Claim Missing Document
Check
Articles

STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS JEMBER Oktavianingtyas, Ervin
KadikmA Vol 4, No 2: Agustus 2013
Publisher : KadikmA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.806 KB)

Abstract

Abstract.The purpose of this research to determine the factors affecting student achievement and the most dominant factor, especially in Mathematics Education Program of FKIP in Jember University. The populations of this research were all students of class 2005, 2006, and 2007 at Mathematics Education Program in Jember University that were 318 students, 178students as samples. This research used two variables: the independent variable (intrinsic motivation, extrinsic motivation, methods of learning, teaching methods,use of leisure time, physical learning environment, family economic circumstances, and physical factors) and the dependent variable (student achievement). The collecting technique data used were questionnaires and documentary. Based on logistic regression analysis obtained extrinsic factors, physical learning environment, family economic circumstances, and physical factors having significant influences and the most dominant factor was physical learning environment variables, where as intrinsic motivation factors, learning method, teaching methods, and theuse of leisure time weren’t significantin determining student achievement. Key Words: students achievement
Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Interaktif Online Classflow Berbantuan Software Geogebra pada Materi Integral Luas Daerah Mimbadri, Yuris; Suharto, Suharto; Oktavianingtyas, Ervin
MAJAMATH: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 2 No 2 (2019): Vol.2 No.2 September 2019
Publisher : Prodi Pendidikan matematika Universitas Islam Majapahit (UNIM), Mojokerto, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.036 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses dan hasil pengembangan media pembelajaran untuk peserta didik SMA Kelas XI materi integral luas daerah berbantuan software GeoGebra. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dan menggunakan model Thiagarajan. Uji coba dilakukan pada 31 peserta didik kelas XI di SMAN 1 Jember. Hasil penelitian ini menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,91 dengan kategori valid ditafsirkan â??sangat tinggiâ? dengan menggunakan uji validitas, uji kepraktisan menunjukkan persentase sebesar 92,64% yang berarti kategori â??sangat baikâ? dengan penggunaan angket respon peserta didik, dan tes efektif menunjukkan hasil 80,65% atau 25 dari 31 peserta didik mendapatkan nilai diatas KKM dengan kategori â??Baikâ?. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran matematika interaktif online ClassFlow berbantuan software GeoGebra pada materi integral luas daerah memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif dan dapat untuk digunakan dalam pembelajaran matematika.        
Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Soal Jumping Task ditinjau dari Gaya Kognitif Hobri, Hobri; Tussolikha, Dianita; Oktavianingtyas, Ervin
Jurnal Elemen Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Elemen
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The provision of jumping tasks (JT) is an effort to improve students' problem-solving abilities. Descriptive qualitative research was conducted to describe and analyze students' ability to solve mathematical problems, both in the field-dependent cognitive style (FD) and independent field (FI). JT is a high-level question, C4-C6, in Bloom's taxonomy on the Three Variable Linear Equation System topic. The subjects in this study were students of class X MIPA 1 of SMA Negeri 4 Jember with 30 students consisting of 5 FD students and 25 FI students. The data collection method uses tests (JT questions) and interviews. The results showed the differences in FD and FI subjects' ability in the stages of carrying out the plan of completion and re-checking, i.e., the FI subject had better solving ability than the FD subject in the stage of planning the completion and re-checking. In contrast, at the other Polya stages, there were no differences.
Students' Critical Thinking Process in Solving Jumping Task According to Gregorc's Thinking Style Hobri Hobri; Samsul Arifin; Randi Pratama Murtikusuma; Ervin Oktavianingtyas; Inge Wiliandani Setya Putri
Didaktik Matematika Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Didaktik Matematika
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.048 KB) | DOI: 10.24815/jdm.v8i1.19776

Abstract

Indonesian students are lacking in critical thinking skills, however, studies analyzing critical thinking processes and their relation to thinking styles are limited. This study aimed to describe students’ critical thinking processes in solving jumping task problems according to Gregorc's thinking style. The subjects of this present qualitative research were eight Year 7 students. The instruments included a thinking style questionnaire, tests, and interview guidelines. The results showed that concrete sequential subjects tended to write the completion stages sequentially and analyzed them well. Abstract sequential subjects were inclined to solve the problems based on the known concepts without completing the work. Concrete random subjects tended to write information in their own way without completing their work. Meanwhile, abstract random subjects were inclined to write incomplete information and did not complete their work. Generally, based on the IDEALS model, the two sequential subjects were similar in the identity, define, and enumerate steps, while the two random subjects only had similarities in the identity step. This study results imply that jumping tasks can be used as an alternative in developing students’ critical thinking skills.
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR REFLEKTIF SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL BERDASARKAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN Didik Sugeng Pambudi; Ananda Dwi Iskarina; Ervin Oktavianingtyas; Susanto Susanto; Hobri Hobri
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (780.489 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v10i3.4063

Abstract

AbstrakBerpikir reflektif yang terdiri dari tahapan reacting, elaborating/comparing, dan contemplating merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam  aktivitas siswa memecahkan masalah matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir reflektif siswa SMP dalam menyelesaikan masalah aritmetika sosial berdasarkan jenis kelamin. Penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif ini melibatkan siswa kelas IXF di satu SMP Negeri di Banyuwangi. Pengumpulan data menggunakan metode tes  dan  wawancara. Tes tertulis berisi materi aritmetika sosial diberikan kepada 31 siswa kelas IXF. Kemudian berdasarkan hasil tahapan contemplating, maka dipilih 4 siswa terdiri dari 2 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan untuk dilakukan wawancara. Triangulasi metode digunakan untuk memperoleh data yang valid, yaitu membandingkan antara hasil tes tertulis dengan wawancara. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa persamaan dan perbedaan antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan dalam berfikir reflektif saat memecahkan masalah aritmetika sosial. Pada fase reacting, siswa laki-laki dan siswa perempuan sama baiknya dalam menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal menggunakan kata-kata dari soal atau menggunakan bahasa sendiri. Pada tahap elaborating/comparing, siswa perempuan menunjukkan kemampuan lebih baik dari siswa laki-laki dalam menghubungkan apa yang diketahui dengan apa yang ditanya, menyebutkan kecukupan informasi untuk menjawab soal,  menghubungkan masalah yang ditanyakan dengan masalah yang pernah diterima sebelumnya, menyusun rencana penyelesaian masalah berdasarkan pengalaman yang telah dimiliki serta menyelesaikan permasalahan menggunakan strategi yang telah disusun. Pada tahap contemplating, siswa laki-laki lebih baik pencapaiannya daripada siswa perempuan dalam menemukan kesalahan pada penetapan jawaban, menjelaskan letak kesalahan, memperbaiki kesalahan, dan membuat kesimpulan dengan benar. Secara keseluruhan, siswa perempuan memiliki kemampuan berfikir reflektif lebih baik daripada siswa laki-laki. Berdasarkan hasil ini, maka disarankan kepada guru matematika hendaknya selalu melatih siswa mengembangkan kemampuan berfikir reflektif dalam aktivitas memecahkan masalah matematika di sekolah. Selanjutnya siswa dilatih untuk mempresentasikan bagaimana melakukan semua tahapan berfikir reflektif tersebut, sehingga semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan memiliki kemampuan berfikir reflektif  sangat baik untuk memecahkan masalah matematika. Kata kunci:    Aritmetika Sosial; Berpikir Reflektif; Jenis Kelamin; Memecahkan Masalah Matematika. Abstract Reflective thinking which consists of the stages of reacting, elaborating/comparing, and contemplating is one of the factors that play an important role in students' activities in solving mathematical problems. This study aims to describe the reflective thinking ability of junior high school students in solving social arithmetic problems based on gender. This study uses a qualitative descriptive study on students of class IXF at a SMP Negeri at Banyuwangi. Data collection using test and interview methods. A written test containing material on social arithmetic was given to 31 students of class IXF. Then based on the results of the contemplating stage, 4 students were selected consisting of 2 male students and 2 female students to participate in the interview. Triangulation method is used to obtain valid data, namely comparing the results of written tests with interviews. The data were analyzed descriptively. The results showed that there were some similarities and differences between male students and female students in reflective thinking when solving social arithmetic problems. In the reacting phase, male students and female students were equally good at writing down what was known and what was asked in the question using words from the questions or using their own language. At the elaborating/comparing stage, female students showed better abilities than male students in connecting what was known to what was asked, mentioning the adequacy of information to answer questions, connecting the problems asked to problems that had been received before, compiling a problem-solving plan based on experience and solve problems using the strategies that have been prepared. At the contemplating stage, male students had better achievements than female students in finding errors in determining answers, explaining where errors were, correcting errors, and making correct conclusions. Overall, female students have better reflective thinking skills than male students. Based on these results, it is suggested that mathematics teachers should always train students to develop reflective thinking skills in mathematical problem solving activities at school. Furthermore, students are trained to present how to do all the stages of reflective thinking, so that all students, both male and female, have excellent reflective thinking skills to solve mathematical problems.Keywords: Gender; Reflective Thinking; Social Arithmetic; Solving Math Problems.
LEVEL LITERASI MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN CHANGE AND RELATIONSHIP DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT DAN FIELD INDEPENDENT Devi Anggraeni Pratiwi; Dinawati Trapsilasiwi; Ervin Oktavianingtyas
Saintifika Vol 22 No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/saintifika.v22i1.15949

Abstract

Berdasarkan hasil PISA, rata-rata skor literasi matematika siswa Indonesia masih rendah yaitu 386 dari 500 skor rata-rata keseluruhan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan literasi matematika siswa field dependent (FD) dan siswa field independent (FI) dalam menyelesaikan soal PISA konten Change And Relationship ditinjau dari ketercapaian level literasi matematikanya. Soal PISA konten Change and Relationship berkaitan dengan materi kurikulum yaitu fungsi dan aljabar. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA 6 SMA Negeri 1 Jember dengan 29 siswa yang terdiri dari 6 siswa field dependent (FD) dan 23 siswa field independent (FI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa level literasi matematika siswa field dependent berada pada level 2 (66,67% atau sebanyak 4 siswa) dan level 5 (33,33% atau sebanyak 2 siswa) serta level literasi matematika siswa field independent berada pada level 2 (13% atau sebanyak 3 siswa), level 5 (69,56% atau sebanyak 16 siswa) dan level 6 (17,4% atau sebanyak 4 siswa).
Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Soal Jumping Task ditinjau dari Gaya Kognitif Hobri Hobri; Dianita Tussolikha; Ervin Oktavianingtyas
Jurnal Elemen Vol 6, No 2 (2020): July
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/jel.v6i2.1987

Abstract

The provision of jumping tasks (JT) is an effort to improve students' problem-solving abilities. Descriptive qualitative research was conducted to describe and analyze students' ability to solve mathematical problems, both in the field-dependent cognitive style (FD) and independent field (FI). JT is a high-level question, C4-C6, in Bloom's taxonomy on the Three Variable Linear Equation System topic. The subjects in this study were students of class X MIPA 1 of SMA Negeri 4 Jember with 30 students consisting of 5 FD students and 25 FI students. The data collection method uses tests (JT questions) and interviews. The results showed the differences in FD and FI subjects' ability in the stages of carrying out the plan of completion and re-checking, i.e., the FI subject had better solving ability than the FD subject in the stage of planning the completion and re-checking. In contrast, at the other Polya stages, there were no differences.
Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Interaktif Online Classflow Berbantuan Software Geogebra pada Materi Integral Luas Daerah Yuris Mimbadri; Suharto Suharto; Ervin Oktavianingtyas
MAJAMATH: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 2 No. 2 (2019): Vol.2 No.2 September 2019
Publisher : Prodi Pendidikan matematika Universitas Islam Majapahit (UNIM), Mojokerto, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses dan hasil pengembangan media pembelajaran untuk peserta didik SMA Kelas XI materi integral luas daerah berbantuan software GeoGebra. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dan menggunakan model Thiagarajan. Uji coba dilakukan pada 31 peserta didik kelas XI di SMAN 1 Jember. Hasil penelitian ini menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,91 dengan kategori valid ditafsirkan “sangat tinggi” dengan menggunakan uji validitas, uji kepraktisan menunjukkan persentase sebesar 92,64% yang berarti kategori “sangat baik” dengan penggunaan angket respon peserta didik, dan tes efektif menunjukkan hasil 80,65% atau 25 dari 31 peserta didik mendapatkan nilai diatas KKM dengan kategori “Baik”. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran matematika interaktif online ClassFlow berbantuan software GeoGebra pada materi integral luas daerah memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif dan dapat untuk digunakan dalam pembelajaran matematika.
Higher Order Thinking Skills (HOTS) dalam Buku Siswa dan LKS Matematika SMP Berbasis Kebudayaan Masyarakat Pendalungan Ervin Oktavianingtyas
Jurnal Pendidikan : Riset dan Konseptual Vol 6 No 1 (2022): Volume 6, Nomor 1, Januari 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.003 KB) | DOI: 10.28926/riset_konseptual.v6i1.473

Abstract

Buku sebagai bahan penyajian ilmu pengetahuan buah pikiran dari hasil analisis terhadap kurikulum di padukan dengan LKS sebagai alat panduan siswa melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah merupakan perpaduan apik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Buku Siswa dan LKS pembelajaran matematika yang berorientasi pada peningkatan keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS) siswa SMP dengan pendekatan kontekstual bertemakan kearifan lokal masyarakan Pendalungan pada materi matematika bidang analisis untuk kelas VII SMP. Model pengembangan yang digunakan adalah model 4-D, meliputi define, design, develop, dan disseminate dengan menggunakan instrumen lembar validasi dan angket.. Dari penelitian ini didapatkan buku siswa dan LKS matematika yang berbasis HOTS dengan pendekatan kontekstual bertema kearifan lokal masyarakat Pendalungan dengan tingkat kevalidan 3,4 dan efektifitas 97,27%.
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT (AQ) Ivent Astiantari; Didik Sugeng Pambudi; Ervin Oktavianingtyas; Dinawati Trapsilasiwi; Randi Pratama Murtikusuma
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (785.227 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v11i2.5073

Abstract

AbstrakKemampuan berpikir kritis dengan tahapan focus, reason, inference, situation, clarity, dan overview serta kemampuan daya juang (adversity quotient) memiliki peranan sangat penting dalam aktivitas memecahkan masalah matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah ditinjau dari adversity quotient (AQ). Penelitian deskriptif kualitatif ini dilakukan di sebuah SMP di Jember, Indonesia, pada bulan September 2021. Pengumpulan data menggunakan metode angket Adversity Response Profile (ARP), tes tertulis berpikir kritis, serta wawancara. Hasil pemberian angket ARP kepada 31 siswa kelas IXB, diketahui ada 10 siswa dengan tipe climber, 18 siswa dengan tipe camper, dan 3 siswa dengan tipe quitter. Dari tipe AQ tersebut dipilih enam siswa dengan 2 siswa tipe climber, 2 siswa tipe camper, dan 2 siswa tipe quitter untuk mengikuti tes tertulis dan wawancara. Triangulasi menggunakan triangulasi metode, yaitu mencari kesesuaian antara data dari hasil tes tertulis dengan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan tipe climber memenuhi seluruh kriteria berpikir kritis FRISCO, yaitu focus, reason, inference, situation, clarity, dan overview. Siswa dengan tipe climber mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan dengan tepat waktu dan mengecek kembali jawaban. Siswa dengan tipe camper dapat memenuhi 5 dari 6 kriteria berpikir kritis FRISCO, yaitu focus, reason, inference, situation dan clarity. Siswa dengan tipe camper mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan tepat waktu. Kekurangannya adalah siswa camper tidak melakukan overview, yaitu tidak mengecek kembali jawaban sesudah menyelesaikan masalah. Adapun siswa dengan tipe quitter hanya mampu memenuhi 2 dari 6 kriteria berpikir kritis FRISCO, yaitu mereka hanya mampu melakukan focus, dan clarity, serta kesulitan memahami permasalahan sehingga tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut. Dari hasil ini, maka guru perlu memberikan motivasi kepada siswa untuk mempunyai daya juang tinggi agar memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi dalam memecahkan masalah matematika.AbstractCritical thinking skills which include the stages of focus, reason, inference, situation, clarity, and overview as well as the ability to fight (adversity quotient) have a very important role in solving mathematical problems. This study aims to describe students' critical thinking skills in solving problems in terms of the adversity quotient (AQ). This descriptive qualitative research was conducted at a junior high school in Jember, Indonesia, in September 2021. The data was collected using the Adversity Response Profile (ARP) questionnaire, a written critical thinking test, and interviews. The results of giving ARP questionnaires to 31 students of class IXB, it is known that there are 10 students with the climber type, 18 students with the camper type, and 3 students with the quitter type. From the AQ type, six students were selected with 2 climber type students, 2 camper type students, and 2 quitter type students to take written tests and interviews. Triangulation uses the triangulation method, which is to find a match between the data from the results of the written test and the interview. The results showed that the climber type students met all of the FRISCO critical thinking criteria, namely focus, reason, inference, situation, clarity, and overview. Students with the climber type are able to solve the problems given in a timely manner and recheck the answers. Camper type students can fulfill 5 of 6 FRISCO critical thinking criteria, namely focus, reason, inference, situation and clarity. Camper type students are able to solve the problems given on time. The drawback is that camper students do not do an overview, that is, they do not re-check the answers after solving the problem. As for students with the quitter type, they are only able to meet 2 of the 6 criteria for FRISCO critical thinking, namely they are only able to focus and clarity, and have difficulty understanding problems so they cannot solve the problems. From these results, the teacher needs to motivate students to have a high adversity quotient in order to have high critical thinking skills in solving mathematical problems. Keywords: Adversity Quotient, Critical Thinking, Mathematical Problem Solving.
Co-Authors Abi Suwito Ananda Dwi Iskarina Angelica Ona Ernitasari Anggreini, Dinar Adi Anjani, Diva Setyo Aryanto, Eko Wahyu Asih, Hastin Atas D. Dafik Damayanti, Emiliya Devi Anggraeni Pratiwi Devi Anggraeni Pratiwi Dian Kurniati Dianita Tussolikha Didik Sugeng Pambudi Dinawati Trapsilasiwi Dinawati Trapsilasiwi Dinda Rizkina Enggita Rahmawati Erfan Yudianto Erfan Yudianto Fadlilah, Uun Fina Mifta Vebianti Hobri Iin Triana Agustiningtyas Indra Lesmana Inge Wiliandani Setya Putri Isnasari, Suci Isyam, Yufida Afkarina Nizar Ivent Astiantari Jatmiko, Dhanar Dwi Hary Juhria, Siti Jamilatus Kafifah, Anisa Karina Cindy Cahyadewi Lestari, Nurcholif Diah Sri Lina Anggraini Lioni Anka Monalisa, Lioni Anka Mahanurani, Idawati Maharani Hayuning Pangastuti Pribadi Mahmudah, Khoirotul Manohara, Nalayuswasti Yatna Meilysa Ajeng Kartika Putri Mika Wahyuning Utami, Mika Wahyuning Mimbadri, Yuris Muhamad Khoirul Anam NAJIB, MOCHAMMAD IDFANI WAHIB Nasrul, Alif Rahman Ni'mah, Anis Fitriatun Nur Indah Sofia Nurcholif Diah Sri Lestari pratiwi, devi anggraeni Putra Mahendratama Sasongko, Tito Putri, Inge Wiliandani Setya Putri, Meilysa Ajeng Kartika Rachmawati, Fitri Kurnia Rahmanti, Suci Amalina Rahmatillah, Siti Ramadhani, Amalia Febrianti Randi Pratama Murtikusuma Ra’is, Amin Rizky Maulidiyah, Rizky S Suharto S Sunardi S Susanto Saddam Hussen Samsul Arifin Sefina Vamelia Hanim Septiana, Sheila Wahyu Sinta Priciliya Sri Wahyuni Suharto Suharto Suharto Suharto Sunardi Sunardi Sunardi, Sunardi Susanto Susanto Susanto Susanto Susi Setiawani Syafitriyah, Dini Titik Sugiarti Topa, Siti Il Toto Bara Setiawan Trapsilasiswi, Dinawati Tri Utari Tussolikha, Dianita Ulfa Fauziah, Lizza Utomo, Via Okta Yudha Wardhani, Indah Figa WIHARDJO, EDY Wijayanti, Elsy Yunita, Nindya Wulan Yuris Mimbadri