nutrition content in the treatment C of 70,65±3,49 gram/0,065 m2 and 54,49±1,19 %. Based on the results, it can be concluded that the addition of chicken manure, tofu waste and tapioca can to be increased the biomass production, population and nutrition content of silk worm.
PENGARUH KOMBINASI PEMBERIAN ENZIM PAPAIN PADA PAKAN BUATAN DAN PROBIOTIK PADA MEDIA PEMELIHARAAN TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN, PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum) Fatchurochman, Vava; Rachmawati, Diana; Hutabarat, Johannes
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.394 KB)

Abstract

Ikan bawal air tawar (C. macropomum) memiliki keunggulan yaitu: kebal penyakit, nafsu makan tinggi, pertumbuhannya cepat, ekonomis penting dan mudah dibudidayakan. Keberhasilan budidaya ikan bawal air tawar dipengaruhi oleh pakan dan kualitas air. Permasalahan pada pakan adalah efisiensi pemanfaatan pakan masih rendah sehingga berakibat pada biaya produksi pada pakan yang mencapai 60%. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan enzim eksogenus, seperti enzim papain. Enzim papain memiliki fungsi memecah polipeptida menjadi monopeptida, sehingga meningkatkan jumlah asam amino dan lebih mudah terserap oleh ikan yang meningkatkan percepatan pertumbuhan. Kualitas air yang buruk akan menyebabkan rendahnya kelulushidupan ikan. Hal tersebut dapat diatasi dengan probiotik. Probiotik dapat mendekomposisi bahan organik atau material beracun dalam air sehingga kualitas air akan menjadi lebih baik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui interaksi dan perlakuan terbaik kombinasi pemberian enzim papain pada pakan buatan dengan probiotik pada media pemeliharaan terhadap efisiensi pemanfaatan pakan, pertumbuhan dan kelulushidupan ikan bawal air tawar (C. macropomum). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental RAL pola faktorial dengan dua faktor, faktor pertama berupa enzim papain yang terdiri dari tiga taraf perlakuan dan faktor kedua berupa probiotik yang terdiri atas dua taraf perlakuan dan masing-masing diulang sebanyak tiga kali (ordo 3x2x3). Hewan uji berupa benih ikan bawal air tawar (C. macropomum) (bobot rerata 2,45±0,08 g/ekor) dengan kepadatan 1 ekor/L yang dipelihara selama 42 hari. Perlakuan yang digunakan adalah Perlakuan A1B1 (Pakan uji 0,25 g/kg papain dan 1 mL/L probiotik), Perlakuan A1B2 (Pakan uji 0,25 g/kg papain dan 2 mL/L probiotik), Perlakuan A2B1 (Pakan uji 0,50 g/kg papain dan 1 mL/L probiotik), Perlakuan A2B2 (Pakan uji 0,50 g/kg papain dan 2 mL/L probiotik), Perlakuan A3B1 (Pakan uji 0,75 g/kg papain dan 1 mL/L probiotik) dan Perlakuan A3B2 (Pakan uji 0,75 g/kg papain dan 2 mL/L probiotik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis nilai terbaik adalah perlakuan A3B1 yang mampu menghasilkan nilai sebesar 82,15 % (EPP) dan 8,51%/hari (RGR). Kualitas air pada media pemeliharaan terdapat pada kisaran yang layak untuk pemeliharaan ikan uji. C. macropomum has the advantage of its high immunity, high appetite, rapid growth, economically important and easy to cultivate. The success of tambaqui cultivation is influenced by feed and water quality. The problems in fish feeding is its low feed efficiency ratio. which causes high production cost that reaches 60%. This problem could be overcome by utilizing an exogenous enzymes, such as papain enzyme. Papain enzyme has a function to breaking down polypeptides into monopeptides, thereby it increases the amount of amino acids and more easily absorbed by fish which can increase its growth acceleration. Poor quality water leads to low survival rate of fish, but that problem could be overcome by utilizing probiotics. Probiotics have an ability to decompose organic matter or toxic materials in water, so that it improve water quality. The purpose of this study was to know the interaction and to know rhe best dose of combination of papain enzyme in artificial feed with probiotics on culture media toward efficiency of feed utilization, growth and survival of C. macropomum. This study applied factorial experimental complterly randomize design with two factors, where the first factor was the enzyme papain which consists of three levels of treatment and the second factor was a probiotic consisting of two levels of treatment and each repeated three times (order 3x2x3). The Sampling fish that used in this study was fry C. macropomum (initial weight average 2,45±0,08 gr) with density 1 fish/L for 42 day culture. The treatments used are A1B1 treatment (feed diet 0.25 g/kg enzyme papain and 1 mL/L probiotics), treatment A1B2 (feed diet 0.25 g/kg enzyme papain and 2 mL/L probiotics), treatment A2B1 (feed diet 0.50 g/kg enzyme papain and 1 mL/L probiotics), treatment A2B2 (feed diet 0.50 g/kg enzyme papain and 2 mL/L probiotics), treatment A3B1 (feed diet 0.75 g/kg enzyme papain and 1 mL/L probiotics) and the treatment A3B2 (feed diet 0.75 g/kg enzyme papain and 2 mL/L probiotics). The combination best dose among the treatment was A3B1 (feed diet 0.75 g/kg enzyme papain and 1 mL/L probiotics) with EPP 82.15% and RGR 8.51% / day. Water quality in the maintenance media contained in the reasonable range for the maintenance of the test fish.
PENGARUH PENGKAYAAN BEKATUL DAN AMPAS TAHU DENGAN KOTORAN BURUNG PUYUH YANG DIFERMENTASI DENGAN EKSTRAK LIMBAH SAYUR TERHADAP BIOMASSA DAN KANDUNGAN NUTRISI CACING SUTERA (Tubifex sp.) Syahendra, Falstiyan; Hutabarat, Johannes; Herawati, Vivi Endar
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.932 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan kotoran burung puyuh pada campuran bekatul dan ampas tahu yang difermentasi menggunakan ekstrak limbah sayur terhadap pertumbuhan produksi biomassa dan kandungan nutrisi cacing sutera serta mengetahui dosis kotoran burung puyuh, bekatul dan ampas tahu yang memberikan hasil terbaik terhadap produksi cacing sutera. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan masing- masing 3 kali ulangan. Perlakuan A (tanpa kotoran burung puyuh), B (kotoran burung puyuh 25g/L), C (kotoran burung puyuh 50g/L) dan D (Kotoran burung puyuh 75g/L). Kotoran burung puyuh, bekatul dan ampas tahu dimasukkan kedalam 12 wadah plastik dengan ukuran 30x21x7 cm. Media tersebut ditebari cacing sebanyak 10 gram/wadah, dan dipelihara selama 40 hari. Data yang diamati meliputi pertumbuhan biomassa mutlak, populasi, kandungan nutrisi dan kualitas air.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengkayaan nutrisi dengan kotoran burung puyuh berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi biomassa, populasi dan kandungan nutrisi cacing sutera (Tubifex sp.). Perlakuan C 50 g/L kotoran burung puyuh, 100 g/L bekatul dan 50 g/L ampas tahu memberikan nilai biomassa, populasi dan kandungan protein tertinggi yaitu biomassa sebesar 151,98±0,46 g/0,044m2, populasi sebesar 40.070,21 ± 250,82 individu/0,044m2 dan kandungan protein sebesar 65,17±0,35%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan kotoran burung puyuh pada campuran bekatul dan ampas tahu dapat meningkatkan produksi biomassa, populasi dan kandungan nutrisi cacing sutera. Secara umum, kandungan ammonia, DO, suhu, dan pH selama penelitian berada pada kisaran yang layak untuk kehidupan cacing sutera. This research was aimed to determine the effect of the use of quail manure on a mixture of rice bran and tofu waste that fermented using waste vegetable extracts on the growth of biomass production and nutrient content of sludge worms and determined the dose of quail manure,rice bran and tofu waste that gives the best results to production of sludge worms. This research used the experimental method Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 3 repetitions each. Treatment A (without quail manure), B (quail manure 25g/L), C (quail manure 50g/L) and D (quail manure 75g/L). Quail manure, rice bran and tofu waste was added to 12 plastics containers with size 30x21x7 cm. The media is littered with sludge worms of 10 grams/container, and maintained for 40 days. The observed data covers absolute of biomass growth, population, nutrient and water quality. The results showed that the addition of quail manure highly significant (P <0.01) for the production of biomass, population and nutrition content of sludge worms (Tubifex sp.). C Treatment (quail manure 50g/L)  has the highest biomass, population and protein content value the biomass of 151.98±0.46 g/0.044m2, a population of 40070.21±250.82 individuals/0.044m2 and protein content of 65.17±0.35%. Based on the results of this research concluded that the addition of quail manure, rice bran and tofu waste can increase biomass production, population and nutrition content of sludge worms. In general, the content of ammonia, DO, temperature, and pH during the research are in the reasonable range for the life of the sludge worm.
PENGARUH PERIODE PEMUASAAN TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN, PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum) Subekti, Mulat; Hutabarat, Johannes; Hastuti, Sri
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.53 KB)

Abstract

Pada usaha budidaya ikan masalah yang sering muncul yakni pemberian pakan belum optimal, sehingga pakan yang dikonsumsi ikan kurang dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk pertumbuhan. Upaya yang banyak dilakukan saat ini dalam budidaya ikan adalah pengaturan teknik pemberian pakan agar pakan yang diberikan dimanfaatkan secara optimal untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Salah satu strategi pemberian pakan yang dapat dilakukan adalah dengan pemuasaan. Perlakuan pemuasaan yang dipelihara pada periode yang cukup atau satiation level, diharapkan terjadi pertumbuhan yang cepat setelah periode pemuasaan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menjelaskan pengaruh periode pemuasaan terhadap efisiensi pemanfaatan pakan, pertumbuhan dan kelulushidupan pada ikan bawal air tawar (C. macropomum). Ikan uji yang digunakan ikan bawal air tawar dengan bobot individu rata-rata 3,47±0,32 g/ekor. Pemberian pakan yaitu pada pukul 08.00, 12.00 dan 16.00 secara at satiation. Ikan uji dipelihara dengan padat tebar 1 ekor/l menggunakan wadah aquarium dengan lama pemeliharaan 30 hari. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan.  Perlakuan dalam penelitian ini adalah pemuasaan pakan.  Perlakuan tersebut adalah perlakuan A (tanpa dipuasakan), perlakuan B (dipuasakan 1 hari diberi pakan 1 hari),perlakuan C (dipuasakan 1 hari diberi pakan 2 hari) dan perlakuan D (dipuasakan 1 hari diberi pakan 3 hari). Data yang diamati meliputi tingkat konsumsi pakan (TKP), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), rasio efisiensi protein (PER), laju pertumbuhan relatif (RGR), pertumbuhan panjang mutlak, kelulushidupan (SR) dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemuasaan memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap TKP, EPP, PER, RGR dan pertumbuhan panjang mutlak  dan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap survival rate. Perlakuan A menghasilkan nilai TKP 135,23±0,87, Perlakuan B menghasilkan EPP sebesar 92,89±1,23%, PER sebesar 2,49±0,03%  dan perlakuan D menghasilkan nilai RGR sebesar 7,21±0,10%/hari, dan pertumbuhan panjang mutlak sebesar 2,79±0,08 cm. Kualitas air pada media pemeliharaan masih pada kisaran yang layak untuk pemeliharaan ikan uji.  Kesimpulan yang diperoleh yaitu nilai tertinggi diperoleh pada perlakuan A untuk TKP, Perlakuan B untuk variabel EPP dan PER, perlakuan D untuk variabel RGR dan panjang mutlak. During cultured period, problems emerge was unoptimal feeding states,until that the  consumedfeed it less be utilizied by the fish effectively and efficiently for growth. The efforts are much done today in the fish culturing was repair technique of feeding so that the feed given can be utilized optimally for growth and survival. Techniques improper feeding will increase was the production cost of the fish. One of the solution for this problem was by starvation on feed. Starvation treatment are maintained on a sufficient period or satiation level, so expect a rapid growth after a period of starvation. The aim of this study was to determine the effect of fasting on the efficiency of feed utilization, growth and and survival rate of Red Belly Fish (C. macropomum). The trial fish was nile tilapia with the average body weight was 3,47±0,32g/fish. The feeding frequency was twice a day, that was on  08.00 am and 16.00 Pm,  by applying at satiation method.  The fish was cultured in an aquarium with stocking density of 1 fish/l for 30 days.  This research was used an experimental method of completely randomize design for 4 treatments and 3 replicates. The treatments used starvation fed. The treatments  werefish feeded (A), starving intermitten feeding (B), fish subjected one day starvation and two days refeeding (C), fish subjected one day starvation and three days refeeding (D),The measured data included the feed consumption rate, feed efficiency (FE), protein efficiency ratio (PER), relative growth rate (RGR), survival rate (SR), and water quality.   Data showed that the effects of starving feed resulted on significantly effect (P<0,05) on the feed consumption rate, FE, PER, RGR and absolute length growth.  but didn’t for the SR.  Treatment A produced the value for feed consumption rate was 135,23±0,87g, treatment B produced the value for FE was 92,89±1,23%, and PER was 2,49±0,03%/day, treatment D produced the value for RGR was 7,21±0,10%/day and absolute length growthwas 2,79±0,08 cm.Water quality parameters during the rearing period were suitable for the trial fish.  It concluded that treatment A resulted wa highest value for feed consumption rate, treatment B resulted the highest value for variables FE and PER, , treatment D resulted the highest value for variables RGR and absolute length growth, except for survival rate.
PENGARUH KOMBINASI PENAMBAHAN EKSTRAK NANAS PADA PAKAN BUATAN DAN PROBIOTIK PADA MEDIA PEMELIHARAAN TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN, PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum) Pratama, Arsy Latif; Rachmawati, Diana; Hutabarat, Johannes
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.838 KB)

Abstract

Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Upaya peningkatan produksi ikan bawal air tawar akan meningkatkan kebutuhan pakan, sedangkan biaya pakan mencapai 60% dari total biaya produksi. Untuk meningkatkan efisiensi pakan diperlukan enzim eksogenus yang dapat memecah protein sehingga mudah diserap tubuh, seperti enzim bromelin yang terdapat pada ekstrak nanas. Penggunaan pakan yang tinggi akan berakibat pada menurunnya kualitas media pemeliharaan. Hal tersebut dapat diatasi dengan probiotik yang dapat mendekomposisi bahan organik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui interaksi dan perlakuan terbaik kombinasi penambahan ekstrak nanas pada pakan buatan dengan probiotik pada media pemeliharaan terhadap efisiensi pemanfaatan pakan, pertumbuhan dan kelulushidupan ikan bawal air tawar. Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan bawal air tawar dengan bobot rata-rata 1,97±0,12 gr. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental RAL pola faktorial dengan dua faktor, faktor pertama berupa ekstrak nanas (A) yang terdiri dari tiga taraf perlakuan (A1, A2 dan A3) dan faktor kedua berupa probiotik (B) yang terdiri atas dua taraf perlakuan (B1 dan B2) dan masing-masing diulang sebanyak tiga kali (ordo 3x2x3). Perlakuan yang digunakan adalah A1B1 (Pakan uji 0,75% ekstrak nanas dan 1 mL/L probiotik), A1B2 (Pakan uji 0,75% ekstrak nanas dan 1,5 mL/L probiotik), A2B1 (Pakan uji 1,5% ekstrak nanas dan 1 mL/L probiotik), A2B2 (Pakan uji 1,5% ekstrak nanas dan 1,5 mL/L probiotik), A3B1 (Pakan uji 2,25% ekstrak nanas dan 1 mL/L probiotik) dan A3B2 (Pakan uji 2,25% ekstrak nanas dan 1,5 mL/L probiotik). Hasil penelitian menunjukan adanya interaksi antara ekstrak nanas dengan probiotik terhadap EPP dan RGR. Dosis yang menghasilkan nilai tertinggi diperoleh perlakuan A3B1 (Pakan uji 2,25% ekstrak nanas dan 1 mL/L probiotik) menghasilkan nilai EPP sebesar 77,31 %, RGR sebesar 11,20 %/hari. Kualitas air pada media pemeliharaan terdapat pada kisaran yang layak untuk pemeliharaan ikan uji. Tambaqui fish (Colossoma macropomum) has potential to develop. Efforts to improve tambaqui fish production will increase the needs of feeds, meanwhile the feed cost reaching 60% of total production cost. To increase feeds eficiency is needed an exogenus enzyme such as bromelain enzyme from pineapple extract. The usage of feeds in intensive culture will cause the decrease in culture media quality. It can be overcome with probiotics that can decompose organic matters. The purpose of this research was to know the best combination of interaction and treatment of pineapple extract in artificial feed with probiotic on maintenance media to efficiency of feed utilization, growth and survival rate of Tambaqui fish. The Sampling fish that used in this study was tambaqui fish with weight average 2,45±0,08 gr. This study applied factorial experimental complterly randomize design with two factors, where the first factor was the pineapple extract (A) which consists of three levels of treatment (A1, A2 and A3) and the second factor was a probiotic (B) consisting of two levels of treatment (B1 and B2) and each repeated three times (order 3x2x3). The treatments used are A1B1 (feed diet 0,75% pineapple extract  and 1 mL/L probiotics), A1B2 (feed diet 0,75 % pineapple extract and 1,5 mL/L probiotics), A2B1 (feed diet 1,5 %  pineapple extract  and 1 mL/L probiotics), A2B2 (feed diet 1,5 %  pineapple extract  and 1,5 mL/L probiotics), A3B1 (feed diet 2,25 %  pineapple extract  and 1 mL/L probiotics) and A3B2 (feed diet 2,25 %  pineapple extract  and 1,5 mL/L probiotics). This study showed an interaction between pineapple extract and probiotic on EPP and RGR. The combination best dose among the treatment was A3B1 (feed diet 2,25 %  pineapple extract  and 1 mL/L probiotics) with EPP 77,31 % and RGR 11,20 %/day. Water quality in the maintenance media contained in the reasonable range for the maintenance of the test fish.
PENGARUH PENAMBAHAN KOTORAN AYAM, AMPAS TAHU DAN SILASE IKAN RUCAH DALAM MEDIA KULTUR TERHADAP BIOMASSA, POPULASI DAN KANDUNGAN NUTRISI CACING SUTERA (Tubifex sp.) Nurfitriani, Lela; Suminto, -; Hutabarat, Johannes
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.175 KB)

Abstract

   Pemanfaatan kotoran ayam, ampas tahu dan silase ikan rucah untuk penambahan media kultur cacing sutera diharapkan dapat meningkatkan biomassa, populasi dan kandungan nutrisi cacing sutera (Tubifex sp.). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan kotoran ayam, ampas tahu dan silase ikan rucah dalam media kultur terhadap biomassa, populasi dan kandungan nutrisi cacing sutera. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan masing-masing 3 kali ulangan. Perlakuan tersebut adalah penambahan 100% Kotoran Ayam (A); 50 % kotoran ayam, 35% ampas tahu dan 15% silase ikan rucah (B); 50% kotoran ayam, 25% ampas tahu dan 25% silase ikan rucah (C); 50% kotoran ayam, 15% ampas tahu dan 35% silase ikan rucah (D). Penentuan dosis perlakuan yang digunakan mengacu pada penelitian pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya. Kotoran ayam, ampas tahu dan silase ikan rucah dimasukkan ke dalam 12 wadah dengan ukuran 50x13x10 cm (luas 0,065 m2). Wadah dialiri air mengalir dengan sistem sistem sirkulasi dengan debit 0,35 L/menit dan ditebari cacing 10 g/wadah, selanjutnya cacing dipelihara selama 52 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan B memberikan hasil terbaik dengan biomassa tertinggi 57,93±1,59 g/wadah, populasi 13.995±374,8 individu/wadah dan kandungan protein 59,75±0,001%. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa penambahan kotoran ayam, ampas tahu, dan silase ikan rucah dalam media kultur berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap biomassa, populasi dan kandungan nutrisi cacing sutera. The utilization of chicken manure, tofu waste and trace fish for additional culture medium that supposed to be increase the biomass, population and nutrition content of Silk worm (Tubifex sp.). The purpose of this research was to examine the effect of the addition of chicken manure, tofu waste, and silage trace fish in culture medium on biomass, population and nutrition content of Tubifex sp. This research was used Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 3 replicates, respectively. Those treatments were the addition 100% chicken manure (A); 50% chicken manure, 35% tofu waste and 15% silage trace fish (B); 50% chicken manure, 25% tofu waste and 25% silage trace fish (C); and 50% chicken manure, 15% tofu waste and 35% silage trace fish (D). This doses determination treatment used, were referred to previous preliminary research. Chicken manure, tofu waste, and silage trace fish were placed in 12 container with the size of 50x13x10 cm (0,065 m2 in the area). The container was irrigated with watering circulation system on discharge 0,35 L/minute and 10 g/container ofdensity, furthermore cultivan was cultivated during 52 days. The result showed that the treatment B was the best treatment with the highest biomass 57,93±1,59 g/container, population 13995±374,68 ind/container and protein content 59,75±0,001%. Base on the results, it was concluded that the addition of chicken manure, tofu waste and silage trace fish in cuture medium has a significant effect (P<0.01) on biomass, population and nutrition content of silk worm.
PENGARUH PENAMBAHAN KOTORAN AYAM, SILASE IKAN RUCAH DAN TEPUNG TAPIOKA DALAM MEDIA KULTUR TERHADAP BIOMASSA, POPULASI DAN KANDUNGAN NUTRISI CACING SUTERA (Tubifex sp.) Masrurotun, -; Suminto, -; Hutabarat, Johannes
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.082 KB)

Abstract

Cacing sutera adalah salah satu jenis pakan hidup yang disenangi karena mempunyai kandungan nutrisi yang baik untuk pertumbuhan larva ikan. Media hidup cacing sutera terdiri dari lumpur dan bahan organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan media kultur dengan fermentasi kotoran ayam, silase ikan rucah dan tepung tapioka terhadap biomassa, populasi dan kandungan nutrisi cacing sutera.  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari- Maret 2014 bertempat di BBI Siwarak, Ungaran. Materi yang digunakan adalah cacing sutera berukuran 1,0-1,3. Jumlah cacing yang ditebar 10 gram untuk luasan 0,065 m2 dan debit air 0,35 l/menit. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan A (kotoran ayam 100%), B (kotoran ayam 50%, silase ikan rucah 45%, dan tepung tapioka 5%), C (kotoran ayam 50%, silase ikan rucah 40%, dan tepung tapioka 10%), dan D (kotoran ayam 50%, silase ikan rucah 35%, dan tepung tapioka 15%).Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan pupuk kotoran ayam, silase ikan rucah dan tepung tapioka memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap biomassa, populasi, dan nutrisi cacing sutera. Nilai biomassa, populasi, nutrisi tertinggi terdapat pada perlakuan D sebesar 79,42 grm/0,065 m2, 29.808,67 ind/0,065 m2 dan 44,33%. Berdasarkan hasil, dapat disimpulkan bahwa kombinasi kotoran ayam, ikan silase dan tepung tapioka dapat meningkatkan produksi biomassa, populasi dan nutrisi dari cacing sutra (Tubifex sp.). Tubifex sp. is one of the type of natural food organisms that can be cultured in mud or organic materials. Tubifex sp has good nutrition for growth of fish larvae. The purpose of this research are to observe the various effect  of the addition in culture medium with different combination of chicken manure, fish silage, tapioca flour on to biomassa, population and silk worm nutrition content. The research conducted during Januari - Maret 2014 in BBI Siwarak Ungaran. The silk worm density used was 10 grm/0,065m2 with length 1,0-1,3±0,0 and water debit 0,35 L/menit. The research used Completely Randomized Design (CDR) with of 4 treatments and 3 replications. Those treatments were A (100% chicken manure); B (50% chicken manure, 45% silage fish and 5% tapioca); C (50% chicken manure, 40% silage fish, and 10% tapioca); and D (50% chicken manure, 35% silage fish, and 15% tapioca).The results showed that the addition of culture medium of Chicken manure, Silage  fish and Tapioca flour have significanly effect (p<0,05) on the biomass, population and nutrition of protein content in the silk worm. Were the biomassa, population, and protein content of Tubifex sp. were attained value of 79,42 grm/0,065 m2 , 29.808,67 individual/0.065 m2, and 44,33 %, respectively. Based on the results, it can be concluded that combination of chicken manure, silage fish and tapioca can increased the biomass production, population and nutrition content of silk worm.
THE EFFECT OF ADDITION OF INDIAN COPPERLEAF FLOUR AND TAOGE FLOUR COMBINATION IN ARTIFICIAL FEED ON FEED UTILIZATION EFFICIENCY AND GROWTH OF TILAPIA (OREOCHROMIS NILOTICUS) Hernowo, Ilham Agung; Pinandoyo, Pinandoyo; Hutabarat, Johannes; Herawati, Vivi Endar
Aquacultura Indonesiana Vol 21, No 1 (2020)
Publisher : Indonesian Aquaculture Society (MAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.539 KB) | DOI: 10.21534/ai.v21i1.168

Abstract

Tilapia is a superior freshwater commodity in Indonesia. The problem with tilapia farmers is the high price of commercial feed because raw materials are still imported. Alternative materials are needed to reduce the cost of feed. One of the treatments is by substituting local raw materials that can stimulate the growth of tilapia, namely by substituting a combination of earrings spinach flour and bean sprouts in the artificial feed that is useful to spur the growth of cultivated tilapia. This study aims to determine the best dose substitution and effect of earrings spinach flour and waste sprouts flour on artificial feed to the efficiency of feed utilization and growth of tilapia fish (Oreochromis niloticus). The method used is an experimental method with a Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 3 repetitions. Test fish used was tilapia with an average weight of 3.37 ± 0.16 grams which were kept in a bucket of 15 L. water. The combination of earrings amaranth flour and bean sprouts flour used was in the ratio of 0%: 0% (A), 100 %: 0% (B), 50%: 50% (C) and 0%: 100% (D). Observation variables included the efficiency of feed utilization, growth, life pass, and water quality. The best results of this study were 50%: 50% (C) with, RGR, EPP, FCR, PER, TKP and Survival, respectively, 76.60 ± 3.07% / day, 76.60 ± 3 , 07%, 1.31 ± 0.05, 2.25 ± 0.04% 91.37 ± 1.45 grams and 86.67 ± 6.67a%. Water quality results in maintenance in the optimal range.
Maggot Meal (Hermetia illucens) Substitution on Fish Meal as Source of Animal Protein to Growth, Feed Utilization Efficiency, and Survival Rate of Milkfish (Chanos chanos) Herawati, Vivi Endar; Pinandoyo, Pinandoyo; Windarto, Seto; Hariyadi, Putut; Hutabarat, Johannes; Darmanto, YS; Rismaningsih, Nurmanita; Prayitno, Slamet Budi; Radjasa, Ocky Karna
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 27 No. 2 (2020): April 2020
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.862 KB) | DOI: 10.4308/hjb.27.2.154

Abstract

High protein content in maggot is one of the advantages for increasing fish growth through artificial feed. This study aimed to find the best optimization and feed formulation for fish meal substitution with maggot meal on growth, feed utilization efficiency, and survival rate of milkfish (C. chanos). Milkfish (C. chanos) with an average weight of 0.62±0.01 gram/fish was used as test fish. Feeding is carried out at 07.00 a.m., 12.00 p.m., and 17:00 p.m. through fixed feeding rate method. The tested fish was kept for 42 days with a stocking density of 1 fish/l. The experimental design used was a completely randomized design with five treatments and three replications. The treatments which had been done were fish meal substitution with maggot meal as follows: A (0%), B (25%), C (50%), D (75%), and E (100%). The research parameters included total feed consumption (TFC), feed utilization efficiency (FUE), protein efficiency ratio (PER), relative growth rate (RGR), survival rate (SR), and water quality. The results showed that the fish meal substitution with maggot meal had a significant effect (p<0.05) on FUE, PER, RGR and had no significant effect (p>0.05) on TFC and SR. The best treatment of each treatment is in treatment C with a composition of 50% maggot meal substitution on fish meal which resulted in a TFC value of 40.17±4.58, FUE of 27.51±0.77, PER of 0.83±0.03%, and RGR of 2.34±0.10.
Co-Authors - Masrurotun . Sarjito Abidin Nur II Andi Sagita Anindya Wirasatriya Arumning T. Fauziah Ayu Istiana Fiat Ayudya Wisma Hapsari Aziz Nur Bambang Bambang Argo Wibowo Bella Manik Hapsari Bob Suroso Budi Prayitno Cici Ulviyadipura Denny Nugroho Sugianto Diana Chilmawati Diana Chilmawati Diana Rachmawati Diana Rachmawati Dicky Harwanto Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahyo Dewi Elsyaday Widhi Cahyono, Elsyaday Widhi Endang Arini Endra Catur Pamungkas Ertris Bergas Taqwdasbriliani Ervia Yudiati Fadityas Desi Aniputri Falstiyan Syahendra, Falstiyan Fatchurochman, Vava Fhibia Jati Fitria Aditama Fritta Wijayanti Hadi Pranggono Haeruddin Haeruddin Hariyadi Hariyadi Hariyadi, Putut Herawati Vivi Endar Hernowo, Ilham Agung Hidayati, Jelita Rahma Ika Nurul Asriyanti Istiyanto Samidjan Istiyanto Samidjan Ita Widowati Kunarso Kunarso Lela Nurfitriani Manullang, Corry Yanti Manullang, Corry Yanti Marlia Ulfa Puspitasari Mostafa Imhmed Ighwerb Muhammad Faiq Marwa Noercholis Muhammad Latif Usman Niken Dwi Prasetyarini Norma Afiati Nurmanita Rismaningsih Ocky Karna Radjasa Ocky Karnaradjasa Parichat Wetchayount Pinandoyo Pinandoyo Pinandoyo Pinandoyo Pramana, I Nengah Gunaya Pratama, Arsy Latif Putut Har Riyadi Ratna Widiastuti Ratri, Kartika Sulistyaning Retno Hartati Rismaningsih, Nurmanita Ristiawan Agung Nugroho Ristiawan Agung Nugroho Rudhi Pribadi Seto Windarto slamet budi prayitno Slamet Budi Prayitno Solly Aryza Sri Rejeki Sriwati Sriwati Subandiyono Subandiyono Subekti, Mulat Suminto Suminto Suminto Suminto Suminto Suminto Supono . Susana E. Ratnawati Susanna Endah Ratnawati Sutrisno Anggoro Tita Elfitasari Titik Susilowati Tri W. Agustini Tri Winarni Agustini Tri Winarni Agustini Trisnani Dwi Hapsari Tristiana Yunarti Vivi Endar VIVI ENDAR HERAWATI Vivi Endar Herawati Widianingsih Widianingsih Widodo S. Pranowo Widyawati Nurul Fajri Windarto, Seto YS Darmanto