Al Makin Al Makin
UIN Sunan Kalijaga

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

A Defender of an “Existence": Mullā Ṣadrā on Mumkin Al Makin Al Makin
Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies Vol 41, No 1 (2003)
Publisher : Al-Jami'ah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.2003.411.41-67

Abstract

Untuk memudahkan pembahasan tentang penggunaan filosofis (ontologis dan metafisik) terma "mumkin" dalam wacana Mullā Ṣadrian, dalam tulisan berikut ini akan disajikan penelusuran historisitas ide dimulai dari penggunaan konsep tersebut dalam struktur bahasa; terutama sekali adalah makna kata mumkin secara ontologis dan metafisik. Termasuk dalam pembahasan berikut adalah terma "mumkin" jauh sebelum terma tersebut dimasukkan dalam wacana Mullā Ṣadrā, seperti dalam karya-karya filosof Yunani: Aristoteles, Neoplatonisme dan filsafat Islam klasik. Historisitas ide mumkin dan konsekuensi konsepnya akan dipaparkan. Mumkin versi Mullā Ṣadrā sendiri akan dikupas terakhir setelah perbandingan-perbandingan dengan konsep mumkin yang mendahului Mullā Ṣudrā diungkap.
Menggali Sosiologi Agama versi Sapen: Refleksi Lokalitas Menjawab Pesan Globalisasi Al Makin Al Makin
Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama Vol. 16 No. 1 (2016)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/aplikasia.v16i1.1168

Abstract

Ilmu pengetahuan, demikian kritik post-modernisme atas modernisme, ternyata tidaklah selalu bisa dipegang sebagai sebuah produk atau cara melihat realitas dengan obyektif atau apa adanya. Ilmu pengatahuan dan obyektifitas dalam masa akhir modernitas menjadi bahan perbincangan dan banyak yang mempertanyakan apakah ilmu pengetahuan itu benar-benar obyektif sebagaimana yang diyakini banyak fihak. Dengan kata lain, obyektif itu belum tentu obyektif dalam arti yang sebenarnya. Ilmu dan pengetahuan yang dikembangkan manusia modern itu sangat terkait erat dengan ideologi yang menggalinya. Ilmu sangat dipengaruhi oleh konteks dimana ia di lahirkan. Kritik ala Foucaultian, yang tentu dimotori oleh Michael Foucault dan para penerusnya, terhadap berkembangnya pengetahuan modern adalah pada pengamatan jelinya bahwa kontrol kekuasaan terhadap pengetahuan selalu menyertai sejarah pengetahuan manusia.